BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

STUDI KOMPARATIF KEPUASAN KERJA PERAWAT PNS DAN NON PNS DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, masalah yang dirumuskan, tujuan serta manfaat penelitian dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Perawat harus bekerja sigap dan tanggap sehingga kondisi kerja seperti ini

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan tatanan pemberi jasa layanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawat memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan pada

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. disesuaikan dengan tujuan khusus pada penelitian. Berikut penjelasannya :

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan klinis. Menurut The Victorian Quality Council (2005),

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja perawat sangat di butuhkan bagi perawat agar meningkat kan pelayanan kesehatan. kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif, yang dihasilkan penilaian pekerjaan dari seseorang atau pengalaman kerja (Persefoni et al, 2010). Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007). Jadi perawat yang emosi positif dalam suatu pekerjaan menjadi lebih baik. Perawat yang tidak puas dalam berkerja memiliki perasaan negatif menimbulkan banyak permasalahan di rumah sakit. Banyak para ahli menjelaskan tentang teori kepuasan kerja. Teori Keseimbangan (Equity Theory) adalah bahwa dalam organisasi harus ada keseimbangan (Adam, 1963 dalam Mangkunegara, 2000). Teori perbedaan (Discrepancy Theory) menjelaskan bahwa kepuasan kerja perawat bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh perawat (Porter, 1961 dalam Yuli, 2005). Jadi demikian teori kepuasan kerja perawat adalah dalam organisasi perawat harus ada keseimbangan dan bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat oleh perawat. Oleh karena itu perawat harus bekerja sesuai dengan teori tersebut. Beberapa penelitian tentang kepuasan kerja perawat di Internasional dan Indonesia, antara lain Wang et al (2015) di Shanghai diketahui bahwa kepuasan kerja perawat rendah sebesar 60,8%. Kartika (2012) di Bekasi diketahui bahwa 1

2 kepuasan kerja perawat yang rendah sebanyak 70,96%. Muhammad (2009) di Medan bahwa kepuasan kerja perawat yang rendah sebanyak 41,4%. Hasil peneliti masih banyak perawat yang kurang puas dengan pekerjaannya. Ada beberapa faktor yang menentukan kepuasan kerja perawat di rumah sakit. Menurut teori faktor mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Menurut Weiss, et al (2007) Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) Ada 20 unsur yang dieksplorasi dan dinilai yaitu : kemampuan, prestasi kerja, aktivitas, pengembangan diri, peningkatan wewenang, sistem kebijakan organisasi, kompensasi, rekan kerja, kreativitas, otonomi, nilai normal, penghargaan, tanggung jawab, keamanan, pelayanan sosial, status sosial, supervisi karyawan, supervisi tekhnis, variasi kerja dan suasana kerja. Apa bila dua puluh unsur ini tidak tercapai keinginan perawat dalam bekerja akan menyebabkan ketidakpuasan perawat berdampak negatif di pelayanan di rumah sakit. Maka faktor ini menentukan perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu.. Motivasi kerja perawat sangat diperlukan oleh perawat dan memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu. Motivasi adalah keadaan internal sehingga menimbulkan keinginan atau tekanan untuk bertindak (Furnham, et al, 2009). Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja (Martoyo, 2000). Dengan demikian motivasi kerja perawat adalah keinginan perawat melakukan dalam sesuatu atau bekerja. Teori motivasi kerja perawat sangat lah penting dalam suatu mutu pekerjaan. Banyak para ahli menjalaskan tentang teori motivasi. Teori prestasi (achievement) yaitu : kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan hubungan sosial

3 dan dorongan untuk mengatur (Mc Clelland, 1961 dalam Thoha, 2012). Teori kebutuhan terdiri 5 yaitu fisiologi, keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri (Maslow, 1943 dalam Fahmi, 2014). Jadi motivasi kerja perawat kondisi yang mempengaruhi perawat untuk melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu kondisi pekerjaan harus dikelola dengan baik. Banyak masalah yang terjadi diseputar motivasi kerja perawat. Menurut peneliti Shahnaz et al (2014) di Pakistan diketahui tedapat 52,1% perawat dengan motivasi kerja rendah. Di Indonesia Budiawan (2015) melaporkan di Rumah Sakit Jiwa Bali terdapat 60% perawat dengan motivasi kerjanya rendah. Khasia (2013) di Sumatra Utara terdapat 19,7% perawat dengan motivasi kerja rendah. Jadi dari tiga peneltian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja perawat masih menjadi permasalahan dalam pelayanan keperawatan. Bila perawat motivasi yang baik tentu saja akan memepengaruhi kinerjanya. Kinerja perawat di rumah sakit ada dua aspek yaitu asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan. Menurut Potter (2009) kinerja perawat di rumah sakit adalah memberikan praktik asuhan keperawatan terbaik dan berkontribusi pada pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelaksanaan tugas perawat adalah memberikan asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Depkes, 2006). Sebaiknya kinerja perawat adalah melakukan asuhan keperawatan yang terbaik dan sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Oleh karena itu perawat harus memahami asuhan keperawatan. Perawat bekerja di ruang lingkup dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Menurut Carpenito (2007) Proses keperawatan adalah teknik pemecahan masalah yang meliputi: pengkajian, diagnosis,

4 perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil penelitian Agung (2009) di Jawa Tengah terdapat 58,9% pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan masih rendah. Pada dasarnya perawat harus melalui 5 tahap asuhan keperawatan dan perawat pelaksana dokumentasi asuhan keperawatan masih ada yang rendahnya pendokumentasian tersebut sangat erat kaitanya dengan motivasi kerja seorang perawat. Maka perawat dengan motivasi kerja yang baik akan meningkat asuhan keperawatan. Setiap perawat hendaknya mempunyai motivasi yang tinggi agar nantinya dapat menunjukkan kinerja yang baik. Motivasi sangat penting untuk dipahami karena melalui motivasi perawat terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan (Anoraga, 2006). Motivasi kerja menjadi faktor penting dan motor penggerak dalam menentukan tingkat prestasi kerja dan mutu pencapaian tujuan organisasi (Mayawi, 2009). Perawat dengan motivasi rendah berdampak besar mempengaruhi bagi asuhan keperawatan. Kinerja yang baik akan menimbulkan kepuasan baik bagi internal perawat maupun bagi organisasi dan konsumen. Menurut teori faktor mempengaruhi motivasi kerja perawat. Menurut teori two factor yaitu: faktor intrinsik adalah daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang dan faktor ekstrinsik adalah daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja (Herzberg, 1966 dalam Hasibuan, 2010). Jika ke dua faktor ini tidak sesuai dengan keinginan perawat, maka akan berdampak pada motivasi kerja perawat yang rendah. faktor ini menentukan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat di rumah sakit.

5 RSUD Raden Mattaher Jambi merupakan rumah umum milik Pemerintah Daerah Provinsi Jambi besar lahan 49,581 m 2 dengan luas bangunan 12,282 m 2 dan sebagai rumah sakit umum pendidikan tipe B sebagai rumah sakit rujukan propinsi Jambi. rumah sakit ini memiliki ruang rawat inap tediri dari 17 ruangan dan ruangan rawat jalan terdiri dari 12 ruangan rawat jalan. Saat ini RSUD Raden Mattaher Jambi memiliki kapasitas tempat tidur 321 dengan jumlah tenaga perawat sebanyak 398 orang terdiri PNS 224 orang dan non PNS 174 orang. Total indikator mutu pelayanan RSUD Raden Mattaher Jambi dari total 321 tempat tidur yang dimiliki diperoleh pada tahun 2015 nilai BOR (Bed Occupancy Ratio) 59,87%, LOS (Length of Stay) 5,14 hari, TOI (Turn Over Interval) 3,50 hari, BTO (Bed Turn Over) 41,80 kali, GDR (Gross Death Rate) 74,78 % dan NDR (Netta Death Rate) 46,73%. Berdasarkan nilai total indikator mutu pelayanan rumah sakit Raden Mattaher Jambi diketahui beberapa indikator masih di bawah standar. Alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan cara meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja. Hasil data record perawat di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi pada tahun 2015 terdapat 4 (empat) perawat non PNS yang berhenti dengan alasan tidak sesuai upah kinerja perawat dan tidak ada masa depan dan 2 (dua) perawat PNS dengan alasan pindah karena mengikut suami di tempat kota lain. Hasil data rekapitulasi kehadiran dan kemangkiran perawat PNS dan non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi 2015. Jumlah perawat PNS 224 orang dengan jumlah hari kerja perawat 365 hari, total kehadiran 86,70% dan

6 kemangkiran 14,30% sedangkan jumlah perawat non PNS 174 orang dengan jumlah hari kerja perawat 365 hari, total kehadiran 90,60% dan 10,40 %. Melihat hasil data didapatkan perawat PNS lebih banyak kemangkiran kerja dari pada perawat non PNS. Berdasarkan survei wawancara pendahuluan yang dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal 14 Januari 2016 yaitu kepada 10 orang perawat diketahui bahwa bagian keperawatan masih menghadapi masalah motivasi kerja yang rendah. Hal ini terlihat bahwa terdapat 1 (satu) perawat non PNS mengatakan masih ada yang meninggalkan jadwal dinas dengan alasan ada urusan keluarga. terdapat 2 (dua) Perawat non PNS mengatakan motivasi kerja di rumah sakit kurang karena tidak ada reward untuk perawat yang berprestasi. Kepuasan perawat terhadap pengembangan profesi dan pendidikan berkelanjutan terdapat 2 (dua) perawat yang menyatakan tidak puas. terdapat 2 (dua) Perawat non PNS mengatakan kurang puas karena gaji tidak sesuai dan tidak ada jaminan kesehatan. Terdapat 1 (satu) perawat PNS mengatakan kurang puas pembagian insentif yang tidak jelas. Perawat dengan Pekerjaannya terdapat 1 (satu) masih ada perawat PNS mengantikan Jam dinas oleh perawat non PNS dengan Imbalan. Terdapat supervisi terdapat 2 (dua) kepada perawat PNS dan Non PNS hanya memberikan sekitar informasi terbaru dan tidak ada memberikan arahan motivasi kerja. Terdapat 2 (dua) Perawat non PNS mengatakan soal gaji masih kurang dari kebuthan hidup karena tidak sesuai UMR dan harga bahan pokok naik. Terdapat 4 (empat) perawat non PNS dan PNS mengatakan untuk promosi kenaikan jabatan hanya untuk PNS kalau non PNS hanya sebagai perawat pelaksana.

7 Hubungan rekan kerja terdapat 1 (satu) perawat PNS dan non PNS mengatakan hanya kadang kurang baik. Berdasarkan latarbelakang, fenomena, studi dokumentasi dan wawancara yang dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi, seperti data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Studi Komparatif Analisis Motivasi dan Kepuasan kerja antara Perawat PNS dan Non PNS serta Faktorfaktor Determinannya di RSUD Raden Mattaher Jambi. B. Rumusan Masalah Rendahnya motivasi dan kepuasan perawat akan berdampak pada kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga akan mempengaruhi terhadap mutu pelyanan dan citra rumah sakit, Rumah sakit dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan kapasitas perawat dan harus proaktif mencari cara membuat pekerjaan perawat lebih memuaskan (Cortese, 2007). Motivasi dan kepuasan kerja yang di rasakan perawat PNS dan non PNS akan menimbulkan dampak seperti kemangkiran dalam bekerja, datang terlambat, dan adanya gaji dan insentif kurang sesuai dengan pekerjaan dalam diri perawat PNS dan non PNS. Survey motivasi dan kepuasan kerja perlu dilakukan di RSUD Raden Mattaher Jambi untuk mengetahui perbandingan dan hubungan motivasi dan kepuasan kerja perawat PNS dan non PNS saat ini, sehingga pihak manajerial rumah sakit dapat memperbaiki kondisi ini. Berdasarkan uraian diatas dan fenomena yang terjadi dilapangan rumusan masalah pada penelitian ini apakah ada hubungan dan perbedaan Studi

8 Komparatif Analasis hubungan Motivasi dengan Kepuasan kerja Perawat PNS dan non PNS dan serta faktor faktor determinan di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Studi Komparatif Analisis hubungan Motivasi dengan Kepuasan kerja perawat PNS dan Non PNS serta faktor- faktor Determinannya di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Teridentifikasi Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja Perawat PNS dan non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. b. Teridentifikasi faktor motivasi (faktor intrinsik prestasi, pengakuan, tanggung jawab, peluang untuk maju, pekerjaan itu sendiri dan faktor ekstrinsik gaji, hubungan interpersonal, kondisi kerja, supervisi, kebijakan) pada perawat PNS dan Non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. c. Teridentifikasi kepuasan kerja pada perawat PNS dan Non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. d. Teridentifikasi Hubungan faktor faktor yang berhubungan dengan motivasi (faktor intrinsik prestasi, pengakuan, tanggung jawab, peluang untuk maju, pekerjaan itu sendiri, dan faktor ekstrinsik gaji, hubungan interpersonal, kondisi kerja, supervisi dan kebijakan) dengan Kepuasan kerja pada perawat PNS dan Non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016.

9 e. Teridentifikasi perbedaan kepuasan kerja pada perawat PNS dan Non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. f. Teridentifikasi perbedaan motivasi (faktor intrinsik prestasi, pengakuan, tanggung jawab, peluang untuk maju, pekerjaan itu sendiri, dan faktor ekstrinsik gaji, hubungan interpersonal, kondisi kerja, supervisi dan kebijakan) pada perawat PNS dan Non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. g. Teridentifikasi Faktor determinan yang paling berhubungan terhadap kepuasan kerja pada perawat PNS dan Non PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dalam bahan pertimbangan bagi rumah sakit untuk mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja perawat. 1. Manfaat Aplikatif a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak Manajemen rumah sakit keperawatan dalam mengevaluasi motivasi dan kepuasan kerja perawat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan keparawatan. b. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan keilmuan manajemen keperawatan terutama terkait dengan motivasi terhadap kepuasan kerja perawat.

10 2. Manfaat Keilmuan a. Penelitian ini dengan motivasi dan kepuasan kerja perawat dapat menambah informasi bagi perawat mengenai nilai-nilai profesional dan pelayanan bermutu yang harus ditegakkan terhadap pasien. b. Penelitian ini dapat menjadikan bahan kajian yang digunakan dalam menganalisis motivasi dan kepuasan kerja perawat di rumah sakit. 3. Manfaat Metodologi Hasil penelitian ini dapat menambah jenis penelitian manajemen keperawatan terkait motivasi dan kepuasan kerja perawat. Hasil penelitian ini juga dapar meningkatkan wawasan dan menjadi sumber referensi yang dapat di gunakan oleh peneliti lain dalam mengidentifikasi motivasi terhadap kepuasan kerja perawat.