BAB I PENDAHULUAN. 2006, hal Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung,

dokumen-dokumen yang mirip
mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan. Usaha ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT Selaras Kausa Busana, Jurnal Ilmiah, STIE MULIA PRATAMA BEKASI, 2015, hal. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia mengalami tantangan dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ekawati Rahayu Ningsih, Manajemen Pemasaran, STAIN Kudus, Kudus, 2008, hlm.40.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Andwiani Sinarasri, Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Strategi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hlm Indriyo Gitosudarmo. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta.BPFE-Yogyakarta

mengorganisir, dan melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.3

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2012), hlm Sofyan Assauri, Strategic Marketing, (Jakarta: PT RajaGrafindo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di era pembangunan yang semakin berkembang, pertumbuhan ekonomi

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

BAB I PENDAHULUAN. market sharenya, beberapa perusahaan menerapkan berbagai strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2012, hlm Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Persada, Jakarta, 2002, hlm., Sofjian Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm Mas ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Dimana baitul

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PENERBIT PT. PABELAN DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen dengan menerapkan strategi yang. tepat dalam memenuhi target volume penjualan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prenhallindo, Jakarta, 1998, Hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo, Jakarta, 2002, hal Angipora Marius P. Dasar-Dasar Pemasaran, edisi revisi, cetakan keenam, Raja

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia setiap kali akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di era globalisasi baik untuk perusahaan yang di pasar

PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA RPA JAMBU RAYA BOGOR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN ROTI KACANG DI UD. TIDAR SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA. Amir, M. Taufiq, Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan, Jakarta: PT Raja

Natassia, Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Rumah Sakit Selasih Terhadap Kepuasan Pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Agar perusahaan unggul dalam persaingan, selain berwawasan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat. Meningkatnya persaingan dari pesaing

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyampaikan produk ke konsumen atau

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan para pengusaha ritel memicu persaingan bisinis yang sangat

STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN NASABAH. KREDIT PENSIUN PADA PT. BANK BUKOPIN Tbk. CABANG MALANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

STRATEGI PEMASARAN PRODUK SAHAM PADA PT. RELIANCE SECURITIES Tbk MALANG TAHUN 2015 TUGAS AKHIR

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu strategi yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. barang maupun produk jasa. Semua perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS JEMAAT DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Untuk mengatasi hal tersebut suatu perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. alam sekitarnya. Perubahan dunia yang begitu cepat telah memaksa para

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR KEASLIAN TULISAN... iii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masalah kepercayaan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

Evaluasi Rencana Produksi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan harus menjadi perusahaan yang sustainable artinya perusahaan yang mampu bertahan dan sukses, tidak hanya pada saat ini tetapi juga dimasa mendatang. 1 Kondisi dunia bisnis yang ada pada saat ini menuntut perusahaan untuk menempuh langkah-langkah strategik menuju ke masa depan setelah terjadinya krisis ekonomi. Kondisi krisis ditandai dengan kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi dan turbulance. Meskipun memiliki sejumlah kelebihan yang memungkinkan usaha kecil menengah (UKM) dapat bertahan dalam menahan badai krisis, tidak semua usaha kecil dapat lepas dari akibat buruk krisis ekonomi. Hal tersebut disebabkan UKM memiliki lingkungan bisnis yang dinamis dan penuh ketidakpastian (seperti pesaing, supplier, regulator, dan asosiasi usaha) serta intensitas persaingan yang cukup tinggi. Tidak bisa dipungkiri hal tersebut menjadi pemicu yang menyebabkan munculnya ketimpangan kinerja dan produktivitas antara UKM dengan usaha berskala besar. Untuk keluar dari krisis ekonomi, perusahaan harus mampu mendesain, memasang dan mengoprasikan sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategi dan sistem penyusunan program untuk memotivasi seluruh personel perusahaan dalam mencari dan merumuskan langkah-langkah strategik untuk membangun masa depan perusahaan. Disamping strategi bisnis, orientasi kewirausahaan perusahaan juga berperan dalam pencapaian kesuksesan. Orientasi kewirausahaan dikenal sebagai pendekatan baru dalam pembaruan kinerja perusahaan. Orientasi kewirausahaan disebut-sebut sebagai spearhead (pelopor) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 1 Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung, 2006, hal. 137 1

2 perusahaan berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Perusahaan yang berorientasi kewirausahaan akan selalu berupaya menghasilkan produkproduk baru yang inovatif dan memiliki keberanian untuk menghadapi resiko. Inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. 2 Orientasi kewirausahaan menjadi suatu makna yang dapat diterima untuk menjelaskan kinerja usaha. Terdapat hubungan yang signifikan antara orientasi kewirausahaan yang ditetapkan dengan kinerja perusahaan untuk dapat berkompetisi secara lebih efektif didalam market place yang sama. 3 Kewirausahaan didefinisikan oleh Robert D. Hisrich, sebagai sebuah proses dalam menciptakan tambahan kekayaan. Kekayaan yang dihasilkan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam hal modal atau komitmen karir atau menyediakan nilai bagi beberapa produk atau jasa. Kewirausahaan juga mengandung pengertian sebagai proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik serta resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan berarti. 4 Orientasi kewirausahaan diyakini memiliki hubungan langsung dengan orientasi pasar sehingga ditemukan bahwa orientasi kewirausahaan mendorong orientasi pasar. Dalam mewujudkan keberhasilan perusahaan juga harus mampu mengembangkan strategi pemasaran yang berorientasi pada pasar, sehingga perusahaan mampu bersaing dalam meraih pasar yang semakin mengglobal dengan produk-produk import. Perusahaan yang berorientasi pasar adalah perusahaan yang tindakan-tindakannya 2 Suryana, Kewirausahaan; Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2007, hal. 14 3 Porter, Michael E, Strategi Bersaing; Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing, Karisma Publishing Group, Jakarta, 2007, hal. 56 4 Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Prenadamedia, Jakarta, hal. 9

3 konsisten dengan konsep pemasaran. Konsisten dengan pemikiran tersebut mengimplikasikan bahwa tujuan orientasi pasar sama dengan tujuan pemasaran. Menurut Jaworski & Kohli, orientasi pasar berpotensi meningkatkan kinerja bisnis. Selain itu, orientasi pasar diyakini pula memberikan manfaat psikologis dan sosial bagi para karyawan, berupa perasaan bangga dan sense of belonging yang lebih besar, serta komitmen organisasional yang lebih besar pula. 5 Orientasi pasar merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran. 6 Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. 7 Dalam orientasi pasar maka pembahasannya yaitu orientasi pelanggan dan oreintasi pesaing. Orientasi pelanggan sebagai pemahaman yang memadai atas pembeli sasaran agar mampu menciptakan nilai superior bagi mereka secara berkesinambungan. 8 Dengan mengedepankan kepuasan pelanggan dalam penyerahan atau penawaran produk, maka perusahaan itu telah melakukan sesuatu yang disebut orientasi pelanggan. Organisasi perusahaan yang berorientasi pelanggan dapat memahami bahwa pelanggan melakukan pembelian dan pengonsumsian sesuatu adalah karena manfaat atau benefit dan bukan karena produk itu. 9 Orientasi pesaing mencerminkan pemahaman perusahaan terhadap kekuatan dan kelemahan jangka pendek, kapabilitas, strategi jangka panjang para pesaing utama saat ini dan pesaing potensial utama 5 Fandy Tjiptono, Pemasaran Strategik, Andi Offset, Yogyakarta, 2008, hal. 89 6 Ibid., hal. 85 7 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2009, hal. 19 8 Fandy Tjiptono, Op.Cit., hal. 86 9 Sofjan Assauri, Strategi Marketing, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hal. 4

4 perusahaan, serta kemampuan merespons aktivitas dan strategi pesaing. 10 Persaingan usaha yang begitu ketat mengharuskan perusahaan memiliki keunggulan bersaing, jika tidak maka perusahaan tersebut tidak dapat bertahan lama. Keunggulan bersaing dalam sebuah organisasi dapat diperoleh dengan memperhatikan nilai superior bagi pelanggan, kebudayaan dan iklim untuk membawa perbaikan pada efisiensi dan efektivitas. Untuk mempersiapkan strategi pemasaran yang efektif, perusahaan harus mempertimbangkan pelanggan dan pesaingnya. Membangun hubungan pelanggan yang menguntungkan memerlukan pemuasan kebutuhan konsumen sasaran yang lebih baik dari pada pesaing. Perusahaan senantiasa menganalisis pesaing dan mengembangkan strategi pemasaran kompetitif yang secara efektif memposisikan perusahaan dalam mrenghadapi pesaing dan meberikan keunggulan kompetitif sekuat mungkin. 11 Menurut Suntoro kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. 12 Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Dengan orientasi kewirausahaan dan pasar yang baik, secara otomatis maka kinerja perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Kudus merupakan kota kecil yang terkenal dengan sektor industrinya. Di Kudus banyak sekali dijumpai perusahaan-perusahaan berskala besar yang berkembang pesat, bahkan sudah banyak yang mendunia. Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang berskala 10 Fandy Tjiptono, Op.Cit., hal. 97 11 Philip Kotler, Gery Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2008, hal. 293 12 Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hal. 121

5 besar tersebut, menjadikan Kudus menjadi salah satu kota industri yang maju. Salah satu industri yang menjadikan Kudus maju dan terkenal, yaitu jenang. Jenang merupakan salah satu makanan khas kota Kudus yang sudah terkenal dimana-dimana. Pemasarannya pun tidak hanya dalam kota atau luar kota saja melainkan sudah sampai ke negara tetangga. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan adanya konsep manajemen dan pemasaran yang baik dari pengusaha. Maka dari itu, bisnis produksi jenang dapat dijadikan sebagai salah satu bisnis yang menjanjikan. Kenyataanya di Kudus yang mempunyai usaha produksi jenang dengan skala yang besar hanya sebagian saja. Kebanyakan dari mereka hanya usaha kecil menengah (UKM) yang bergerak dalam bidang yang sama. Jumlah UKM jenang yang ada di Kudus sebanyak 102 UKM. 13 Masalah yang sering dihadapi UKM yang bergerak dalam sektor produksi jenang diantaranya, yaitu faktor modal, faktor manajemen, dan lain sebagainya. Sehingga usaha yang diharapkan dapat lebih maju tidak bisa berjalan dengan baik. Hal tersebut menjadi kendala bagi UKM yang harus dihadapi dan diperbaiki. Pada umumnya pemilik usaha jenang hanya berpendidikan SMP sampai SMA sehingga kurang mengetahui bagaimana strategi manajemen yang baik dalam berusaha untuk menciptakan strategi bersaing. Dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat seperti saat ini, maka sangat dibutuhkan seorang pengusaha aktif, kreatif, inovatif, dan berani mengambil resiko. Peran pengusaha sangat besar sekali untuk keberlangsungan usahanya. Menurut pengamatan yang penulis lakukan, kebanyakan pengusaha jenang yang masih berskala kecil yang ada di Kudus kurang begitu memperhatikan akan hal tersebut. Mereka cenderung memproduksi barang yang sama atau sejenis, belum mempunyai keberanian untuk menciptakan sesuatu yang baru yang nantinya dapat menjadi daya tarik tersendiri oleh konsumen, 13 Daftar Direktori Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Kudus Tahun 2014

6 mereka juga belum mengetahui konsumen inginnya apa dan bagaimana. Sistem pemasaran yang dilakukan sudah lumayan baik, dengan cara dititipkan ke sentra oleh-oleh khas Kudus dengan sistem konsinyasi. Akan tetapi kinerja perusahaan belum sesuai dengan yang diharapkan. Dengan banyaknya UKM yang bergerak dalam bidang yang sama menjadikan masalah semakin kompleks. Karena persaingan pasar semakin ketat sedangkan modal untuk berusaha hanya terbatas, hal tersebutlah yang menjadikan usaha berskala kecil sulit untuk berkembang. Tabel 1.1 Berdasarkan Tenaga Kerja, dan Jumlah Produksi No Nama Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Produksi per Tahun 1. PJ. Garuda 25 Orang 100 Ton 2. PJ. Bintang Kurnia 8 Orang 25 Ton 3. PJ. Asta 5 Orang 23 kw 4. PJ. Marlina 5 Orang 50 kw Sumber: Hasil wawancara dengan Ali Ismanto (PJ. Gruda), Dewi Kurnia (PJ. Bintang Kurnia), Fatkah Sudarmaji (PJ. Asta), dan H. Suparmo (PJ. Marlina), Pada Tanggal 24 Januari 2017 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwasannya semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, maka semakin banyak pula jumlah produksi yang dihasilkan, dan itu semua akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Sebagai pengusaha harus mengetahui siapa pesaing kita, teknologi apa yang mereka tawarkan dan apakah mereka menawarkan alternatif yang menarik dimata pelanggan. Melihat kondisi tersebut, orientasi kewirausahaan dan pasar menjadi hal yang positif dan sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. Inovasiinovasi baru yang muncul diharapkan dapat bersaing bahkan unggul

7 dengan produk sejenis lainnya sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Berangkat dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan telaah ilmiah yang berjudul Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Pasar Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Sentra Produksi Jenang di Kabupaten Kudus). B. Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi: 1. Objek penelitian ini adalah sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. 2. Responden dari penelitian ini adalah para wirausaha jenang yang ada di Kabupaten Kudus. 3. Pengaruh orientasi kewirausahaan dan pasar terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus? 2. Bagaimana orientasi pasar berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus? 3. Bagaimana orientasi kewirausahaan dan pasar berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus?

8 D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. 2. Untuk mengetahui pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara orientasi kewirausahaan dan pasar terhadap kinerja perusahaan pada sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah refrensi terhadap ilmu pengetahuan dalam aspek orientasi kewirausahaan dan pasar terhadap kinerja perusahaan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan informasi dalam penelitian lebih lanjut maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pemerintah: hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Kudus dalam mengembangkan dan membina sentra produksi jenang di Kabupaten Kudus. b. Bagi UKM: dapat dijadikan masukan dalam rangka meningkatkan manajemen yang telah diterapkan untuk peningkatan kinerja perusahaan.

9 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi atau penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran serta garis-garis besar dari masingmasing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan penulis susun: 1. BAGIAN AWAL Bagian ini, terdiri dari: halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman abstraksi, halaman daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar. 2. BAGIAN ISI Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab 1 dengan bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab itu adalah: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II: KAJIAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, definisi dan penjelasan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang pendekatan penelitian, sumber data, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data, dan metode analisis data.

10 BAB IV: HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian dan analisis dari hasil penelitian. BAB V: PENUTUP Bab ini meliputi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian. 3. BAGIAN AKHIR Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka dan lampiranlampiran.