KESIMPULAN. saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN URAIAN TENTANG POKOK-POKOK GUGATAN PENGGUGAT, TERMASUK REPLIK URAIAN TENTANG POKOK-POKOK JAWABAN TERMASUK

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

III. PUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

BAB II SUMBER HUKUM EKSEKUSI. mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) yang dijalankan

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

Syarat DEBITOR Pailit (Psl 2 (1) UU 37/2004)

EKSEKUSI PUTUSAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

BERACARA DALAM PERKARA PERDATA Sapto Budoyo*

Latihan Soal Ujian Advokat Perdata

BAB VII PERADILAN PAJAK

SITA. Hukum Acara Perdata - FH UNS

Makalah Rakernas

E K S E K U S I (P E R D A T A)

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

PENGADILAN PAJAK UU. NOMOR 14 TAHUN 2002

ALUR PERADILAN PIDANA

PEMERIKSAAN PERKARA DALAM PERSIDANGAN

TEHNIK PEMBUATAN PUTUSAN. Oleh Drs. H. Jojo Suharjo ( Wakil Ketua Pengadilan Agama Brebes Kelas I. A. ) KATA PENGANTAR

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

PERANAN HAKIM TERHADAP LAHIRNYA PUTUSAN PENGADILAN YANG MENYATAKAN GUGATAN TIDAK DAPAT DITERIMA (Studi Kasus Putusan No. 191/Pdt.G/2010/PN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

PROSES SIDANG PERDATA DI PENGADILAN NEGERI PUTUSSIBAU

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

TINJAUAN ATAS PEMBAYARAN GANTI RUGI OLEH PEMERINTAH DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA BERDASARKAN PUTUSAN PERDATA YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP

UPAYA HUKUM DALAM PERKARA PERDATA (Verzet, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembali dan Derden Verzet) Syahrul Sitorus

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PEMBAHASAN Suatu putusan hakim tidak luput dari kekeliruan atau kekhilafan, bahkan tidak mustahil bersifat memihak. Maka oleh karena itu demi

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

MATRIK PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG RI NO. 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG SEBAGAIMANA YANG TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 9 ARBITRASE (2)

ISTILAH-ISTILAH ACARA PERDATA

hal 0 dari 11 halaman

ELIZA FITRIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM ACARA PERDATA (HAPerd)

BAB IV PENUTUP. (perkara Nomor: 305/Pdt.G/BANI/ 2014/PNJkt.Utr) adalah sebagai berikut:

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

A. Pelaksaan Sita Jaminan Terhadap Benda Milik Debitur. yang berada ditangan tergugat meliputi :

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA INSTRUKSI JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : INS-001/G/9/1994 TENTANG TATA LAKSANA PENEGAKAN HUKUM

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Heri Hartanto - FH UNS

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB 2 EKSEKUSI. cet.2, ed. revisi, (Jakarta: Djambatan, 2002), hal. 276

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAHAN KULIAH KD 3 HUKUM ACARA PERDATA. Hukum Acara Perdata, FH UNS

Makalah Rakernas MA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

BAB III. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 368 K/AG/1995. A. Ruang Lingkup Kekuasaan Mahkamah Agung

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN NEGERI KLATEN

ABSTRAK Latar belakang

TINJAUAN MATA KULIAH...

Sekitar Kejurusitaan

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG)

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Heri Hartanto - Hukum Acara Peradilan Agama FH-UNS

PENETAPAN DAN KETETAPAN

ASPEK YURIDIS TENTANG UPAYA HUKUM LUAR BIASA (PENINJAUAN KEMBALI) TERHADAP PUTUSAN YANG BERKEKUATAN TETAP SYARIFA NUR / D

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :


PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

BIAYA PELAKSANAAN UNTUK PEMANGGILAN, PEMBERITAHUAN, PENYITAAN JAMINAN /PENGANGKATAN SITA JAMINAN DAN PEMERIKSAAN SETEMPAT U R A I A N

Nomor : W10-A14/01/HK.05/I/2016 TENTANG SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIANJUR

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. EKSEKUSI YANG TIDAK DAPAT DIJALANKAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Rahmawati Kasim 2

Transkripsi:

KESIMPULAN Kesimpulan yg dibuat oleh para pihak ttg jalannya persidangan sebelum dijatuhkan Putusan. Kesimpulan bersifat Fakultatif, artinya boleh diajukan, boleh tidak Sebaiknya dimasukan point yg menguntungkan saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

FORMAT KESIMPULAN 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN TENTANG POKOK-POKOK GUGATAN PENGGUGAT, TERMASUK REPLIK 3. URAIAN TENTANG POKOK-POKOK JAWABAN TERMASUK DUPLIK 4. URAIAN TENTANG FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN 5. ANALISA YURIDIS TTG JAWAB JINAWAB DAN FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN 6. PETITUM 7. PENUTUP

PUTUSAN Pengertian Putusan Hakim : Pernyataan yang oleh hakim sebagai pejabat yg diberi wewenang untuk itu di dalam persidangan dengan tujuan untuk mengakhiri/ menyelesaikan sengketa yang disengketa.

Beberapa Ketentuan Putusan Hakim 1. Diucapkan atau dijatuhkan di dalam persidangan yg terbuka untuk umum (Pasal 17 &18 UU No. 14/1970 Jo. UU No. 35/1999, Psl 20 UU No. 4/2004) meskipun perkaran diperiksa scr tertutup 2. Setiap putusan Hakim harus memuat alasan/dasar-dasar putusan peraturan perundangan/hukum tdk tertulis yg dijadikan dasar untuk mengadili (psl. 23 UU 14/1970 Jo. UU 35/1999, psl. 25 (1) UU 4/2004)

3. Setiap bagian dari tuntutan/petitum harus diadili. Hakim dilarang memberikan putusan lebih dari yg dituntut (psl. 178 (2) (3) HIR) 4. Harus mencantumkan jumlah biaya perkara yang harus dibayar (psl. 183 HIR) 5. Harus ditanda tangani oleh Hakim dan Panitera (psl. 187 HIR, psl. 25 (2) UU 4/2004)

Macam-Macam Putusan Hakim 1. Putusan Sela : Praeparatoir, Interlocutoir, Provisionil, insidentil 1. Putusan Akhir : Declaratoir, Constitutif, Condemnatoir

PUTUSAN SELA 1. Praeparatoir : putusan sbg persiapan putusan akhir, tanpa mempunyai pengaruh pada pokok perkara/putusa akhir. Cth : penggabunga perkara, menolak saksi 1. Interlocutoir : putusan yg isinya memeintahkan pembuktian, misalnya pemeriksaan saksi, Pemeriksaan Setempat. Putusan ini mempengaruhi putusan akhir

3. Provisionil : Putusan untuk menjawab tuntutan provisi 4. Insidentil : putusan yg berhubungan dgn peristiwa yg menghentikan prosedur pengadilan yg biasa. cth : masuknya intervenient (voeging, tussenkoms, vrijwaring)

PUTUSAN AKHIR 1. Declaratoir : putusan yg isinya bersifat menerangkan/ menyatakan apa yg sah.tidak menimbulkan keadaan hukum baru. cth: menyatakan A adalah anak sah dr B dan C

2. Constitutif : putusan yg meniadakan atau menimbulkan suatu keadaan hukum baru. cth. Putusan cerai,pailit,memutuskan perjanjian,pemberian pengampuan

3. Condemnatoir Putusan yg bersifat menghukum pihak yg kalah untuk memenuhi prestasi. pelaksanaannya dapat dipaksakan (eksekusi)

Kekuatan Putusan Hakim 1. Mengikat, tidak dapat diingkari (bidenkracht, nebis in idem) 2. Pembuktian (bewijskracht) 3. Untuk dilaksanakan (eksekutorian force)

Bentuk,Isi PUTUSAN 1. Kepala Putusan : Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Identitas para pihak 3. Tentang duduk perkara a. gugatan b. Jawaban, replik, duplik c. Alat Bukti yg diajukan

4. Tentang Hukumnya a. Pokok sengketa yg disengketakan b. Pernyataan sah dan berharga sita jaminan c. Hal yg dapat dibuktikan dan tdk dpt dibuktikan d. Penilaian alat bukti e. Dasar/pertimbangan hukum yg diterapkan

5. Diktum/ amar putusan a. Apa yg dituntut & dikabulkan oleh Hakim b. Pernyataan sah dan berharga sita jaminan c. Pernyataan ttg putusan sela (jika ada) d. Membebani membayar biaya perkara 6. Tanggal, bulan tahun putusan dijatuhkan 7. Kehadiran para pihak saat penjatuhan putusan 8. Ttd hakim dan panitera pengganti

UPAYA HUKUM Putusan Hakim tidak luput dari kekeliruan/ketidak adilan / keberpihakan pada salah satu pihak yg bersengketa. Demi keadilan, perlu dibuka peluang untuk di sidang kembali untuk memperbaiki kekeliruan / kekhilafan hakim.

Jenis Upaya Hukum BIASA LUAR BIASA 1. Verzet/Perlawanan 1. Peninjauan 2. Banding Kembali 3. Kasasi 2. Perlawanan Pihak III / Derden Verzet

UPAYA HUKUM BIASA Upaya hukum terhadap putusan yang belum in krach van gewijsde/berkekuatan hukum tetap Menunda pelaksanaan putusan Hakim (kecuali...)

VERZET Upaya hukum terhadap putusan verstek Kempetensi : PN Waktu Pengajuan : 14 hari setelah pemberitahuan isi putusan verstek 8 hari setelah aanmaning 8 hari setelah eksekusi

Alasan pengajuan : tidak puas dengan Putusan Verstek Yg mengajukan : Tergugat/kuasanya Diajukan ke Panitera PN Cara Pengajuan : Lisan/Tertulis Dikenakan biaya

BANDING Pemeriksan ulangan terhadap putusan PN Kewenangan : Pengadilan Tinggi Waktu Pengajuan : 14 hari setelah putusan dijatuhkan, atau 14 hari setelah ini putusan PN diberitahuan (bagi pihak yang tidak hadir pd sidang Putusan) Yang mengajukan : Penggugat atau Tergugat / kuasanya

Cara Pengajuan : Pernyataan banding diajukan pd PT melalui kepaniteraan PN Pemohon banding dikenakan biaya Memori banding tidak wajib

KASASI Pemeriksaan terakhir dan tertinggi oleh MA terhadap penerapan hukum judex factie Menjadi wewenang MA Waktu Pengajuan : 14 hari setelah pemberitahuan isi putusan Pengadilan Tinggi

ALASAN KASASI 1. HAKIM TIDAK BERWENANG / HAKIM MELAMPAUI BATAS WEWENANG 2. HAKIM SALAH MENERAPKAN HUKUM HAKIM LALAI MEMENUHI SYARAT- 3. HAKIM LALAI MEMENUHI SYARAT- SYARAT YANG DIWAJIBKAN OLEH PERAT PER-UU-AN YG MENGANCAM KELALAIAN ITU DENGAN BATALNYA PUTUSAN

CARA PENGAJUAN Pernyataan permohonan kasasi dapat diajukan scr lisan/tertulis Pemohon kasasi dikenakan biaya Diajukan pd MA melalui Panitera PN

WAKTU PENGAJUAN 14 hari sejak diterimanya pemberitahuan isi Putusan Banding (PT) Wajib mengajukan memori kasasi, paling lambat 14 hari setelah pernyataan kasasi diajukan. Terlambat mengajukan Memori banding akan mengakibatkan permohonan Kasasi gugur.

UPAYA HUKUM LUAR BIASA Untuk melawan Putusan yg telah berkekuatan hukum tetap / inkracht van gewijsde Terdiri Upaya Hukum Peninjauan Kembali dan Upaya Hukum Perlawanan Pihak III/ Derder Verzet. Upaya hukum luar biasa tidak menunda pelaksanaan eksekusi

PENINJAUAN KEMBALI (PK) Menjadi kewenangan Mahkamah Agung Diajukan kepada MA melalui panitera PN yg memeriksa di tingkat pertama Yg dpt mengajukan Penggugat/Tergugat / ahli warisnya (jika P/T telah meninggal)

CARA PENGAJUAN Panitera PN dalam 14 hari sejak diterimanya Permohonan PK, wajib mengirim memori PK kpd pihak lawan. Pihak Lawan dapat mengajukan Kontra memori PK dalam waktu 30 hari sejak diterimanya pemberitahuan PK dari PN. Penitera PN mengirim seluruh dokumen lengkap kepada MA. Jika diperlukan, MA dapat memerintahkan PN melakukan pemeriksaan tambahan

ALASAN PK A. apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu; B. apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan;

Lanjutan Alasan PK.. C. apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut; D. apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebabsebabnya;

Lanjutan Alasan PK.. E. apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas dasar yang sama oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain; F. apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Waktu Pengajuan PK Untuk alasan yang tercantum pada huruf a, sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan atas bukti-bukti yang kemudian oleh hakim dinyatakan palsu.

Waktu Pengajuan PK Untuk alasan yang tercantum pada huruf b, sejak ditemukan suratsurat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara perkara diperiksa tidak dapat ditemukan.

Waktu Pengajuan PK Untuk alasan yang tercantum pada huruf c, d dan f, sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberikan kepada pihak yang berperkara.

Waktu Pengajuan PK Untuk alasan yang tercantum pada huruf e, sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara.

DERDEN VERZET Ada Pihak III yg merasa dirugikan dengan (pelaksanaan) Putusan Hakim Pihak III mengajukan perlawanan pd PN yg mengadili di tingkat pertama dgn mengajukan gugatan terhadap pihak2 ybs.

SYARAT DERDEN VERZET Pihak III memiliki kepentingan langsung dgn objek sengketa dalam putusan Pihak III dirugikan hak-haknya dengan ada putusan tersebut.

Pasal 195 ayat 6 dan 7 HIR Perlawanan terhadap sita eksekutorial Yang diajukan oleh yang terkena eksekusi /tersita Yang diajukan oleh pihak ketiga atas dasar hak milik Perlawanan yang diajukan kepada ketua PN. Yang melaksanakan eksekusi Adanya kewajiban dari ketua PN. Yang memeriksa/memutus perlawanan itu untuk melaporkan atas pemeriksaan/putusan perkara perlawanan kepada ketua PN.yang memerintahkan eksekusi.

EKSEKUSI DASAR HUKUM HIR (Psl. 195-208, 225,200) UU No. 4/2004 (Psl. 33 (3)) Rechts Vordering (Rv.) (Psl. 1033) UU No. 4 Prp./1960 : PUPN UU No. 4/1996 UUHT UU 42 / 1999 : FEO Vendu Reglement (stb. 1908)

SYARAT EKSEKUSI Putusan telah in krachts van gewejsde / berkekuatan hukum tetap (kecuali UVB) Amar Putusan Hakim bersifat Condemnatoir Putusan tidak dilaksanakan scr suka rela Ada permohonan eksekusi dari pihak yang menang Ada tindakan paksa dari Pengadilan Dilaksanakan oleh Panitera dan Juru Sita, atas perintah dan dibawah pimpinan KPN

Ciri Amar Condemnatoir Menghukum atau memerintahkan menyerahkan suatu barang Menghukum atau memerintahkan Pengosongan sebidang tanah dan bangunan Menghukum atau memerintahkan melakukan suatu perbuatan Menghukum atau memerintahkan menghentikan suatu pebuatan Menghukum atau memerintahkan melakukan pembayaran sejumlah uang.

JENIS EKSEKUSI Eksekusi membayar sejumlah uang Eksekusi yang menghukum Tergugat melakukan sesuatu Eksekusi Riil.

PROSES EKSEKUSI Permohonan eksekusi ke Ketua PN Panggilan untuk Aanmaning 8 hari Pelaksanaan Aanmaning Surat Penetapan Eksekusi KPN Surat pemberitahuan eksekusi ke Kepala Desa/Kelurahan, Kecamatan, Bupati, POLSEK,POLRES. (jika perlu) Pelaksanaan Eksekusi : Surat perintah KPN untk penjualan lelang, atau Pelaksanaan penjualan lelang

BENDA YG DIEKSEKUSI Diutamakan benda bergerak Benda tersebut sudah menjadi objek sita Jaminan/Conservatoir Berlag atau Revindicatoir Beslag atau marital beslag.