*Corresponding author : ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah (Allium ascalonium L.) merupakan tanaman

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

APLIKASI PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR DARI KULIT PISANG KEPOK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Monocotyledoneae, Ordo: Liliaceae, Family: Liliales, Genus: Allium, Species:

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

Respon Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) Terhadap Pemberian Kompos Rumen pada Tanah Berpasir

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Jenis Mulsa Dan Pupuk Kandang Ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

Transkripsi:

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum.l) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KULIT KOPI DAN PUPUK ORGANIK CAIR Andi Sahputra 1 *, Asil Barus 2, Rosita Sipayung 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 2 Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 *Corresponding author : email : wien_andie29@rocketmail.com ABSTRACT Shallot is one of the superior spice plants. Nowday, cultivation of shallot is directed for using input from organic matter. Coffea peel compost and liquid organic fertilizer are potential nutrient source to use in organic cultivation of shallot. The growth and production of shallot by giving coffee bark compost and liquid organic fertilizer. This research was proposed to find out effect of growth and productions respons of shallot as coffee bark compost and liquid organic fertilizer. The research started from October to December 2011. The design use randomized block design factorial with 2 aspect. The first aspect is compost bark coffee consist of four stages those were K0 (0 g/plant ), K1 (30 g/plant ), K2 (60 g/plant ), (90 g/plant ). The second factor is liquid organic fertilizer consist four stages those are P0 (0 ml/l water ), P1 (3 ml/l water ), P2 (6 ml/ l water ), P3 (9 ml/l water ). Coffee bark compost given ferform real effect to number of leave per clumb 6 MST, diameter of bulk and production per plot but not gave any influenced to high of plant, leaves number per sample 2 5 MST, number bulbs per sample, wet weight per sample and dry weight per sample. Liquid organic fertilizer given ferform real effect to high of plant per sample 3 6 MST, leaves number per sample 5 and 6 MST, diameter of bulk per sample and production per plot, but not gave any influenced to high plant 2 MST, leave number per clump 2 4 MST, number bulbs per sample, wet weight per sample and dry weight of bulb per sample. The intraction between both aspect influenced on diameter of bulb. Key words : coffee bark compost, growth, liquit organic fertilizer, productions, shallot 26

ABSTRAK Bawang merah merupakan salah satu tanaman rempah unggulan. Usaha budidaya bawang merah saat ini diarahkan menggunakan input berupa bahan organik. Kompos kulit buah kopi dan pupuk organik cair merupakan sumber hara yang potensial dimanfaatkan dalam pengembangan budidaya bawang secara organik. Maka dari itu dilakukan penelitian berjudul pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah terhadap pemberian kompos kulit kopi dan pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan dan produksi bawang merah terhadap pemberian kompos kulit kopi dan pupuk organik cair. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2011. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah kompos kulit kopi dengan 4 taraf, yaitu K0 (0 g kompos/ tanaman ), K1 (30 g kompos / tanaman ), K2 (60 g kompos/ tanaman ), K3 (90 g kompos/ tanaman ). Faktor kedua adalah pupuk organik cair dengan 4 taraf, yaitu P0 ( 0 ml/ l air), P1 (3 ml/ l air ), P2 ( 6 ml/ l air ), P3 ( 9 ml/ l air ). Perlakuan kompos berpengaruh nyata terhadap jumlah daun persampel 6 MST, diameter umbi per sampel, produksi per plot, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun per sampel 2 5 MST, jumlah umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering jual. Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 3 6 MST, jumlah daun 5 dan 6 MST, diameter umbi per sampel dan produksi per plot. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST, jumlah daun per sampel 2 4 MST, jumlah umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel dan bobot kering umbi persampel. Interaksi antara kompos kulit kopi dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap diameter umbi. Kata kunci : kompos kulit kopi, pertumbuhan, pupuk organik cair, produksi, bawang merah PENDAHULUAN Bawang merah adalah salah satu komoditas unggulan di beberapa daerah di Indonesia, yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan, dan khasiatnya sebagai zat anti kanker dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah, kolestrol serta penurunan kadar gula darah. Menurut penelitian, bawang merah mengandung kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin seperti A dan C. Tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak terdapat di Indonesia yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar pendapatan negara dan meningkatkan penghasilan pengusaha dan petani. Produksi kopi di Indonesia yang berkembang tersebut, ternyata kurang diikuti dengan penanganan kopi pasca panen yang baik terutama pada kulit kopinya yaitu berkisar antara 40 % sampai 55 % dari produksinya. Di mana masih banyak petani yang membuang begitu saja kulit kopi di pekarangan rumahnya maupun di kebun ataupun sawahnya tanpa mengomposkan kulit kopi terlebih dahulu di mana seperti kita tahu kulit kopi sangat keras dan susah didekomposisi. 27

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Oktober sampai Desember 2011. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih bawang merah varietas Bima, pupuk organik cair Super Aci, kompos kulit kopi, insektisida nabati, fungisida nabati, dan air. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran, timbangan, pacak sampel, alat tulis dan alatalat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan yaitu Faktor I terdiri dari 4 taraf dosis kompos, yaitu K0 = 0 gr kompos/tanaman, K 1 = 30 gr kompos/tanaman, K 2 =60 gr kompos/tanaman, K 3 =90 gr kompos/tanaman, Faktor II terdiri dari 4 taraf konsentrasi pupuk organik cair, yaitup0 = 0 ml/l air/aplikasi, P 1 = 3 ml/l air/aplikasi, P 2 = 6 ml/l air/aplikasi, P 3 = 9 ml/l air/aplikasi. Dilanjutkananalisis lanjutan dengan menggunakan Uji Beda Rata Rata Duncant Berjarak Ganda dengan taraf 5 %. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun per rumpun, jumlah anakan per sampel, diameter umbi per sampel, bobot basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel dan produksi per plot. Tinggi Tanaman (cm) Dari sidik ragam diketahui bahwa pemberian kompos kulit kopi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman. Pemberian pupuk organik cair berpengaruhnyata terhadap tinggi tanaman 3, 4, 5, dan 6 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST. Interaksi pemberian kompos kulit kopi dan pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Tabel rataan tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat tinggi tanaman 6 MST Rataan tanaman tertinggi pada umur 6 MST terdapat pada perlakuan P3 (34,60 cm), berbeda nyata dengan P0 (28,85 cm), P1 (30,09 cm), dan P2 (31,30 cm). Pemberian pupuk organik super ACI berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dengan konsentrasi 3 ml/l air, 6 ml/ air dan 9 ml/ l air. Hasil terbaik didapat pada konsentrasi 9 ml/ l air (P3) hal ini disebabkan pemberian pupuk organik super aci dengan konsentrasi 9 ml/ l air (P3) sesuai dengan tuntutan tanaman, sehingga meningkatkan serapan hara oleh tanaman dan kemudian dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Seperti yang dinyatakan oleh Harmonadi (2012) bahwa pupuk organik super ACI mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat penting bagi tanaman.unsur-unsur hara tersebut dapat mudah larut dan lebih cepat 28

diserap oleh tanaman, sehingga dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) pada pemberian kompos kulit kopi dan pupuk organik cair pada umur 6 MST Kompos Pupuk Organik Cair (ml/l air) (g/tanaman) 0 3 6 9 Rataan 0 29,93 28,59 31,24 32,27 30,51 30 28,37 30,83 31,27 34,63 31,28 60 29,87 30,96 29,46 35,70 31,50 90 28,55 30,12 31,71 35,80 31,55 Rataan 29,18a 30,13ab 30,92b 34,60c Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang samaberbeda tidak nyata menurut uji rata-rata Duncan (DMRT) pada taraf 5% Dari Tabel 1 dapat dilihat tinggi tanaman 6 MST Rataan tanaman tertinggi pada umur 6 MST terdapat pada perlakuan P3 (34,60 cm), berbeda nyata dengan P0 (28,85 cm), P1 (30,09 cm), dan P2 (31,30 cm). Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk organik super ACI berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dengan konsentrasi 3 ml/l air, 6 ml/ air dan 9 ml/ l air. Hasil terbaik didapat pada konsentrasi 9 ml/ l air (P3) hal ini disebabkan pemberian pupuk organik super aci dengan konsentrasi 9 ml/ l air (P3) sesuai dengan tuntutan tanaman, sehingga meningkatkan serapan hara oleh tanaman dan kemudian dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Seperti yang dinyatakan oleh Harmonadi (2012) bahwa pupuk organik super ACI mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat penting bagi tanaman.unsur-unsur hara tersebut dapat mudah larut dan lebih cepat diserap oleh tanaman, sehingga dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jumlah daun per rumpun Dari sidik ragam diketahui bahwa pemberian kompos kulit kopi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per rumpun pada 6 MST, dan berpengaruh tidak nyata pada umur 2, 3, 4, dan 5 MST. Pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per rumpun pada 5 dan 6 MST, dan berpengaruh tidak nyata pada umur 2, 3, dan 4 MST. Interaksi pemberian kompos kulit kopi dan pupuk organic cair berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun per rumpun. Rataan jumlah daun perumpun dapat dilihat pada Tabel 2. 29

Tabel 2. Rataan jumlah daun per rumpun (helai) pada pemberian kompos dan pupuk organik cair pada umur 6 MST Kompos Pupuk Organik Cair ml/l air (g/tanaman) 0 3 6 9 Rataan 0 20,67 18,80 19,33 23,87 20,67a 30 23,13 23,80 19,93 23,93 22,70ab 60 23,07 24,27 19,60 25,53 23,12b 60 29,87 24,60 20,07 28,80 25,83c Rataan 24,18b 22,87ab 19,73a 25,53b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang samaberbedatidak nyata menurut uji rata-rata Duncan (DMRT) pada taraf 5% Dari Tabel 2 dapat dilihat jumlah daun per rumpun 6 MST terdapat peningkatkan jumlah daun terhadap pemberian dosis kompos kulit kopi, jumlah daun per rumpun tertinggi terdapat pada pemberian kompos 60 g/ tanaman yaitu 25,83 helai dan terendsh pada 0 g/ tanaman yaitu 20,67 helai. Juga terlihat bahwa pengamatan jumlah daun 6 MST, terdapat peningkatan jumlah daun terhadap konsentrasi pupuk organik cair, jumlah daun perumpun tertinggi terdapat pada pemberiaan pupuk organik cair 9 ml/l air yaitu 25,53 helai dan terendah pada 6 ml/l air yaitu 19,73 helai. Dari data-data tersebut menunjukkan bahwapemberian kompos kulit kopi dapat meningkatkan jumlah daun per rumpun. Hal ini disebabkan oleh keadaan lingkungan di sekitar tanaman menjadi optimal untuk perkembangan bawang merah. Keadaan lingkungan yang dimaksud adalah perbaikan aerase dan draenase berupa ruang pori tanah menjadi lebih renggang, sehingga hasil fotosintat tanaman dapat terdistribusi secara merata ke seluruh anakan umbi yang ditunjukkan dengan pertambahan jumlah anakan bawang merah yang signifikan. Selain itu, penambahan bahan organik berupa pemberian kompos kulit kopi dapat memenuhi nutrisi untuk pembentukan daun. Hal ini didukung oleh (Sudiarto dan Gusmani, 2004) yang mengatakan bahwa secara umum pengomposan dengan sistem aerobik termasuk pengomposan limbah kulit kopi adalah modifikasi yang terjadi secara biologis pada struktur kimia atau biologi dengan kehadiran oksigen. Dalam proses ini banyak koloni bakteri yang berperan, yang ditandai dengan adanya perubahan temperatur. Pada saat limbah kopi mengalami proses dekomposisi, nitrogen dibebaskan dalam bentuk kation NH4+ (amonium). Kecepatan proses ini tergantung kepada ratio antara unsur karbon nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N rendah, proses perombakan akan berjalan lebih cepat. Bentuk ion NH4+ yang dibebaskan dapat secara 30

langsung diserap oleh tanaman, dimanfaatkan berperan penting dalam setiap proses oleh mikroorganisme tanah, atau diubah metabolisme tanaman, yaitu dalam proses menjadi bentuk anion NO3- (nitrat), sehingga sintesis asam amino dan protein dari ion-ion di dalam tanah ditemukan nitrogen berbentuk ammonium serta berperan memelihara tekanan nitrat lebih banyak dibandingkan dengan turgor dengan baik sehingga memungkinkan bentuk amonium. Pada umumnya tanaman lancarnya proses-proses metabolisme dan lebih banyak menyerap nitrogen dalam bentuk menjamin kesinambungan pemanjangan sel. nitrat. Dari hasil analisis pemberian pupuk Produksi per plot (g) organik cair super ACI pada bawang merah Dari sidik ragam diperoleh bahwa berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah pemberian pupuk organik cair dan kompos daun persampel. Pemberian pupuk organik kulit kopi berpengaruh nyata terhadap super ACI diperkirakan akan mempercepat parameter bobot umbi per plot. Akan tetapi sintesis asam amino dan protein sehingga berpengaruh tidak nyatapada interaksi mempercepat pertumbuhan tanaman. Hal ini pemberian kompos dan pupuk organik cair. sesuai dengan pendapat Rao (1994) dan Rataan bobot umbi per plot pada pemberian Purwowidodo yang mengatakan bahwa pupuk kompos dan pupuk organik cair (g) dapat organik cair mengandung unsur kalium yang dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan bobot umbi per plot (g) pada pemberian kompos dan pupuk organikcair Kompos Pupuk Organik Cair (ml/l air) (g/tanaman) P0 P1 P2 P3 Rataan 0 456,77 392,77 454,60 578,50 470,66a 30 513,63 528,53 544,47 653,37 560,00b 60 566,43 590,83 665,17 676,73 624,79c 90 677,00 685,70 709,10 752,00 705,95d Rataan 553,46a 549,46a 593,33a 665,15b Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama berbedatidak nyata menurut uji rata-rata Duncan (DMRT) pada taraf 5% Dari Tabel 3 dapat kita lihat bahwa terdapat peningkatan bobot umbi per plot terhadap pemberian dosis kompos kulit kopi, bobot umbi tertinggi terdapat pada pemberian kompos 90 g/ tanaman yaitu 705.95 g, dan terendah pada 0 g kompos/ tanaman yaitu 470,66 g. Juga terlihat bahwa pengamatan bobot umbi per plot terdapat peningkatan bobot terhadap konsentrasi pupuk organik cair, bobot 31

tertinggi terdapat pada pemberian pupuk yaitu selain jenis pupuk yang digunakan, organik cair 9 ml/l air yaitu 665,15 g dan kandungan hara pupuk dan konsentrasi larutan terendah pada 3 ml/ l air yaitu 549,46 g. yang diberikan, juga waktu penyemprotan. Pemberian kompos kulit kopi juga Dijelaskan oleh Sutejo dan Kartasapoetra berpengaruh nyata terhadap parameter produksi (1995) bahwa kebutuhan tanaman akan perplot. Hal ini dikarenakan tersedianya zat-zat bermacam- macam unsur hara selama hara yang diperlukan oleh tanaman, hal ini pertumbuhan dan perkembangannya adalah sesuai dengan literatur ( AAK, 2004 ) yang tidak sama, membutuhkan waktu yang berbeda mengatakan bahwa tanah dikatakan subur dan tidak sama banyaknya. Sehingga dalam hal apabila mengandung zat-zat yang diperlukan pemupukan, sebaiknya diberikan pada oleh tanaman. Hara yang diperlukan oleh waktu/saat tanaman memerlukan unsur hara tanaman dalam jumlah besar, minsalnya unsur secara intensif agar pertumbuhan dan N, P dan K disebut unsur hara perkembangannya berlangsung dengan baik. makro.sebaliknya unsur hara mikro, minsalnya Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Mn, Fe, Cu, Bo, Zn, dan sebagainya.unsurunsur pemberian pupuk organik super ACI hara tersebut harus selalu tersedia dan berpengaruh nyata pada parameter produksi siap diserap oleh akar tanaman. tanaman.hal ini disebabkan terpenuhinya unsur Pemberian pupuk organik super ACI hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah tanaman bawang merah sehingga dapat umbi persampel, bobot basah umbi persampel meningkatkan pertumbuhan dan produksi.hal dan bobot kering jual, hal ini disebabkan oleh ini sesuai dengan peryataan (Lingga dan perbedaan serapan hara pada fase pertumbuhan Marsono, 2007) bahwa ada dua kelompok dan laju pertumbuhan yang tidak sama serta pupuk daun berdasarkan unsur hara yang aktivitas jaringan meristematis yang tidak sama dikandungnya, yaitu kelompok pupuk yang sehingga memberikan pengaruh yang tidak mengandung unsur hara makro dan kelompok nyata. Seperti yang dikemukakan oleh Lingga pupuk yang hanya mengandung unsur hara (2003), bahwa dalam penyemprotan pupuk mikro. Hal ini sudah tampak bahwa rata-rata daun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pupuk daun merupakan pupuk majemuk, bahkan disebut pupuk lengkap. Ini disebabkan unsur hara (baik makro maupun mikro) dengan dalam pupuk daun sudah terkandung beberapa konsentrasi berbeda-beda. Diameter umbi (cm) Dari sidik ragam diperoleh bahwa pemberian kompos dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap diameter umbi, begitu pula dengan interaksi pemberian kompos dan pupuk organik cair berpengaruh 32

nyata terhadap parameter diameter umbi. Dari Tabel 4 bahwa pada pengamatan Datadiameter umbi dari pemberian kompos diameter umbi, terlihat pada pemberian dosis kulit kopi dan pupuk organik cair yang diuji kompos 0 g/tanaman, terjadi peningkatan dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 dapat diameter umbi dengan semakin tingginya kita lihat bahwa pemberian kompos kulit kopi konsentrasi pupuk organik air. Pada pemberian dan pupuk organik cair berpengaruh nyata dosis kompos 30 g/tanaman, terjadi terhadap parameter diameter umbi. Pemberian peningkatan diameter dengan semakin pupuk organik cair dengan diameter umbi tingginya konsentrasi pupuk oraganik cair.pada persampel tertinggi terdapat pada perlakuaan pemberian kompos 60 g/tanaman, terjadi P3 (2.63 cm) diikuti oleh P2 (2,15cm), P1 peningkatan diameter dengan semakin (2,04 cm) dan terendah pada perlakuan P0 yaitu tingginya konsentrasi pupuk organik cair, 1,99 cm. Pemberian kompos kulit kopi dengan namun terjadi penurunan pada konsentrasi 6 diameter umbi persampel tertinggi terdapat ml/l air, terdapat pola peningkatan yang sama pada perlakuan P3 (2,54 cm) diikuti oleh pada pemberian dosis kompos 90 g/ tanaman. P2(2,16 cm) dan P1 (2,16 cm) dan terendah pada perlakuan P0 (1,96 cm). Tabel 4. Rataan diameter umbi (cm) pada pemberian kompos dan pupuk organik cair. Kompos Pupuk Organik Cair (ml/l air) (g/tanaman) 0 3 6 9 Rataan 0 1,79a 1,69ab 1,94bc 2,41bc 1,96 30 1,92bc 1,99c 2,00c 2,73c 2,16 60 1,89c 2,02d 2,01d 2,70d 2,16 90 2,36e 2,45e 2,67e 2,66e 2,54 Rataan 1,99 2,04 2,15 2,63 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang samaberbeda tidak nyata menurut uji rata-rata Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Pemberian kompos kulit kopi berpengaruh nyata terhadap parameter diameter umbi persampel. Hal ini disebabkan kompos kulit kopi dapat memperbaiki struktur tanah, menyediakan unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimal dan dapat memacu absorbsi air dan hara karena semakin memperluas permukaan kontak antara akar dan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur (Pujiyanto, 2005) yang menyatakan bahwa limbah kulit buah kopi memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan untuk memperbaiki sifat tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar C-organik kulit 33

buah kopi adalah 45,3 %, kadar nitrogen 2,98 sesuai dengan peryataan Purwowidodo (1992) %, fosfor 0,18 % dan kalium 2,26 %. Selain itu bahwa protein merupakan penyusun utama kulit buah kopi juga mengandung unsur Ca, protoplasma yang berfungsi sebagai pusat Mg, Mn, Fe, Cu dan Zn. Dalam 1 ha areal metabolisme dalam tanaman yang selanjutnya pertanaman kopi akan memproduksi limbah akan memacu pembelahan dan pemanjangan segar sekitar 1,8 ton setara dengan produksi sel. Unsur hara nitrogen dan unsur hara mikro limbah kering 630 kg. tersebut berperan sebagai penyusun klorofil Interaksi antara kompos kulit kopi sehingga menigkatkan aktifitas fotosintesis dan dengan pupuk organik super ACI berpengaruh akan menghasilkan fotosintat yang akan nyata pada parameter diameter umbi mengakibatkan perkembangan pada jaringan persampel, hal ini disebabkan karena pupuk meristematis daun. organik cair yang diberikan mampu memacu metabolisme pada tanaman bawang merah. SIMPULAN Nitrogen yang terkandung dalam kompos dan pupuk organik cair berperan sebagai penyusun Pemberiankomposkulit kopi mampu protein sedangkan fosfor dan kalsium berperan meningkatkan jumlah daun hingga 24,96 %, dalam memacu pembelahan jaringan meristem diameter umbi 29,59 %, produksi per plot 50 % dan merangsang pertumbuhan daun dan akar, pada pemberian kompos 90g/tanaman. akibatnya tingkat absorpsi unsur hara dan air Pemberian pupuk organik cair super ACI oleh tanaman sampai batas optimumnya akan mampu meningkatkan tinggi tanaman hingga digunakan untuk pembelahan, perpanjangan 19,90%, jumlah daun 29,39% dan produksi per dan diferensiasi sel. Kalium mengatur kegiatan plot 20,10% pada pemberian 9 ml/l air. membuka dan menutupnya stomata, Interaksi pemberian kompos kulit kopi dan Pengaturan stomata yang optimal akan pupuk organik cair super ACI mampu meningkatkan transpirasi tanaman meningkatkan diameter umbi persampel hingga meningkatkan reduksi karbondioksida yang 57,98% pada pemberian 90 g kompos/tanaman akan dirubah menjadi karbohidrat. Unsur hara dan 6 ml/ l air. Disarankan untuk dilakukan nitrogen, fosfor dan kalium serta unsur mikro penelitian lebih lanjut pada tanaman bawang yang terkandung dalam pupuk orgaik cair akan merah dengan pemberian dosis kompos dan menghasilkan aktivitas fotosintesis tanaman konsentrasi pupuk organik super ACI yang sehingga meningkatkan karbohidrat yang lebih tinggi agar didapat hasil yang optimal. dihasilkan sebagai cadangan makanan. Hal ini 34

DAFTAR PUSTAKA AAk, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta. Harmonadi T. 2012. Pupuk Organik Cair Lengkap (POCL) Diakses dari http://www.peluang- usaha.com superaci.diakses Pada Agustus 2011. Lingga P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Lingga P & Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi Penebar Swadaya. Jakarta. Sediarto & Gusmani A. 2004. Pedoman Teknis Pemanfaatan Limbah Perkebunan Menjadi Bahan Organik.diakses dari http://situsdownload.com. kompos kulit kopi.diakses pada 29 juli 2011. Sutejo MM & AG Kartasapoetra. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Pujiyanto. 2005. Pemanfaatan Kulit Buah Kopi dan Bahan Mineral Sebagai Amelioran Tanah Alami. Diakses pada 12 Agustus 2011. Poewowidodo. 1992. Telaah KesuburanTanah. Penerbit Angkasa. Bandung Rao S. 1994. Mikroorganisme dan Pertumbuhan Tanaman.Univ. Indonesia. Jakarta. 35