BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

No: IDENTITAS RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

*SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

Terapi Kognitif dan Perilaku Untuk Penderita Hipomania dan Mania

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

LAMPIRAN A. Lembar Item Skala Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus A-2 Skala Konsep Diri

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Synder, 2004). Menurut Potter & Perry (2005) tidur merupakan waktu dimana

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa pada zaman sekarang dituntut oleh banyak hal, yaitu harus

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

Pendekatan Umum Menuju Pemulihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

IDENTITAS PETUNJUK PENGERJAAN. 1. Pilihlah 1 dari 4 pilihan jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan diri Saudara.

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. station. Anak-anak, remaja, bahkan sampai dewasa sangat menyenangi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. World Health Organization (WHO, 1948) mendefinisikan

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MENGELOLA WAKTU DAN MENYUSUN SKALA PRIORITAS

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

MASYARAKAT KINI. Penuh dengan individu yg merasa letih Senantiasa berjuang utk perlombaan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

Perawan / Menikah / Janda Cerai / Janda Meninggal * Jumlah Anak : Orang * Coret yang tidak perlu C A R A P E N G E R J AAN

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 3 (1), (2016) 40-52

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari


BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN KASUS

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

PENGANTAR. Perkenalkan nama saya Putri Ayuningtyas, mahasiswi Fakultas Psikologi


BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

BAB IV. ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA MTs NURUL QOMAR KERGON PEKALONGAN DALAM KELUARGA BROKEN HOME

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari oleh setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan ####

Lampiran 1 L1-1. Lampiran 1.1 Kuesioner Morningness Eveningness Scale (Home Ostberg)

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Rangkuman Hasil Penelitian Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata yang sedang menghadapi tugas akhir. Karena kesibukan mereka untuk mengerjakan tugas akhir tersebut membuat mereka kurang tidur. Ketiga subjek tersebut rela untuk begadang agar tugas-tugas mereka selesai. Selain kegiatan perkuliahan, ketiga subjek juga aktif mengikuti kegiatan lain di luar kampus. Subjek NA mengalami kurang tidur dimulai sejak SMA. Saat subjek berada di bangku SMA, subjek menghabiskan waktunya dengan bermain game, chatting, dan berpergian bersama teman-temannya sampai larut malam. Karena tidak ada yang mengawasi subjek saat subjek SMA, subjek menjadi lebih bebas kapan subjek akan pulang ke rumah. Subjek tidak bisa tidur lebih awal karena subjek sudah terbiasa untuk tidur pada pagi hari. Sehingga ketika subjek memaksakan dirinya untuk tidur cepat, subjek menjadi seperti terkena insomnia dan tetap terjaga untuk waktu yang sangat lama. Subjek ARW dan ITM mulai kurang tidur saat mereka memasuki dunia perkuliahan. Dengan banyaknya tugas seperti tugas kecil dan tugas besar, sedikit demi sedikit mereka mulai terbiasa untuk kurang tidur atau tidak tidur dalam sehari 60

61 atau lebih. Subjek ARW dan ITM juga memiliki kegiatan di luar kampus. Subjek ARW memiliki kegiatan seperti tugas proyek bersama dengan paman subjek. Namun karena tugas proyek memiliki tenggat waktu yang lebih sedikit daripada tugas besar, subjek ARW lebih mementingkan tugas proyek. Setelah tugas proyek selesai, baru subjek akan mencicil tugas kecil dan tugas besar. Saat ketiga subjek kurang tidur, subjek NA dan ARW tidak memanfaatkan waktu siang hari untuk tidur sebaliknya, subjek ITM akan tidur siang apabila ia memiliki waktu senggang atau ketika subjek sedang mengantuk. Subjek NA dan ARW lebih senang menggunakan waktu luangnya untuk bermain game atau melakukan aktifitas lain untuk mengurangi rasa lelahnya. ketika subjek ITM tidur siang, subjek mengaku badannya lebih segar daripada kalua ia tidak tidur siang. Karena kegiatan sehari-hari subjek saat kuliah membuat dirinya capek, subjek ITM memilih untuk beristirahat supaya dia memiliki energi untuk melanjutkan tugasnya. Ketiga subjek memiliki dampak dari kurang tidur yang hampir sama. Seperti badmood, lambat dalam berpikir, cemas, kepala pusing, berat badan turun, dan kondisi tubuh melemah.

62 Tabel 4. Analisis Dampak Kurang Tidur pada Ketiga Subjek. Dampak NA ARW ITM Badmood V V V Lambat berpikir dalam V V V Cemas V V - Kepala pusing V - V Berat badan turun - - V Kondisi melemah badan V V Hilangnya perhatian Badan pegal - - V - V - Ketika ketiga subjek sedang badmood, teman-teman di sekitar subjek tidak menjauhi mereka. Teman-teman mereka memaklumi keadaan tersebut karena lingkungan sekitar yang sama-sama mengalami kurang tidur. Pada saat teman-teman di sekitar subjek juga mengalami kurang tidur, mereka akan diam dan tetap bekerja pada urusannya masing-masing. Bicara pun hanya seperlunya saja. Ketika subjek NA sedang badmood, subjek tidak merasa badmood selama seharian, namun saat subjek marah mengenai suatu

63 hal, subjek akan segera membaik sehingga subjek tidak berlama-lama menjadi badmood. Ketika subjek ARW sedang merasa badmood, subjek tidak membiarkan orang lain tahu bahwa subjek sedang badmood sehingga teman-teman subjek tidak mengetahuinya. Saat subjek ITM merasa badmood, subjek akan lebih banyak diam. Hal ini dikarenakan subjek menjadi malas untuk berbicara. Sehingga subjek lebih banyak diam dan mendengar. Ketika ketiga subjek akan begadang, mereka memilih untuk minum kopi atau memakan camilan. Untuk subjek NA, NA lebih memilih untuk makan camilan agar tetap terjaga. Namun, apabila dia sudah tidak kuat untuk tetap terjaga dan mulai mengantuk, NA akan minum kopi. Akan tetapi dampak samping dari kopi tersebut membuat jantungnya berdebar cepat sehingga subjek juga tidak terlalu sering untuk minum kopi. Subjek baru akan minum kopi apabila sudah benarbenar mengantuk. Subjek ARW akan makan camilan dan minum kopi atau soda untuk membuatnya terjaga. Subjek akan berganti-ganti jenis minuman antara kopi atau soda sesuai dengan mood subjek. Subjek ITM lebih banyak dalam minum kopi daripada makan camilan. Pada awal semester, subjek ITM bisa minum kopi sampai berkali-kali. Subjek akan minum kopi setiap subjek mulai mengantuk. Namun, saat ini subjek ITM mulai mengurangi konsumsi kopi yang berlebihan tersebut dikarenakan subjek sudah menyelesaikan kegiatan perkuliahannya.

64 Saat ketiga subjek begadang, ketiga subjek akan lupa untuk makan. Karena terus memfokuskan diri untuk menyelesaikan tugas, mereka sampai melupakan makan. Bagi mereka, makan sekali dalam sehari sudah bagus. Akan tetapi subjek NA mengharuskan diri sendiri untuk tetap memperhatikan pola makannya karena subjek memiliki sakit maag. Subjek NA akan makan apabila terasa sakit maagnya akan kambuh. Ketiga subjek mengaku tidak pernah menggunakan obat tidur untuk membantu mereka cepat tidur. Ketiga subjek baru akan tidur ketika tugas mereka sudah selesai. B. Pembahasan Rata-rata manusia membutuhkan waktu tidur selama tujuh sampai delapan jam per hari agar terhindar dari mengantuk di siang hari. Namun, kebutuhan manusia dalam tidur berbeda-beda. Saat seseorang terbangun dan badannya terasa sehat walaupun hanya tidur selama lima jam, maka dapat dikatakan bahwa jam tidurnya tercukupi. Jika orang merasa puas dengan jam tidurnya, maka ia tidak akan mengalami perasaan lelah, cepat gelisah, lesu, dan sebagainya (National Sleep Foundation, 2010). Pada jurusan arsitektur Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, pada semester awal kuliah sudah disibukkan oleh oleh tugastugas yang diberikan oleh dosen pengampu. Terdapat berbagai macam

65 tugas yang diberikan seperti tugas kecil yang memiliki tenggang waktu yang sedikit dan tugas besar yang batas pengumpulannya memiliki tenggat waktu yang cukup lama, yaitu dikumpulkan pada akhir semester. Karena tuntutan itulah yang membuat mahasiswa jurusan arsitek lebih memilih untuk mengurangi jam tidurnya daripada mendapat nilai jelek karena tugas yang dibuat tidak maksimal. Salah satu faktor penyebab kurang tidur pada ketiga subjek yang peneliti temui adalah banyaknya tugas yang mereka terima. Tak jarang pula mereka diharuskan untuk begadang agar tugas mereka bisa selesai tepat waktu. Dua subjek lebih memilih untuk mengerjakan tugas minggu-minggu mendekati deadline. Hal itu dikarenakan mereka belum memiliki keinginan untuk mengerjakannya atau belum ada tantangannya bila tidak mengerjakan tugas saat mendekati deadline. Ketiga subjek menggunakan kopi supaya mereka dapat terus terjaga ketika sedang begadang mengerjakan tugas. Kopi merupakan sumber kafein selain minuman energi, cocoa, dan, softdrink. Mengkonsumsi kopi juga dapat memberikan stimulasi, menambah energi, dan dapat menghilangkan kantuk. Konsumsi kopi dengan takaran rendah memberikan dampak positif dan mengurangi dampak samping dari penggunaan kopi. Mengkonsumsi minuman berkafein memiliki dampak seperti insomnia, nyeri kepala, dan lain-lain. Konsumsi kopi secara berlebihan juga dapat menimbulkan dampak ketergantungan (Liveina, 2014, hal. 3).

66 Penggunaan kopi dapat disebabkan karena kurang tidur pada malam sebelumnya, untuk menambah energi, memperbaiki mood, dan lain-lain. Kopi bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan seseorang dan mengimbangi kemampuan kognitif yang berkurang sebagai akibat dari kurang tidur. Kopi juga membuat mood seseorang meningkat menjadi lebih positif (Purdiani, 2014). Subjek ARW dan ITM tidak mengalami dampak samping seperti ketagihan kafein akibat mengkonsumsi kopi. Terutama untuk subjek ITM yang dari awal semester sudah mengkonsumsi kafein dengan dosis yang banyak. Namun, subjek NA mengalami dampak samping dari kopi seperti jantung berdebar. Dampak samping dari jantung berdebar ini dikarenakan zat kafein membuat tubuh menjadi lebih banyak memompa darah dan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Ketika kurang tidur, ketiga subjek mengatakan bahwa mereka merasa badmood, badan terasa capek karena tidak beristirahat dengan baik, dan kurang dalam perhatian. Hal ini diperkuat menurut (Hidayat & Uliyah, 2005)yaitu, kurang tidur dapat menyebabkan tubuh terasa lelah dan akan menjadi cepat marah. Selain itu ketiga subjek juga menjadi lambat dalam berpikir. Hal ini didukung oleh pernyataan Maas dalam buku Sutiyono yang mengatakan bahwa ketika seseorang kurang tidur, otak akan membuat proses berpikir menjadi lambat sehingga otak kebingungan. Apabila

67 seseorang terus-menerus kekurangan tidur, dapat terjadi hilangnya perhatian dan konsentrasi (Sutiyono & Nasbori, 2008, hal. 2). Dampak lain dari kurang tidur adalah meningkatkan kecemasan (Utami, 2012). Subjek pertama dan subjek kedua merasa cemas saat kurang tidur. Subjek pertama merasa cemas akan tugasnya sampaisampai terbawa mimpi. Subjek pertama merasa cemas karena tugas yang belum selesai ia kerjakan, sehingga subjek menjadi terus tentang tugasnya itu. Namun, subjek tidak mengutarakan cemas yang ia rasakan. Subjek hanya memendam perasaan cemas tersebut. Ketiga subjek juga mengalami kurang makan pada saat begadang, Hal ini dikarenakan ketiga subjek lupa untuk makan sehingga waktu makan pun tidak teratur. Ketika begadang, subjek NA menjadi melupakan jam makannya. Namun, karena subjek NA memiliki penyakit maag, subjek perlu untuk menjaga pola makannya agar maagnya tidak kambuh. Subjek ARW mengaku bahwa ia mengalami berat badan turun akibat begadang. Walaupun subjek ARW makan camilan untuk membuat dia tetap terjaga, namun berat badannya tidak bertambah. Hal ini dikarenakan subjek hanya makan camilan dengan jumlah yang sedikit, ditambah pula dengan subjek yang lupa untuk makan. Dampak dari kurang tidur pada mahasiswa perlu mendapat perhatian karena ada kemungkinan mempengaruhi seseorang dalam dampak jangka panjang terhadap kurang tidur itu sendiri. Berdasarkan

68 penelitian yang dilakukan pada tahun 1960, pada hari pertama seseorang kurang tidur, orang tersebut akan mengalami penurunan gerakan. Pada hari kedua, orang tersebut mengalami perasaan letih, dan keinginan yang kuat untuk tidur ketika berada pada pukul tiga pagi dan lima pagi. Pada hari ketiga, adanya gangguan pada daya konsentrasi dan perhitungan. Pada hari keempat, orang tersebut menjadi lebih suka melamun, terganggunya konsentrasi, adanya gangguan persepsi, halusinasi, dan adanya tekanan yang berat pada kepala. Pada hari kelima, adanya gangguan pada visual, kelelahan yang berlebihan, dan adanya permasalahan pada rasa percaya terhadap orang lain, dan terganggunya kemampuan intelektual dan penyelesaian masalah. Pada tahap ini, orang-orang juga akan mudah merasa curiga kepada orang lain. Terakhir, pada hari keenam, orang-orang tersebut mulai tidak bisa membedakan realita dan mimpi (Jolanta, 2010). Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian mengenai dampak kurang tidur terhadap ketiga subjek hanya berdasarkan dari lima dampak yang ada. Pada jurnal penelitian yang berjudul Concequences of Sleep Deprivation terdapat beberapa dampak lain dari kurang tidur seperti penyembuhan luka pada kulit yang dapat terganggu, penurunan sistem kekebalan tubuh, perubahan sinyal EEG, perubahan mental seseorang, dan perubahan aspek sosial dan energi. Keterbatasan waktu penelitian juga membuat peneliti hanya

69 meneliti tentang jangka pendek dari kurang tidur itu sendiri (Jolanta, 2010).

Bagan subjek 1,2, dan 3 70