BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Perkembangan Motorik Anak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

BAB II LANDASAN TEORI. gerakan pada seluruh bagian tubuh. Perkembangan motorik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK KELOMPOK B KELURAHAN BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata mampu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

NAMA : ELNI NIM : :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER II

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

II. KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme. melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis.

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER I. LATAR BELAKANG Manusia diciptakan Tuhan unik :

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

II. KAJIAN PUSTAKA. kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

KEGIATAN MENGGUNTING DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 2 MEDAN T.P 2013/2014

4-5. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 4-5 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.keterampilan motorik kasar diawali dengan bermain yang merupakan gerakan kasar. Pada usia 3 tahun sesuai dengan tahap perkembangan, anak didik pada umumnya sudah menguasai sebagian besar keteranpilan motorik kasar. Sementara keterampilan motorik halus baru mulai berkembang, yang diawali dengan kegiatan yang amat sederhana seperti memegang sendok, memegang pensil, mengaduk. Keterampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada keterampilan motorik kasar karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, control, kehati hatian, dan kondisi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Bambang Sujiono, dkk (2009:3) keterampilan motorik anak pada usia 4 6 tahun mempunyai perbedaan dengan orang tua dalam hal (1) cara memegang, (2) cara berjalan, (3) cara menyepak / menendang. Pada anak didikcara memegang dilakukan dengan asal saja, sedangkan orang dewasa memegang benda dengan cara yang khas, agar dapat dipergunakan secara optimal. Ketika orang dewasa berjalan, hanya memerlukan otot - ototnya yang diperlukan saja, sedangkan anak didik berjalan seolah olah 7

8 semua tubuhnya ikut bergerak.dalam menyepak / menendang, anak didikmenyepak bola diikuti dengan kedua belah tangannya yang ikut maju kedepan secara berlebihan. Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi motorik anak. Dalam perkembangan motorik terdapat tiga unsur yang menentukannya yaitu otot, syaraf, dan otak.dalam perkembangan motorik ketiga unsur ini melaksanakan masing masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Perkembangan motorik menurutelizabeth Hurlock (dalam Tjandrasa, 1998: 150) adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sehingga sebelum perkembangan itu terjadi, peserta didik akan tetap tidak berdaya. Hildayani (2006: 8.9) mengutarakan bahwa perkembangan motorik (motor development) adalah perubahan secara progresif pada control dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi antara kematangan (maturation) dan latihan atau pengalaman (experience) selama kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan dan pergerakan yang dilakukan.

9 Perkembangan keterampilan motorik merupakan factor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak didik secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu sebagai berikut: a. Melalui keterampilan motorik, anak didik dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti anak didik merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat alat lainnya. b. Melalui keterampilan motorik anak didik dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak berdaya) pada bulan bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang independence (bebas tidak bergantung). Peserta didik dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya diri). c. Melalui keterampilan motorik, anak didik dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak didik sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai, dll. d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak didik dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak didik untuk dapat bergaul

10 dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau menjadi anak didik yang fringer (terpinggirkan). e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kurang konsep diri / kepribadian anak didik. 2. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Perkembangan berpikir anak didik di taman kanak kanak belangsung sangat pesat. Dalam buku Anak Prasekolah (2000) tertulis bahwa masa lima tahun pertama adalah masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin di dapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Menurut Bambang Sujiono (2005: 1.11), motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat, seperti menggunting mengikuti garis, menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok, memasukan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah, menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, alat cocok, krayon, spidol, pensil, serta melipat. Bebeda dengan Hurlock, E. menjelaskan gerak motorik halus ini dengan membandingkan dengan gerak motorik kasar. Dengan kata

11 lainbahwa gerak motorik halus sebagai bentuk kebalikan dari gerak motorik kasar. Ia menyatakan bahwa pada usia prasekolah telah terjadi perubahan besar (giant) pada gerak motoriknya. Sekedar contoh, gerak tangan dan jari yang meningkat.bahkan, pada tahap ini anak sering mencoba makan dengan tangannya sendiri, tetapi orang tua sering kali mencegahnya dengan alasan tangan anak kotor sehingga tidak boleh makan dengan tangan. Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya pengordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail.kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dll. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Ketrampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Secara simultan dan berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk system syaraf yang mencakup lima pusat control, akan mendiktekan setiap gerak anak. Jika anak didik banyak gerak maka akan semkin banyak manfaat yang akan diperoleh anak didik ketika ia makin terampil menguasai gerakan motoriknya. Perkembangan lain yang juga berhubungan dengan kemampuan motorik anak adalah anak didik akan semakin cepat bereaksi,

12 semakin baik koordinasi mata dan tangannya, dan anakdidik semakin tangkas dalam bergerak 3. Tujuan Pengembangan Motorik Halus Didalam Standard Kompetensi Kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikandi Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak didik baikpsikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak didik, dilihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru PAUD akan membantumeningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal mengenalkan dan melatihgerakan motorik kasar dan motorik halus, meningkatkan kemampuan mengelola,mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dancara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat dan sehatserta terampil.menurut Bambang Sujiono (2005: 2.10) adapun kompetensi dasar motorik anak usia dini yang diharapkan dapatdikembangkan guru adalah agar anak mampu: a. Melakukan aktivitas fisik / motorik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keberanian, keseimbangan, kelincahan dan persiapan untuk menulis. b. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai media menjadi suatu karya seni.di sekolah, gurulahyang menentukan apa aktivitas

13 motorik anak yang dapatdilakukan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Guru juga berperan dalammenumbuhkan minat anak didik terhadap berbagai kegiatan motorik anak seperti berbagai jenisolahraga, menggambar, melipat kertas, membuat kalung dari berbagai bahan. Minat anak terhadap suatu jenis kegiatan motorik sangat beragam.disini guru dapat mengarahkan danmenumbuhkan minat anak didik untuk mengikuti semua kegiatan motorik tersebut, dengantujuan agar gerakan motorik anak dapat dikembangkan dengan baik. Keterampilan motorik yang didalamnya mencakup keterampilan gerak sangat diperlukan anak untuk bermain, Bambang Sujiono (2005:1.4-1-6) menyebutkan peranan pentingnya sebagai berikut: a. Peran Kemampuan Motorik untuk Perkembangan Fisiologis Anak Didik. Pembiasaan anak untuk senang bergerak atau berolahraga akan menjaga rutinnya anak didik bergerak sehingga dapat menstimulasi semua proses fisiologis anak didik seperti peningkatan sirkulasi darah dan pernafasannya. b. Peran Kemampuan Motorik untuk Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Didik. Seorang anak didik yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang besar. Ia akan mempunyai banyak teman yang kegiatannya pun akan semakin banyak.

14 c. Peran Kemampuan Motorik untuk Kognitif Anak Adanya kemampuan/keterampilan anak didik akan menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak didik yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Dengan demikian maka kegiatan fisik dan keterampilan fisik anak didik akan dapat meningkatkan kemampuan. Menurut Sujiono (2005:2.9), tujuan pengembangan motorik halus anak didik adalah untuk meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak didik dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak didik, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus a. Kematangan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yangmengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunansyarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakanmotorik. Pada usia ± 5 tahun syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasiberbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halusyang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusunpuzzel, memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya.

15 b. Urutan Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitukemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambi lmelompat, mengendarai sepeda. c. Latihan Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan pengembangan motoriknya perlu dilakukan latihan dengan bimbingan guru. Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus. Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan terdapat pada tiapinsan sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut dapat disalurkan dengan bermain, melalui prgorampelatihan gerakan bagi anak usia dini. d. Motivasi Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dariluar. Misalnya, dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerakmotorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.pengaruh kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia muda mengandungimplikasi terhadap pentingnya perkembangan keterampilan gerak anak. Kurangnya kesadaran orangdewasa termasuk guru-guru akan hal ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntunganyang dapat diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuh-kembang anaksecara keseluruhan.

16 e. Pengalaman Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan danpendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalamanyang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak. 5. Tahap tahap Perkembangan Motorik Halus Bambang Sujiono (2005: 2.10) menyebutkan bahwa perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, misalnya anak belajar menggerakkan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh mereka. Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya(2001) secara umum menjelaskan ada tiga tahap perkembangan ketrampilan motorik anak pada usia dini, yaitu : a. Pada tahap kognitif, anak didik berusaha memahami keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. b. Pada tahap asosiatif, anak didik banyak belajar dengan cara coba melarat olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali dimasa mendatang. c. Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak didik merupakan respon yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan.

17 Tabel tahap perkembangan gerak motorik halus pada anak usia dini : No Usia Perkembangan Motorik Halus 1 Lahir 1 tahun Anak mampu meremas remas kertas, menyobek dan mencoret sembarang. 2 1 2 tahun Anak mampu melipat kertas, menyobek, menempel, menggunting dan melempar dekat. 3 2 3 tahun Anak mampu memindahkan benda, meletakkan barang, melipat kain, mengenakan pakaian, dan memakai sepatu sendiri. 4 3 4 tahun Anak mampu melepas dan mengancingkan baju, makan sendiri, menggunakan gunting, dan menggambar wajah sendiri. 5 4 5 tahun Anak dapat menggunakan garpu dengan baik, menggunting mengikuti garis, dan menirukan gambar segitiga. 6 5 6 tahun Anak mampu menggunakan pisau untuk memotong makanan makanan lunak, mengikat tali sepatu, dapat menggambar orang dengan enam titik tubuh, dan dapat menirukan sejumlah angka dan kata kata sederhana. 6. Metode Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Hurlock (dalam Noorlaila 2010: 50) melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, berbaris-baris. Metode yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik yang perlu dikembangkan anak, seperti untuk kegiatan motorik halus anak dapat diberikan aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce dan sebagainya.sedangkan untuk kegiatan motorik kasar anak didik dapat belajar menangkap bola,

18 menendang, melompat, meloncat, dan sebagainya.perhatikanlah guru saat kegiatan pengembangan motorik anak didik adalah keamanan anak.misalnya, saat anak didik berlari lari di luar kelas, anak didik perlu didampingi oleh beberapa guru untuk menjaga keamanannya. Menurut Sumantri, M. S (2005: 145) tujuan pengembangan motorik halus anak adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin tercapai. Masih menurut Sumantri, M. S (2005: 146) tujuan pengembangan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi bendabenda, mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan serta mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. B. Melalui Kegiatan Mencocok Gambar 1. Kegiatan Mencocok Gambar Kegiatan mencocok gambar dengan media alat cocok dapat mengasahkan motorik halus anak, karena dalam mencocok gambar, anak melatih gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

19 dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat Bambang Sujiono (2005:1.11).Kegiatan ini sangat menyenangkan anak, karena anak suka berimajinasi, sesuai dengan kemampuan dan daya fikir mereka dalam mencocok gambar menjadi bentuk yang sempurna. Menurut Poerwadarminta (2007: 242) mencocok adalah menusuk dengan jarum, duri, dan sebagainya. Sedangkan menurut Depdiknas (2007: 216) mencocok adalah mengenai sesuatu dengan barang runcing atau tajam. 2. Tujuan Kegiatan Mencocok Gambar Tujuan mencocok gambar dipaparkan oleh Depdiknas, 2007: 33 dalam (http://nasuprawoto.files,wordpress.com/2010/10/pembelajaranseni.pdf) yaitu untuk melatih kesabaran, melatih ketelitian, dan melatih kemampuan motorik halus anak. 3. Media Yang Digunakan Untuk Mencocok Gambar a. Alat cocok Alat cocok merupakan alat yang terbuat dari jarum atau paku yang telah diberi pegangan dari kayu supaya anak dapat memegang dengan nyaman. b. Bantalan Bantalan yang telah dipakai adalah bantalan yang terbuat dari alas kayu yang diatasnya diveri karpet untuk menutupinya, dengan menggunakan bantalan ini jarum akan mudah menembus kertas bergambar.

20 c. Kertas bergambar Kertas yang digunakan ini adalah kertas lipat yang sudah berisi gambar, supaya memudahkan anak dalam mencocok sesuai dengan kemampuannya. d. Lem Lem digunakan untuk menempel gambar yang telah dicocok dan dirobek sesuai anak mencocok. e. Buku gambar / kertas kosong Buku gambar/kertas kosong ini berfungsi untuk menempelkan hasil karya anak. 4. Langkah Langkah Kegiatan Mencocok Gambar Menurut pondok edukatif dalam http://pondokedekutif.com/k- 039_mencocok.shtml caranya yaitu : a. Peneliti memperlihatkan gambar dan menceritakan gambar tersebut. b. Peneliti mengadakan tanya jawab tentang gambar yang dibawa. c. Peneliti menjelaskan kepada anak didik bagaimana cara mencocok gambar bentuk baju, melingkari gambar wajah yang cocok. d. Peneliti memberikan contoh kepada anak didiknya, contoh yang peneliti lakukan peneliti memperlihatkan kertas putih yang bergambar baju kemudian peneliti mencocok pinggiran baju tersebut menggunkan alat cocok dan kemudian ditempel dalam buku gambar masing-masing anak didik. Kemuudian anak didik juga diberikan

21 contoh untuk melingkari gambar wajah yang tepat, misal gambar wajah orang sedang tersenyum. e. Peneliti mengajak anak didiknya untuk mengerjakan kegiatan tersebut dengan bersamaan. C. Kriteria Keberhasilan 1. Pedoman Penilaian Menurut Departemen Agama RI (2004: 50) penilaian merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran. Cara pencatatan hasil penilaian tersebut sebagai berikut : o : Untuk anak didik yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. : Untuk anak didik yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan. : Anak didik yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan. Prosedur penilaian harian menurut pedoman penilaian Kemendiknas Dirjen Mandas dan menengah Direktorat Pembina TK (2010) catatan hasil penilaian harian perkembangan anak didik dicantumkan pada kolom RKH sbb:

22 Peserta didik yang belum berkembang (BB) dengan indikator : dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang Peserta didik yang sudah mulai berkembang (MB) dengan indikator: seperti yang diharapkan RKH pada kolom penilaian guru memberi tanda dua bintang Peserta didik yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) dengan indikator : seperti yang diharapkan RKH mendapatkan tanda tiga bintang Peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indicator : seperti yang diharapkan RKH mendapatka tanda empat bintang 2. Indikator Keberhasilan Salah satu keberhasilan indikator ini dapat dilihat dari tahap proses pembelajaran. Secara umum sudah kita kenal bahwa pembelajaran sejak didesain pasti memerlukan suatu proses oleh guru sehingga jelas dan menunjukkan dimana letak keberhasilan, serta apa indikatornya sehingga kita mampu mengatakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan berhasil. Sebagai bahan kajian berikut disajikan tahapan pembelajaran mulai dari tahapan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tahapan ini pada dasarnya berlaku untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang satuan pendidikan. Pengambangan kemampuan motorik halus anak didik melalui kegiatan mencocok gambar di Taman Kanak-kanak bertujuan untuk

23 meningkatkan kemampuan motorik halus anak didik dalam kegiatan mencocok gambar seperti meremas-remas kertas, menyobek, mencoret sembarang, melipat kertas, menggunting, menempel, melempar dekat, dll. Dengan menggunakan metode demostrasi dengan kegiatan mencocok gambar anak didik dapat melaksanakan kegiatan tersebut untuk mengembangkan motorik halusnya. Table 2.1 Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Untuk TK dan RA Kelompok B Depdiknas (2003: 35). Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan berbagai persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi. Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan. Misal makan, mandi, menyisir rambut, memasang kancing, mencuci dan melap tangan, mengikat tali sepatu. Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough/tanah liat, pasir. Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. Meniru melipat kertas sederhana (7 lipatan). Menjahit bervariasi (jelujur dan silang) 15 lubang dengan tali rafia, benang wol. Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung, gelombang, zig zag, lingkaran, segiempat, segitiga). Mencocok bentuk. Menyusun menara kubus minimal 12 kubus. Membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi. Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).

24 Dari tabel di atas, peneliti menyimpulkan indicator keberhasilan sebagai berikut: 1. Koordinasi antara mata dan tangan yang baik. 2. Ketepatan anak dalam mencocok gambar sesuai dengan garis/gambar. 3. Memegang alat pencocok dengan benar (antara ibu jari dan dua jari). 4. Kekuatan tangan pada saat mencocok gambar. D. Hubungan Antara Kegiatan Mencocok Gambar dengan Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak TK. Menurut Bambang Sujiono (2005: 1.11), motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat, seperti menggunting mengikuti garis, menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok, memasukan kelereng ke lubang, membuka dan menutup objek dengan mudah, menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan kuas, krayon, spidol dan melipat. Sedangkan menurut Elizabeth Hurlock kegiatan mencocok gambar, anak berlatih untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat. Kemampuan anak dalam mengkoordinasikan gerakan anggota tubuhnya berbeda-beda, tergantung pada tingkat perkembangannya. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak akan membuat anak dapat berkreasi, seperti dalam mencocok gambar. Namun tidak semua anak

25 memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama (Bambang Sujiono, 2005: 1.11) E. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Identifikasi penyebab terjadinya masalah diperoleh melalui hasil analisis dari kegiatan observasi terhadap metode pengajaran guru dan bagaimana anak mengikuti proses pembelajaran maupun dokumentasi hasil karya anak. Berdasarkan hasil observasi tersebut ditemukan bahwa dalam kegiatan mencocok gambar anak cukup kurang pada anak kelompok B di TK Pertiwi Kalimandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan alternative pemecahan masalah tersebut melalui metode demonstrasi.

26 Kondisi Awal Guru belum memaksimalkan metode dan alat peraga pada saat proses pembelajaran Motorik halus anak masih kurang, sebagian anak ada yang masih belum bisa moncocok gambar dengan rapi Kemampuan belajar meningkat tapi belum optimal Siklus I Guru masih mendampingi anak pada saat anak melakukan kegiatan mencocok gambar Tindakan Kondisi Akhir Siklus II Sebagian anak sudah ada yang melakukan kegiatan mencocok gambar sendiri Partisipasi anak meningkat apabila guru dengan teliti mengajari anak dalam kegiatan tersebut. Hasil belajar optimal Berdasarkan permasalahan anak dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya melalui kegiatan mencoccok gambar. Gambar 2.1 kerangka berpikir Gambar 2.1 Kerangka Berfikir F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir diatas, diyakini bahwa melalui kegiatan mencocok gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B Semester Pertama di TK Pertiwi Kalimandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2013 / 2014.