ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan.

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Keandalan Jaringan Distribusi Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo

Seminar TUGAS AKHIR. Fariz Mus abil Hakim LOGO.

Studi Analisis Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Surabaya Menggunakan Metode Latin Hypercube Sampling

Studi Perbaikan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Dengan Pemasangan Gardu Induk Sisipan Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Studi Dampak Pemeliharaan Sistem Pembangkit Terhadap Keandalan Sistem Tenaga Listrik di PT. Petrokimia Gresik

Agung Yanuar W Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto.MT, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda,ST.,MT.

I Wayan Suardiawan 1) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111,

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

Studi Keandalan Sistem Distribusi 20kV di Bengkulu dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi Jaringan Spindel GI Nusa Dua PT. PLN (Persero) Distribusi Bali UJ Kuta. I Wayan Suardiawan

ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE

#12 SIMULASI MONTE CARLO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Keandalan Jaringan Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20kV di PT. Astra Daihatsu Motor

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Analisis Keandalan Sistem Jaringan Distribusi PT. PLN (Persero) Banda Aceh Menggunakan Metode Section Technique

Perencanaan Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Pada Kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan

BAB III PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN DATA

Laju Kegagalan Metode FMEA Single Line Diagram Yang di Evaluasi Indeks Kegagalan Peralatan Sistem Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

PROCEEDING SEMINAR TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO FTI-ITS (2012) 1

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hal ini akan menyebabkan permintaan energi listrik akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. adanya daya listrik, hampir semua peralatan kebutuhan sehari-hari membutuhkan

Politeknik Negeri Sriwijaya

Peningkatan Keandalan Jaringan Distribusi Primer Pada PT. PLN (Persero) Cabang Padang

STUDI KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

STUDI PENEMPATAN SECTIONALIZER PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI PENYULANG KELINGI UNTUK MENINGKATKAN KEANDALAN

Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jaringan Distribusi 20 kv menggunakan Metode RIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan energi, salah satunya energi listrik yang sudah menjadi

PROSES MARKOV KONTINYU (CONTINOUS MARKOV PROCESSES)

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. sehingga penyaluran energi listrik ke konsumen berjalan lancar dengan kualitas

ANALISIS KEANDALAN TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUSI WEIBULL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Reliability Index Assessment). Adapun hasil dari metode ini adalah nilai indeks

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

Teknologi Elektro, Vol. 14, No.2, Juli - Desember

EVALUASI KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI MENGGUNAKAN INDEKS SAIDI DAN SAIFI PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1

ANALISIS KEANDALAN DAN NILAI EKONOMIS DI PENYULANG PUJON PT. PLN (PERSERO) AREA MALANG

Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Keandalan Sistem Distribusi yang Terhubung ke Photovoltaic Menggunakan Metode Monte Carlo di PT. PLN (Persero) Distribusi Nusa Penida - Bali

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO YANG DIMODIFIKASI

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

#8 Model Keandalan Dinamis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Jadwal Perawatan Pencegahaan untuk Mengurangi Laju Biaya Pemeliharaan Komponen Bearing C3

STUDI PERBANDINGAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV MENGGUNAKAN METODE SECTION TECHNIQUE DAN RNEA PADA PENYULANG RENON

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

UKURAN KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSMISI

STUDI ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI PT

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP)

Evaluasi Tingkat Keandalan Jaringan Distribusi 20 kv Pada Gardu Induk Bangkinang Dengan Menggunakan Metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

Canggi Purba Wisesa, Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kv di PT. PLN APJ Banyuwangi dengan metode Reliability Network Equivalent Approach

PENINGKATAN KEANDALAN JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan juga dapat berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

ANALISA KEANDALAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA- DURI MENGGUNAKAN DISTRIBUSI WEIBULL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Yulius S. Pirade ABSTRAK

Dosen Pembimbing Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D I.G.N. Satriyadi Hernanda, ST., MT

ANALISIS KEANDALAN PADA PENYULANG BATU BELIG

Evaluasi Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kv Menggunakan Metode Reliability Network Equivalent Approach (RNEA) di PT. PLN Rayon Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah kehidupan. Energi listrik merupakan energi yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, yaitu sebagai berikut:

ANALISA ASPEK EKONOMI PADA KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV PT.PLN(PERSERO) APJ MOJOKERTO

PERBAIKAN KEANDALAN SISTEM MELALUI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION

ANALISIS KEANDALAN SISTEM 150 KV DI WILAYAH JAWA TIMUR

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

STUDI KEANDALAN DAN KETERSEDIAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP UNIT 2 PT. PLN (Persero) SEKTOR PEMBANGKITAN BELAWAN

DISTRIBUSI PROBABILITAS DAN TERMINOLOGI KEANDALAN

KEANDALAN DATA CENTER BERDASARKAN SISTEM TIER CLASSIFICATIONS. Irham Fadlika

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan industri

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

EVALUASI EXPECTED ENERGY NOT SUPPLIED (EENS) TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 kv KOTA PADANG

ANALISA KEANDALAN GARDU INDUK DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA AREA 6D SUBSTATION MINAS

3 BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode Monte Carlo Agung Arief Prabowo 2207100058 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email: agung.prabowo412@yahoo.com Abstrak : Pada tugas akhir ini, dilakukan analisis keandalan transformator gardu induk Surabaya. Tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini adalah sebagai evaluasi bagi PT. PLN (Persero) Distribusi Surabaya dalam memperbaiki kinerja transformator gardu induk. Metode yang digunakan antara lain pengumpulan data, pengolahan data, serta penganalisisan keandalan transformator gardu induk. Adapun simulasi yang digunakan adalah simulasi metode Monte Carlo. Nilai yang didapat telah mencapai standart yang sudah diterapkan meskipun ada beberapa gardu induk yang tidak memenuhi standart, namun dapat diperbaiki dengan cara maintenance atau perawatan yang lebih baik. Maka dapat dikatakan bahwa keandalan dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sudah baik dan bisa bersaing di dunia internasional. Kata kunci: Keandalan, Gardu Induk, Monte Carlo. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal ini semakin meningkatnya taraf hidup masyarakat. Pada saat ini tenaga listrik telah menjadi kebutuhan pokok bagi seluruh konsumen tenaga listrik. Dengan semakin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-hari, maka kontinyuitas penyediaan tenaga listrik juga menjadi tuntutan yang semakin besardari konsumen tenaga listrik. Oleh karena hal tersebut, maka dituntut adanya suatu sistem tenaga listrik yang handal. Untuk mengetahui keandalan dalam distribusi tenaga listrik ke konsumen, maka perlu dihitung indeks keandalannya. Dengan menggunakan data kegagalan dalam transformator gardu induk, dapat dihitung indeks keandalan transformator gardu induk. Adapun metode yang digunakan untuk mengolah data adalah metode Simulasi Monte Carlo. Dari hasil simulasi, nantinya akan diperoleh indeks keandalan transformator gardu induk. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang ada adalah bagaimana menganalisa transformator gardu induk wilayah Surabaya, serta menentukan indeks keandalan dari sisi pelanggan. 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisa keandalan transformator gardu induk Surabaya dan kemudian membandingkannya dengan standar PLN yang telah ada, apakah bisa dikatakan nilai yang didapat sudah baik atau tidak, serta mengetahui indeks keandalan ditinjau dari sisi pelanggan. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Daya listrik yang dihasilkan pada pembangkit tenaga listrik harus mengalami beberapa tahap pendistribusian sebelum daya digunakan oleh konsumen. Pembangkitan dan pendistribusian daya dari pusat pembangkit memungkinkan daya dihasilkan pada satu lokasi untuk penggunaan setiap saat pada lokasi lain yang jauh. Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempattempat tertentu saja, sedangkan konsumen tenaga listrik tersebar di berbagai tempat[1]. Dalam transmisi tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan memerlukan berbagai penaganan teknis. Transmisi daya listrik dalam jumlah sangat besar melalui jarak yang sangat jauh paling efisien menggunakan tegangan tinggi. Tegangan tinggi digunakan pada saluran transmisi untuk mengurangi rugi daya dalam saluran transmisi. Adapun skema sistem tenaga listrik dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Sistem Tenaga Listrik 2.2 Gardu Induk Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya 1

bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan. Fungsi gardu induk antara lain mentransformasikan listrik dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV), dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV), dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV), dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz), untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system tenaga listrik, pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulangpenyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk, untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA. Gambar 2 Gardu Induk 2.3 Keandalan Sistem Tenaga Listrik Salah satu ekspresi matematis dari indeks keandalan (dengan distribusi eksponensial) adalah: R t = e λt (1) Indeks keandalan sistem/ komponen R(t) memiliki rentang nilai 0 sampai 1 yang tidak lain adalah peluang sistem untuk tidak akan gagal. Sementara itu parameter kondisi operasi diwakili oleh nilai λ (laju kegagalan atau failure rate) yang memiliki nilai yang berbeda (sekalipun pada komponen sejenis) tergantung pada kondisi operasi tersebut. Banyak faktor yang harus diketahui dan dihitung sebelum akhirnya melakukan perhitungan analisa keandalan, faktor-faktor tersebut adalah: MTTF, MTTR, Laju Kegagalan, Laju Perbaikan, Ketersediaan, Kurva bak mandi, dan distribusi eksponensial. Mean Time To Failure (MTTF) adalah waktu rata-rata kegagalan yang terjadi selama beroperasinya suatu sistem, dapat dirumuskan: MTTF= T1+T2+T3+ +Tn n (2) dimana: T=waktu operasi (up time) n=jumlah kegagalan Dari data yang telah didapat maka dilakukan perhitungan MTTF tiap penyulang untuk tiap tahunnya. Dari hasil yang akan didapat, diharapkan kita akan bisa menentukan apakah kinerja masingmasing penyulang tersebut bisa dikatakan bagus atau tidak, satuan MTTF adalah hari. Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu ratarata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan terhadap terjadinya kegagalan suatu sistem yang dapat dirumuskan: MTTR= L1+L2+L3+ +Ln n dimana: L=waktu perbaikan (down time) n=jumlah perbaikan (3) Sama seperti sebelumnya, dari hasil yang telah didapat, dilakukan perhitungan MTTR tiap penyulang untuk tiap tahunnya. Permasalahan yang timbul adalah bagaimanakah kinerja dari masing-masing penyulang dalam memulihkan (recovery) dari keadaan gagal bekerja sampai beroperasi kembali. Dari hasil yang didapat bisa terlihat apakah kerusakan atau gangguangangguan pada penyulang tersebut bisa ditangani dengan cepat atau tidak. Laju kegagalan atau hazard rate adalah frekuensi suatu sistem/komponen gagal bekerja, biasanya dilambangkan dengan λ (lambda), laju kegagalan dari suatu sistem biasanya tergantung dari waktu tertentu selama sistem tersebut bekerja. Sebagai contoh laju kegagalan dari suatu mobil pada tahun ke-5 beroperasi akan lebih besar berkali-kali lipat bila dibandingkan dengan laju kegagalan pada tahun pertama beroperasi. Rumus laju kegagalan: λ = 1 MTTF (4) Semakin besar nilai λ maka semakin jelek keandalan suatu sistem/komponen tersebut. Laju perbaikan atau Downtime rate adalah frekuensi lamanya suatu sistem/komponen dalam masa perbaikan (kondisi OFF). Rumus laju perbaikan: µ = 1 MTTR (5) Jadi semakin besar nilai µ maka semakin cepat pula waktu perbaikannya yang berarti semakin bagus nilai keandalan suatu sistem tersebut. Ketersediaan atau Availability didefinisikan sebagai proporsi waktu dimana sistem dalam keadaan siap beroperasi. Nilai dari availability sistem bergantung pada frekuensi komponen-komponen sistem yang gagal bekerja (laju kegagalan) dan lama perbaikan dari komponen yang rusak hingga sistem berfungsi kembali (laju perbaikan). 2

A = µ µ+λ dengan: A = Ketersediaan µ = laju perbaikan λ = laju kegagalan (6) 2.4 Simulasi Monte Carlo Penggunaan metode Monte Carlo memerlukan sejumlah besar bilangan acak, dan hal tersebut semakin mudah dengan perkembangan pembangkit bilangan pseudoacak, yang jauh lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan metode sebelumnya yang menggunakan tabel bilangan acak untuk sampling statistic. Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges(1974) menyarankan untuk menggunakan teknik simulasi yang dikenal dengan Simulasi Monte Carlo[7]. Simulasi Monte Carlo terdiri dari sebuah model matematis yang diset di dalam program komputer dan dengan menggunakan random sampling dari distribusi kegagalan dan distribusi reparasi dari masing-masing komponen yang ada dalam sistem, reliability, dan avaibility dari sistem dapat diprediksi. Random sampling ini kemudian dimanfaatkan untuk melakukan penilaian reliability dan avaibility atau parameter lain yang dikehendaki. Keuntungan dan kekurangan teknik simulasi bila dibandingkan dengan teknik analitis adalah sebagai berikut[9]: (1) Waktu yang diperlukan untuk solusi secara analitis umumnya relatif lebih singkat sedangkan simulasi relative lebih lama. Hal ini tidak menjadi masalah untuk simulasi yang dilakukan dengan komputer yang mempunyai kecepatan dan memori yang lebih besar. (2) Pemodelan secara analitis akan selalu memberikan hasil numerik yang sama untuk sistem, model, dan satu set data yang sama, sedangkan hasil dari simulasi tergantung dari random number generator yang dipakai dan jumlah simulasi yang dilakukan. Hasil dari pendekatan secara analitis yang konsisten membangkitkan keyakinan bagi user tetapi mungkin juga menjadi tidak realistik. (3) Model yang dipergunakan untuk pendekatan secara analitis biasanya merupakan penyederhanaan dari sebuah sistem, dan terkadang terlalu disederhanakan sehingga menjadi tidak realistik. Sedangkan teknik simulasi dapat melibatkan dan menyimulasikan semua karakteristik sistem yang diketahui. 3. METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM ANALISA KEANDALAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK 3.1 Parameter Distribusi Keandalan Parameter-parameter yang dipergunakan dalam evaluasi keandalan adalah parameter-parameter distribusi peluang. Nilai dari parameter-parameter ini sangat tergantung pada waktu kegagalan, waktu perawatan dan sebagainya. Dengan kata lain, komponen-komponen di dalam sistem akan gagal tidak pada waktu yang sama, dan juga akan diperbaiki tidak pada waktu yang sama pula. Dengan demikian maka time to failure (TTF) komponen pun akan berbeda satu sama lain. Perbedaan TTF ini akan mempengaruhi karakter sebaran data kegagalannya yang direpresentasikan dengan perbedaan nilai parameter distribusinya. TTF komponen tertentu mungkin diwakili oleh distribusi peluang yang sama, namun memiliki nilai parameter yang berbeda. TTF komponen juga sangat mungkin diwakili oleh jenis distribusi yang berbeda, sehingga parameter yang mewakili masing-masing distribusi tersebut juga berbeda[9]. Komponen yang TTF-nya diwakili oleh distribusi Weibull akan memiliki jenis parameter distribusi β (shape parameter), γ (location parameter) dan ɳ (scale parameter). Sementara itu TTF yang terdistribusi eksponensial akan diwakili oleh jenis parameter distribusi λ (failure rate) dan TTF yang terdistribusi normal akan diwakili oleh jenis parameter σ (standard deviation) dan µ (mean). Adapun distribusi yang sering digunakan dalam evaluasi keandalan adalah distribusi exponensial. Dimana kegagalan yang terjadi secara random akan mengikuti model distribusi ini. Umumnya umur dari komponen atau sistem mengikuti distribusi exponensial. Ini juga merupakan distribusi yang paling mudah untuk dianalisa secara statistic. Parameter yang digunakan dalam distribusi exponensial adalah: t R(t) = exp [ λdt] = e λt 0, t 0 (7) Adapun untuk menghitung parameter MTTF (mean time to failure): MTTF = e λt 0 dt = e λt λ = 1 λ (8) Periode sistem berada pada kondisi up state disebut dengan time to failure (TTF) atau failure time (FT). Periode sistem berada dalam down state disebut dengan time to repair (TTR) atau time to replace (TTR). Proses transisi dari up state ke down state disebut dengan failure process. Prosedur standar dalam evaluasi keandalan sistem adalah degan menguraikan sistem menjadi gabungan beberapa bagian hirarki di bawahnya dalam satu model jaringan, melakukan estimasi keandalan untuk masing-masing bagian hirarki tersebut dan selanjutnya 3

menggabungkannya kembali ke dalam sistem dengan metode numeric tertentu. Seberapa jauh sistem diuraikan menjadi hirarki di bawahnya sangat tergantung pada kemampuan dan dukungan dari hirarki tersebut untuk bisa dihitung keandalannya. Ada kalanya sistem akan diuraikan hingga ke tingkat komponennya ataupun cukup hanya sampai tigkat subsistem. 3.2 Konsep Umum Permodelan Ekspresi probabilitas batas keadaan dapat diterapakan tanpa memandang apakah sistem berawal dari keadaan beroperasi atau berawal dari keadaan gagal. Salah satu karakteristik distribusi eksponensial adalah MTTF (mean time to failure) dari distribusi ini dapat dihitung langsung dari MTTF = 1/λ. Dengan demikian MTTR (mean time to repair) = 1/μ. SAIFI = λ km k M dengan: λ k = laju kegagalan saluran M k = jumlah pelanggan pada saluran k M = total pelanggan pada sistem (9) SAIDI (Sistem Average Interruption Duration Index) adalah indeks keandalan hasil pengukuran durasi gangguan sistem rata-rata tiap tahun. Indeks ini berisi tentang frekuensi gangguan permanent rata-rata tiap konsumen dalam suatu area yang dievaluasi. SAIDI = µ km k (10) M dengan: µ k = laju perbaikan saluran M k = jumlah pelanggan pada saluran k M = total pelanggan pada sistem CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index) adalah indeks keandalan hasil pengukuran dari durasi gangguan konsumen rata-rata tiap tahun. Indeks ini berisi tentang waktu rata-rata untuk penor malan kembali gangguan tiap-tiap konsumen dalam satu tahun CAIDI = SAIDI SAIFI (11) 4. SIMULASI DAN ANALISA 4.1 MTTF dan MTTR Tiap Gardu Induk Selama 7 Tahun Dalam analisa keandalan dibutuhkan perhitungan untuk jangka waktu yang cukup panjang (> 1 tahun), hal ini bertujuan untuk mendapatkan keakuratan hasil analisis. Pada tugas akhir ini didapatkan data hingga 7 tahun (2003-2009), yang bila dihitung MTTF dan MTTR dengan metode perhitungan yang sama dengan metode perhitungan selama 1 tahun akan didapat hasil sebagai berikut Tabel 1 Nilai MTTF dan MTTR tahun 2003-2009 Wilayah Surabaya Selatan Gardu Induk (GI) Waru Sukolilo Rungkut Ngagel Darmo Grande Wonokromo Transformator MTTF (Hari) MTTR (Menit) I n/a n/a II 300 20,6 III 150,8333 184,8 IV 289,42 504,1 V 233 101,772 VI 100,1 206,86 VII 550,333 31,53 I 55 277,92 II 176,86 547,38 III 73,14 122,4 I 25,11 50,053 II 99,375 189,86 III 83,9375 196,19 IV x x V 88,25 97,98 I n/a n/a II 118,46 13,12 I 121 33,076 II 477,67 12,653 I 151,75 237,82 dimana: x = tidak ada gangguan n/a = hanya terjadi 1 kali gangguan Tabel 2 Nilai MTTF dan MTTR tahun 2003-2009 Wilayah Surabaya Selatan dan Barat Gardu Induk (GI) Ujung Kenjeran Krembangan MTTF MTTR Transformator (Hari) (Menit) I x x II 134,44 13,42 I 212 19,5 II 203,8 20,446 I 78,47 163,35 II 43,46 97,95 Kupang I 165 400,32 Sawahan Simpang Tandes I 134,83 57,29 II 47 125,66 I 388,8 239,93 I 226,25 33,72 III 78,8 22,14 IV n/a n/a Undaan I n/a n/a Babadan Ispatindo I 154,86 47,57 II n/a 16 I x x Ujung I x x dimana: x = tidak ada gangguan n/a = hanya terjadi 1 kali gangguan 4

4.2 Indeks Keandalan dari Sisi Pelanggan Berikut ini adalah daftar perbandingan antara WCS GAP Analysis dengan gardu induk area Surabaya. Tabel 3 Perbandingan antara WCS dengan gardu induk wilayah Surabaya Selatan SAIFI SAIDI WCS 3 100 GI Waru 1,71 36,09 GI Sukolilo 2,70 113,36 GI Ngagel 2,29 4,52 GI Rungkut 3,58 58,32 GI Darmo Grande 1,74 3,01 GI Wonokromo 2,04 50,77 Tabel 4 Perbandingan antara WCS dengan gardu induk wilayah Surabaya Utara dan Barat SAIFI SAIDI GI Tandes 1,54 4,97 GI Ujung 2,11 3,97 GI Kenjeran 1,64 3,56 GI Krembangan 3,70 82,79 GI Kupang 1,96 74,28 GI Sawahan 3,43 77,34 GI Simpang 1,07 14,73 GI Babadan 1,93 10,49 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai Mean Time To Failure (MTTF) terkecil selama 7 tahun untuk adalah 25,11 hari (GI Rungkut Transformator I) dan nilai MTTF terbesar adalah 550,33 hari (GI Waru Transformator VII) serta nilai rata-ratanya adalah 13,55 hari. Dari hasil tersebut nampak bahwa transformator yang mempunyai nilai performa yang lebih baik bila dibandingkan dengan gardu induk lainnya adalah GI Waru Transformator VII. 2. Nilai SAIFI untuk WCS adalah 3, sedangkan nilai SAIDI untuk WCS adalah 100. Gardu induk yang memiliki indeks keandalan pelanggan diluar standart adalah GI Sukolilo (SAIDI=113,36), GI Rungkut (SAIFI=3,58), GI Krembangan (SAIFI=3,70), GI Sawahan (SAIFI=3,43). Untuk perbaikannya digunakan parameter angka yang dipilih secara bebas agar dapat menemukan hasil yang baik. Sedangkan pada kenyataannya, untuk memperbaiki MTTF atau MTTR yaitu dengan cara maintenance atau perawatan yang lebih baik pada peralatan transformator gardu induk. 5.2 Saran 1. Untuk penelitian lebih lanjut tentang keandalan sistem distribusi, perlu dilibatkan berbagai analisa lainnya, seperti cost analysis, management analysis maupun maintenance analysis. 2. Untuk melengkapi wacana penelitian tentang keandalan distribusi, dapat dilakukan pengembangan untuk daerah lain yang memiliki karakteristik jaringan dan beban yang berbedabeda, baik di PT. PLN (Persero) di Gardu Induk Surabaya maupun di seluruh Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Gambar 3 Hasil Simulasi Monte Carlo (SAIFI Waru) Gambar 4 Hasil Simulasi Monte Carlo (SAIDI Waru) [1] Artana, Ketut Buda, Diktat Kuliah: Kuliah Keandalan1-Pendahuluan - FTK ITS, Surabaya. [2] Artana, Ketut Buda, Diktat Kuliah: Statistika Rekayasa-Distribusi Peluang FTK ITS, Surabaya. [3] Endrenyi, J., Reliability Modeling in Electric Power Systems, John Wiley & Sons Ltd., Toronto, Ch. 2, 1980. [4] Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng, Pembangkitan dan Manajemen Energi Listrik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2009. [5] L. Goel and R. Billinton, Monte Carlo Simulation Applied to Distribution Feeder Reliability Evaluation, Electr. Power Syst. Rrs. 29 193-202, 1994. [6] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Balai Penerbit dan Humas ISTN, Jakarta 5

Selatan, 1990. [7] Moubray, John, Reliability Centered Maintenance, Industrial Press, New York, 1997 [8] Rausand, M. and Hoyland, A., System Reliability Theory; Models, Statistical methods, and Applications, John Wuiley & Sons, New York, 2004. [9] X. Liang and L. Goel, Distribution System Reliability Evaluation using the Monte Carlo Simulation Method, ELSEVIER. Electric Power Systems Research, 40 75-83, 1997. RIWAYAT HIDUP Agung Arief Prabowo dilahirkan di Surabaya, 4 Desember 1989. Penulis adalah putra terakhir dari dua bersaudara dari pasangan Didiek Harijanto dan Endang Sri Hastuti. Penulis menempuh jenjang pendidikan di SD Hang Tuah VIII Surabaya selama enam tahun. Penulis meneruskan pendidikan ke jenjang selanjutnya di SLTP Negeri 1 Surabaya selama tiga tahun serta SMA Negeri 1 Surabaya selama tiga tahun hingga lulus tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis masuk ke Jurusan Teknik Elektro FTI ITS dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam organisasi Divisi Kewirausahaan Teknik Elektro ITS sebagai Komisi Disiplin pada kepengurusan tahun 2008-2009. Penulis dapat dihubungi melalui telp: 081330133003 atau email: agung.prabowo412@yahoo.com 6