MEMBANDINGKAN DUA PERSAMAAN REGRESI LINEAR SEDERHANA. Oleh: Giyanto 1) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI MULTIKOLINIER PADA VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI INDEK PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA BERBASIS KOMPUTER

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

MENENTUKAN MODEL KOEFISIEN REGRESI MULTIPLE VARIABEL DENGAN MENGGUNAKAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI BENNY SOFYAN SAMOSIR

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

PENERAPAN METODE BOOTSTRAP RESIDUAL DALAM MENGATASI BIAS PADA PENDUGA PARAMETER ANALISIS REGRESI


Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

KAJIAN FUNGSI nls( ) DAN fsrr( ) TERHADAP MODEL MICHEALIS-MENTEN PADA REGRESI NONLINIER. Sudarno 1. Abstrak

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ESTIMASI PARAMETER PADA MULTIPLE REGRESI MENGGUNAKAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SITI MAISAROH RITONGA

Oleh: Ningrum Astriawati Prodi Teknika, Akademi Maritim Yogyakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

Dependent VS independent variable

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

PERTEMUAN 2-3 SIFAT DASAR ANALISIS REGRESI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL DENGAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA BAYESIAN

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

APLIKASI REGRESI DUA LEVEL TERHADAP NILAI AKHIR METODE STATISTIKA. Indahwati, Dian Kusumaningrum, Wiwid Widiyani

BAB 2 LANDASAN TEORI

EKONOMETRIKA PERTEMUAN KE 1

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

PEMODELAN REGRESI 2-LEVEL DENGAN METODE ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat pendidikan Anak di Kabupaten Semarang)

Pemodelan Regresi 2-Level Dengan Metode Iterative Generalized Least Square (IGLS) (Studi Kasus: Tingkat Pendidikan Anak di Kabupaten Semarang)

ESTIMASI PARAMETER REGRESI RIDGE MENGGUNAKAN ITERASI HOERL, KENNARD, DAN BALDWIN (HKB) UNTUK PENANGANAN MULTIKOLINIERITAS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

Analisis Regresi Multilevel dalam Menentukan Variabel Determinan Nilai Ujian Akhir Nasional Siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

ANALISIS REGRESI DENGAN EXCEL

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

2.1 Pengertian Regresi

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data menggunakan software SPSS 11.5 for windows, Microsoft Excel, dan SAS 9.1. Profil Responden

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN TEKNIK BOOTSTRAP

Pertemuan 10 STATISTIKA INDUSTRI 2. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression. Multiple Linear Regression 19/04/2016

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

PEMODELAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA MENGGUNAKAN REGRESI RIDGE

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

III. METODE PENELITIAN

Pengujian Kestabilan Parameter pada Model Regresi Menggunakan Dummy Variabel

STATISTIKA TEKNIK LNK2016 CORRELATION & REGRESSION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

PENERAPAN METODE DESEASONALIZED PADA PERAMALAN BANYAK PENUMPANG KERETA API DI PULAU JAWA. Abstract

MODEL TEMPERATUR UNTUK PENDUGAAN EVAPORASI PADA STASIUN KLIMATOLOGI BARONGAN, BANTUL. Febriyan Rachmawati

Penerapan model Almost Ideal Demand System ( AIDS ) pada pola konsumsi pangan rumah tangga nelayan di Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Regresi dengan Microsoft Office Excel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

STATISTIKA TERAPAN (PS603)

PEMILIHAN MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL TERBAIK (Choice the Best Linear Regression Multilevel Models)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

Teknik Hitung Manual Analisis Regresi Linear Berganda Dua Variabel Bebas

ANALISIS REGRESI MULTILEVEL DALAM MENENTUKAN VARIABEL DETERMINAN NILAI UJIAN AKHIR NASIONAL SISWA

PENERAPAN REGRESI POISSON UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH SISWA SMA/SMK YANG TIDAK LULUS UN DI BALI

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Bentuk Fungsional Regresi Linear (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah pendekatan-pendekatan terhadap

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PEMODELAN DAN SIMULASI TINGGI GENANGAN BANJIR DI KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Kombinasi Regresi Tak Bias Ridge dengan Regresi Komponen Utama untuk Mengatasi Masalah Multikolinieritas

Transkripsi:

Oseana, Volume XXVIII, Nomor 1, 2003 : 19-31 ISSN 0216-1877 MEMBANDINGKAN DUA PERSAMAAN REGRESI LINEAR SEDERHANA Oleh: Giyanto 1) ABSTRACT COMPARING TWOSIMPLE LINEAR REGRESSION EQUATIONS. Frequently we possess regression equations for two populations and wish to study their similarities and differences. First, we might investigate whether the slopes of these regressions are significantly different. If they are not significantly different, we might then ask whether these regression equations are identical or with the other words, the data come from the same population. In this paper, comparing two simple linear regression equations will be reviewed. One study case in marine research will be done as an exercise. PENDAHULUAN Persamaan regresi linear sederhana merupakan persamaan garis lurus yang melibatkan dua peubah (variable), yaitu peubah bebas (independent variable) dan peubah terikat (dependent variable). Persamaan regresi, yang dalam pengertian statistika sering disebut dengan istilah model, diperoleh berdasarkan perhitungan-perhitungan statistika. Oleh karena perhitungannya disusun dari banyak pasangan data kedua peubahnya (peubah bebas dan terikat), maka akan memiliki kesalahan (error). Untuk pasangan data (X i,y i ) dimana i=l, 2,.., n akan diperoleh persamaan regresi Y i =α+βx i +ε i, dimana α adalah nilai intersep (intercept), β adalah nilai kemiringan (slope) dan ε adalah nilai kesalahan. Hubungan antara peubah X dan Y tersebut bisa diduga sebagai garis lurus dengan persamaan Y=a+bX, dimana a adalah nilai intersep dan b adalah nilai kemiringan yang masing-masing dihitung berdasarkan sampel data. Dalam statistika, umumnya persamaan regresi linear ini sering dipakai untuk menunjukkan hubungan antara peubah bebas (X) dan peubah terikatnya (Y). Selain itu, persamaan ini juga berguna untuk menduga nilai Y bila diketahui nilai Xnya. Tetapi masalahnya akan timbul bila kita memiliki dua persamaan regresi linear untuk peubah yang sama (tetapi berbeda lokasi atau berbeda waktu pengambilan datanya). Persamaan regresi mana yang kita pakai untuk menduga nilai Y? 1) Bidang Sumber Daya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta. 19

CONTOH KASUS Seorang peneliti menghitung persamaan regresi linear sederhana dari data jumlah individu ikan Chaetodontidae per 500 m 2 terhadap persentase tutupan karang batu berdasarkan data yang diperoleh di Kepulauan Seribu. Misalkan persamaannya adalah sebagai berikut Y = 0,120 +.0,276X. Pada saat bersamaan, seorang peneliti lain juga mengambil data persentase tutupan karang batu dan jumlah individu ikan Chaetodontidae per 500 m 2 di Taka Bone Rate. Misalkan persamaan yang diperolehnya adalah Y = 0,114 + 0,279X. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: a. Apakah kedua persamaan regresi tersebut saling berbeda (Gambar la dan lb) sehingga masing-masing persamaan regresi tersebut hanya cocok dipakai pada lokasi data itu diambil? b. Apakah kedua persamaan regresi tersebut berbeda tetapi memiliki nilai kemiringan yang sama (Gambar 2)? c. Apakah kedua persamaan regresi tersebut sama (Gambar 3) sehingga perlu dibuat satu persamaan regresi baru yang bisa dipakai di kedua lokasi tersebut? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, perlu dilakukan terlebih dahulu uji statistik untuk membandingkan 2 buah garis regresi linear (Soejoeti, 1986; Santoso & Kusnadi, 1992; Neter et al., 1996; Zar, 1996). Pada tulisan ini, penulis mencoba menerapkan cara seperti yang dibahas oleh Soejoeti (1986) dan Zar (1996), serta contoh aplikasinya pada data penelitian oseanografi. Misalkan kita memiliki 2 himpunan data berpasangan dari persentase tutupan karang batu (X) dan jumlah individu ikan Chaetodontidae (Y) dari Kepulauan Seribu adalah (X 1i,Y 1i ), i=l, 2,..., n 1, dan dari Taka Bone Rate adalah (X 2j,Y 2j ), j=l, 2,..., n 2 (Tabel 1). Dua persamaan garis regresi linearnya adalah sebagai berikut: Pertama-tama, yang perlu dilakukan adalah menguji apakah kedua garis regresi tersebut memiliki nilai kemiringan yang sama. Pengertian "sama" yang dipakai pada tulisan ini adalah "sama" secara statistika dimana ragam kesalahan dipertimbangkan. Jadi berbeda dengan pengertian "sama" secara matematika yang diartikan secara absolut. Misalnya 0.0007 dengan 0.0008 akan diartikan tidak sama secara matematika, tetapi mungkin saja dapat dikatakan sama secara statistika. 20

Ada dua kemungkinan jawaban untuk pertanyaan: Apakah kedua garis regresi tersebut memiliki nilai kemiringan yang sama? 1. Bila jawabannya "Tidak" (Gambar 1a dan 1b). Maka masalahnya selesai hingga disini. Kesimpulannya bahwa sampel yang diambil oleh kedua peneliti tersebut memang berasal dan dua populasi yang berbeda sehingga kedua persamaan garis regresi tersebut hanya cocok untuk lokasi sampel itu diambil. Jadi dalam hal ini ada 2 persamaan regresi yang berbeda, yaitu persamaan garis regresi yang dihitung berdasarkan data dari satu lokasi tidak cocok dipakai di lokasi lainnya, ataupun sebaliknya. 2. Bila jawabannya "Ya" Ini berarti bahwa kedua garis regresi tersebut paralel. Maka pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah: Apakah kedua garis regresi tersebut berhimpit atau tidak? Atau dengan kata lain, apakah kedua garis regresi itu juga memiliki nilai intersep yang sama? 2.a. Bila jawabannya "Tidak" (Gambar 2). Maka kedua garis regresi tersebut paralel tapi tidak berhimpit. Ini dapat diartikan bahwa untuk nilai x yang sama, nilai y di satu lokasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi yang lainnya. Dalam contoh kasus di atas, dapat dikatakan bahwa untuk persentase tutupan karang yang sama, jumlah individu ikan A di satu lokasi berbeda dengan satu lokasi lainnya (mungkin lebih tinggi atau lebih rendah jumlah individunya). Karena kedua garis regresi itu memiliki nilai kemiringan yang sama dan nilai 21

intersep yang berbeda, maka perlu dihitung nilai kemiringan gabungan (koefisien β g ) sebagai nilai pengganti β 1 dan P 2 untuk masing-masing garis regresi yang tadi dibandingkan. Sehingga, dalam hal ini persamaan regresi yang baru menjadi: 2.b. Bila jawabannya "Ya" (Gambar 3). Maka kedua garis regresi tersebut sama atau berhimpit, yang berarti kedua sampel dapat dikatakan datang dari populasi yang sama. Oleh karena itu, perlu dibuat persamaan regresi baru berdasarkan kedua data yang diambil dari dua lokasi yang berbeda itu. Persamaan garis regresi yang baru bisa dipakai baik untuk di Kepulauan Seribu maupun di Taka Bone Rate. 22

Jadi, ada 2 buah uji statistik yang diperlukan untuk membandingkan antara 2 garis regresi linear sederhana, yaitu: 1. Uji statistik untuk mengetahui apakah β 1 =β 2 Uji ini untuk mengetahui apakah kedua garis regresi memiliki nilai kemiringan yang sama. Jika nilai kemiringannya sama, maka bisa dipastikan bahwa kedua garis itu paralel. Oleh karena itu, uji ini juga dikenal sebagai uji untuk mengetahui apakah kedua garis regresi paralel. 2. Uji statistik untuk mengetahui apakah α 1 =α 2 Uji ini untuk mengetahui apakah kedua garis regresi memiliki intersep yang sama. Uji ini hanya dilakukan bila kedua garis regresi memiliki nilai kemiringan yang tidak berbeda nyata (β 1 = β 2 ). Bila dua garis regresi memiliki nilai kemiringan dan intersep yang sama (β 1 = β 2 dan α 1 =α 2 ), maka kedua garis regresi tersebut sama atau berhimpit. Sebelum melakukan uji beda antar dua garis regresi, terdapat beberapa hal pokok yang sebaiknya dipenuhi agar diperoleh hasil uji yang lebih teliti dan memuaskan. Hal-hal tersebut antara lain: a. Persamaan garis regresinya harus sudah diketahui dan sudah diuji secara statistik. Oleh karena itu, pengetahuan yang cukup tentang teknik analisa regresi dengan berbagai bentuk ujinya sangat diperlukan. b. Data asli dari sampel berpasangan harus ada, karena untuk perhitungannya diperlukan data-data tersebut secara lengkap. Untuk mempermudah pemahaman tentang tahapan yang dilakukan dalam membandingkan dua buah garis regresi sederhana, dapat dilihat pada Gambar 4. Kedua macam uji statistik tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini beserta contoh penerapannya dalam ilmu kelautan. Sepengetahuan penulis, sampai saat ini belum ada software statistik yang memuat program untuk membandingkan 2 buah garis regresi. Oleh karena itu, penulis juga menyertakan contoh perhitungannya dengan menggunakan Microsoft Excel. Pertimbangan lainnya adalah karena Microsoft Excel sangat popular dan umumnya setiap komputer telah memiliki Microsoft Excel. 23

Gambar 4. Tahapan yang dilakukan dalam membandingkan 2 buah garis regresi sederhana 24

25

26

27

Melakukan perhitungan beberapa nilai-nilai untuk pasangan sampel 1 pada sel B21 hingga B32 dan untuk sampel 2 pada sel G21 hingga G32 dengan mengetikkan rumus (formula) seperti tampak pada Gambar 6a. Bila penulisan rumusnya benar, maka untuk hasilnya akan tampak seperti pada Gambar 6b. Gambar 6b. Hasil yang diperoleh berdasarkan penulisan rumus seperti pada Gambar 6a. 28

Gambar 7a, sehingga hasilnya tampak seperti pada Gambar 7b. Gambar 7b. Hasil yang diperoleh berdasarkan penulisan rumus seperti pada Gambar 7a. 29

Gambar 8a, sehingga hasilnya tampak seperti pada Gambar 8b. 30

DAFTAR PUSTAKA NETER, J.; M.H. KUTNER; C J. NACHTSHEIM and W. WASSERMAN. 1996. Applied linear statistical models. Fourth edition. The Me Graw Hill- Co. Inc. USA: 1408 p. SOEJOETI, Z. 1986. Buku materi pokok metode statistika II STAT4111. Modul 6-9. Cetakan ketiga. Karunika, Jakarta. 207 hal+tabel. ZAR, J.H. 1996. Biostatistical analysis. Third Edition. Prentice-Hall International Inc.: 662 pp+app. SANTOSO, R.D. dan M.H. KUSNADI. 1992. Analisis regresi. Edisi pertama. Andi Offset. Yogyakarta: 118 hal. 31