GAMBARAN PH SALIVA PADA MAHASISWI YANG MEMPUNYAI KEBIASAAN MENGKONSUMSI MADU PADA MAHASISWI ASRAMA PUTRI JURUSAN KEPERAWATAN GIGI YOGYAKARTA 2016.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH MINUM MINUMAN BERSODA TERHADAP (ph) SALIVA PADA MAHASISWA ASRAMA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

GAMBARAN PH SALIVA DAN KARANG GIGI PADA KARANG TARUNA DI DESA NGARGOGONDO BOROBUDUR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

PENGARUH MENGKONSUMSI MINUMAN MADU TERHADAP TINGKAT KEASAMAN PH SALIVA ANAK SEKOLAH DASAR. Dwi Eni Purwati 1 Siti Sulastri 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju

JURNAL GIGI DAN MULUT ISSN X, VOLUME 3 NOMOR 2 HAL SEPTEMBER 2016

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

BUAH MENTIMUN DAN TOMAT MENINGKATKAN DERAJAT KEASAMAN (ph) SALIVA DALAM RONGGA MULUT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak/biofilm, dan diet. Komponen diet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang memiliki peran penting dalam

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

THE CONCEPTION OF PLAQUE SCORE ON 7TH GRADE STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 1 GODEAN SLEMAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

DESCRIPTION OF PLAQUE SCORES ON STUDENTS WHO CONSUME FRIED FOOD IN CANTEEN OF SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Riskesdas menunjukan bahwa 70 % anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso***

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

ABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kelompok mikroba di dalam rongga mulut dan dapat diklasifikasikan. bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif.

PENYEBAB TINGGINYA KARIES GIGI PADA WANITA USIA TAHUN DI DESA GONDOSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOSARI KABUPATEN KUDUS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya. Masyarakat provinsi Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

PENINGKATAN ph SALIVA SETELAH MENGUNYAH BUAH MENTIMUN DAN TOMAT PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 TURI SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan suatu penyakit yang sering dijumpai. Menurut Dr. WD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menilai kesehatan rongga mulut secara umum. Kebiasaan yang sering

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. menyerang jaringan keras gigi seperti , dentin dan sementum, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.

MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

Transkripsi:

GAMBARAN PH SALIVA PADA MAHASISWI YANG MEMPUNYAI KEBIASAAN MENGKONSUMSI MADU PADA MAHASISWI ASRAMA PUTRI JURUSAN KEPERAWATAN GIGI YOGYAKARTA 2016. 1) 2) 3) Endang Purnomo, Taadi, Marjana Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jln Kyai mojo No. 56 Pingit Yogyakarta Telp/Fax 0274514306 Email : endangp750@gmail.com 1,2,3) ABSTRACT Honey was acidic with a ph <7, acids greatly affect oral health, which was one cause of caries. While Saliva as a buffer system to maintain optimal oral ph, which tends to alkaline ph. This study aims to determine the ph of saliva picture on the students who have the habit of drinking honey 1,2,3 and 4 tablespoons of honey in 1 week. This research is a quantitative descriptive. The study population was a student dormitory daughter of Nursing Department of Dentistry, aged 17-20 years. The sample used this study is 30 student dormitory daughter Dental Nursing Department. The sampling technique is taken by using simple random sampling. Cross Tabulation analyzed. The result is that the ph of saliva student who has a habit of drinking honey 1 tablespoon 30% of respondents had a ph of saliva is acidic, while a student who has a habit of drinking honey 2 tablespoons 10% of respondents had salivary ph neutral, and who have the habit of drinking honey 3 tablespoons 6.7% of respondents had a ph of saliva is alkaline and which has a habit of drinking honey 4 tbsp 6.7% of respondents had a ph of acidic saliva. This means that there is a meaningful or significant influence. It can be concluded that there is influence between salivary ph of respondents who have a habit of consuming honey 1 teaspoon of 30% with a ph of acidic saliva, 2 tablespoons of as much as 10% with saliva ph is neutral, with a ph of 6.7%3 tablespoons of saliva is alkaline and 4 spoons 6, 7% with a ph of saliva is acidic and neutral, on a girls' boarding student majoring in dental nursing. Keywords: Honey, salivary ph ABSTRAK Madu bersifat asam dengan ph <7, asam sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut yang merupakan salah satu penyebab karies. Sedangkan Saliva sebagai sistem penyangga untuk menjaga ph optimal mulut, yaitu ph yang cenderung basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran ph saliva pada mahasiswi yang memiliki kebiasaan minum madu 1,2,3 dan 4 sendok madu dalam 1 minggu sekali. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi asrama putri Jurusan Keperawatan Gigi, umur 17-20 tahun. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah 30 mahasiswi asrama putri J u r u s a n K e p e r a w a t a n G i g i. Te k n i k p e n g a m b i l a n s a m p e l d i a m b i l d e n g a n menggunakan Simple Random Sampling. Dianalisis dengan Tabulasi Silang.Hasil penelitian didapat bahwa ph saliva mahasiswi yang memiliki kebiasaan minum madu 1 sendok 30% responden memiliki ph saliva bersifat asam, sedangkan mahasiswi yang memiliki kebiasaan minum madu 2 sendok 10% responden memiliki ph saliva yang bersifat netral, dan yang memiliki kebiasaan minum madu 3 sendok 6,7% responden memiliki ph saliva bersifat basa dan yang memiliki kebiasaan minum madu 4 sendok 6,7% responden memiliki ph saliva bersifat asam. Ini berarti ada pengaruh yang bermakna atau signifikan. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara ph saliva responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 1 sendok 30% dengan ph saliva bersifat asam, 2 sendok sebanyak 10% dengan ph saliva bersifat netral, 3 sendok 6,7% dengan ph saliva bersifat basa dan 4 sendok 6,7% dengan ph saliva bersifat asam dan netral, pada mahasiswi asrama putri jurusan keperawatan gigi. Kata kunci: Madu, ph saliva PENDAHULUAN Madu merupakan produk yang unik dari serangga, yang mengandung prosentase karbohidrat yang tinggi, praktis tidak ada protein maupun lemak. Nilai gizi dari madu sangat tergantung dari kandungan gula-gula sederhana, fruktosa dan glukosa. Bahan pangan yang manis tersebut bersifat kental dengan warna emas 23

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 sampai gelap, diproduksi di dalam kantung madu dari berbagai jenis tawon dan dari berbagai nectar bunga. Rasa dan harumnya sangat dipengaruhi oleh jenis bunga dimana nectar 1 dikumpulkan. Nilai kalori yang terkandung dalam madu alami, memang sangat tinggi dan yang menyebabkan nilai tingginya tersebut adalah gula atau rasa manisnya. Tetapi tingginya kandungan gula di dalam madu alami bukan berarti mempunyai sifat seperti sukrosa. Sukrosa bisa dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Madu adalah disinfektan ringan sehingga mampu menyembuhkan radang tenggorokan. Cairan manis ini bisa pula meningkatkan produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi tenggorokan 2 yang kering atau teriritasi. Di samping mempunyai daya anti bakteri, madu juga mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman pathogen penyebab penyakit infeksi. Madu menghasilkan hydrogen peroksida yang merupakan antiseptic luar biasa. Proses asmosis di dalam madu membasmi bakteri. Kandungan gizi dalam madu yang terdiri dari asam amino, karbohidrat, protein serta beberapa jenis vitamin dan mineral adalah zat gizi yang mudah diserap sel-sel tubuh. Asam amino bebas dalam madu mampu membantu 3 penyembuhan penyakit. Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan kedalam cavitas oral. Saliva dapat disebut juga 4 ludah atau air liur. Fungsi saliva sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jika saliva tidak ada atau jumlahnya menurun drastis dan berhenti melindungi gigi maka akan terjadi hal yang buruk antara lain berkurangnya 24 aktivitas pembersihan bakteri dan bekas makanan dari mulut, berkurangnya buffer kerena perubahan asam mulut, hingga aktivitas 4 mulut menjadi semakin asam. Keasaman dapat diukur dengan satuan ph. ph adalah derajat keasaman digunakan untuk meningkatkan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki suatu larutan. ph didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion + hydrogen (H ) yang terlarut. Koefisienaktivitas ion hydrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan 5 pada perhitungan teoritis Derajat keasaman ph dan kapasitas buffer saliva ditentukan oleh susunan kuantitatif dan kualitati felektrolit di dalam saliva terutama ditentukan oleh susunan bikarbonat, karena susunan bikarbonat sangat konstan dalam saliva dan berasal dari kelenjar saliva. Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6 7,0 dengan rata-rata ph 6,7. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada ph saliva antara lain rata-rata kecepatan aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer saliva. Derajat keasaman (ph) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5 7,5 dan apabila rongga mulut ph-nya rendah antara 4,5 5,5 akan memudahkan pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans 3 dan Lactobacillus Asam yang dihasilkan dari fermentasi gula oleh bakteri akan menyebabkan terjadinya demineralisasi lapisan email gigi sehingga struktur gigi menjadi rapuh dan mudah berlubang. Plak ini biasanya akan sangat mudah menempel pada permukaan kunyah gigi, selasela gigi, keretakan pada permukaan gigi, di sekitar tambalan gigi dan dibatas antara gigi dan

gusi. Sebagian bakteri yang terdapat dalam plak bisa mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang kita minum menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-mineral yang 6 terdapat pada gigi. Fendang Purnomo, dkk : Gambaran PH Saliva Pada Mahasiswi Yang Mempunyai Kebiasaan Mengkonsumsi Madu... Asrama Putri Jurusan Keperawatan Gigi adalah asrama Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang terletak di JL. Kyai Mojo No. 56 Pingit, Yogyakarta. Diketahui bahwa jumlah seluruh mahasiswa yang tinggal di asrama 72 orang, dengan rentan usia 17-20 tahun. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara mahasiswi yang tinggal di asrama sebanyak 72 orang, 50% rata-rata suka minum madu, setelah perawatan wajah selesai, ada yang minum madu 1 sendok, ada juga yang minum madu 2 sendok dan ada juga yang minum madu lebih dari 2 sendok. Madu mempunyai derajat keasaman 5,5 yang dapat merangsang pengeluaran saliva yang lebih banyak. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti ph saliva mahasiswi yang suka minum madu, madu mengandung epikatekin terhadap ph 7 saliva. Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya gambaran ph saliva pada mahasiswi yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi madu di asrama Jurusan Keperawatan Gigi dan tujuan khususnya adalah diketahuinya ph saliva mahasiswi yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu, serta diketahuinya selisih rata-rata ph saliva mahasiswi yang mengkonsumsi madu 1, 2, 3 dan 4 sendok madu. Manfaat teoritis penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dalam peningkatan perilaku pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut dan manfaat praktinya adalah untuk memperluas wawasan pengetahuan dalam bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada mahasiswi putri asrama Jurusan Keperawatan Gigi Yogyakarta. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian b e r s i f a t D e s k r i p t i f K u a n t i t a t i f y a n g menggambarkan ph saliva pada mahasiswi yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi madu pada Mahasiswi Asrama Jurusan Keperawatan Gigi. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi yang tinggal di asrama yaitu sebanyak 30 orang, dengan criteria penilaian yaitu Mahasiswi Asrama Putri Jurusan Keperawatan Gigi dengan umur 17-20 tahun. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah 30 mahasiswi asrama Jurusan Keperawatan Gigi. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik rancangan simple random 8 sampling atau acak sederhana Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada Bulan Maret 2016 dan tempat penelitian ini dilaksanakan di Asrama Putri Jurusan Keperawatan Gigi. Aspek yang diteliti, ph saliva mahasiswi yang mengkonsumsi madu. HASIL PENELITIAN Penelitian tentang Gambaran ph Saliva Pada Mahasiswi Yang Mempunyai Kebiasaan Mengkonsumsi Madu Pada Mahasiswi Asrama Putri Jurusan Keperawatan Gigi Tahun 2016 telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016. Penelitian ini dilakukan pada 30 Mahasiswi Asrama Jurusan Keperawatan Gigi Tahun 2016 dengan rinciaan sebagai berikut: 25

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan umur Umur Responden (Tahun) Jumlah (Orang) Prosentase (%) 17 2 6.7 18 15 50.0 19 12 40.0 20 1 3.3 Total 30 100 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan ph saliva mahasiswi yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu dalam 1 minggu sekali. Nilai ph saliva Jumlah Responden Prosentase (%) 4,5-5,5 12 40 5,6-7,0 12 40 6,5-7,5 6 20 Total 30 100 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Banyaknya madu yang di konsumsi. Banyaknya madu yang di konsumsi Jumlah Responden Prosentase (%) 1. Sendok 17 56,7 2.Sendok 4 13,3 3.Sendok 4 13,3 4.Sendok 5 16,7 Total 30 100 Tabel 4. Tabulasi Silang antara banyaknya madu yang di konsumsi dan derajat keasaman (ph) saliva. Banyaknya madu ph Saliva Jumlah Prosentase yang di konsumsi Asam Netral Basa (%) n % n % n % N 1.Sendok 9 30 6 20 2 6,7 17 56,7 2.Sendok 0 0 3 10 1 3,3 4 13,3 3.Sendok 1 3,3 1 3,3 2 6,7 4 13,3 4.Sendok 2 6,7 2 6,7 1 3,3 5 16,7 Jumlah 12 40 12 40 6 20 30 100 PEMBAHASAN Hasil penelitian dengan judul Gambaran ph saliva pada mahasiswi yang mempunyai k e b i a s a a n m e n g k o n s u m s i m a d u p a d a mahasiswi asrama putri Jurusan Keperawatan Gigi Yogyakarta pada tabel 4 dilakukan pembahasan sebagai berikut: 1. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 1 sendok sebanyak 30% dengan ph saliva bersifat asam, hal ini terjadi karena madu mengandung asam amino, karbohidrat, protein, serta beberapa jenis vitamin dan mineral s e h i n g g a m e m p e n g a r u h i p H 3 saliva.menurut kecepetan sekresi ludah langsung mempengaruhi derajat asam ph d a l a m m u l u t, k e c e p a t a n s e k r e s i d i p e n g a r u h i o l e h j e n i s d a n s i f a t rangsangan rasa manis dan asam. Madu alami mempunyai rasa yang manis. Setelah madu masuk ke dalam rongga mulut akan bercampur dengan saliva dalam rongga mulut dan sifat madu yang dapat membunuh mikroorganisme 26

pathogen dapat menurunkan jumlah bakteri dalam rongga mulut sehingga derajat keasaman dapat meningkat dan menyebabkan ph saliva berubah menjadi asam. 2. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 2 sendok terdapat 10% dengan ph saliva bersifat netral, ph saliva bisa berubah menjadi netral karena sesudah mengkonsumsi madu langsung diikuti meminum air putih sehingga saat ph saliva di ukur berubah menjadi netral. D a l a m N a t i o n a l C a n c e r I n s t i t u t e menjelaskan kandungan dari air yang berupa fluorida yang bermanfaat untuk mencegah karies gigi dan berperan penting dalam pembentukan gigi serta dapat menjaga kondisi di dalam mulut menjadi 8 netral karena kandungan dari fluorida. 3. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 3 sendok terdapat 6,7% dengan ph saliva bersifat basa. Kondisi ini terjadi karena madu sendiri yang awalnya asam dapat berpotensi menjadi basa dikarenakan kandungan mineralnya yang tinggi sehingga merubah ph saliva 2 menjadi basa dan manfaat madu pada tubuh manusia dan kesehatan gigi dan mulut adalah sebagai desinfektan terhadap rongga mulut, karena kandungan mineralnya yang tinggi pada madu alami ini mempunyai sifat basa. Fendang Purnomo, dkk : Gambaran PH Saliva Pada Mahasiswi Yang Mempunyai Kebiasaan Mengkonsumsi Madu... 4. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 4 sendok terdapat 6,7% dengan ph saliva yang bersifat asam dan bersifat netral hal ini bisa terjadi karena karbohidrat di dalam rongga mulut di biarkan maka bakteri penghasil asam yang dapat merusak gigi melakukan reaksi fermentasi, sehingga suasana mulut menjadi bertambah asam yang dapat mempengaruhi ph salivanya bersifat asam, sedangkan ph saliva mahasiswi yang berubah menjadi netral karena factor setelah minum madu diikuti minum air putih sehingga pada saat di ukur ph saliva menjadi netral. Dalam National Cancer Institute menjelaskan kandungan dari air yang berupa fluorida yang bermanfaat untuk mencegah karies gigi dan berperan penting dalam pembentukan gigi serta dapat menjaga kondisi di dalam mulut 8 menjadi netral. KESIMPULAN Hasil penelitian yang berjudul Gambaran ph Saliva Pada Mahasiswi Yang Mempunyai Kebiasaan Mengkonsumsi Madu Pada Mahasiswi Asrama Putri Jurusan Keperawatan Gigi Tahun 2016 adalah : 1. Responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi madu 1 sendok sebanyak 30% dengan ph saliva bersifat asam. 2. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 2 sendok sebanyak 10% dengan ph saliva bersifat netral, 3. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi 3 sendok sebanyak 6,7% dengan ph saliva bersifat basa. 4. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi madu 4 sendok sebanyak 6,7%dengan ph saliva bersifat asam dan netral. 27

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 dan Pengembangan Teknologi Institut SARAN Pertanian Bogor 1. Untuk penulis lebih menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman pada penelitian selanjutnya. 4. Anonim, 2008, Derajad Keasaman Saliva, http://respository.usu.ac.id/ bitstr eam//123456789/16857/5/chapter%pdf 2. Diharapkan bagi pembaca dan para mahasiswi asrama Jurusan Keperawatan Gigi setelah minum madu agar dapat minum air mineral atau air putih agar ph saliva kembali netral. diakes 20 juni 2012. 5. Mieke. (2008), Pengertian dan Fungsi Saliva.Diunduh pada 31 Desember 2014 dari(http://m13ke.wordpress.com/2008/11/ 25/pengertian-dan-fungsi-saliva/). DAFTAR PUSTAKA 1. Kamaruddin.(2002). Khasiat Madu. Departement of Biochemistry, Faculty ofmedicine, Universitas of Malaya, Kualalumpur. Artikel vision net 2. Rostita. 2007. Berkat Madu Sehat, Cantik 6. Pramesta (2014). Deteksi Derajat ph saliva pada pria perokok dan non perokok 7. Julica, M.P,2009, Tugas Ikgp Perencanaan Pramkes Siswa SMA,http://Mawar PutriJulica, jurnal.com.diakes 25 juni 2012. 8. Purbaya, J.R.2007.Mengenal dan Dan Penuh Vitalitas. Bandung: PT. Mizan Memanfaatkan Kasiat Madu Alami. Bandung: Penerbit Pinonir Jaya Pustaka. 3. Winarno, PG.( 1981). Madu Teknologi Khasiat dan Analisa. Pusat Penelitian 28