Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a ins6tu6onal ac6vity, 2. Policy as group equilibrium; 3. Policy as elite preference, 4. Policy efficient goal achievement 5. Policy as varia6on on the past, 6. Policy as ra6onal choice in compe66ve situa6ons; 7. Policy as system output
Policy as ins+tu+onal ac+vity Model ini pada umumnya memandang bahwa kebijakan publik sebagai ak6vitas yang dilakukan oleh Publik. Hanya pemerintahlah yang dapat memberikan kekuatan hukum pada kebijakan (legi6macy), pemerintah yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk memberlakukan suatu kebijakan, dan hanya pemerintah yang dapat memaksakan berlakunya suatu Kebijakan (coersion) kepada masyarakat termasuk pemberian sanksi secara efek6f atas pelanggarannya.
Gambar model ins6tusional adalah sebagai berikut: Model ins6tusional ini maka hubungan kekuasaan antara lembaga- lembaga pemerintahan dengan kekuasaan dan kewenangan masing- masing adalah pen6ng.
Policy as group equilibrium Pada model ini pada dasarnya berangkat dari anggapan bahwa interaksi antar kelompok dalam masyarakat merupakan pusat perha6an poli6k. Individu dengan latar belakang kepen6ngan yang sama biasanya akan bergabung secara formal maupun informal untuk mendesakkan kepen6ngannya kepada Publik. Model Policy as group equilibrium dapat dijelaskan dengan ragam gambar sebagai berikut:
Dengan demikian teori ini beranggapan bahwa kebijakan publik pada dasarnya mencerminkan keseimbangan yang tercapai dalam perjuangan antar kelompok.
Policy as elite preference Pada model elit ini, elit merupakan bagian atau kelompok tertentu dari suatu masyarakat yang sedang berkuasa yang mengalokasikan nilai- nilai (sumber- sumber) kepada masyarakat dan hanya pada kelompok kecil orang saja yang dapat membuat dan melaksanakan poli6k. Dengan demikian suatu Kebijakan Publik selalu mengalir dari atas kebawah, yaitu dari elit massa (penguasa) dan 6dak akan muncul dari bawah yang merupakan tuntutan- tuntutan rakyat. Nicholas Henry menyebut bahwa dalam model ini administrator negara bukan abdi rakyat (servant of the people), akan tetapi lebih sebagai kelompok- kelompok kecil yang telah mapan (the establishment).
Model elit ini dapat dijelaskan dengan ragam gambar sebagai berikut.
Kebijakan Publik 6daklah mencerminkan tuntutan- tuntutan rakyat, melainkan lebih mencerminkan upaya golongan elit untuk melestarikan nilai- nilai mereka. OIeh karena itu, perubahan- perubahan Kebijakan pada umumnya sedikit demi sedikit dan 6dak berlangsung secara revolusioner; Keak6fan golongan elit sebenarnya menunjukkan betapa kecilnya pengaruh massa (rakyat). Golongan elit yang lebih banyak mempengaruhi rakyat, bila dibandingkan dengan rakyat yang mempengaruhi golongan elit.
Policy as efficient goal achievement Model ini menekankan pada proses pembuatan kebijakan yang rasional dengan menekankan pada informasi yang komprehensif dan keahlian pembuat kebijakan.
Untuk membuat suatu kebijakan yang rasional maka para pembuat kebijakan harus : a. Mengetahui semua nilai- nilai utama yang ada dalam masyarakat; b. Mengetahui semua alterna6f kebijakan yang tersedia, c. Mengetahui semua konsekuensi dari se6ap alterna6f kebijakan d. Mengetahui rasio antara tujuan dan nilai- nilai sosial yang dikorbankan bagi se6ap alterna6f kebijakan; e. Memilih alterna6f kebijakan yang paling efisien
Model Policy as efficient goal achievement
Policy as varia+on on the past; Pada model ini juga dinamakan dengan model inkremental, yang pada umumnya memandang bahwa suatu kebijakan publik sebagai kelanjutan dari kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan oleh publik pada masa lampau dengan hanya melakukan perubahan- perubahan seperlunya.
Policy as varia+on on the past
Ada beberapa alasan mengapa pembuat kebijakan memilih model inkremental dalam menentukan kebijakannya. Alasan- alasan tersebut adalah : a. Keterbatasan biaya, waktu, tenaga, kecerdasan menyebabkan pembuat kebijakan 6dak memungkinkan untuk melakukan peneli6an dari semua kemungkinan/ alterna6f dalam kebijakan yang ada b. Pembuat kebijakan mempunyai kemampuan untuk memprediksi akibat- akibat yang akan 6mbul dengan kebijakan yang baru atau yang sama sekali berbeda dengan yang dahulu. c. Tercapainya investasi yang menarik dalam program- program yang sudah ada, sehingga mencegali perubahan yang benar- benar radikal. d. Inkrementalis merupakan usaha yang sangat efek6f untuk mengurangi atau mencegah konflik memelihara status quo dan melindungi sistem poli6k itu sendiri.
Policy as ra+onal choice in compe++ve situa+ons; Model ini biasanya juga disebut dengan Game Theory, yang menyatakan bahwa pembuatan kebijakan itu pada umumnya ber66k tolak pada 6ga hal pokok, yaitu: a. Suatu kebijakan yang akan diambil akan sangat bergantung pada dua pemain atau lebih b. Kebijakan yang dipilih dari dua altema6f atau lebih, pemecahan yang diajukan akan sangat bergantung pada masing- masing pemain tersebut; c. Para pemain tersebut selalu dihadapkan pada suatu situasi yang serba bersaing untuk mendapatkan pengaruh dalam pengambilan keputusan
Bagan dibawah ini merupakan gambar dari model game theory dalam pandangan Thomas R. Dye
Policy as system output Secara singkat model system ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar tersebut, inputs terdiri dari tuntutan (demands) dan dukungan (supports). Sedangkan outputs merupakan kebijakan publik yang merupakan deci4ons dan ac4ons. Semuanya terjadi setelah mengalami proses tranformasi tertentu didalam sistem poli6k dalam lingkungannya (environment).