Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a ins6tu6onal ac6vity, 2. Policy as group equilibrium; 3.

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho. 6/22/

60 Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN MASA DEPAN

Mekanisme Konsultasi Publik

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2011/ 2012 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso

Perspektif Kebijakan Publik

Kontrol Negara terhadap Masyarakat: Kasus Ormas. Dr. Endang Rudia<n, M.Si. Dosen Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta

IRE YOGYAKARTA. Membangun Asa Demokrasi Alternatif di Desa

Model-model Kebijakan Publik

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi

ARTIKEL ORGANISASI. Di Susun oleh : Rochmad Zainul Waluyo FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

Pendekatan Kebijakan Publik

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. Sejak big bang decentralization yang menandai era baru pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

MODEL KEBIJAKAN PUBLIK DI BIDANG BBM DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH OLEH HARI SUSANTO, SH

Mengatasi Fragmentasi Kepen/ngan: Ekonomi- Poli/k Anggaran Publik di Indonesia

Konsep Kebijakan Mengapa Kebijakan publik Perlu dipelajari?

Pengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME

Prof.DR.H.GUNARTO,SH.SE.Akt.M.Hum.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Konsep Two- %er Board dan Organ Perseroan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan

MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI

LAPORAN HASIL PENELITIAN 2012

Konsep Two- %er Board dan Organ Perseroan di Indonesia

Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adal

Dasar- dasar Penulisan Karya Ilmiah

Model dan Mekanisme Pemberdayaan Masyarakat

Negosiasi. Miko Kamal S.H., Bung Hatta LL.M., Deakin Ph.D Macquarie. ireformbumn (institut untuk Reformasi Badan Usaha Milik Negara)

ETIKA ORGANISASIONAL PROGRAM GOOD GOVERNANCE WEEK. Balai Senat UGM 26 Januari Supriyadi (Kepala Kantor Audit Internal)

+ FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

Arbitrase. Pengertian arbitrase

II. TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian proses pembuatan dan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Para ahli

1 Universitas Indonesia

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum Minat Utama : Hukum dan Kebijakan Publik

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Salah satu fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting.

+ FUNGSI PEMERINTAH Alokasi, Distribusi & Stabilisasi Perencanaan Pembangunan Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewenangan daerah dalam menjalankan pemerintahannya pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dengan meningkatkan pemerataan dan keadilan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Miko Kamal, PhD Miko Kamal & Associates Ins?tut untuk Reformasi Badan Usaha Milik Negara (ireformbumn) 20/12/13 Miko Kamal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian Paradigma. Paradigma I Normal Sc. Anomalies Crisis Revol Paradigma II

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia adalah

BAB KEWIRASWASTAAN 1. KEWIRASWASTAAN 2. PROSES KEWIRASWASTAAN

POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN )

: Tiga Asas Luhur dalam Kehidupan Manusia Terdiri dari 2 kegiatan belajar. 1. Asas Keutuhan Watak dan Asas Kesusilaan 2. Asas Keadilan.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat atau keuntungan di masa yang akan datang. Di sisi lain, manfaat investasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Analisa Belanja Publik di Sektor Infrastruktur. Teuku Triansa

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi

Human Resources Management (HRM)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Pada bagian akhir penelitian ini disajikan simpulan dari keseluruhan

BAB V. Penutup. Transformasi institusi yang terjadi di Papua merupakan konsekuensi dari

1. Classical Economics

Manajer Kemampuan antarpersonal Manajer yg sukses ahli berkomunikasi Kualitas pekerjaan & lingkungan kerja yang supor7f

Periklanan dan Promosi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. non-formal, dan informal (ayat 3) (Kresnawan, 2010:20).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Tujuan utama

Kepailitan. Miko Kamal. Principal, Miko Kamal & Associates

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan otonomi daerah pada tahun Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

TEORI PERMAINAN GAME THEORY MATA KULIAH RISET OPERASI

ENVIRONMENT CHANGE, SECURITY & CONFLICT

Mediasi. Miko Kamal S.H., Bung Hatta LL.M., Deakin Ph.D Macquarie. ireformbumn (institut untuk Reformasi Badan Usaha Milik Negara)

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan desentralisasi fiskal yang diberikan pemerintah pusat kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Galih Mustika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang diterjemahkan sebagai kesejahteraan hidup. Secara ekonomi

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

Konsep Good Governance (Tata- kelola Pemerintahan yang baik)

KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU HAKIM. Oleh: Suparman Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. pekerja berseragam atau karyawan dengan pangkat tertentu berlomba-lomba. cenderung loyal pada pekerjaannya atau keterikatan kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis secara komprehensif sehingga manajer masing-masing fungsi. demikian juga kinerja organisasi secara keseluruhan.

Transkripsi:

Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a ins6tu6onal ac6vity, 2. Policy as group equilibrium; 3. Policy as elite preference, 4. Policy efficient goal achievement 5. Policy as varia6on on the past, 6. Policy as ra6onal choice in compe66ve situa6ons; 7. Policy as system output

Policy as ins+tu+onal ac+vity Model ini pada umumnya memandang bahwa kebijakan publik sebagai ak6vitas yang dilakukan oleh Publik. Hanya pemerintahlah yang dapat memberikan kekuatan hukum pada kebijakan (legi6macy), pemerintah yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk memberlakukan suatu kebijakan, dan hanya pemerintah yang dapat memaksakan berlakunya suatu Kebijakan (coersion) kepada masyarakat termasuk pemberian sanksi secara efek6f atas pelanggarannya.

Gambar model ins6tusional adalah sebagai berikut: Model ins6tusional ini maka hubungan kekuasaan antara lembaga- lembaga pemerintahan dengan kekuasaan dan kewenangan masing- masing adalah pen6ng.

Policy as group equilibrium Pada model ini pada dasarnya berangkat dari anggapan bahwa interaksi antar kelompok dalam masyarakat merupakan pusat perha6an poli6k. Individu dengan latar belakang kepen6ngan yang sama biasanya akan bergabung secara formal maupun informal untuk mendesakkan kepen6ngannya kepada Publik. Model Policy as group equilibrium dapat dijelaskan dengan ragam gambar sebagai berikut:

Dengan demikian teori ini beranggapan bahwa kebijakan publik pada dasarnya mencerminkan keseimbangan yang tercapai dalam perjuangan antar kelompok.

Policy as elite preference Pada model elit ini, elit merupakan bagian atau kelompok tertentu dari suatu masyarakat yang sedang berkuasa yang mengalokasikan nilai- nilai (sumber- sumber) kepada masyarakat dan hanya pada kelompok kecil orang saja yang dapat membuat dan melaksanakan poli6k. Dengan demikian suatu Kebijakan Publik selalu mengalir dari atas kebawah, yaitu dari elit massa (penguasa) dan 6dak akan muncul dari bawah yang merupakan tuntutan- tuntutan rakyat. Nicholas Henry menyebut bahwa dalam model ini administrator negara bukan abdi rakyat (servant of the people), akan tetapi lebih sebagai kelompok- kelompok kecil yang telah mapan (the establishment).

Model elit ini dapat dijelaskan dengan ragam gambar sebagai berikut.

Kebijakan Publik 6daklah mencerminkan tuntutan- tuntutan rakyat, melainkan lebih mencerminkan upaya golongan elit untuk melestarikan nilai- nilai mereka. OIeh karena itu, perubahan- perubahan Kebijakan pada umumnya sedikit demi sedikit dan 6dak berlangsung secara revolusioner; Keak6fan golongan elit sebenarnya menunjukkan betapa kecilnya pengaruh massa (rakyat). Golongan elit yang lebih banyak mempengaruhi rakyat, bila dibandingkan dengan rakyat yang mempengaruhi golongan elit.

Policy as efficient goal achievement Model ini menekankan pada proses pembuatan kebijakan yang rasional dengan menekankan pada informasi yang komprehensif dan keahlian pembuat kebijakan.

Untuk membuat suatu kebijakan yang rasional maka para pembuat kebijakan harus : a. Mengetahui semua nilai- nilai utama yang ada dalam masyarakat; b. Mengetahui semua alterna6f kebijakan yang tersedia, c. Mengetahui semua konsekuensi dari se6ap alterna6f kebijakan d. Mengetahui rasio antara tujuan dan nilai- nilai sosial yang dikorbankan bagi se6ap alterna6f kebijakan; e. Memilih alterna6f kebijakan yang paling efisien

Model Policy as efficient goal achievement

Policy as varia+on on the past; Pada model ini juga dinamakan dengan model inkremental, yang pada umumnya memandang bahwa suatu kebijakan publik sebagai kelanjutan dari kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan oleh publik pada masa lampau dengan hanya melakukan perubahan- perubahan seperlunya.

Policy as varia+on on the past

Ada beberapa alasan mengapa pembuat kebijakan memilih model inkremental dalam menentukan kebijakannya. Alasan- alasan tersebut adalah : a. Keterbatasan biaya, waktu, tenaga, kecerdasan menyebabkan pembuat kebijakan 6dak memungkinkan untuk melakukan peneli6an dari semua kemungkinan/ alterna6f dalam kebijakan yang ada b. Pembuat kebijakan mempunyai kemampuan untuk memprediksi akibat- akibat yang akan 6mbul dengan kebijakan yang baru atau yang sama sekali berbeda dengan yang dahulu. c. Tercapainya investasi yang menarik dalam program- program yang sudah ada, sehingga mencegali perubahan yang benar- benar radikal. d. Inkrementalis merupakan usaha yang sangat efek6f untuk mengurangi atau mencegah konflik memelihara status quo dan melindungi sistem poli6k itu sendiri.

Policy as ra+onal choice in compe++ve situa+ons; Model ini biasanya juga disebut dengan Game Theory, yang menyatakan bahwa pembuatan kebijakan itu pada umumnya ber66k tolak pada 6ga hal pokok, yaitu: a. Suatu kebijakan yang akan diambil akan sangat bergantung pada dua pemain atau lebih b. Kebijakan yang dipilih dari dua altema6f atau lebih, pemecahan yang diajukan akan sangat bergantung pada masing- masing pemain tersebut; c. Para pemain tersebut selalu dihadapkan pada suatu situasi yang serba bersaing untuk mendapatkan pengaruh dalam pengambilan keputusan

Bagan dibawah ini merupakan gambar dari model game theory dalam pandangan Thomas R. Dye

Policy as system output Secara singkat model system ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar tersebut, inputs terdiri dari tuntutan (demands) dan dukungan (supports). Sedangkan outputs merupakan kebijakan publik yang merupakan deci4ons dan ac4ons. Semuanya terjadi setelah mengalami proses tranformasi tertentu didalam sistem poli6k dalam lingkungannya (environment).