GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

Kata Kunci: Kadar Lemak, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru, Kesegaran Jasmani.

LEMBAR PERSETUJUAN...

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

JURNAL. Oleh: Azis Galuh Purwanto Dibimbing oleh : 1. Ruruh Andayani Bekti, M.Pd 2. Hendra Mashuri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

ANALISIS STATUS GIZI PEMAIN PERSATUAN SEPAK BOLA UNNES SKRIPSI

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya olahraga prestasi. Olahraga prestasi yang dimaksud dalam

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

KEBIASAAN MAKAN, TINGKAT PENGETAHUAN, DAN STATUS GIZI PEKERJA WANITA PT HANOL INDONESIA

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT (SPRINT) 100 METER PUTRA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB 5 HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

Bagan Kerangka Pemikiran "##

PENGARUH METODE LATIHAN INTERVAL EKSTENSIF DAN FARTLEK TERHADAP KEMAMPUAN DAYATAHAN KECEPATAN WASIT SEPAKBOLA KOTA PADANG

Specific Dynamic Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PERSIK KEDIRI TAHUN 2015 (STUDI PADA KELOMPOK UMUR 17 TAHUN)

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Transkripsi:

Jurnal Pembelajaran Olahraga http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/index Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017 GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA Lutfhi Abdil Khuddus Universitas Negeri Surabaya E-mail: lutfhikhuddus@unesa.ac.id Diterima: 4 Maret 2017; Lolos: 5 Mei 2017; Dipublikasikan: 30 Mei 2017 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola konsumsi makanan, status gizi, dan kebugaran jasmani tim sepak bola IKOR FIK Unesa. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan teknik penentuan sampel secara purposive. Pengumpulan data penelitian akan dilakukan dengan cara wawancara secara terstruktur dengan menggunakan metode food frequency dan food recall, pengukuran antropometri, sedangkan kebugaran jasmani dengan menggunakan tes MFT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi tim sepak bola IKOR FIK Unesa sebagian besar termasuk kategori normal (75%) dan tingkat kebugaran jasmani sebagian besar termasuk kategori rata-rata (35%) dan diatas rata-rata (35%). Kata kunci: Sepak bola, gizi, energi, protein, kebugaran jasmani. EATING BEHAVIOR DISORDERS AND THE LEVEL OFADEQUACY OF PROTEIN ENERGY TOWARD PHYSICAL FITNESS OF FOTTBALL PLAYERS IKOR FIK UNESA Abstract This study aims to analyze of food consumption patterns, nutritional status and physical fitness football team IKOR Unesa. The kind of research used is descriptive and tecniques the determination of sample purposively. Data collection research would be conducted by means of interview in structured by using the method food frequency and food recall, the measurement of anthropometry, while physical fitness by using MFT test. The research results show that nutritional status of football team IKOR Unesa most category normal (75%) and the level physical fitness most in category of the average (35%) and above average (35%). Keywords: Football, nutrition, energy, protein, physical fitness. Email : lutfhikhuddus@unesa.ac.id 2017 UN PGRI Kediri No Handphone : 082131035278 p-issn: 2548-7833 e-issn: 2477-3379

PENDAHULUAN Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat melakukan fungsinya. Tubuh memerlukan zat-zat gizi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Dari makanan itulah tubuh manusia memperoleh zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang kurang atau gizinya tidak seimbang ketika dikonsumsi akan menimbulkan masalah yang berakibat penyakit pada tubuh itu sendiri. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempetahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh. Oleh karena itu guna memenuhi gizi tubuh diperlukan pengetahuan dasar dalam makanan yang mencakup: pengetahuan tentang makanan yang bergizi, sumber-sumber bahan makanan, cara pengolahan makanan yang baik dan fungsi makanan dalam tubuh kita. Kebutuhan olahraga seseorang dan asupan gizi yang cukup sangat erat hubungannya antara yang satu dengan yang lain. Hal ini mempertimbangkan fakta bahwa seorang olahragawan atau atlet sangat membutuhkan lebih banyak energi agar dapat melakukan kegiatan olahraganya secara efektif. Jadi untuk para olahragawan atau atlet sangat penting untuk memperhatikan porsi makanan dan jumlah gizi yang terkandung di dalamnya demi kinerja terbaik saat melakukan olahraga, karena aktivitasnya lebih berat dari orang yang bukan olahragawan, setiap cabang olahraga pasti memiliki porsi makan dan jumlah gizi yang berbeda-beda, maka porsi makanannya harus lebih banyak gizinya dan lebih besar porsinya disesuaikan dengan cabang olahraganya. Saat ini sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia dan menurut survei yang dilakukan Big Count FIFA tahun 2006, sepak bola dimainkan oleh lebih dari 265 juta orang di seluruh dunia, 10% diantaranya adalah perempuan (García-Rovés, 2014). 45

Olahraga sepak bola sangat membutuhkan energi yang tinggi. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang berlangsung dengan ritme yang sangat cepat. Gerakan yang dilakukan oleh pemain antara lain berlari, menendang, melompat dan sprint yang persentasenya cukup besar. Gerakan lain yang khas dan dominan dalam sepak bola adalah dribble, body contact dan heading bola. Sepak bola memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan kebugaran tubuh, yaitu kekuatan, kecepatan dan kelincahan. Dalam waktu 2 x 45 menit, seluruh pemain sepak bola harus dapat mempertahankan kebugaran jasmaninya. Daya ledak otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi otot dengan sangat cepat, yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan otot. Kecepatan dalam bermain sepak bola sangat memerlukan kebugaran jasmani yang baik, sehingga dapat bergerak dan berlari dengan baik. Sedangkan kelincahan seorang pemain sepak bola untuk bergerak cepat dan merubah arah dan posisi secara tepat membutuhkan keseimbangan tubuh dan keterampilan yang tinggi. Kekuatan otot sangat diperlukan oleh seorang pemain sepak bola untuk mendukung seluruh aktivitas yang dilakukan dalam durasi 2 x 45 menit, antara lain berlari cepat, menendang bola, melempar bola, mempertahankan keseimbangan tubuh dan mencegah terjatuh saat benturan (Supriyono, 2012). Beberapa penulis menyatakan bahwa pemain memiliki perilaku diet khusus dan berbeda untuk hari pertandingan, yang dapat mempengaruhi energi dan asupan gizi. Holway dan Spriet menyatakan bahwa stress, perjalanan dan jadwal pertandingan dapat mengubah kebiasaan makan tim atlet olahraga, menyebabkan mereka makan lebih sedikit di hari pertandingan dibanding hari-hari latihan, mengakibatkan rendahnya tingkat energi dan asupan makronutrien untuk kompetisi dan pemulihan. Namun Holway dan Spriet tidak mempertimbangkan pengaruh dari susunan menu (García-Rovés, 2014). Sebaliknya, Burke menyatakan bahwa pemain sepak bola secara tradisional lebih mementingkan makanan pra dan pasca pertandingan dari 46

pada diet harian, sehingga asupan gizi mendekati optimal pada hari pertandingan karena penerapan diet khusus. (García-Rovés, 2014). Selain itu, cabang olahraga ini membutuhkan daya tahan jantungparu yang sangat tinggi. Hal itu dibutuhkan untuk dapat melakukan aktivitas secara terus menerus dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung-paru pemain sepak bola dapat ditingkatkan dengan latihan daya tahan jantung-paru atau latihan aerobik dengan melakukan interval training. Prinsip interval training antara lain mengandung beberapa komponen yaitu frekuensi latihan, jumlah ulangan setiap latihan, ukuran dan jarak interval, jenis kegiatan, dan interval sela. Contoh latihan interval training yaitu fartlek (speed play) dan jogging. Berdasarkan karakteristik sepak bola, maka untuk dapat mencapai prestasi yang bagus, maka seorang pemain sepak bola harus dapat memenuhi persyaratan tertentu. Bentuk tubuh pemain sepak bola harus ideal yaitu, sehat, kuat, dan tinggi. Seorang atlet sepak bola profesional harus mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal dengan Tinggi Badan (TB) diatas rata-rata. Komposisi tubuh yang dimiliki oleh atlet sepak bola harus proporsional antara massa otot dan lemak. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet sepak bola dengan bentuk tubuh yang ideal, dan aktivitas yang prima memerlukan program pelatihan yang teratur dan terarah. Latihan beban bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan peregangan untuk memperkuat kelenturan tubuh dan latihan aerobik untuk meningkatkan kebugaran serta latihan teknik dan keterampilan. Semuanya harus dikemas sebaik dan sedetail mungkin oleh para pelatih dengan ditunjang oleh asupan gizi atau pengaturan pola makanan dengan kebutuhan gizi yang lebih besar dibanding orang biasa. Hal ini yang harus disadari dan dipahami oleh atlet sepak bola, pelatih, dan keluarga serta lingkungannya agar selalu menjaga kondisi kesehatannya dengan asupan gizi atau pengaturan makanan yang seimbang. Pengaturan makanan yang mengandung gizi yang baik harus 47

disiapkan pada masa latihan, pertandingan dan pasca pertandingan (Supriyono, 2012). Prestasi sepak bola Indonesia yang terus menurun menjadi suatu keprihatinan tersendiri. Untuk itu perlu penanganan dan pengembangan dari berbagai tenaga ahli, salah satunya adalah tenaga ahli yang menangani gizi atlet. Peranan gizi dalam olahraga sepak bola menuntut tenaga ahli untuk menjaga secara khusus dan intensif kebutuhan gizi pemainnya. Di Universitas Negeri Surabaya, khususnya di Fakultas Ilmu Keolahragaan ini memiliki tim sepak bola yang cukup membanggakan. Banyak prestasi yang pernah diraih baik dikejuaraan antar fakultas, maupun kejuaraan antar universitas. METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai status gizi, dan kebugaran atlet tim sepak bola IKOR FIK Unesa. Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada bagan dibawah ini: POPULASI Tim sepakbola IKOR FIK Unesa Tingkat Kecukupan Energi dan Protein STATUS GIZI - Berat Badan - Tinggi Badan - Tebal Lemak SAMPEL Tim inti dan cadangan sebanyak 20 orang Pola Konsumsi Energi dan Protein - Jumlah - Jenis - Frekuensi - Gangguan Perilaku Makan Kebugaran Jasmani Gambar 1. Bagan Tahapan Penelitian 48

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tim sepak bola IKOR FIK Unesa dan waktu penelitian berlangsung dari bulan April tahun 2016 sampai dengan September tahun 2016. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua tim sepak bola IKOR FIK Unesa, sedangkan sampel penelitian adalah semua atlet yang termasuk dalam tim inti dan cadangan sepak bola sebanyak 20 orang yang meliputi 11 orang tim inti dan 9 orang cadangan. Teknik pengambilan sampel yaitu non random sampling secara purposive dimana didasari pada pertimbangan khusus peneliti. Variabel Penelitian No. Variabel 1. Status Gizi Definisi Operasional Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, diukur dengan IMT Kriteria Objektif 1. Gemuk: >25,0 2. Normal: >18,5-25,0 3. Kurus: <18,5 Skala Ordinal 2. Kebugaran Jasmani Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan 1. Poor 2. Below Avarage 3. Average 4. Above Average 5. Excellent Ordinal 3. Tebal Lemak Bawah Kulit Indeks antropometri untuk mengukur status gizi 1. Lean ( < 8% ) 2. Optimal ( 8-15% ) 3. Slightly Overfat (16-20% ) 4. Fat ( 21-24 %) Obesitas ( > 25%) Ordinal 49

Teknik Pengumpulan Data a. Data karakteristik responden dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. b. Data antropometri responden (berat badan, tinggi badan dan tebal Analisis Data lemak) dikumpulkan oleh peneliti. Data yang telah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Analasis data dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari pengolahan data ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL PENELITIAN 1. Umur Responden 22 tahun. Umur responden dalam penelitian ini berkisar antara 18 tahun dan Tabel 1. Umur Responden Umur (tahun) Jumlah (n) Persentase (%) 18 2 10,00 19 4 20,00 20 5 25,00 21 5 25,00 22 4 20,00 2. Berat Badan Responden Berat badan responden tersebar merata antara 55-74 kg. Tabel 2. Berat Badan Responden Berat Badan Jumlah (n) Persentase (%) 55 59 4 20,00 60 64 7 35,00 65 69 3 15,00 70 74 6 30,00 50

3. Tinggi Badan Responden Tinggi badan responden berkisar antara 160-174 cm. Tabel 3. Tinggi Badan Responden Tinggi Badan Jumlah (n) Persentase (%) 160 164 7 35,00 165 169 5 25,00 170 174 5 25,00 175-179 3 15,00 Status Gizi 1. IMT Hasil penelitian tentang status gizi yang diukur menggunakan indeks IMT dibagi dalam tiga kategori yaitu gemuk, normal, dan kurus. Tabel 4. Status Gizi Responden IMT Jumlah (n) Persentase (%) Kurus (< 18,5) 0 0,00 Normal (18,5 24,99) 15 75,00 Gemuk ( 25) 5 25,00 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori normal yaitu sebesar 75%, sedangkan lainnya sebesar 25% termasuk dalam kategori gemuk. Penggunaan ambang IMT hanya berlaku untuk orang dewasa umur lebih dari 18 tahun. Kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakitpenyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan berkesinambungan, sehingga dapat digunakan untuk meminimalisir resiko penyakit-penyakit tertentu. 51

2. Tebal Lemak Bawah Kulit Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks antropometri untuk mengukur status gizi. Persentase kandungan lemak tubuh dapat digunakan untuk menilai status gizi seseorang dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit pada beberapa tempat yaitu triceps, bisep, subskapular, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksia. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5. Tebal Lemak Bawah Kulit Responden Tebal Lemak Bawah Kulit Jumlah (n) Persentase (%) Lean ( < 8% ) 0 0,00 Optimal ( 8-15% ) 14 70,00 Slightly Overfat ( 16-20% ) 2 10,00 Fat ( 21-24 %) 3 15,00 Obesitas ( > 25%) 1 5,00 Tabel 5 menjelaskan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori optimal yaitu sebesar 70%. Kadar lemak yang berlebihan sangat berisiko terhadap berbagai penyakit. 3. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kebugaran jasmani responden termasuk kategori rata-rata dan diatas rata-rata. Tabel 6. Kebugaran Jasmani Responden Kebugaran Jasmani Jumlah (n) Persentase (%) Poor 1 5,00 Below Avarage 4 20,00 Average 7 35,00 Above Average 7 35,00 Excellent 1 5,00 52

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kebugaran jasmani yaitu makanan yang bergizi, aktivitas jasmani, pola hidup sehat, dan pola istirahat yang cukup. Untuk olahragawan atau atlet, memiliki tingkat kebugaran jasmani yang tinggi dapat digunakan untuk meningkatkan performa dan prestasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Status gizi tim sepak bola IKOR FIK Unesa sebagian besar termasuk kategori normal yaitu sebesar 75%. 2. Tingkat kebugaran jasmani sebagian besar termasuk kategori rata-rata dan diatas rata-rata yaitu sebesar 35%. Saran 1. Bagi tim sepak bola IKOR FIK Unesa yang memiliki status gizi obesitas, diharapkan melakukan usaha untuk menurunkan berat badan dengan cara membatasi asupan energi dan meningkatkan aktivitas fisiknya. 2. Bagi tim sepak bola IKOR FIK Unesa yang memiliki tingkat kebugaran jasmani dibawah rata-rata dan sangat lemah maka diharapkan melakukan latihan-latihan olahraga yang teratur. DAFTAR PUSTAKA García-Rovés et al. Nutrient Intake and Food Habits of Soccer Players: Analyzing the Correlates of Eating Practice. Nutrients, 6, 2014. www.biomedsearch.com/attachments/00/25/04/59/25045939/nutrien ts-06-02697.pdf Diakses tanggal 14 Maret 2016 Luxbacher, Joseph A. Sepak Bola: Langkah-Langkah Menuju Sukses, Ed.2, Cet. 4. Terj. Agusta Wibawa. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Sayogyo. 2006. Menuju Gizi Baik Yang Merata di Perdesaan dan Perkotaan. Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada 53

Sediaoetama, A. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta. Dian Rakyat Suhardjo. 1996. Pangan Gizi dan Pertanian. Jakarta. UI Press Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta. Bumi Aksara Supriyono. 2012. Mempersiapkan Makanan Bagi Atlet Sepak bola. www.gizi.depkes.go.id Diakses tanggal 14 Maret 2016. 54