KEBIASAAN MAKAN, TINGKAT PENGETAHUAN, DAN STATUS GIZI PEKERJA WANITA PT HANOL INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

ISSN Vol 2, Oktober 2012

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru di Indonesia. Selain berperan sebagai ibu rumah. tangga, banyak wanita berpartisipasi dalam lapangan pekerjaan

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian. Desain penelitian yang dilakukan untuk mengetahui status gizi, perilaku

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat. Memasuki era globalisasi, Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

KUESIONER PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan hubungan status gizi dengan siklus menstruasi. Penelitian. satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data

Karakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

BAB 4 METODE PENELITIAN

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

Hubungan Status Gizi Dengan Gigi Berjejal. Pada Murid SMP Sutomo 2 Medan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai: Ketahanan pangan terjadi apabila semua orang secara terus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator


BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

III. METODE PENELITIAN. School-Based Modified Lifestyle For Increasing Phytosterol Intake Of Obese

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

METODOLOGI PENELITIAN

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

ANALISIS STATUS GIZI MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH TINGGAL DI ASRAMA. Analysis of Students Nutritional Status Before and After Stay in Dormitory

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

Transkripsi:

1 KEBIASAAN MAKAN, TINGKAT PENGETAHUAN, DAN STATUS GIZI PEKERJA WANITA PT HANOL INDONESIA Marina Nur Fitria, Astuti Yuni Nursasi Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat - 16424 Email: marina.nf34@yahoo.com Abstrak Kebiasaan makan seseorang akan berdampak pada status gizinya. Status gizi pada pekerja mempengaruhi produktivitas kerjanya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kebiasaan makan, tingkat pengetahuan, dan status gizi pada karyawan. Desain penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross-sectional menggunakan sampel pekerja wanita dewasa di PT. Hanol Indonesia sebesar 100 responden yang dipilih dengan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57% responden memiliki kebiasaan makan kurang baik, 60% memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 52% berstatus gizi normal. Kolaborasi antara perawat di seting kerja dengan perusahaan perlu dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan pekerja khususnya masalah gizi. Kata kunci: kebiasaan makan, pekerja wanita, status gizi, tingkat pengetahuan Abstrack Eating habits will have an impact on individual nutritional status. Work productivity in some reason is influenced by the nutritional status of the employee. This study aims to identify the eating habits, knowledge level of nutrition, and the nutritional status of employees. This study applied cross-sectional method with 100 participants of women employee at PT Hanol Indonesia using random sampling. The results showed that 57% of respondents had poor eating habits, 60% had a moderate knowledge level, and 52% had normal nutritional status. Collaboration between nurses at work setting with company will be needed to monitor nutritional status and problems of the worker. Keyword : eating habits, knowledge level, nutrition status, women worker Pendahuluan Partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi bukan merupakan fenomena yang baru di Indonesia. Banyak wanita, terutama dari golongan bawah sudah berpartisipasi dalam berbagai lapangan pekerjaan. Jumlah pekerja wanita di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. pada tahun 2007 mencapai 2,12 juta orang (35,37%). Peningkatan ini dilihat dari segi positif bertambahnya tenaga produktif, dan dari segi egatif status kesehatan maupun gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang baik. Penelitian Renur (2007) menemukan ada sebanyak 23,5% tenaga kerja wanita dari 3 sektor industri yang mengalami status gizi kurang. Konsumsi pangan dan status gizi pekerja dinilai cukup penting dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Produktivitas

2 yang rendah selain mengakibatkan rendahnya pendapatan per kapita, juga mengakibatkan kesehatan masyarakat yang kurang baik. Hal tersebut diakibatkan oleh penghasilan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primer seperti sandang, pangan serta makanan-minuman yang bergizi. Akibat penghasilan yang rendah, pemenuhan pendidikan menjadi kurang berkualitas dan menyebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia (Ravianto, 1985 dalam Oktalina 2008). Faktor-faktor selain faktor ekonomi yang mengurangi daya beli karyawan, terdapat faktor ketidaktahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang menghambat pola konsumsi pangan karyawan dari segi kualitas dan kuantitas. Faktor kebiasaan yang sering dijumpai adalah tidak makan pagi karena tidak mempunyai nafsu makan, tidak ada waktu, dan penampilan hidangan kurang memberi selera (Karyadi & Muhilal, 1992 dalam Mahardikawati 2008). Masalah kesehatan yang umum terjadi pada tenaga kerja wanita adalah gizi kurang. Masalah tersebut tentunya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: jenis makanan yang dikonsumsi, kebiasaan makan, status ekonomi, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan makan, tingkat pengetahuan, dan status gizi pada pekerja wanit di PT Hanol Indonesia. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional, dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di PT Hanol Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja di PT Hanol bagian sewing berjumlah 100 orang yang dipilih secara random sampling dengan kriteria: wanita dewasa umur 18 tahun ke atas, sehat jasmani dan rohani, bekerja di bagian sewing, bersedia menjadi responden. Data primer yang dikumpulkan meliputi kebiasaan makan, tingkat pengetahuan, dan status gizi. data kebiasaan makan dan tingkat pengetahuan diperoleh dengan menggunakan kuesioner dari penelitian sebelumnya dan telah dimodifikasi serta dikembangkan oleh peneliti. Data status gizi ditentukan dengan menggunakan IMT (indeks Massa Tubuh). Berat badan diukur menggunakan timbangan dan tinggi badan diukur menggunakan microtoise. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner diolah menggunakan komputerisasi program SPSS. Data kebiasaan makan meliputi frekuensi makan dalam sehari, kebiasaan sarapan pagi, konsumsi buah-buahan, konsumsi sayuran, kebiasaan minum air putih setiap hari, kebiasaan makan gorengan, kebiasaan mengkonsumsi mie instan, dan kebiasaan makan di malam hari. Peneliti mengkategorikan kebiasaan makan dari penjumlahan semua variabel kebiasaan makan

3 sebagai berikut: kurang jika skor jawaban <24 dan baik jika skor jawaban 24. Tingkat pengetahuan ditentukan dengan menjumlahkan skor pada setiap pertanyaan pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan dikatakan baik jika persentase jumlah skor benar keseluruhan yang didapat responden lebih dari atau sama dengan ( ) 80%. Dan pengetahuan dikatakan kurang baik jika jumlah skor benar keseluruhan yang didapat responden kurang dari (<) 80%. Status gizi ditentukan menggunakan IMT yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m), dengan kategori sebagai berikut: kurang jika IMT <18,49; normal jika IMT 18,5-24,9; lebih jika IMT 25-30; dan obesitas jika IMT >30. Namun, pada penelitian ini tidak ada yang mengalami obesitas. Lampiran Informed Consent disertakan dalam kuesioner sebagai etika penelitian untuk memberikan penjelasan terkait penelitian serta meminta persetujuan responden untuk mengisi kuesioner. Selain itu peneliti juga mempertimbangkan aspek self determination, privacy, anonymity and confidentiality, dan fair treatment. Hasil Penelitian Karakteristik Responden Tabel 1. Rata-rata Usia Karyawan PT Hanol Indonesia Variabel Mean SD Minimal- Maksimal 95% CI Usia 26,71 5,44 18-38 25,63-27,79 Tabel 2. Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Karyawan PT Hanol Indonesia No. Variabel Frekuensi Persentase (%) 1 Tingkat Pendidikan SD SMP SMA/SMK 2 Tingkat Pendapatan Kurang Cukup 7 39 54 7,0 39,0 54,0 42 42,0 58 58,0 Total 100 100,0 Tabel 1 menunjukkan rata-rata usia karyawan di PT. Hanol Indonesia adalah 26,71 tahun dengan standar deviasi 5,44 tahun. Usia termuda 18 tahun dan usia tertua 38 tahun. Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan berpendidikan SMA (54%). Berdasarkan tingkat pendapatan, kebanyakan karyawan memiliki pendapatan yang cukup (58%). Kebiasaan Makan Tabel 3. Kebiasaan Makan Pekerja Wanita PT. Hanol Indonesia Kebiasaan Makan Frekuensi Persentase (%) Kurang Baik 57 43 57 43 Total 100 100,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa kebanyakan karyawan di PT. Hanol Indonesia secara umum memiliki kebiasaan makan yang

4 kurang baik (57%). Variabel kebiasaan makan disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Variabel Kebiasaan Makan Variabel Kebiasaan Makan N Persen (%) Frekuensi makan per hari 3 kali < 3 kali Kebiasaan sarapan Kebiasaan konsumsi sayuran Konsumsi buah-buahan Kebiasaan minum air putih setiap hari (< 8 gelas) Kebiasaan makan gorengan Kebiasaan mengkonsumsi mie instan Kebiasaan makan di malam hari. 23 77 80 20 81 19 36 64 63 37 52 48 38 62 41 59 23 77 80 20 81 19 36 64 63 37 48 52 38 62 41 59 Tabel 4 menunjukkan bahwa pada umumnya kebiasaan makan karyawan PT. Hanol Indonesia tergolong kurang baik. Sebagian besar frekuensi makan mereka < 3 kali sehari, konsumsi terhadap buah-buahan dan air putih masih kurang, dan memiliki kebiasaan mengkonsumsi gorengan. Namun karyawan yang menjadi responden sudah memiliki kebiasaan sarapan sebelum bekerja, sering mengkonsumsi sayuran, jarang makan mie instan, dan menghindari makan di malam hari. Tingkat Pengetahuan Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Karyawan PT. Hanol Indonesia Nilai Total Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik Kurang Baik 40 60 40 60 Total 100 100,0 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik tentang gizi.(60%) dan yang memiliki pengetahuan baik tentang gizi sebesar 40%. Status gizi Tabel 6. Status Gizi Karyawan PT. Hanol Indonesia Status Gizi Frekuensi Persentase (%) Kurang Normal Lebih 39 52 9 39 52 9 Total 100 100,0 Tabel 6 menunjukkan bahwa status gizi karyawan PT. Hanol Indonesia yang tertinggi yaitu gizi normal (52%), sedangkan terrendah yaitu gizi lebih (9%). Pembahasan Kebiasaan makan Secara umum tampak bahwa kebiasaan makan karyawan PT Hanol Indonesia sebagian besar masih kurang baik. Secara spesifik tampak bahwa kebiasaan makan karyawan kurang dari 3 kali sehari, jarang mengkonsumsi buah-buahan, jarang minum air putih, dan sering mengkonsumsi gorengan. Menurut Susanto (1995) dalam Paramita (2002), salah satu kriteria kebiasaan makan yang baik adalah jika dalam satu hari makanan yang dimakan terdiri dari makanan

5 lengkap yang dikonsumsi 2-3 kali sehari secara teratur. Pada penelitian ini, masih banyak responden yang memiliki kebiasaan makan kurang dari 3 kali dalam sehari. Peneliti berasumsi bahwa banyak responden yang tidak makan di siang hari karena waktu istirahat yang sangat singkat. Responden lebih memilih membeli gorengan atau jajanan yang mengenyangkan karena hanya ada sedikit warung makan sementara jumlah pekerja sangat banyak sehingga apabila membeli makan akan sangat mengantri. Hal ini membuat responden malas untuk makan siang. Kurangnya konsumsi buah-buahan mungkin disebabkan responden tidak sempat membeli buah setiap hari. Dalam penelitian ini, sebagian besar responden mengkonsumsi buah-buahan hanya 1-2 kali dalam satu minggu. Peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden memiliki intake cairan yang kurang. Intake cairan responden kurang karena rata-rata kebutuhan air minum wanita dewasa adalah 2 liter atau sekitar 8 gelas per hari. Hal ini mungkin disebabkan oleh peraturan yang ada di perusahaan melarang karyawan makan atau minum selama bekerja sehingga responden hanya bisa minum pada jam istirahat. Oleh karena itu, intake cairan per hari responden tidak terpenuhi. Tingkat Pengetahuan Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang gizi (60%). Penelitian ini sejalan dengan dengan Oktalina (2008) tentang hubungan tingkat konsumsi dan suhu ruang kerja terhadap status gizi pekerja dimana responden yang berpengetahuan sedang sebesar 59,5%. Pengetahuan gizi menjadi landasan yang menentukan konsumsi pangan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik akan mempunyai pengetahuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengolahan pangan (Nasution 7 Khomsan 1995 dalam Basir 2008). Menurut Suhardjo (1999), pengetahuan gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan. Pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang semakin baik dapat mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat memenuhi kecukupan gizi dan mempertahankan kesehatan individu. Pengetahuan dapat diperoleh malalui pengalaman sendiri maupun orang lain. Menurut peneliti, rendahnya pengetahuan responden tentang gizi disebabkan oleh faktor internal yaitu kurangnya motivasi untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan gizi. Meskipun sebagian besar responden berpendidikan SMA, tetapi karena tidak adanya keinginan untuk mencari informasi tentang gizi maka pengetahuan tentang gizi rendah. Apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi perihal gizi, seseorang tersebut akan mencari informasi

6 melalui beberapa media, bisa melalui majalah, koran, televisi, dan juga internet. Status gizi Menurut WHO (2006) status gizi orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai body mass index (indeks massa tubuh/ IMT). Status gizi responden ditentukan dengan indeks massa tubuh (IMT) dengan kategori WHO (2006). Nilai IMT diklasifikasikan sebagai berikut, nilai IMT kurang dari 18,49 kg/m 2 termasuk underweight, 18,5-24,9 kg/m 2 termasuk kategori normal, 25-29,9 termasuk kategori overweight, dan 30 termasuk kategori obesitas. Akan tetapi, pada penelitian ini tidak terdapat responden yang mengalami obesitas. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa lebih dari separuh jumlah responden (52%) berada pada kategori normal dan sebanyak 39% mengalami gizi kurang (IMT < 18,5) serta 9% responden mengalami gizi lebih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widiastuti (2010) dimana responden penelitian yang berstatus gizi kurang sebanyak 37,5%. Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mishradan Mohanty (2009) yang meneliti konsumsi makanan dan antropometri pada pekerja di INDAL, Hirakud, India dimana responden yang berstatus gizi normal sebesar 57,25%, gizi kurang 31,41%, dan gizi lebih 11,35%. Menurut Mishradan, masih adanya gizi kurang pada pekerja di INDAL ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan yang diperoleh. Hal ini mengindikasikan kurangnya pengetahuan tentang gizi pada pekerja yang berdampak pada konsumsi pangan seseorang. Peneliti berasumsi bahwa rendahnya IMT pada penelitian ini diduga karena faktor lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh jelas terhadap gizi kerja. Beban kerja yang berlebihan menyebabkan penurunan berat badan, sebaliknya beban kerja yang ringan serta motivasi yang kuat dapat meningkatkan selera makan yang menjadi salah satu penyebab bertambahnya berat badan dan kegemukan. Hal ini diperkuat oleh penelitian Oktalina (2008), dimana responden sebagian memiliki status gizi lebih (47,6%). Hal ini karena sebagian besar responden bekerja pada bagian kontrol mesin sehingga aktivitas lebih rendah dibandingkan responden yang bekerja pada bagian lain seperti bagian mekanik dan pencetakan sehingga tubuh responden lebih banyak menyimpan cadangan energi dan mempengaruhi berat badan. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat kaitannya dengan keadaan atau status gizi. seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik. Tenaga kerja dengan status gizi dibawah normal, meskipun persentasenya tidak besar, tetapi perlu mendapat perhatian.

7 Hal ini karena konsumsi energi yang kurang memadai akan menyebabkan kebutuhan energi untuk bekerja akan diambil dari energi cadangan yang terdapat dalam sel. Apabila hal ini terjadi, dapat mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan produktivitasnya akan menurun, bahkan dapat mencapai target rendah. Tenaga kerja dengan status gizi lebih atau obesitas maka orang tersebut kurang gesit dan lamban dalam bekerja. Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal akan lebih lincah dalam bekerja. Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat badan dengan tingkat berat maupun ringan, maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras. Kesimpulan 1. Karyawan PT. Hanol Indonesia bagian sewing yang memiliki kebiasaan makan kurang baik lebih banyak daripada yang memiliki kebiasaan makan baik. 2. Karyawan PT. Hanol Indonesia bagian sewing yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang gizi berjumlah lebih banyak dibandingkan karyawan yang memiliki pengetahuan baik tentang gizi. 3. Karyawan PT. Hanol Indonesia bagian sewing paling banyak berstatus gizi normal, paling banyak kedua berstatus gizi kurang, dan paling sedikit berstatus gizi lebih. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai gambaran kebiasaan makan, tingkat pengetahuan dan status gizi pada karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi data pendukung yang memperkuat latar belakang penelitian selanjutnya. Selain itu juga dapat dijadikan data dasar untuk dapat melakukan modifikasi penelitian dengan konsep atau metode penelitian yang lebih baik. Ucapan Terima Kasih Terimakasih peneliti sampaikan kepada partisipan yang telah bersedia terlibat dalam penelitian ini. Kepada Ibu pembimbing Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Ibu Astuti Yuni Nursasi, SKp., MN yang telah yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, koreksi, saran, dan motivasi dengan penuh kesabaran hingga penelitian ini selesai dengan baik. Referensi Aziiza, F. (2008). Analisis aktivitas fisik, konsumsi pangan, dan status gizi dengan produktivitas kerja pekerja wanita di industri konveksi. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Basir. (2008). Tingkat Pengetahuan Gizi, Kesesuaian Diet, dan Status Gizi anggota

8 unik kesehatan mahasiswa (UKM) Sepakbola Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Departemen Kesehatan RI (2010). Profil kesehatan Indonesia tahun 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Gibson, R. S. (2005). Principles of nutritional assessment. Ed ke-2. New York: Oxford University Press. Groff, J. L., Gropper, S. S. (2000). Advanced nutrition and human Metabolism. Ed ke- 3. Australia : Wadsworth. Kartasapoetra, G., Marsetyo, H. (2005). Ilmu gizi: korelasi gizi, kesehatan dan produktivitas kerja. Jakarta: Rineka Cipta. Mahardikawati, V. (2008). Aktivitas Fisik, konsumsi pangan, status gizi, dan produktivitas kerja wanita pemetik the di PTPN VIII Bandung, Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mishra, B. K., & Mohanty, S. (2009). Dietary Intake and nutritional anthropometry of the Worker of INDAL, Hirakud. Anthropologist, 11(2): 99-107. Oktalina, F. (2008). Hubungan tingkat konsumsi dan suhu ruang kerja terhadap status gizi pekerja. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Paramita, L. (2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan dan status gizi peragawati. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. WHO. (2004). Physical status. The use and interpretation of anthropometry. Geneva: WHO Technical Report Series 854. Widiastuti. (2010). Faktor Determinan produktivitas kerja pada pekerja wanita. Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.