BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata

dokumen-dokumen yang mirip
Sejarah Lempar Lembing

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HlPOTESIS. Olahraga ini menguji kekuatan atlet untuk menolakkan peluru sejauh mungkin,

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

PENGARUH MANAJEMEN LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU PADA SISWA PUTRA SMP 8 BANDA ACEH. Muhammad 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

Peta Konsep GERAK RITMIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan

ARTIKEL ILMIAH OLEH SYAKRINATUN PUJIARTO A1D408013

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. dan kemantapan mental setiap pemainya. Ahmadi (2007: 33)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

TINJAUAN PUSTAKA. (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN. beregu. Permainan kasti dimainkan dilapangan terbuka. Jika ingin menguasai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

I. TINJAUAN PUSTAKA. Mata pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

PERATURAN BARIS BERBARIS

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

PENGARUH LATIHAN DUMBELL PRESS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 10 GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

BAB I PENDAHULUAN. waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan. untuk hiburan (dalam Hadjarati Irwan, 2006 : 9).

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang kalian anggap paling benar!!!

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

Transkripsi:

A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Atletik BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Muhajir,( 2006:35) Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang berarti berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata penta yang berarti lima atau panca dan kata athlon berarti lomba. Arti selengkapnya adalah panca lomba atau perlombaan yang terdiri atas lima nomor. Olahraga atletik yang telah dimainkan selama 15 abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang diselenggarakan oleh masyarakat yunani yang terdiri dari berbagai macam suku satu sama lain selalu berperang, diantaranya suku Sparta dan Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka peperangan pun dapat dihentikan karena setiap suku disibukkan dengan mempersiapkan para atletnya. Para atlet yang akan turut dalam permainan olimpiade dipersiapkan pada satu lapangan yang luas dan berdinding tembok yang disebut Palaestra, lebih tepatnya seperti stadion-stadion yang ada di Indonesia. Selain pesta olimpiade yang dimaksud, juga diadakan penyembahan kepada roh-roh yang telah meninggal dan menghormati dewanya. Perlombaan yang dilaksanakan pada olimpiade kuno adalah: a) lomba lari, b) Pentaathlon: lari cepat, lompat jauh, lempar lembing, lempar cakram, gumul/gulat, c) Parcratium: campuran tinju dan gulat, d) gulat, e) tinju, f) pacuan kereta kuda. Dengan selalu diadakannya olimpiade, maka masyarakat Yunani kuno termotivasi untuk selalu giat berlatih bagi kaum mudanya dan hal ini memberikan pengaruh positif bagi ketahanan bangsa untuk mempertahankan Negara dari serangan lawan.

Sebelum tercetusnya gagasan diadakannya kembali olimpiade kembali gerakan olimpiade, masyarakat Eropa pada abad ke-19 mulai bergerak kembali semangat berolahraga, bahkan membentuk suatu perkumpulan-perkumpulan atletik. Juga perlombaan-perlombaan tidak hanya dimasyarakat tetapi gerakan beratletik masuk keperguruan-perguruan tinggi. Dalam pesta moderen I dibuka pada tanggal 25 maret 1896, olahraga atletik merupakan olahraga utama yang diperlombakan disamping olahraga renang, senam, bersepeda, anggar, dan gulat. Untuk cabang atletik memperlombakan 12 nomor, antara lain: 1. Nomor lari: a) lari 100m,b) lari 400m, c) lari 800m, lari 1500m, dan d) lari marathon 2. Nomor lompat: a) lompat jauh, b) lompat tinggi, c)lompat jingkat, d) lompat tinggi gala 3. Nomor lempar: a) lempar lembing, b) lempar cakram, c) tolak peluru 4. Panca lomba atau pentathlon. 2. Tolak Peluru Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Secara teknis tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Saputra (2001:73) mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu jenis keterampilan menolak benda berupa peluru sejauh mungkin, dengan tujuan adalah mencapai jarak tolakan sejauh-jauhnya. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008: 58), Mengatakan bahwa tolak peluru adalah sutau nomor dari cabang olah raga dari Atletik. Tim abadi guru (2006 ; 12) mengatakan bahwa olahraga ini menguji kekuatan atlit untuk menolak peluru sejauh mungkin, meskipun kegiatan tolak peluru termasuk nomor lempar, akan tetapi istilah yang dipergunakan bukan lempar

peluru tapi tolak peluru. Hal ini sesuai dengan peraturan tentang cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melempar. Dalam bahasa inggris tolak peluru sering disebut shot put. Adi, dkk (2008;61) didalam nomor lempar tolak peluru terdiri dari beberapa teknik, yaitu Teknik menolak dangan gaya menyamping (gaya ortodoks) dan baru dangan awalan mundur (gaya O brien ). Jadi, tolak peluru adalah suatu gerakan mengeluarkan benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kedepan yang kuat perbedaan melempar teletak pada saat melepas bendanya. Pada saat menolak pergelangan tangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan siku. Selanjutnya sebuah tolakan yang lebih baik adalah suatu dorongan atau tolakan peluru dengan satu tangan dengan bermula dari pangkal bahu. Jarver ( 2007:23). Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik sesui dangan namanya maka peluru tidak dilempar tapi ditolak atau didorong yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan pergelangan tangan dan jarijari terarah dengan tujuan agar didapat tolakan yang maksimal dan menghasilkan tolakan yang sejauh-jauhnya. Roji, 69:2007 mengemukakan ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1). Teknik Memegang Peluru Adapun cara memegang peluru adalah sebagai berikut: a. Peluru diletakan pada ruas telapak tangan dengan sikap jari tangan di renggangkan b. Ibu jari dan jari kelingking berada di samping untuk menahan agar peluru tidak bergeser

c. Peluru diletakan pada bahu dan dirapatkan ke leher, siku dibengkokan ke samping dengan lemas. d. Tangan yang tidak memegang peluru itu lurus keatas dengan keadaan lemas, hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh. 2). Teknik Gerak Awalan Menolak Can melakukan teknik gerak awalan adalah sebagai berikut: a. Berdiri tegak membelakangi arah tolakan, kedua kaki agak di buka. b. Lutut kaki kanan agak ditekuk, badan agak di bungkukan kedepan, kaki kiri sedikit kebelakang sejajar dengan badan. c. Lakukan gerakan meluncur kebelakang di awali dengan melakukannya dengan kaki kanan untuk berjingkat rendah ke arah belakang di sertai ayunan sentakan kaki kiri kebelakang. d. Pada saat tersebut, badan condong kedepan. Pendaratan kaki kanan setelah berjingkat segera di susul dangan pendaratannyn kaki kiri, dilanjutkan kemudian dengan memutar panggul ke arah tolakan. 3). Teknik Gerakan Menolak. Gerakan menolak peluru merupakan lanjutan dari gerak awalan sebelumnya yaitu sebagai berikut: a. Setelah memutar panggul, sikut tangan kiri di tarik kesamping belakang b. Dada serta pandangan manghadap ke atas depan c. Pada saat yang sama dengan gerakan tersebut, dengan cepat peluru di tolakan hingga lengan lurus kedepan. d. Kaki kanan di tolakan dengan kuat. e. Semua gerakan tersebut di atas dilakukan dengan cepat.

4). Teknik Gerak Akhiran Cara melakukan dan sikap tubuh dalam gerakan akhir, yaitu sebagai berikut: a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki kanan mendarat di depan menempati bekas pijakan kaki kiri dengan posisi lutut ditekuk. b. Kaki kiri di angkat kebelakang lurus dan lemas, maksudnya untuk membantu keseimbangan tubuh agar tidak jatuh kedepan. c. Badan agak condong kedepan dan sedikit miring kesamping kiri, pandangan tertuju kearah jatuhnya peluru atau sektor lemparan. d. Tangan kanan di bengkokan didepan badan, sedang tangan kiri lurus kebelakang bahwa dalam keadaan lemas. Menurut Winendra Adi, dkk (2008;60) bawa Perlombaan tolak peluru merupakan tempat kusus yang dirancang sedemikian rupa agar lemparan atlit tidak membahayakan dirinya atupun orang lain seperti penonton, juri, dan ofisal. Maka dari itu sarana dan prasarana harus memadai karena jenis perlombaan ini sangat berisiko tinggi. Arena tolak peluru tersebut berbentuk lingkaran seperti gambar di bawah ini: Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong suatu peluru yang terbuat dari logam yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Secara teknis tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Saputra (2001:73) mengatakan bahwa tolak peluru adalah suatu jenis keterampilan menolak benda berupa peluru sejauh mungkin, dengan tujuan adalah mencapai jarak tolakan sejauh-jauhnya. Menurut Winendra Adi, Dkk (2008: 58), Mengatakan bahwa tolak peluru adalah

sutau nomor dari cabang olah raga dari Atletik. Tim abadi guru (2006 ; 12) mengatakan bahwa olahraga ini menguji kekuatan atlit untuk menolak peluru sejauh mungkin, meskipun kegiatan tolak peluru termasuk nomor lempar, akan tetapi istilah yang dipergunakan bukan lempar peluru tapi tolak peluru. Hal ini sesuai dengan peraturan tentang cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara mendorong atau menolak dan bukan melempar. Dalam bahasa inggris tolak peluru sering disebut shot put. Adi, dkk (2008;61) didalam nomor lempar tolak peluru terdiri dari beberapa teknik, yaitu Teknik menolak dangan gaya menyamping (gaya ortodoks) dan baru dangan awalan mundur (gaya O brien ). Jadi, tolak peluru adalah suatu gerakan mengeluarkan benda yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki daya dorong kedepan yang kuat perbedaan melempar teletak pada saat melepas bendanya. Pada saat menolak pergelangan tangan tidak bergerak dan tenaga diperoleh dari gerakan meluruskan siku. Selanjutnya sebuah tolakan yang lebih baik adalah suatu dorongan atau tolakan peluru dengan satu tangan dengan bermula dari pangkal bahu. Jarver ( 2007:23). Tolak peluru adalah salah satu nomor lempar pada cabang olahraga atletik sesui dangan namanya maka peluru tidak dilempar tapi ditolak atau didorong yaitu berupa dorongan dari bahu yang kuat disertai dengan gerak merentangkan pergelangan tangan dan jari-jari terarah dengan tujuan agar didapat tolakan yang maksimal dan menghasilkan tolakan yang sejauh-jauhnya. Roji, 69:2007 mengemukakan ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1). Teknik Memegang Peluru Adapun cara memegang peluru adalah sebagai berikut:

a. Peluru diletakan pada ruas telapak tangan dengan sikap jari tangan di renggangkan b. Ibu jari dan jari kelingking berada di samping untuk menahan agar peluru tidak bergeser c. Peluru diletakan pada bahu dan dirapatkan ke leher, siku dibengkokan ke samping dengan lemas. d. Tangan yang tidak memegang peluru itu lurus keatas dengan keadaan lemas, hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh. 2). Teknik Gerak Awalan Menolak Cara melakukan teknik gerak awalan adalah sebagai berikut: a. Berdiri tegak membelakangi arah tolakan, kedua kaki agak di buka. b. Lutut kaki kanan agak ditekuk, badan agak di bungkukan kedepan, kaki kiri sedikit kebelakang sejajar dengan badan. c. Lakukan gerakan meluncur kebelakang di awali dengan melakukannya dengan kaki kanan untuk berjingkat rendah ke arah belakang di sertai ayunan sentakan kaki kiri kebelakang. d. Pada saat tersebut, badan condong kedepan. Pendaratan kaki kanan setelah berjingkat segera di susul dangan pendaratannyn kaki kiri, dilanjutkan kemudian dengan memutar panggul ke arah tolakan. 3). Teknik Gerakan Menolak. Gerakan menolak peluru merupakan lanjutan dari gerak awalan sebelumnya yaitu sebagai berikut: a. Setelah memutar panggul, sikut tangan kiri di tarik kesamping belakang. Dada serta pandangan manghadap ke atas depan

b. Pada saat yang sama dengan gerakan tersebut, dengan cepat peluru di tolakan hingga lengan lurus kedepan. c. Kaki kanan di tolakan dengan kuat. d. Semua gerakan tersebut di atas dilakukan dengan cepat. 4). Teknik Gerak Akhiran Cara melakukan dan sikap tubuh dalam gerakan akhir, yaitu sebagai berikut: a. Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki kanan mendarat di depan menempati bekas pijakan kaki kiri dengan posisi lutut ditekuk. b. Kaki kiri di angkat kebelakang lurus dan lemas, maksudnya untuk membantu keseimbangan tubuh agar tidak jatuh kedepan. c. Badan agak condong kedepan dan sedikit miring kesamping kiri, pandangan tertuju kearah jatuhnya peluru atau sektor lemparan. d. Tangan kanan di bengkokan didepan badan, sedang tangan kiri lurus kebelakang bahwa dalam keadaan lemas. Menurut Winendra Adi, dkk (2008;60) bawa Perlombaan tolak peluru merupakan tempat kusus yang dirancang sedemikian rupa agar lemparan atlit tidak membahayakan dirinya atupun orang lain seperti penonton, juri, dan ofisal. Maka dari itu sarana dan prasarana harus memadai karena jenis perlombaan ini sangat berisiko tinggi. Arena tolak peluru tersebut berbentuk lingkaran seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1: Lapangan tolak peluru (Sumber: file:///h:/file lapangan.html) Keterangan: a). Garis tengah = 2.135 m b). Garis perpanjangan = 0.50 m c). sudut tolakan = 45 derajat d). garis selah e). sisih tolakan f). daerah tolakan g). garis pembatas jarak h). lebar garis papan pembatas =1 1.2 cm.tinggi 10 cm. Menurut Winendra Adi, (2008 : 59) dkk. Bahwa alat yang digunakan dalam perlombaan tolak peluru hanya berupa bola besi dengan berat yang di sesuikan dengan kelas yang di perlombakan. Untuk perlombaan tingkat internasional senior, putra menolak peluru seberat 7.26 kg sedangkan putri 4 kg. Dalam perlombaan atletik yang di peruntungkan bagi pelajar anakanak, berat peluru yang digunakan lebih ringan, berkisar antara 3,25-6 kg untuk putra dan 2,75-4 kg untuk putri. untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini :

3. Latihan Push-Up Gambar 2: Ukuran Peluru (Sumber: www.google.co.id ) Dalam usaha meningkatkan perestasi olahraga, maka latihan merupakan menu utama dalam proses mencapai hasil yang maksimal. Di dalam menjalani proses tersebut, harus senantiasa didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat mengimplementasikan program-program latihan yang telah disusun. Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat alamiah dimana untuk mencapai suatu tujuan di perlukan program latihan yang di susun secara sistematis. Menurut Harsono,Dkk (2005:43) latihan atau training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Banyak orang yang merasa berlatih tapi sebenarnya tidak. Hal ini sesuai dengan beberapa ahli telah memberikan pengertian tentang latihan dengan penekanan yang berbeda namun pada prinsipnya senantiasa mengacu pada suatu proses sebagai mana dikemukakan oleh (Harsono 2009: 126) latihan adalah proses yang sistematis dan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya.

Sebagai olahragawan maupun atlit tolak peluru masalah latihan sudah merupakan makanan sehari-hari jika ingin berprestasi. Karena latihan dalam pengertian sekarang selalu dikaitkan dengan usaha untuk meningkatkan prestasi, mempertahankan prestasi maupun menurunnya prestasi. Kegiatan latihan diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi baik di olahraga prestasi, olahraga pendidikan maupun olahraga kesegaran jasmani (www.depdiknas, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas/ 31-12-2009) Selanjutnya. (Harsono 2009:108) mengemukahkan bahwa cara yang paling populer dan paling berhasil dalam meningkatkan kekuatan adalah dengan latihan-latihan ketahanan (Resistence Exercises), latihan ketahanan adalah latihan di mana seseorang atlit harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, baik itu badan atlit itu sendiri maupun bobot lain dari luar (External Resistence), latihan eksternal harus dilakukan sedemikian rupa sehingga atlit harus mengeluarkan usaha maksimal atau submaksimal untuk menahan beban tersebut. Hal senada juga disampaikan oleh (Sumitro 2009:69) bahwa seseorang dapat melakukan latihan secara teratur dan terus menerus, maka akan memiliki otot-otot dan tulangnya akan lebih kuat jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah melakukan latihan. Hal ini juga dipertegas oleh Iwan Setiawan dkk (2005:41) bahwa tujuan utama pelatihan olahraga adalah untuk meningkatkan keterempilan atau prestasi semaksimal mungkin. (Harsono 2009: 126) mengemukakan bahwa tujuan utama dari latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin, untuk mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental.

Http:///www.google.co.id. Latihan beban adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang dimana dalam pelaksanaannya melibatkan otot yang bekerja dengan tujuan untuk meningkatkan cardiovaskuler. Jadi Latihan beban adalah latihan hambatan dengan media beban yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran otot, mencegah tulang keropos dan memperoleh tenaga yang maksimal, menambah bentuk tubuh menjadi menarik karena masa otot yang menjadi besar akibat proses latihan yang meliputi penggunaan push ap, pul up, dumbell, barbell dan lain- lain. Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa latihan adalah sebuah proses yang dilakukan secara sistematis dan terencana sehingga memiliki kecepatan dan kekuatan (strength) yang sempurna sehingga latihan teknik maupun latihan yang Iainnya akan memperoleh hasil latihan yang baik sesuai dengan kebutuhan atlit selama mengikuti latihan maupun dalam menolak peluru dan mendorong seperti push-up. Langkah-Langkah latihan push-up dalam Pelaksanan Latihan Tolak Peluru. Aktifitas persiapan untuk tolak peluru dapat dimulai dengan semua bentuk latihan kekuatan otot lengan seperti: 1. Push-up, dilakukan secara bersamaan dengan aba-aba ya siswa melaksanakan gerakan tersebut (push-up). Latihan ini di lakukan selama 30 detik. Berapa repetisi yang dihasilkan dalam waktu tersebut, kemudian dalam seminggu di tambah repetisinya dalam watu 40 detik. Latihan kekuatan otot legan atas bagian belakang (Triceps), bahu (Deltoid) dan dada (Pectoralis), tujuannya untuk melatih kekuatan otot disekitar lengan, agar dalam melakukan suatu gerakan lebih kuat lagi. Adapun Cara melakukanya adalah sebagai berikut: a. Pada posisi telungkup tangan berada disamping badan dengan sikap menopang kelantai, kaki diluruskan kebelakang, badan dengan kaki dikunci.

b. Badan didorong keatas sampai lengan lurus keatas. c. Posisi pinggang dan kaki tetap dengan keadaan dikunci, kemudian tangan di bengkokan dan sikap badan turun kebawah. d. Pada waktu turun menarik nafas dari hidung, kemudian ditolak ke atas sambil menghembuskan (membuang) nafas dari mulut. e. Gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang dengan waktu yang telah di tentukan. Dari uraian-uraian tentang latihan push-up di atas penulis menyimpulkan. Meskipun jenis latihan mendorong tetapi mempunyai manfaat bagi tolakan, karna latihan push-up sama halnya menolak seperti tolak peluru. Hal ini perlu kita ketahui bahwa latihan push-up lebih mengarah ke nomor tolak peluru, karana latihanya mendorong ketas mengarah dengan sudut 45 o. B. Kerangka Berfikir Kekuatan otot adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal untuk melawan/menahan beban yang maksimal. Untuk memperoleh otot lengan yang kuat diperlukan latihan. Salah satunya adalah latihan push-up. Oleh karena itu semakin banyak melakukan push- Up maka semakin kuat pula otot lengan. Semakin kuat otot lengan maka semakin erat juga lengan untuk menggenggam peluru sehingga terasa ringan. Maka secara otomatis semakin kuat otot lengan, semakin jauh pula tolakan peluru yang dihasilkan. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana yang telah dijelaskan di atas maka peneliti dapat mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut apakah terdapat Pengaruh Latihan Push-Up Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya Membelakangi Pada Cabang Olahraga Atletik Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Gorontalo