BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam bab III ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYAJIAN DATA. B Pekanbaru ini penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan

BAB III PENYAJIAN DATA. Efektifitas Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan. Kepercayaan Diri pada Remaja Kasus Pembunuhan Di Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan mengajar guru adalah kecakapan atau kemampuan seorang

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB II DESKRIPSI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK KELAS IIB PEKANBARU. Saat ini Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru berada di

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Laporan PPL UNY 2014 Page 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN JADWAL UJIAN NASIONAL KEDUA TAHUN PELAJARAN 2004/2005

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BIDANG KURIKULUM ( Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari jawaban responden

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-empat di dunia,

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MA PP. Al-Istiqamah Banjarmasin

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Doorstop Presiden RI Usai Peresmian Pembukaan Rakornas Penanganan Narkoba, Jakarta, tgl. 4 Feb 2015 Rabu, 04 Pebruari 2015

BAB II KEGIATAN PPL A.

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

Berdasarkan observasi sebelumnya yang pernah dilakukan di SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta, perbedaan prestasi belajar sangat mencolok, misalnya di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang membedakan dengan mata pembelajaran lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN

TABEL IV Hasil Observasi Awal Perilaku Datang Terlambat Sekolah Sebelum Treatment. Sebelum Treatment Nama Tanggal Waktu Datang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Penyajian data di atas telah diuraikan mengenai pokok-pokok bahasan

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam bagi eks penderita psikotik di Unit Rehabilitasi Sosial Bina Sejahtera Kendal I

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Lapas.Terdapat Petugas Rutan yang membantu operasional Rutan. pembinaan, dan juga pengamanan. Mereka melakukan tugas sesuai job

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di PKBM Permata Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. Peneliti bertindak

BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN REFLEKSI

IMPLEMENTASI STRATEGI GO TO YOUR POST UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB III METODE PENELITIAN. pilihan wajib gitar II di Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Visi pendidikan nasional Indonesia adalah mewujudkan sistem

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Profil Lembaga Pemasyarakatan Wanitan Kelas IIA Way Hui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TPA At-taubah adalah taman pengajian al-quran yang terletak di desa

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB III METODE PENELITIAN

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan berbagai cara, agar semua anak-anak di seluruh wilayah di

Transkripsi:

BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab III ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari lokasi penelitian, yaitu di Lembaga Permasyarakatan klas II B Anak Pekanbaru. Adapun data yang penulis paparkan disini adalah data yang di peroleh dari wawancara dan dokumentasi. Dalam memperoleh data tentang kegiatan Bimbingan belajar life skill yang di laksanakan di Lembaga Permasyarakan Klas II B Anak Pekanbaru ini penulis melakukan wawancara dengan bapak Sunu Istiqomah Danu S.Psi dan pembimbing yang ada di Lembaga Permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru ini. Pelaksanaan bimbingan belajar life skill ini sangat penting untuk warga binaan yang ada di Lembaga Permasyarakan khusus nya untuk remaja, walaupun mereka berada di Lembaga permasyarakatan tidak menghalangi mereka untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dan juga tidak menghalangi mereka untuk berhenti belajar. Dengan adanya bimbingan belajar life skill ini mereka bisa lebih mandiri ketika mereka bebas nanti dan mengubah konsep diri yang awalnya negatif menjadi positif. 40

Daftar Klien Yang Berhasil diwawancarai Di Lembaga permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru NO Nama Jenis kelamin Umur 1 AN Laki-laki 18 tahun 2 PN Laki-laki 19 tahun 3 WL perempu 18 an tahun 4 KA Laki-laki 20 tahun Kota Jangka Asal Hukuman Pelalawan 5 tahun 2 bulan Permasalahan Membawa kabur teman wanita Pariaman 1 tahun Pencurian motor Jakarta 5 tahun 6 Pengedar sabusabu bulan Bukit 1 tahun 9 narkoba tinggi bulan A. Pelaksanaan Bimbingan Belajar Life Skiil di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru sangat beragam karna bimbingan belajar yang diberikan bermacam-macam dan sudah berjalan dengan cukup baik (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu deecawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas ini tergantung dengan kondisi yang ada di Lapas, dalam melaksanan bimbingan belajar life skill kadang waktunya yang tidak mencukupi dan kurangnya sarana yang ada dilapas (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien), mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas sudah

bejalan cukup baik dan sudah berjalan dengan lancar sesuai dengan program bimbingan yang diberikan (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (klien), mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas sudah berjalan cukup baik dan sudah berjalan dengan lancar (Wawancara: Sabtu 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (klien) mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar sudah berjalan dengan baik dan sudah berjalan dengan lancar (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KA (klien), mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas sudah berjalan cukup baik dan sudah berjalan dengan lancar (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil observasi penulis di Lapas bahwa pelaksaanaan bimbingan belajar life skill di Lapas sudah cukup baik ini dilihat dari program yang dijalankan sudah berjalan dengan lancar (Observasi: Rabu, 19 F ebruari 2014). B. Bimbingan Belajar Life Skill yang Ada di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing menjelaskan bahwa bimbingan belajar life skill di Lapas meliputi: Bimbingan mental rohani, bimbingan kesehatan jasmani, latihan keterampilan, pramuka, dan bimbingan yang mengarah ke pendidikan yaitu adanya paket B dan peket C (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini meliputi : membuat kerajinan tangan seperti membuat sendal, kursi, lemari, manjahit, menyulam, bimbingan agama, pramuka, bengkel, ada paket B dan C (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Bedasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (Klien) menjelaskan bimbingan belajar life skill di Lapas meliputi : bimbingan agama seperti mengaji, TPA, membuat kerajinan tangan (Wawancara: S abtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan WL (Klien) menjelaskan bimbingan belajar life skill di Lapas meliputi : menjahit, menenun, membuat rajutan, kesetaraan paket B dan paket C (Wawancara: Rabu, 19 F ebruari 2014). Berdasarkan hasil observasi penulis di Lembaga permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru ini dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan ada bimbingan keagamaan, latihan keterampilan, ada paket B dan C (Observasi: Rabu, 19 Februari 2014). C. Tujuan dari Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing menjelaskan bahwa tujuan dari bimbingan belajar life skill ini adalah untuk mempersiapkan anak didik untuk dapat mandiri ketika bebas nantinya (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa tujuan dari bimbingan belajar life skill ini adalah untuk mendidik klien agar bisa lebih baik lagi kedepannya, supaya klien bisa mandiri, bisa mengubah konsep diri remaja yang negatif ke positif (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). D. Hubungan Antara Pembimbing dan Klien dalam Melaksanakan Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa hubungan antara pembimbing dan Klien hubungannya seperti guru dan siswa, makanya klien dinamakan ANDIKPAS (anak didik lapas), saat proses belajar hubungannya antara pembimbing dan klien juga baik (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan hubungan antara pembimbing dan klien interaksinya bagus, klien bisa aktif dan menerima pembelajaran yang diberikan oleh pembimbing (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa hubungan antara pembimbing dan klien cukup bagus, klien bisa terbuka dengan pembimbing yang ada di Lapas (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (Klien) mengatakan bahwa hubungan yang terjalin antara pembimbing dan klien cukup bagus,

klien bisa menerima pembelajaran yang diberikan oleh pembimbing, dan bisa terbuka dengan pembimbing (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). E. Remaja di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Menguasai Bimbingan yang Diberikan oleh Pembimbing Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mangatakan bahwa penguasaan bimbingan belajar life skill tergantung klien apakah klien bersungguh-sungguh atau tidak hasilnya menurut klien. Kalau klien bersungguh-sungguh mengikuti apa yang diajarkan oleh pembimbing maka klien bisa mengusai bimbingan yang diberikan dan bisa mandiri nantinya (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa penguasaan materi tergantung pada bimbingan belajar yang diberikan kepada klien, kalau klien diberikan pembelajaran yang tidak sulit maka klien akan cepat memahami tetapi kalau pembelajaran yang diberikan sulit maka harus secara berulang-ulang mengulangi materi supaya klien bisa menguasai apa yang telah diajarkan oleh pembimbing (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (klien) mengatakan bahwa klien bisa menguasai bimbingan yang telah diberikan oleh pembimbing (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (klien) mengatakan bahwa klien bisa menguasai bimbingan belajar yang telah diberikan oleh pembimbing, PN mengatakan bahwa salah satu yang dikuasai oleh PN adalah

membuat sendal hotel, membuat lemari dan lain-lain (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (klien) mengatakan bahwa klien sudah bisa menguasai bimbingan belajar life skill yang diberikan oleh pembimbing, WL juga mengatakan bahwa salah satu yang dikuasai WL dalam bimbingan belajar life skill ini seperti menjahit, menenun dan lain-lain (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). F. Bimbingan Belajar Life Skill Penting Diberikan Kepada Remaja di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini sangat penting diberikan kepada Klien, seperti bimbingan agama, latihan keterampilan dan lain-lain, untuk dapat dijadikan bekal ketika mereka bebas nanti dan membuat Klien bisa lebih mandiri (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini sangat penting apalagi untuk kesetaraan, walaupun mereka dilapas mereka bisa juga mengikuti pendidikan dan pembelajaran seperti remaja yang ada diluar dan juga sangat penting untuk merubah tingkah laku menjadi lebih baik lagi (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini sangat penting untuk remaja dilapas

dengan adanya pembelajaran di Lapas maka remaja yang ada dilapas tetap bisa belajar dan tidak ketinggalan teknologi dengan masyarakat yang ada diluar, karna dilapas juga diajari tentang komputer dan lain-lain (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (Klien) mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill dilapas ini sangat penting karna bisa menghilangkan rasa jenuh ketika berada dilapas, selama dilapas masih bisa belajar, serta bisa menghasilkan suatu keterampilan yang bermanfaat (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KA (klien) mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini sangat penting karna bisa menghilangkan rasa jenuh saat berada dilapas, bisa mengasah keahlian yang mereka miliki (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). G. Pembimbing Sudah Memenuhi Kebutuhan-Kebutuhan dalam Proses Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa pembimbing sudah memenuhi kebutuhan dalam proses belajar seperti menyediakan buku-buku untuk paket B dan C, menyediakan juga alat dan tempat yang dibutuhkan dalam proses bimbingan belajar life skill (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa masih kurangnya ada sarana dan prasarana

dalam proses belajar seperti kurangnya tempat dalam melaksanakan pembelajaran, waktu yang diberikan juga masih kurang dalam proses belajar (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan AN (klien) mengatakan bahwa kebutuhan dalam proses belajar yang ada dilapas sudah cukup terpenuhi, pembimbing sudah memenuhi alat-alat yang dibutuhkan oleh klien (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan PN (klien) mengatakan bahwa kebutuhan dalam proses bimbingan belajar sudah dipenuhi oleh pembimbing dan pembimbing juga menyediakan tempat (Wawancara: Sabtu, 15 F ebruari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan WL (klien) mengatakan bahwa pembimbing sudah memberikan kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar, WL juga menyatakan bahwa pembimbing sudah memenuhi alat yang dibutuhkan seperti alat untuk menenun, menjahit dan lain-lain (Wawancara : Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil observasi penulis di Lembaga Permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru pembimbing sudah memenuhi kebutuhan kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar, seperti menyediakan tempat untuk kejar paket B dan C, menyediakan tempat untuk latihan keterampilan, dan menyediakan tenaga ahli yang membantu klien dalam proses pembelajaran sehingga bisa mengarahkan klien (Observasi: Rabu, 19 Februari 2014).

H. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung dalam Melaksanakan Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa faktor penghambat dalam proses pembelajaran adalah kepastian keterpanggilan anak didik dalam mengikuti bimbingan belajar life skill sampai tuntas masih kurang lantaran ada yang bimbingan belum usai anak didik sudah bebas jadi dikeluarkan sehingga bimbingan yang mereka terima belum maksimal. Seperti, paket B dan C ketika klien sudah bebas maka banyak yang tidak meneruskan paket B dan C, padahal pembimbing sudah menyarankan apabila ketika bebas tidak ada kesibukan untuk melanjutkan paket A dan B tetapi belum ada kemajuan. Kemudian, yang menjadi faktor penghambat adalah program bimbingan yang diberikan berjalan secara beriringan sehingga klien bingung menentukan bimbingan mana yang harus diikuti, ini adalah hambatan untuk pegawai dalam penyusunan program penjadwalan jangan sampai anak didik mengikuti bimbingan dalam satu waktu. Pak danu juga menjelaskan tentang faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill adalah guru yang membimbing proses pembelajaran sudah tersedia, tempat dan sarana yang dibutuhkan juga telah tersedia (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella sebagai pembimbing menjelaskan bahwa faktor penghambat dalam proses bimbingan

belajar life skill adalah waktu nya kurang dalam melaksanakan proses belajar, masi ada juga sarana dan prasarana yang belum dilengkapi seperti ketika paket B dan C alat tulis yang disediakan masih kurang, sarana yang ada di dalam kelas pun belum terpenuhi, alat untuk proses belajar pun juga masih ada yang belum terpenuhi. Ibu Descawella juga menjelaskan tentang faktor pendukung dalam proses bimbingan belajar life skill di Lapas seperti tempat belajar sudah disediakan, guru untuk mengajar juga sudah tersedia, klien juga antusias dalam melaksanakan proses belajar (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas adalah remaja dilapas masih ada yang malas dalam mengikuti program bimbingan belajar, tempat pembelajaran masih ada yang belum terpenuhi, sarana nya juga masih ada yang belum lengkap, kurangnya bukubuku yang disediakan di Lapas. AN juga menjelaskan faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas adalah sudah ada guru yang mengajar dalam proses pembelajaran, tempat yang disediakan juga sudah ada, seperti bimbingan agama tempatnya di Aula, perpustakaan juga sudah ada, kelas untuk belajar paket B dan C juga sudah ada (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (Klien) mengatakan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill

dilapas adalah masih ada remaja yang malas untuk mengikuti pelaksanaan bimbingan belajar sampai tuntas. PN juga menjelaskan faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas pembimbing sudah menyediakan sarana dan prasarana dalam kegiatan proses belajar seperti menenun pembimbing sudah menyediakan alat untuk menenun, alat menjahit juga sudah tersedia, tempatnya juga sudah tersedia (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (Klien) mengatakan bahwa faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas adalah alatnya sering rusak, seperti yang diungkapkan WL alat menenun sering rusak jadi klien harus sabar menunggu sampai alatnya diperbaiki. WL juga menjelaskan bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas adalah pembimbing sudah menyediakan sarana dalam proses bimbingan belajar, alat-alat yang dibutuhkan juga sudah tersedia (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KA (Klien) mengatakan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas adalah klien masih sering terlambat dalam mengikuti bimbingan belajar yang diberikan, masih ada yang malas dalam mengikuti kegiatan sampai tuntas. KA juga mengatakan bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill dilapas adalah pembimbing sudah

menyediakan sarana yang dibutuhkan dalam proses belajar, guru nya juga sudah ada seperti saat bimbingan keagamaan didatangkan ustad dan ustadzah (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil observasi penulis di Lembaga Permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill adalah masih ada remaja yang malas dalam mengikuti program yang diberikan di Lapas, masih ada juga sarana yang kurang terpenuhi seperti kurangnya buku-buku dilapas. Dan berdasarkan hasil observasi yang menjadi faktor pendukung adalah pembimbing sudah menyediakan guru-guru dalam palaksanaan bimbingan belajar, tempat dan alatnya sudah sebagian terpenuhi (Observasi: Rabu, 19 Februari 2014). I. Kondisi Remaja dalam Pelaksanaan Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa kondisi kilen dalam melaksanakan bimbingan belajar sangat baik kondisinya karna bimbingan belajar life skill ini dimulai pada pagi hari setelah sarapan pagi, sehingga klien masih semangat dalam mengikuti bimbingan yang diberikan (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa kondisi klien dalam keadaan sehat tetapi dalam proses bimbingan belajar masih ada klien yang kurang bersungguh-

sungguh dalam proses bimbingan belajar (Wawancara: Selasa, 18 F ebruari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa kondisi klien dalam proses belajar sangat sehat, klien bisa mengikuti dan selalu hadir dalam melaksanakan program bimbingan belajar yang diberikan oleh pembimbing (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan PN mengatakan bahwa kondisi klien dalam melaksanakan bimbingan belajar sehat, mereka juga semangat dalam melaksanakan bimbingan belajar yang diberikan oleh pembimbing (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (Klien) mengatakan bahwa kondisi klien saat proses bimbingan belajar sehat, bimbingan juga diberikan pada jam pagi sehingga klien masih ada semangat dalam mengikuti bimbingan di Lapas (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KA (klien) mengat akan bahwa kondisi klien dalam keadaan sehat dalam melaksanakan bimbingan belajar dan juga tidak ada masalah apa-apa dalam proses belajar semua berjalan dengan lancar (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). J. Bimbingan Belajar Life Skill Berpengaruh Terhadap Kondisi Remaja yang Ada di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini sangat berpengaruh terhadap kondisi mental klien yang ada di Lapas ini dilihat

dari konsep diri mereka yang awalnya negatif manjadi positif diantaranya dengan adanya program bimbingan ini jadi mereka merasa ada semangat baru untuk membuat diri mereka itu berguna bagi masyarakat nantinya, dengan bekal yang diberikan oleh pembimbing yang ada dilapas (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill sangat berpengaruh terhadap kondisi klien ini bisa dilihat dari tingkahlaku klien yang awalnya etitutnya kurang baik setelah adanya proses bimbingan ini tingkahlaku mereka juga semakin baik, konsep diri yang awalnya negatif menjadi positif, dan mereka sudah bisa menerima diri mereka dan tidak putus asa dengan keadaan diri mereka (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill ini sangat berpengaruh terhadap kondisi mental klien dilapas, saat mereka berada di Lapas kondisi mereka sangat rapuh dengan ada nya bimbingan belajar mereka bisa lebih kuat dan semangat dalam menghadapi semua masalah yang ada dan klien tidak merasa jenuh ketika berada dilapas karena dengan adanya kegiatan ini mereka bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (Klien) menjelaskan bimbingan belajar life skill sangat perpengaruh terhadap kondisi klien dengan adanya bimbingan belajar ini bisa menghilangkan stres dan jenuh saat berada dilapas, karna klien diajarkan berbagai macam ilmu dan keahlian jadi bisa

bermanfaat untuk klien yang ada dilapas, membuat klien bisa semangat dan bisa bangkit dengan masalah yang ada. (Wawancara: Sabtu, 15 F ebruari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (Klien) menjelaskan bahwa bimbingan belajar life skill ini berpengaruh terhadap kondisi klien yang ada di Lapas, WL mengatakan dengan adanya program-program bimbingan belajar yang ada dilapas bisa menghilangkan jenuh dan sters mereka dilapas, mereka bisa mengikuti kegiatan yang bermanfaat, selain itu mereka juga bisa melanjutkan pendidikan paket B dan C, membuat klien merasa semangat dan ibadah klien juga semakin meningkat (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan KA (Klien) mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill sangat berpengaruh terhadap kondisi klien yang ada dilapas dengan adanya bimbingan ini bisa mengubah tingkah laku klien, ibadah juga semakin meningkat dan menghilangkan stres dan jenuh saat berada di Lapas (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil observasi penulis di Lembaga Permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru, bimbingan belajar life skill sangat berpengaruh terhadap kondisi klien yang ada di Lapas karena dengan adanya bimbingan belajar life skill bisa mengubah konsep diri klien yang awalnya negatif menjadi positif, meningkatkan ibadah mereka di Lapas, perilaku klien juga lebih baik, mereka bisa lebih seemangat dan manghilangkan rasa jenuh dan stres saat mereka berada dilapas karna melakukan kegiatan yang bermanfaat (Observasi: Rabu, 19 Februari 2014).

K. Proses Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Sudah Berjalan Dengan Lancar Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa bimbingan belajar life skill di Lapas sudah berjalan lancar, program-program yang dijalankan sudah berjalan dengan lancar juga, para remaja sangat antusias dalam melaksanakan pembelajaran (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Descawella mengatakan sebagai pembimbing bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas belum begitu lancar karna masih ada sebagian sarana dan prasarana yang belum dipenuhi, masih ada juga sebagian remaja yang malasmalasan dalam mengikuti bimbingan belajar yang diberikan (Wawancara: Selasa,18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas sudah berjalan lancar, program yang ada di Lapas berjalan sesuai jadwal yang ada, remaja di Lapas juga antusias dalam mengikuti bimbingan, pembimbing juga sudah memenuhi sarana dalam proses bimbingan (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (Klien) mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill mengatakan bahwa pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas sudah berjalan dengan lancar sesuai dengan program yang ada, pembimbing juga sudah menyediakan guru serta sarana dalam melaksanakan program bimbingan (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014).

L. Metode yang Diberikan dalam Melaksanakan Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing menjelaskan metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas adalah metode ceramah, fokus grub, share pengalaman, dan sosiodrama (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Descawella sebagai pembimbing menjelaskan metode yang digunakan dalam melaksanakan bimbingan belajar life skill di Lapas ada meode ceramah, Diskusi, dan kelompok (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KA (Klien) mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill di Lapas adalah dengan metode berdiskusi, seperti saat bimbingan agama ada diskusi dengan pembimbing dan sesama remaja yang mengikuti proses bimbingan, serta metode yang digunakan secara fece to face, klien bertatap muka secara langsung dengan klien (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil observasi penulis di Lembaga permasyarakatan Klas II B anak Pekanbaru metode yang digunakan ada ceramah, diskusi, share pengalaman serta face to face, pembimbing bertatap langsung dengan klien saat proses belajar (Observasi: Rabu, 19 Februari 2014)

M. Manfaat Bimbingan Belajar Life Skill di Lembaga Permasyarakatan Klas II B Anak Pekanbaru Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah danu sebagai pembimbing mengatakan bahwa manfaat dari bimbingan belajar life skill di Lapas ini adalah untuk bekal klien ketika akan bebas nanti, dengan adanya bimbingan belajar ini klien membuat sebuah keterampilan yang bermanfaat, pak danu menjelaskan dengan adanya bimbingan belajar ini para remaja di Lapas juga mendapatkan penghasilan, karena setiap hasil karya yang mereka buat di jual dan hasil penjualannya untuk remaja (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Descawella sebagai pembimbing menjelaskan manfaat dari bimbingan belajar life skill di Lapas adalah para remaja di Lapas bisa mendapatkan ilmu dan pendidikan secara gratis, walaupun mereka berada di Lapas mutu untuk memajukan pendidikan tetap ada,mereka juga bisa melanjutkan pendidikan karena di Lapas ini juga menyediakan paket B dan C dan klien bisa mendapatkan ijazah juga, apabila mereka keluar dari lapas mereka tetap bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AN (Klien) mengatakan bahwa manfaat dari bimbingan belajar life skill adalah remaja yang ada di Lapas masih bisa belajar dan melanjutkan pendidikan, untuk bekal juga ketika mereka bebas nanti (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PN (Klien) mengatakan bahwa manfaat dari bimbingan belajar life skill dilapas adalah bisa mengasah kemampuan remaja karna di Lapas ini diajarkan beberapa keterampilan seperti membuat sendal, bengkel, ada bimbingan agama juga untuk meningkatkan ibadah para remaja yang ada di Lapas (Wawancara: Sabtu, 15 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan WL (Klien) mengatakan bahwa manfaat bimbingan belajar life skill di Lapas adalah untuk bekal para remaja, tetap bisa mendapatkan ilmu walaupun berada dilapas, wawasan bisa bertambah (Wawancara: Rabu, 19 Februari 2014). Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan KA (Klien) mengatakan bahwa manfaat dari bimbingan belajar life skill di Lapas adalah bisa merubah tingkah laku remaja di Lapas lebih baik lagi, klien merasa lebih semangat dan tidak putus asa dalam menjalani kehidupan, ibadah lebih meningkat (Wawancara: Senin, 17 Februari 2014). N. Bimbingan Belajar Life Skill Dibimbing oleh Pembimbing yang Ahli di Bidangnya Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai pembimbing menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan bimbingan belajar life skill ini hanya sebagian saja pembimbing yang ahli dibidang keilmuannya, sebagaian lainnya lantaran pembimbing merasa terpanggil untuk membantu mengajar di Lapas ini, tetapi kalau paket B dan C sudah sesuai dengan bidang keilmuannya, seperti pelajaran bahasa inggris memang di

bimbing oleh orang yang ahli dibidangnya (Wawancara: Senin, 17 F ebruari 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Descawella sebagai pembimbing mengatakan bahwa pembimbing yang mengajar hanya sebagian saja yang ahli dibidangnya, karna tutor ahli yang kurang di Lapas ini sebagai contoh pada paket B dan C pembimbing yang lulusan kimia juga mengajar mata pelajaran lain seperti kewarganegaraan dan matematika (Wawancara: Selasa, 18 Februari 2014).