LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

PENDAHULUAN. terjangkau, memiliki kualitas gizi yang yang baik, mudah diolah menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

PENERAPAN RANTAI PASOK HALAL PADA KOMODITAS DAGING AYAM DI KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

REGULASI PEMERINTAH TERHADAP RANTAI PASOK DAGING SAPI BEKU

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

I. PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. Pangan mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Peran pokok

Nomor 162 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2009 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 162 TAHUN 2009

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

Menakar Penyediaan Daging Sapi dan Kerbau di dalam Negeri Menuju Swasembada 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan sedang berusaha mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SIKAP KONSUMEN TERHADAP DAGING SAPI LOKAL DENGAN DAGING SAPI IMPOR

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI KEGIATAN DIREKTORAT KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER TAHUN 2017 & RENCANA KEGIATAN TAHUN 2018 RAKONTEKNAS II SURABAYA, 12 NOVEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya

I. PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu menjadi institusi pelipat ganda kekayaan. Suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

I. PENDAHULUAN. mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut (Putra et. al., 2015). Usaha

ANALISIS SITUASI PASOKAN BAHAN BAKU AGROINDUSTRI GELATIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

apoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MANUAL Sistem Jaminan Halal

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

Penerapan Sistem Jaminan Halal Pada UKM Bidang Olahan Pangan Hewani Application of Halal Assurance System on UKM Field of Animal Food Processing

Rumah Pemotongan Hewan yang Higienis di Balikpapan BAB I PENDAHULUAN

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Pertumbuhan Produksi Ayam Ras Pedaging di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

STUDI KASUS RANTAI PASOK SAPI POTONG DI INDONESIA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS RUMAH PEMOTONGAN HEWAN PROPINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek yang cukup baik untuk

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

BAB IV PENUTUP. 1. Pengelolaan Limbah Rumah Potong Lubuk Buaya Padang. temukan bahwa pengelolaan limbah RPH terbagi atas 3 macam yaitu:

I. PENDAHULUAN. Teknologi mempunyai peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN I.1.

MATRIK RENSTRA DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

2017, No Menteri Petanian tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tah

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Luas potensi lahan sumber pakan ternak (Ha) Luas Potensi Hijauan (Ha) No Kabupaten/Kota Tanaman Padang. Pangan Rumput

RENTABILITAS USAHA PEMASARAN AYAM RAS PEDAGING PADA UD. MITRA SAHABAT

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI SISTEM INFORMASI KETELUSURAN HALAL DALAM SISTEM DISTRIBUSI DAGING AYAM DI JAWA BARAT Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua : Dr. Dwi Purnomo, STP., MT NIDN. 0009058002 Anggota 1 Totok Pujianto, Ir., MT NIDN. 0019106202 Anggota 2 Devi Maulida Rahmah, STP., MT NIDN. 0026068601 UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

i

RINGKASAN Halal merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan produksi guna menciptakan produk yang berkualitas serta terjamin mutu dan keamanannya. Saat ini, halal digunakan sebagai salah satu jaminan mutu produk yang beredar di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan berbagai variabel dan faktor titik kritis halal yang mempengaruhi proses dan pelaku produksi, serta menggambarkan titik kritis halal pada alur proses rantai pasok produk agroindustri berbasis daging ayam yang populer dikonsumsi masyarakat dalam bentuk peta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan melakukan wawancara dan pengamatan secara langsung sebagai usaha untuk mengetahui alur proses rantai pasok mulai dari Rumah Potong Hewan (RPH), pasar/kios/jongko daging, dan industri pengolahan produk agroindustri berbasis ayam di Jawa Barat. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah (1) suatu peta titik kritis halal dalam bentuk diagram, (2) nilai persentase kepentingan faktor titik kritis halal dengan menggunakan metode AHP dan (3) total skor faktor titik kritis halal dengan penilaian kriteria pemenuhan titik kritis halal secara kuantitatif terhadap masing-masing faktor yang telah ditentukan dari variabel sumber daya (5M) machine, man, material, method, money. ii

DAFTAR ISI No Judul Halaman RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 1.5 Batasan Penelitian... 5 1.6 Kerangka Pemikiran... 6 BAB II... 7 2.1 Halal... 7 2.1.1 Konsep Halal... 9 2.1.2 Justifikasi dan Pengawasan Halal LPPOM-MUI... 10 2.1.3 Sertifikasi Halal... 11 2.1.4 Sistem Jaminan Halal (SJH)... 12 2.2 Ayam Potong... 13 2.2.1 Jenis-Jenis Ayam Potong... 13 2.2.2 Fried Chicken... 14 2.3 Rantai Pasok... 15 2.3.1 Model Rantai Pasok Ayam Potong... 17 2.4. Identifikasi Titik Kritis Halal... 18 2.5. Traceability... 25 2.5.1 Traceability System (Sistem Mampu Telusur)... 26 2.6 Sistem Informasi... 28 2.6.1 Data dan Informasi... 30 2.6.2 Konsep Dasar Sistem Informasi... 31 2.7 Desain Sistem Informasi... 33 iii

BAB III... 35 3.1 Pemetaan Ketelusuran Halal Pada Alur Proses Rantai Pasok Produk Agroindustri Berbasis Daging Ayam (Titik Kritis Halal Pada Sektor Hulu)... 35 3.1.1 Metode Penelitian... 36 3.1.2 Determinate of case studied.... 38 3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian... 39 3.1.4. Metode Analisis Data... 39 3.1.5 Tahapan Penelitian... 40 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 44 3.3 Instrumen Penelitian... 45 3.4 Mekanisme Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data... 45 3.5 Pelaksanaan Penelitian... 48 bab iv... 51 4.1 Konsep Dasar Perancangan Sistem Informasi... 51 4.2 Fungsi Sistem Informasi... 51 4.3 Platform Sistem Informasi... 52 4.4 Aktor yang Menjadi Fokus Penelusuran... 52 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 53 5.1 Pemetaan Titik Kritis Halal Pada Proses Hilir... 53 5.1.1 Pemetaan Titik Kritis di Rumah Potong Ayam... 53 5.2 Titik Kendali Kritis Halal Pada Alur Rantai Pasok Produk Agroindustri Berbasis Daging Ayam.... 63 5.3 Alur Dokumen Penunjang Halal Pada Pemetaan Rantai Pasok Produk Agroindustri Berbasis Daging Ayam.... 66 5.3.1 Dokumen Ternak penunjang Halal Pada Pengusaha/Petermak Ayam.... 67 5.3.2 Dokumen Penunjang Halal Pada RPH.... 67 5.4 Pemetaan Titik Kritis Pada Rantai Pasok Rumah Potong Hewan (RPH) Jawa Barat.... 70 iv

5.4.1 Pemetaan Ttik Kritis Halal Pada RPH Modern/Semi Modern.... 71 KESIMPULAN DAN SARAN... 72 6.1 Kesimpulan... 72 6.2 Saran... 72 DAFTAR PUSTAKA... 74 LAMPIRAN... 78 v

DAFTAR TABEL No. Judul Halaman Tabel 1. Keterangan Identifikasi Titik Kritis Halal (TK) Bahan Hewani... 20 Tabel 2. Keterangan Identifikasi Titik Kritis Halal Pada Proses Penyembelihan Hewan... 21 Tabel 3. Keterangan Identifikasi Titik Kritis Halal Pada Penyimpanan dan Lini Produksi... 22 Tabel 4. Keterangan Identifikasi Titik Halal Pada Proses Distribusi... 24 Tabel 5. Identifikasi Titik Kritis Halal Pada Proses Pemajangan (Display)... 25 Tabel 6. Perbedaan Ketelusuran Internal dan Eksternal... 26 Tabel 7. Jenis Sistem ketelusuran (Traceability System)... 27 Tabel 8. Kegiatan Penelitian... 36 Tabel 9. Kegiatan Pengumpulan data... 37 Tabel 10. Lokasi RPH dan Penjualan daging... 38 Tabel 11. Jenis dan Sumber Data... 39 Tabel 12. Analisis Data... 40 Tabel 13. Rincian Titik Kendali Kritis di RPH... 64 Tabel 14. Titik Kendali Kritis Pada Tempat Penjualan Daging... 65 Tabel 15. Dokumen Penunjang Halal Pada RPH... 67 Tabel 16. Dokumen Penunjang Halal Pengusaha/Pedagang daging... 69 vi

DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman Gambar 1. Kerangka Pemikiran... 6 Gambar 2. Bahan Non Halal... 8 Gambar 3. Konsep Halal Sebagai Standar Mutu Tertinggi... 9 Gambar 4. Skema Proses Sertifikasi Halal LPPOM-MUI... 11 Gambar 5. Ilustrasi Sederhana Rantai Pasok... 16 Gambar 6. Rantai Pasok Ayam... 17 Gambar 7. Pohon Industri Ayam... 18 Gambar 8. Identifikasi Titik Kritis Halal (TK) Bahan Hewani... 19 Gambar 9. Identifikasi Titik Kritis Halal Penyembelihan Hewan... 21 Gambar 10. Titik Kritis Halal Penyimpanan dan Lini Produksi... 22 Gambar 11. Identifikasi Titik Kritis Halal Distribusi... 23 Gambar 12. Identifikasi Titik Kritis Halal Pemajangan (Display)... 24 Gambar 13. Definisi Traceability... 25 Gambar 14. Ilustrasi Sistem... 28 Gambar 15. Model Dasar Sistem Informasi... 30 Gambar 16. Informasi yang Berkualitas... 30 Gambar 17. Blok Komponen Sistem Informasi... 31 Gambar 18. Tahapan Penelitian... 43 Gambar 19. Model Object Oriented Programming... 44 Gambar 20. Tahapan FGD (Focused Group Discussion) dan Pendekatan Design Thinking... 47 Gambar 21. Tahapan Kegiatan Penelitian... 50 Gambar 22. Standar Kemampuan Sistem Ketelusuran... 51 Gambar 23. Proses Kegiatan Produksi kotor... 53 Gambar 24. Proses Kegiatan Produksi bersih.... 59 Gambar 25. Proses Kegiatan di Rumah Potong Hewan.... 62 Gambar 26. Titik Kendali kritis di RPH... 63 Gambar 27. Titik Kendali Kritis Pada Tempat Penjualan Daging... 65 vii

Gambar 28. Alur Dokumen Penunjang Halal Pada Alur Rantai Pasok Produk Agroindustri Ayam... 66 Gambar 29. Gambar Sertifikat Halal RPH dan Juru Sembelih pada RPH Sukahati Tasikmalaya.... 68 Gambar 30. NKV pada RPH Sukahati Tasikmalaya... 69 viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk olahan daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang populer di masyarakat.hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tingginya jumlah pemotongan ayam di Jawa Barat pada Tahun 2013 yang mencapai 106.756.896 ekor atau sebesar 563.528.587 Kg daging ayam ras pedaging (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat). Ketersediaan yang terbatas, permintaan yang terus meningkat dan kebutuhan akan daging ayam yang bertambah berdampak pada meningkatnya harga jual daging ayam. Karena kebutuhan daging yang meningkat dan kurangnya pasokan daging ayam, para pengelola atau pengusaha melakukan kecurangan hingga melupakan jaminan halal dan mutu dari produk daging tersebut, akibatnya aspek-aspek mutu, keamanan pangan dan kehalalan terabaikan. Para konsumen daging ayam mulai mengikat kekawatirannya dan tidak nyaman ketika mengkonsumsi produk olahan daging ayam karena maraknya kecurangan yang terjadi.maka dari itu, konsumen membutuhkan informasi untuk meyakinkan bahwa produk yang dikonsumsinya telah memenuhi syarat mutu dan halal.informasi terkait penjaminan halal menjadi hal yang sangat penting. Mengingat banyak variasi yang dapat dibentuk dari bahan dasar daging ayam, pastilah tidak lepas dari variasi bentuk olahan yang akan disajikan. Pada umumnya produk turunan dari olahan daging ayam, diproduksi oleh para pelaku usaha baik dari skala industri, UKM hingga Pedagang Kaki Lima (PKL).Dengan kata lain produk olahan dari daging ayam tersebut harus terbilang halal sehingga para konsumen tidak meragukan lagi untuk mengkonsumsinya.rumit dan luasnya jaringan distribusi pada rantai pasok produk olahan daging ayam menjadi sebuah kendala yang besar dalam penelusuran produk sehingga data dan dokumen terkait penjaminan mutu dan kehalalan tidak tercatat dan terdistribusi dengan baik dari satu aktor ke aktor yang lainnya. 1