BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini, akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja mesin pemotong akrilik yang telah dirancang dan direalisasikan yang telah dijelaskan pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan terhadap spesifikasi yang diinginkan. Pengujian dilakukan dengan melakukan proses pemotongan akrilik. Hasil pengujian diukur dan dibandingkan dengan gambar sesuai ukuran aslinya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong (caliper) dengan ketelitian 0.05 mm. 4.1. Pengujian Garis Pengujian garis dilakukan dengan membuat garis dengan ukuran 1-10 cm pada akrilik dengan tebal 2 mm dan 5 mm masing-masing sebanyak 4 kali dengan orientasi vertikal dan horizontal. Hasil pengujian dan pengukuran ditabelkan pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.4. Tabel 4.1 : Pengukuran garis vertikal pada akrilik 2 mm Jarak (cm) Garis 1 Garis 2 Garis 3 Garis 4 Selisih Jarak 1 1.210 1.235 1.210 1.230 0.235 2 2.210 2.245 2.210 2.250 0.250 3 3.230 3.210 3.230 3.210 0.230 4 4.250 4.255 4.250 4.205 0.255 5 5.220 5.210 5.200 5.220 0.220 6 6.210 6.235 6.220 6.235 0.235 7 7.215 7.220 7.220 7.220 0.220 8 8.230 8.210 8.260 8.200 0.260 9 9.230 9.200 9.240 9.200 0.240 10 10.210 10.205 10.220 10.240 0.240 38
Tabel 4.2 : Pengukuran garis vertikal pada akrilik 5 mm Jarak (cm) Garis 1 Garis 2 Garis 3 Garis 4 Selisih Jarak 1 1.210 1.215 1.240 1.200 0.240 2 2.200 2.200 2.230 2.245 0.245 3 3.235 3.210 3.210 3.240 0.240 4 4.230 4.240 4.200 4.200 0.240 5 5.200 5.210 5.210 5.210 0.210 6 6.200 6.230 6.200 6.230 0.230 7 7.210 7.200 7.225 7.200 0.225 8 8.190 8.220 8.195 8.220 0.220 9 9.180 9.200 9.190 9.210 0.210 10 10.210 10.180 10.210 10.195 0.210 Tabel 4.3 : Pengukuran garis horizontal pada akrilik 2 mm Jarak (cm) Garis 1 Garis 2 Garis 3 Garis 4 Selisih Jarak 1 1.210 1.210 1.205 1.230 0.230 2 2.215 2.240 2.230 2.230 0.240 3 3.230 3.210 3.230 3.210 0.230 4 4.220 4.240 4.245 4.230 0.245 5 5.230 5.210 5.220 5.225 0.230 6 6.215 6.210 6.230 6.230 0.230 7 7.210 7.210 7.220 7.215 0.220 8 8.225 8.230 8.230 8.230 0.230 9 9.205 9.210 9.230 9.210 0.230 10 10.230 10.225 10.220 10.235 0.235 Tabel 4.4 : Pengukuran garis horizontal pada akrilik 5 mm Jarak (cm) Garis 1 Garis 2 Garis 3 Garis 4 Selisih Jarak 1 1.210 1.235 1.240 1.225 0.240 2 2.200 2.240 2.240 2.230 0.240 3 3.240 3.220 3.235 3.240 0.240 4 4.260 4.230 4.250 4.220 0.260 5 5.230 5.240 5.230 5.210 0.240 6 6.190 6.250 6.220 6.220 0.250 7 7.215 7.230 7.240 7.240 0.240 8 8.260 8.220 8.240 8.220 0.260 9 9.230 9.230 9.245 9.210 0.245 10 10.255 10.260 10.230 10.220 0.260 39
4.2 Pengujian Bentuk Segitiga Siku-siku Pengujian bentuk segitiga dilakukan pada segitiga siku-siku dengan ukuran alas 5 cm dan tinggi 5 cm. Pengujian dilakukan pada akrilik dengan ketebalan 2 mm dan 5 mm masing-masing sebanyak 4 kali. Bagian yang diukur adalah segitiga bagian dalam dan bagian luar Bagian dalam 5 cm Segitiga siku-siku 5 x 5 cm Bagian luar 5 cm Gambar 4.1. Segitiga siku-siku Tabel 4.5 : Pengukuran segitiga siku-siku 5 cmx 5 cm dengan tebal 2 mm Segitiga 1 Segitiga 2 Segitiga 3 Segitiga 4 Selisih Jarak Alas dalam 4.620 4.620 4.630 4.640 0.380 Tinggi dalam 4.670 4.675 4.690 4.690 0.330 Alas luar 5.210 5.210 5.235 5.220 0.235 Tinggi luar 5.235 5.230 5.230 5.240 0.240 Tabel 4.6 : Pengukuran segitiga siku-siku 5 cmx 5 cm dengan tebal 5 mm Segitiga 1 Segitiga 2 Segitiga 3 Segitiga 4 Selisih Jarak Alas dalam 4.670 4.660 4.620 4.660 0.340 Tinggi dalam 4.720 4.730 4.720 4.680 0.320 Alas luar 5.210 5.205 5.190 5.210 0.210 Tinggi luar 5.235 5.210 5.245 5.230 0.235 40
4.3 Pengujian Bentuk Pengujian bentuk lingkaran dilakukan dengan ukuran diameter 9 cm. Pengujian dilakukan pada akrilik dengan ketebalan 2 mm dan 5 mm masing-masing sebanyak 4 kali. Bagian yang diukur adalah diameter maksimal lingkaran bagian luar dan diameter minimal lingkaran bagian dalam. diameter 9 Bagian luar Bagian dalam Gambar 4.2. Tabel 4.7: Pengukuran lingkaran diameter 9 cm dengan tebal 2 mm Diameter Dalam Min Diameter Dalam Max Diameter Luar Min Diameter Luar Max 1 (cm) 2 (cm) 3 (cm) 4 (cm) Selisih Jarak Maksimal (cm) 8.600 8.610 8.610 8.615 0.400 8.750 8.760 8.750 8.755 0.250 9.100 9.100 9.105 9.150 0.150 9.255 9.200 9.250 9.255 0.255 Tabel 4.8 : Pengukuran lingkaran diameter 9 cm dengan tebal 5 mm Diameter Dalam Min Diameter Dalam Max Diameter Luar Min Diameter Luar Max 1 (cm) 2 (cm) 3 (cm) 4 (cm) Selisih Jarak Maksimal (cm) 8.600 8.600 8.625 8.610 0.400 8.710 8.720 8.735 8.715 0.265 9.110 9.085 9.120 9.130 0.130 9.235 9.200 9.220 9.250 0.250 41
4.4 Pengujian Bentuk Bujur Sangkar Pengujian bentuk dilakukan dengan ukuran panjang sisi 10 cm x 10 cm. Pengujian dilakukan pada akrilik dengan ketebalan 2 mm dan 5 mm masingmasing sebanyak 4 kali. Bagian yang diukur adalah panjang dan lebar pada bagian dalam dan bagian luar. 10 cm Bagian dalam Bagian luar Gambar 4.3. 10 cm x 10 cm Tabel 4.9. Pengukuran 10 cm x 10 cm dengan tebal 2 mm Panjang Bagian Dalam Lebar Bagian Dalam Panjang Bagian Luar Lebar Bagian Luar 1(cm) 2(cm) 3(cm) 4 (cm) Selisih Jarak Maksimal (cm) 9.720 9.720 9.720 9.730 0.270 9.745 9.730 9.705 9.710 0.2.95 10.175 10.180 10.200 10.175 0.200 10.195 10.185 10.235 10.200 0.235 Tabel 4.10. Pengukuran 10 cm x 10 cm dengan tebal 5 mm Panjang Bagian Dalam Lebar Bagian Dalam Panjang Bagian Luar Lebar Bagian Luar 1(cm) 2(cm) 3(cm) 4 (cm) Selisih Jarak Maksimal (cm) 9.720 9.720 9.720 9.730 0.270 9.730 9.690 9.685 9.720 0.315 10.155 10.160 10.150 10.165 0.165 10.200 10.200 10.170 10.190 0.200 42
4.5 Analisa Hasil Pengujian Garis dan Pola Sederhana Dari data pengujian garis vertikal maupun horizontal dengan ketebalan akrilik 2 mm dan 5 mm terlihat bahwa ada selisih jarak antara 1.80 mm 2.60 mm pada garis vertikal dan 1.80 2.50 mm untuk horizontal. tambahan jarak dari penggunaan mata bor tambahan jarak dari penggunaan mata bor panjang hasil garis potong panjang garis potong mata bor Gambar 4.4. Pemotongan garis Pengukuran pada segitiga dilakukan pada segitiga hasil pemotongan (segitiga dalam) dan segitiga sisa pemotongan (segitiga luar). Hasil pengukuran pada segitiga dalam untuk akrilik 2 mm didapatkan selisih jarak paling besar adalah 3.80 mm dan untuk segitiga luar sebesar 240 mm. Dari hasil pengukuran didapatkan selisih untuk bagian dalam lebih besar melebihi 3 mm. Hal itu karena ada tambahan jarak yang hilang akibat pemotongan. Jarak yang tergerus mata bor Jarak yang tergerus mata bor A θa c b θc θb C a B Gambar 4.5. Ilustrasi pemotongan pada garis miring 43
Dengan menggunakan aturan sinus kita dapat mencari jarak b = = (4.1) Jika sudut yang potong adalah 45 maka sudut BAC adalah x 45 = 22.5, sudut ACB = 90 dan sudut ABC = 67,5 1mm sin 22.5 = 1mm 0.383 = b 0.924 b = 2.413 mm b sin 67.5 Dengan perhitungan tersebut didapatkan selisih jarak pada segitiga seharusnya adalah 1mm + 2.413 mm = 3.413 mm Pengukuran pada lingkaran ukuran 9 cm x 9 cm didapatkan selisih jarak maksimal pada diameter lingkaran bagian dalam sebesar 4 mm dan untuk lingkaran bagian luar maksimal 1.50 mm. Pengukuran pada juga dilakukan pada bujursangkar bagian dalam dan bagian luar. Hasil pengukuran pada bujursangkar bagian dalam didapatkan selisih jarak maksimal sebesar 3.15 mm dan bujursangkar bagian luar sebesar 2.35 mm. Hasil pengukuran pada garis, segitiga, lingkaran dan menunjukan hasil yang tidak sesuai. Untuk pola bagian dalam, pengukuran menunjukan selisih jarak paling besar ada pada lingkaran adalah sebesar 4 mm sedangkan untuk pola bagian luar, selisih jarak paling besar ada pada pemotongan garis sebesar 2.6 mm. Penggunaan mata bor sebagai alat potong membuat hasil potongan bertambah. Namun dari data pengujian dan pengukuran dapat dilihat bahwa semakin panjang jarak pemotongan tidak berpengaruh pada selisih potongannya. Selain itu hasil pengamatan pada benda uji ditemukan adanya pergeseran posisi bor saat proses pemotongan. 44
Gambar 4.6. Pergeseran mata bor pada garis Gambar 4.7. Pergeseran mata bor pada bagian luar 45
Gambar 4.8. Pergeseran mata bor pada segitiga bagian dalam Gambar 4.9. Pergeseran mata bor pada segitiga bagian luar Pergeseran ini karena masalah mekanik yang kurang baik. Ukuran diameter linear shaft pada lengan penggerak lebih kecil dari diameter lubang linear bearing. Ukuran diameter lubang linear bearing yang dipakai adalah 16 mm sedangkan ukuran 46
diameter linear shaft yang dipakai adalah 5/8 inch atau 15.875 mm. Ini menyebabkan gerakan lengan penggerak Y tidak stabil saat proses pemotongan. 4.7 Pengujian Kedalaman. Pengujian kedalaman dilakukan pada akrilik dengan ketebal 5 mm. Pengujian dilakukan dengan membuat garis dengan kedalaman 1 mm, 2mm, 3mm, 4 mm. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing garis. Tabel 4.11 : Pengukuran Kedalaman Garis Kedalaman Kedalaman Kedalaman Kedalaman Kedalaman 5 1 mm 2mm 3 mm 4 mm mm Garis 1 0.60 1.60 2.55 3.55 Terpotong Garis 2 0.60 1.60 2.60 3.60 Terpotong Garis 3 0.80 1.80 2.80 3.80 Terpotong Garis 4 0.80 1.75 2.75 3.75 Terpotong Garis 5 1.00 2.05 3.05 4.05 Terpotong Garis 6 0.80 1.85 2.80 3.80 Terpotong Garis 7 0.50 1.50 2.50 3.50 Terpotong Garis 8 0.60 1.50 2.50 3.50 Terpotong Garis 9 0.70 1.70 2.70 3.70 Terpotong Garis 10 0.80 1.80 2.70 3.70 Terpotong Selisih Maksimal 0.50 0.50 0.50 0.50 Dari Tabel 4.11 hasil percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hasil pengujian mendapatkan selisih jarak maksimal 0.5 mm dari hasil yang diharapkan. Namun jika melihat selisih antar kedalaman didapatkan hasilnya antara 0.95 mm 1.05 mm. Hal ini karena adanya perbedaaan ketinggian akrilik. Perbedaan ketinggian ini karena pada salah satu sisi dari akrilik tersebut di jepit. Tujuan akrilik tersebut dijepit agar tidak bergerak. 4.8 Pengujian dengan Gambar Uji Pengujian dilakukan dengan membandingkan pola gambar yang akan dipotong dengan pola hasil pemotongan. Hasil pengujian pada Gambar 4.10 dapat disimpulkan bahwa mesin dapat membentuk pola sesuai gambar yang diinginkan. 47
Gambar 4.10. Gambar Uji Gambar 4.11. Hasi pemotongan Gambar Uji 48