KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

1 Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA MIOMA UTERI DI POLIKLINIK KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2012

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I peran penting dalam kelanjutan generasi penerus bangsa (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

KEJADIAN MIOMA UTERI PADA AKSEPTOR HORMONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan

Hubungan Faktor Risiko dan Kejadian Mioma Uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

HUBUNGAN USIA REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSUP. PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. melalui program Keluarga Berencana (BKKBN,2010). pemerintah yang pada awalnya diatur berdasarkan Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit pada sistem reproduksi yang menyebabkan kematian yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA DENGAN KEJADIAN MYOMA UTERI DI BANGSAL SAKINAH RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH INDEKS MASSA TUBUH, USIA MENARCHE DAN STATUS MENSTRUASI TERHADAP MIOMA UTERI

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RISIKO TERJADINYA MYOMA UTERI DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2011

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ABORTUS DI RSUD dr. H SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

GAMBARAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Amerika Serikat diperkirakan setiap 4-5 wanita mengidap. kelainan ini dan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan pada dekadeusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.

HUBUNGAN ANTARA USIA SAAT TIMBULNYA MENARCHE DENGAN USIA SAAT TERJADINYA MENOPAUSE WANITA DI KECAMATAN KARTASURA. Merry Tiyas Anggraini*

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN POST DATE DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2012

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

Hubungan Antara Usia dan Paritas Ibu Dengan Kejadian Kista Ovarium di RSUD 45 Kuningan Periode 01 Januari 30 November Tahun 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2012 OLEH : Ajeng Galuh Wuryandari SST.

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

Transkripsi:

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA Neni Rusnita*, Estu Lovita.P Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya ABSTRAK Mioma Uteri merupakan tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot pada rahim. Mioma Uteri terjadi pada 20-25% perempuan usia reproduktif, tetapi faktor penyebab tidak diketahui secara pasti. Insidennya terjadi -9 kali lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan kulit putih. Kasus Mioma Uteri di RS. Doris Sylvanus Palangka Raya mengalami penambahan dalam dua tahun terakhir ini. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seperti apakah karakteristik wanita usia subur yang menderita Mioma Uteri di RS. Doris Sylvanus Palangka Raya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan crosssectional melalui pengumpulan data sekunder. Data sekunder diambil dari buku register dan rekam medik. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang didiagnosa Mioma Uteri di RS. Doris Sylvanus Palangka Raya selama bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2015. Menggunakan total sampling dengan jumlah subjek 0 orang. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan menggunakan program excel kemudian dianalisis dengan analisis univariat untuk setiap variabelnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita usia subur dengan Mioma Uteri paling banyak terjadi pada usia di atas 5 tahun (8%). Sementara itu berdasarkan berat badan hampir seluruhnya (97%) berada pada kelompok dengan katagori gemuk menurut perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Menurut paritas sebagian besar (70%) merupakan wanita multipara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat digambarkan bahwa sebagian besar wanita usia subur yang didiagnosa Mioma Uteri di RS,Doris Sylvanus Palangka Raya memiliki karakteristik umur yang lebih dari 5 tahun, termasuk katagori gemuk menurut IMT, serta sudah pernah melahirkan lebih dari satu. Kata Kunci : Mioma Uteri; Umur; Paritas; Berat Badan PENDAHULUAN Mioma Uteri adalah tumor jinak yang tumbuh pada uterus. Merupakan tumor kandungan yang terbanyak terjadi pada organ reproduksi wanita. Sebagian penderita Mioma Uteri tidak mengalami keluhan apapun dan biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan. Adanya rangsangan dari hormone Estrogen menyebabkan sebagian besar kejadian Mioma Uteri ditemukan pada masa reproduksi. Tidak dijumpai pada masa sebelum haid pertama (menarche) dan akan mengalami pengecilan setelah kadar Estrogen dalam tubuh berkurang pada masa menopause. (Manuaba, 2010) Kasus mioma uteri di Indonesia ditemukan sebesar 5,9% -15,8 % pada semua wanita kulit hitam di bandingkan wanita kulit putih. Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil atau hamil hanya satu kali. (Sini, 2010) Pada tahun terakhir, mioma uteri menduduki urutan ke 4 dari 10 penyakit yang ditemukan di Kalimantan Tengah. (Barry, 2

2010) Berdasarkan data register yang didapatkan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.doris Sylvanus Palangka Raya, jumlah Wanita Usia Subur yang menderita Mioma Uteri pada tahun 2014 sebanyak 27 kasus dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 0 kasus. Penambahan jumlah kasus penderita mioma uteri menarik untuk dilihat bagaimanakah karateristik wanita usia subur yang menderita mioma uteri di poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan RSUD dr.doris Sylvanus, Palangka Raya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sumber data sekunder yang diambil dari buku register dan rekam medik yang ada di ruang Poli Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD dr.doris Sylvanus Palangka Raya. Variabel yang diteliti meliputi usia, berat badan, serta paritas. Variabel berat badan diukur dengan menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai acuan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang didiagnosa menderita Mioma Uteri di RSUD dr.doris Sylvanus Palangka Raya pada tahun 2015 berjumlah 0 orang. Mengingat jumlah kasusnya yang terbatas, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling sehingga seluruh anggota populasi diikutsertakan sebagai subjek penelitian. Pengolahan data dilakukan manual dengan menggunakan program excel, dan dianalisis secara univariat untuk masingmasing variabel. Berikut dipaparkan hasil penelitian serta hasil pengolahan datanya, yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, berikut hasil penelitian yang dilakukan beserta analisis dan pembahasannya. Pada tabel 1 berikut ini dapat dilihat bahwa sebagian besar dari subjek penelitian ini adalah wanita usia subur dengan karakteristik usia diatas 5 tahun, memiliki katagori berat badan Gemuk menurut perhitungan IMT, serta telah melahirkan anak lebih dari 2 orang. Tabel 1. Karakteristik Wanita Usia Subur dengan Mioma Uteri Di Ruang Poli Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Tahun 2015 Variabel Yang Diteliti Frekuensi (f) Persentase (%) 2 Usia 5 < 20 th 20-5 th >5 th Berat Badan Normal Gemuk Paritas Primipara Multipara Grandemultipara 1 4 25 1 29 21 6 1 8 97 10 70 20

Hal yang mendasari tentang penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti, diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatic dari sebuah sel neoplastik tunggal yang berada diantara otot polos miometrium. Sel mioma mempunyai abnormalitas kromosom. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma, disamping faktor predisposisi genetik adalah beberapa hormone seperti estrogen, progesterone, dan hormon growth hormone. (Thomas, 2008) Ada beberapa faktor yang diduga merupakan predisposisi terjadinya mioma uteri. Antara lain adalah usia, berat badan, serta jumlah paritas. Menurut Wiknjosastro (2009), frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 5-50 tahun yaitu mendekati angka 40%, jarang ditemukan pada usia dibawah 20 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia sebelum menarche kadar estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan turun pada usia menopause. Sementara itu menurut Thomason (2008), mioma uteri terjadi pada wanita berusia lebih dari 0 tahun, tetapi bisa juga tumbuh pada wanita usia berapapun. Peningkatan resiko mioma uteri pada usia lebih dari 0 tahun, terkait dengan stimulasi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium yang mengalami peningkatan pada usia reproduksi. Mioma uteri pada umumnya tumbuh tanpa gejala. Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. (Djuwantono, 2004) Hal ini mungkin berhubungan dengan konveksi hormon androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak. Hasilnya terjadi peningkatan jumlah estrogen tubuh, dimana hal ini dapat menerangkan hubungannya dengan peningkatan prevalensi dan pertumbuhan mioma uteri. Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan resiko menderita mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10 kg berat badan dan dengan peningkatan Indeks Masa Tubuh (IMT). Temuan yang sama juga turut dilaporkan untuk wanita dengan 0% kelebihan lemak tubuh. Hasilnya menyebabkan peningkatan hormon estrogen secara biologikal yang bisa menerangkan mengapa terjadi peningkatan prevalensi mioma uteri dan pertumbuhannya (Parker, 2007). Hal yang menarik ada dua pendapat berbeda yang dikemukakan tentang bagaimana seorang wanita dengan jumlah paritas yang lebih kecil memiliki risiko menderita mioma uteri lebih kecil juga. Sementara pendapat lain mengatakan hal yang sebaliknya. Ada yang berpendapat bahwa mioma uteri justru lebih sering terjadi pada nulipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi. Peneliti lain berpendapat sebaliknya, mioma uteri banyak terjadi pada wanita dengan multipara dibandingkan dengan wanita yang memiliki riwayat frekuensi 4

melahirkannya satu kali. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa kehamilan. Hal ini menjadi penanda penting bahwa kemungkinan sangat dipengaruhi oleh keberadaan hormone Estrogen. Semakin diperkuat dengan fakta bahwa neoplasma ini jarang sekali ditemukan pada masa sebelum menarche dan juga pada masa menopause dimana keberadaan hormone Estrogen dalam tubuh sangat jauh berbeda dengan pada masa kehamilan.(manuaba, 2007) Hal yang sama juga dikemukakan oleh Saifuddin (2001), bahwa perempuan multipara mempunyai resiko yang tinggi untuk terjadinya mioma uteri sedangkan perempuan nulipara mempunyai resiko reatif menurun untuk terjadinya mioma uteri karena tingginya kadar estrogen dalam tubuh dan dalam masa kehamilan serta bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Teori mengatakan bahwa Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kematian pada saat kontraksi rahim, perdarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran. Demikian juga, kehamilan juga bisa berdampak memperparah mioma uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan tangki tumor bisa berputar. Pada penelitian ini sebagian besar wanita usia subur yang didiagnosa mioma uteri di RSUD dr.doris Sylvanus Palangka raya adalah wanita dengan jumlah paritas lebih dari satu. Hanya 10% kasus saja yang terjadi pada wanita usia subur yang pernah melahirkan satu kali. Data yang diperoleh lebih bersesuaian dengan pendapat yang mengatakan bahwa wanita usia subur yang memiliki jumlah paritas lebih banyak akan berisiko menderita mioma uteri lebih besar dibandingkan dengan yang jumlah paritasnya kecil atau bahkan yang belum pernah melahirkan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, variable usia dan berat badan masih cukup relevan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa mioma uteri jarang sekali ditemukan pada umur yang relative muda dan kelebihan berat badan merupakan salah satu factor predisposisi terjadinya mioma uteri. Hal menarik yang ditemukan pada penelitian ini adalah terdapat dua perbedaan dalam teori yang disampaikan mengenai pengaruh banyaknya jumlah paritas terhadap terjadinya mioma uteri. Pendapat pertama mengatakan bahwa wanita dengan jumlah paritas yang kecil berisiko terkena mioma uteri, sementara pendapat lain mengatakan hal sebaliknya bahwa justru wanita dengan jumlah paritas yang besarlah yang memiliki risiko terkena mioma uteri lebih besar dibanding dengan yang tidak. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini, sehingga dapat betul-betul dilihat pendapat manakah yang lebih relevan 5

dengan kasus-kasus yang terjadi belakangan ini. DAFTAR PUSTAKA Djuwantono T. Terapi GnRH Agonis Sebelum Histerektomi atau Miomektomi. Farmacia. Vol III NO. 12. Juli 2004. Jakarta Manuaba, I.B.G. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi II. 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I. 2008. Jakarta: EGC Parker WH. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas. Volume 87. 2007. Department of Obstetrics and gynecology UCLA School of Medicine. California : American Society for Reproductive MedicineScott. Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kandungan Yayasan Bina Pustaka. 2010. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saifudin, Abdul Bari,dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2001. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta Sastrawinata, Sulaiman. Ginekologi Edisi 2. 2010. Bandung: Elstar Offset. 6