ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

ANALISIS PRODUKTIVITAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. data tahunan dari periode yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

B A B. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian

METODE PENELITIAN. memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan penelitian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDA LINIER ORDE 1 DENGAN METODE KARAKTERISTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN DI PROPINSI ACEH. Hermansyah Putra* dan Muhammad Nasir** ABSTRACT

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan

KURVA PHILLIPS (PHILLIPS CURVE) 1

PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. Nursiah Chalid

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REVIEW REGRESI LINIER BERGANDA. 24/09/2012 MK. Ekonometrika Darmanto, S.Si.

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 4 Desember 2013 PERANAN EKSPOR DALAM PEREKONOMIAN RIAU. Nursiah Chalid

IV. METODE PENELITIAN. merupakan studi kasus yang dilaksanakan di peternakan sapi potong PT. Andini

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

Estimasi Parameter pada Fungsi Produksi Cobb-Douglas Non-Linier Menggunakan Metode Least Square

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IMPLEMENTASI MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN FUNGSI PRODUKSI COBB- DOUGLAS UNTUK MENGETAHUI TINGKAT PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

Rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio Kemandirian Fiskal adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

ANALISIS FUNGSI COBB-DOUGLAS GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penetapan Objek, Waktu dan Lokasi Penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah Earning Per Share

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

Perbandingan Skema Numerik Metode Finite Difference dan Spectral

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor kehutanan di Indonesia secara komersial dan besar-besaran

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MRMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : LUPI RIYANI B

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB DOUGLAS DENGAN METODE ITERASI GAUSS NEWTON SKRIPSI. Oleh Anggun Nurul Hidayah NIM

TEKNIK ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila petani dapat mengalokasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB III METODE PENELITIAN. produksi pada industri batik di Kabupaten Cirebon. Variabel terikat pada

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Septiva Alia Rahmani, Supriyadi Wibowo, dan Muslich Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret ABSTRAK. Produk Domestik Bruto (PDB) berperan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Fungsi produksi Cobb-Douglas Y = ck α L 1 α digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Fungsi produksi menyatakan hubungan kuantitatif antara masukan, yaitu modal dan tenaga kerja, dan keluaran yang berupa PDB. Data yang digunakan adalah data uang beredar, penduduk Indonesia yang bekerja, dan PDB riil tahun 2011-2015. Penyelesaian dari fungsi produksi tersebut menggunakan metode iterasi Gauss-Newton, sehingga diperoleh nilai efisiensi produksi c = 7.75, elastisitas uang beredar α = 0.42, dan elastisitas tenaga kerja 1 α = β = 0.58. Fungsi produksi tersebut mengalami skala pengembalian konstan dan secara geometri diferensial permukaan yang terbentuk adalah parabolic. Hal ini berarti peningkatan uang beredar dan tenaga kerja proporsional dengan peningkatan PDB. Nilai elastisitas tenaga kerja lebih besar daripada nilai elastisitas uang beredar. Oleh karena itu, tenaga kerja lebih berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kata Kunci: fungsi produksi Cobb-Douglas, geometri diferensial, pertumbuhan ekonomi, produk domestik bruto, skala pengembalian konstan, parabolic 1. Pendahuluan Kinerja perekonomian suatu negara dapat diukur dengan melihat tiga variabel makroekonomi, yaitu produk domestik bruto, tingkat inflasi, dan tingkat pengangguran (Mankiw [9]). Ketiga variabel tersebut memiliki perannya masingmasing dalam menggambarkan keadaan ekonomi suatu negara. Produk domestik bruto berperan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan menghitung pendapatan total setiap orang di negara tersebut dari total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam periode tertentu. Keluaran berupa barang dan jasa pada suatu perekonomian bergantung pada banyaknya masukan berupa faktor produksi dan kemampuan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Menurut Mankiw [9], sisi produksi perekonomian mentransformasikan masukan berupa modal dan tenaga kerja, menjadi keluaran berupa PDB. Hubungan antara modal, tenaga kerja, dan produk yang dihasilkan, menurut Cobb dan Douglas [3] adalah fungsi produksi. Fungsi produksi yang mudah digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan ekonomi suatu negara, misalnya Indonesia. 1

Pada penelitian ini, fungsi produksi Cobb-Douglas diselesaikan menggunakan metode iterasi Gauss-Newton. Metode tersebut digunakan untuk menentukan nilai efisiensi produksi c dan elastisitas masing-masing faktor produksi, yaitu α dan (1 α). Selanjutnya, ditentukan kriteria skala pengembalian dan permukaan yang terbentuk. 2. Produk Domestik Bruto Mankiw [9] menjelaskan bahwa produk domestik bruto adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi. Terdapat dua jenis PDB berdasarkan dasar perhitungannya, yaitu PDB nominal yang diukur dengan harga berlaku dan PDB riil yang diukur dengan harga konstan. Pengukuran PDB dengan harga konstan tidak mengandung faktor harga. Hal tersebut dimaksudkan agar pertumbuhan ekonomi benar-benar merupakan pertumbuhan volume barang dan jasa, bukan pertumbuhan nilai yang masih mengandung kenaikan atau penurunan harga (BPS [1]). Menurut Dornbusch et al. [4], tingkat pertumbuhan ekonomi adalah tingkat di mana produk domestik bruto meningkat. Perubahan PDB disebabkan oleh perubahan efisiensi penggunaan faktor produksi dan tersedianya sumber daya, yaitu modal dan tenaga kerja, yang sejalan dengan perubahan perekonomian. 3. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Mankiw [9] menyatakan bahwa banyaknya keluaran produksi ditentukan dari jumlah modal dan tenaga kerja. Secara matematis, Dornbusch et al. [4] menuliskan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah dengan Y : besarnya hasil produksi, K : besarnya modal, L : banyaknya tenaga kerja, c : efisiensi produksi, dan Y = ck α L 1 α, (3.1) α dan (1 α) = β : elastisitas masing-masing faktor produksi. 3.1. Fungsi Produksi Cobb-Douglas sebagai Pendekatan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Dornbuch et al. [4] menyatakan bahwa fungsi produksi Cobb-Douglas dapat diterapkan untuk menggambarkan keadan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, fungsi produksi Cobb-Douglas yang telah ditulis pada Persamaan (3.1), diberikan beberapa asumsi sebagai berikut. 2 2017

(1) Modal K, yang merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk memroduksi suatu barang dan jasa diasumsikan sebagai uang beredar. Uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan diedarkan ke masyarakat adalah sumber pembiayaan suatu negara. Uang berperan sebagai nilai untuk mengukur harga relatif berbagai barang dan jasa. Pemerintah mengedarkan uang ke masyarakat dengan catatan bahwa uang tersebut cukup digunakan untuk bertransaksi dan dirasa tidak sulit untuk diperoleh. Namun, pemerintah juga membatasi keluaran uang yang diedarkan. (2) Tenaga kerja L merupakan ukuran produktivitas suatu negara. Para pekerja yang bekerja dapat menghasilkan barang dan jasa dalam periode waktu tertentu. Bekerja merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk memeroleh pendapatan atau keuntungan. (3) Keluaran hasil produksi Y, yang merupakan suatu barang atau jasa yang dihasilkan diasumsikan sebagai produk domestik bruto. PBD adalah ukuran pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu negara. (4) Nilai c adalah efisiensi produksi atau produktivitas, yaitu seberapa besar efisiensi masukan dalam menghasilkan suatu produk atau keluaran. (5) Nilai α adalah elastisitas uang beredar. (6) Nilai 1 α = β adalah elastisitas tenaga kerja. 3.2. Skala Pengembalian. Skala pengembalian atau return to scale digunakan untuk mengetahui apakah suatu fungsi produksi mengikuti kaidah decreasing, constant, atau increasing return to scale (Soekartawi [11]). Terdapat tiga kriteria skala pengembalian, yaitu (1) decreasing return to scale, jika α + β < 1, maka proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan hasil produksi, (2) constant return to scale, jika α+β = 1, maka penambahan faktor produksi proporsional dengan penambahan hasil produksi, dan (3) increasing return to scale, jika α + β > 1, maka penambahan faktor produksi akan menghasilkan penambahan hasil produksi yang proporsinya lebih besar. 3.3. Geometri Diferensial pada Fungsi Produksi Cobb-Douglas. Menutut Ioan [8], definisi dari fungsi produksi Cobb-Douglas dilihat dari sudut pandang geometri diferensial adalah sebagai berikut. Definisi 3.1. Suatu fungsi produksi didefinisikan pada R 2 adalah Y : D p R +, dengan (K, L) Y (K, L) = ck α L β R +, (K, L) D p, α, β R +, c > 0, di mana R 2 adalah ruang berdimensi dua, R + adalah himpunan bilangan riil positif, D p adalah domain produksi, c dan β = 1 α adalah konstanta, Y adalah keluaran berupa hasil produksi, K dan L adalah masukan berupa faktor produksi. 3 2017

Ioan [7] menjelaskan bahwa representasi grafik dari fungsi produksi adalah suatu permukaan. Diberikan turunan parsial orde pertama dan kedua dari fungsi produksi Cobb-Douglas yang telah dituliskan pada Persamaan (3.1), yaitu p = Y L, q = Y K, r = 2 Y L, s = 2 Y 2 L K, t = 2 Y K. (3.2) 2 Menurut Ioan [7], studi tentang permukaan (surfaces) memiliki dua bentuk kuadratik dasar yang sering digunakan. Bentuk kuadratik dasar yang pertama dari permukaan adalah g = g 11 dl 2 + 2g 12 dldk + g 22 dk 2, (3.3) di mana g 11 = 1 + p 2, g 12 = pq, dan g 22 = 1 + q 2. Bentuk kuadratik dasar yang kedua dari permukaan, yaitu di mana h 11 = h 2 12, maka diperoleh berakibat, h = h 11 dl 2 + 2h 12 dldk + h 22 dk 2, (3.4) r 1+p, h s 2 +q 2 12 = 1+p, dan h t 2 +q 2 22 = 1+p. Jika δ = h 11h 22 2 +q 2 δ = αβ(α + β 1)c2 K 2α 2 L 2β 2, (3.5) 1 + α 2 c 2 K 2α 2 L 2β + β 2 c 2 K 2α L2β 2 (1) jika δ > 0 di setiap titik pada permukaan, maka permukaan berbentuk elliptical, (2) jika δ = 0 di setiap titik pada permukaan, maka permukaan berbentuk parabolic, dan (3) jika δ < 0 di setiap titik pada permukaan, maka permukaan berbentuk hyperbolic. 4. Metode Iterasi Gauss-Newton Metode iterasi Gauss-Newton merupakan modifikasi dari metode Newton untuk mengoptimalkan sebuah fungsi (Nocedal dan Wright [10]). Konsep mendasar dari iterasi Gauss-Newton adalah uraian deret Taylor yang digunakan untuk menyatakan persamaan nonlinier. Bentuk umum model nonlinier adalah y = f(x, α) + ε, dengan y adalah variabel dependen, X adalah variabel independen, α adalah parameter regresi, ε adalah komponen galat, dan setiap variabel merupakan suatu matriks. Dilakukan pendekatan terhadap fungsi dua peubah f(x, α) menggunakan deret Taylor orde pertama di sekitar nilai awal α (0), diperoleh f(x, α) = f(x, α (0) f(x, α) ) + α (α α(0) ). α (0) 4 2017

Misalkan z(α) adalah matriks transpose dari f(x,α), diperoleh α y = f(x, α) + ε = f(x, α (0) f(x, α) f(x, α) ) + α α α (0) α α(0) + ε α (0) = f(x, α (0) ) + z(α (0) )α z(α (0) )α (0) + ε. Dilakukan pendugaan dengan metode least square, diperoleh persamaan untuk menentukan parameter α (1), yaitu α (1) = α (0) + [z(α (0) ) T z(α (0) )] 1 z(α (0) ) T [y f(x, α (0) )], sehingga bentuk umum iterasi adalah α (n+1) = α (n) + [z(α (n) ) T z(α (n) )] 1 z(α (n) ) T [y f(x, α (n) )], dan iterasi Gauss-Newton secara umum adalah α (n+1) = α (n) 1 2 [z(α(n) ) T z(α (n) )] dengan n adalah banyaknya iterasi. α, (4.1) α (n) 1 S 5. Hasil dan Pembahasan 5.1. Analisis Data Menggunakan Metode Iterasi Gauss-Newton. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data triwulan yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011-2015. Data tersebut adalah PDB [1], [2], uang beredar [5], dan penduduk yang bekerja [6]. Berdasarkan ketiga data tersebut, dibentuk matriks (20 3) yang selanjutnya dianalisis menggunakan metode iterasi Gauss-Newton. Setiap faktor produksi memiliki nilai elastisitas yang berbeda. Nilai tersebut menunjukkan elastisitas produksi dari suatu masukan. Berdasarkan Persamaan (3.1), keluaran Y tergantung pada masukan dan produktivitas c. Hal tersebut mengakibatkan semakin tinggi produkivitas, maka semakin tinggi pula keluaran yang dihasilkan. Hasil dari iterasi Gauss-Newton yang telah dilakukan berdasarkan Persamaan (4.1), memberikan keluaran berupa nilai c = 7.75 dan α = 0.42, sehingga nilai β = 1 α = 0.58. Ketiga nilai tersebut disubstitusikan ke Persamaan (3.1), sehingga diperoleh fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu Y = 7.75K 0.42 L 0.58. (5.1) Dilakukan pengecekan dengan memasukkan nilai uang beredar dan penduduk yang bekerja berdasarkan data ke Persamaan (5.1). Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dibuat grafiknya. Berikut merupakan grafik PDB riil yang didekati dengan grafik hasil perhitungan. 5 2017

Gambar 1. Grafik PDB riil dan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas Gambar 1 menunjukkan bahwa pendekatan fungsi nonlinier menggunakan metode iterasi Gauss-Newton mendekati nilai sebenarnya. Hal ini berarti, fungsi produksi Cobb Douglas seperti yang dituliskan pada Persamaan (5.1) menjadi pendekatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 5.2. Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas secara Geometri Diferensial. Persamaan (5.1) digunakan sebagai acuan untuk menganalisis fungsi produksi secara geometri diferensial, sehingga Persamaan (3.2) dapat dituliskan sebagai p = Y L = (7.75)(0.58)K0.42 L (0.58 1) = 4.495K 0.42 L 0.42, q = Y K = (7.75)(0.42)K0.42 1 L 0.58 = 3.255K 0.58 L 0.58, r = 2 Y L 2 = (7.75)(0.58)(0.58 1)K0.42 L (0.58 2) = 1.8879K 0.42 L 1.42, s = 2 Y L K = (7.75)(0.42)(0.58)K(0.42 1) L (0.58 1) = 1.8879K 0.58 L 0.42, t = 2 Y K 2 = (7.75)(0.42)(0.42 1)K(0.42 2) L 0.58 = 1.8879K 1.58 L 0.58. Bentuk kuadratik dasar pertama yang telah dituliskan pada Persamaan (3.3), diperoleh g = (1+20.205K 0.84 L 0.84 )dl 2 +29.26245K 0.16 L 0.16 dldk+(1+10.595k 1.16 L 1.16 )dk 2. Bentuk kuadratik dasar kedua seperti pada Persamaan (3.4), diperoleh h = 1.8879K2.58 L 0.42 dl 2 + 1.8879K 1.58 L 1.42 dldk 1.8879K 0.58 L 2.42 dk 2 K 2.16 L 1.84 1 + 20.205K 0.84 L 0.84 + 10.595K 1.16 L 1.16. 6 2017

Representasi grafik dari fungsi produksi Cobb-Douglas secara geometri diferensial berupa permukaan. Permukaan yang terbentuk dapat ditentukan dengan menyubstitusikan nilai α dan β ke Persamaan (3.5), sehingga diperoleh δ = (0.42)(0.58)(0.42 + 0.58 1)(7.75) 2 K 2(0.42) 2 L 2(0.58) 2 1 + (0.42) 2 (7.75) 2 K 2(0.42) 2 L 2(0.58) + (0.58) 2 (7.75) 2 K 2(0.42) L 2(0.58) 2 = 0, dengan nilai α + β = 1, sehingga memberikan nilai δ = 0. Akibatnya, permukaan yang terbentuk dari fungsi produksi yang diperoleh adalah parabolic. Permukaan parabolic tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2. Permukaan parabolic 5.3. Interpretasi Nilai Skala Pengembalian. Kriteria skala pengembalian dari fungsi produksi Cobb-Douglas yang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah konstan, karena α + β = 1. Jumlahan kedua nilai elastisitas ini berarti peningkatan uang beredar dan tenaga kerja proporsional dengan peningkatan produk domestik bruto. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan PDB, maka akan berdampak pada kenaikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jika dilihat dari besarnya nilai elastisitas, maka nilai elastisitas tenaga kerja lebih besar daripada nilai elastisitas uang beredar. Artinya, perekonomian Indonesia bersifat padat tenaga kerja, sehingga peran tenaga kerja lebih berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jika banyak penduduk Indonesia yang bekerja dan berpenghasilan, maka ketersediaan barang dan jasa akan memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberdayaan sumber daya manusia agar para pekerja memiliki keahlian yang baik. 7 2017

6. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. (1) Fungsi produksi Cobb-Douglas yang merepresentasikan keadaan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dituliskan pada Persamaan (5.1), dengan nilai efisiensi produksi c sebesar 7.75, elastisitas uang beredar α sebesar 0.42, dan elastisitas tenaga kerja β sebesar 0.58. (2) Kriteria skala pengembalian yang diperoleh adalah konstan dan berdasarkan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas secara geometri diferensial diperoleh bentuk permukaan parabolic. (3) Peningkatan uang beredar dan tenaga kerja proporsional dengan peningkatan PDB. Nilai elastisitas tenaga kerja yang lebih besar daripada nilai elastisitas uang beredar menunjukkan bahwa tenaga kerja lebih berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Daftar Pustaka [1] Badan Pusat Statistik (2015). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulan 2011-2015. BPS, Jakarta. [2] Badan Pusat Statistik (2016). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulan 2012-2016. BPS, Jakarta. [3] Cobb, C. W. and P. H. Douglas, A Theory of Production, American Economic Review 18 (1928), pp. 139-165. [4] Dornbusch, R., S. Fischer, and R. Startz, Macroeconomics, McGraw-Hill, 2 ed., New York, 2008. [5] https://www.bps.go.id/linktabledinamis/view/id/1074., Uang Beredar (Miliaran Rupiah), Diakses pada Selasa, 16 Agustus 2016 pukul 11.00. [6] https://www.bps.go.id/linktabelstatis/view/id/969., Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Tahun 1986-2016, Diakses pada Rabu, 1 Maret 2017 pukul 13.00. [7] Ioan, A. C., A Study of Cobb-Douglas Production Function with Differential Geometry, Euroeconomica 10 (2014), no. 6, pp. 67-74. [8] Ioan, C. A., The Production Functions from the Point of View of 3-Dimensional Geometry, Euroeconomica 5 (2009), no. 1, pp. 7-15. [9] Mankiw, N. G., Macroeconomics, 6 ed., Worth Publishers, New York dan Basingstoke 2007. [10] Nocedal, J. and S. J. Wright, Numerical Optimization, Springer, New York, 1999. [11] Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. 8 2017