HYGIENE SANITASI PADA PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Univariat. 1. Karakteristik responden. Reponden pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maryadi Putra M, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang (Februhartanty dan Iswaranti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pangan menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah segala. yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

STUDI HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI KECAMATAN KOTA TIMUR DAN KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan. mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

SUMMARY ASPEK HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI PASAR JAJAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. didapat melalui internet. Terdapat berbagai laman web yang menyediakan

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :

SEGMENTASI PASAR PEMBELI TAHU SUMEDANG (Studi Kasus pada Perusahaan Tahu Bungkeng Kabupaten Sumedang) Oleh NING SRIMENGANTI Universitas Winaya Mukti

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

KUESIONER HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD, AKTIVITAS FISIK DAN FAKTOR LAIN DENGAN GIZI LEBIH PADA REMAJA SMU SUDIRMAN JAKARTA TIMUR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB I PENDAHULUAN. belakangi penelitian. Bab pendahuluan ini dibagi ke dalam beberapa subbab: (a)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan. fisik, kognitif, emosi maupun psikososial (Soetjiningsih, 2002).

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN KELUARGA ANGGOTA LEMBAGA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (LPKK)

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan adalah faktor keamanan pangan. Dalam dunia industri. khususnya industri pangan, kontaminasi pada makanan dapat terjadi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

Transkripsi:

HYGIENE SANITASI PADA PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012 GESNAWATI D. AKASE NIM : 811 408 031 ABSTRAK Gesnawati D. Akase. 2012. Hygiene Sanitasi pada Pedagang Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Dasar Di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dian Saraswati. S.Pd, M.Kes dan Ekawati Prasetya. S.Si, M.Kes Pembimbing II. Hygiene Sanitasi Pedagang adalah dimana suatu keadaan yang mengharuskan pedagang dalam keadaan sehat dan bersih dari pencemaran yang mungkin dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang Hygiene Sanitasi pada Pedagang Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Dasar Di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo, yaitu untuk mengetahui kebersihan pedagang, kebersihan peralatan, cara penyajian makanan dan kondisi sarana yang digunakan oleh Pedagang Makanan Jajanan Di Lingkungan Sekolah Dasar Di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan populasi seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme yaitu berjumlah 34, sedangkan yang menjadi sampel adalah 33 pedagang Makanan Jajanan yang berada di Masingmasing Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2012. Hasil yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi kemudian disajikan dalam bentuk persentase (%) dalam diagram batang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 24,2% pedagang berpendidikan SMA. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat 30,3% Kebersihan Pedagangnya tidak memenuhi syarat, untuk cara penyajian makanannya menunjukkan persentase yang lebih tinggi yaitu 48,5% yang kebersihan peralatannya tidak memenuhi syarat, untuk kebersihan peralatan terdapat 36,4% yang tidak memenuhi syarat dan persentase yang paling tinggi yaitu 75,8% untul kondisi sarana yang digunakan oleh pedagang tidak memenuhi syarat.

Kata kunci : Hygiene Sanitasi, Pedagang, Makanan Jajanan BAB I PENDAHULUAN Dalam mempersiapkan generasi penerus diperlukan makanan yang sehat dan bergizi. Makanan yang kita makan hendaknya bergizi seimbang. Makanan seimbang adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air, dan mineral dalam jumlah yang seimbang, baik kualitas maupun kuantitas. Selain seimbang, makanan yang dikonsumsi harus sehat agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari penyakit. Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak aman, salah satu di antaranya dikarenakan terkontaminasi. Menurut Tamaroh (2002) dan Zulkifli (2008) bahwa : beberapa faktor yang menentukan keamanan makanan di antaranya jenis makanan olahan, cara penanganan bahan makanan, cara penyajian, waktu antara makanan matang dikonsumsi dan suhu penyimpanan baik pada bahan makanan mentah maupun makanan matang dan perilaku pedagang makanan itu sendiri. BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu untuk mengetahui bagaimanakah hygiene sanitasi pada pedagang makanan jajanan di Lingkungan Sekolah Dasar Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. yang merupakan variabel terikat adalah Hygiene Sanitasi Pedagang, sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah kebersihan pedagang, kebersihan peralatan, penyajian makanan, dan kondisi sarana. Adapun yang menjadi populasi adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme yaitu berjumlah 34 Sekolah Dasar, sedangkan yang menjadi sampel adalah 33 Pedagang Makanan Jajanan yang berada di masing-masing Sekolah Dasar Di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampel.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Identitas Responden 4.2.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur n % 1. 20-29 Tahun 6 18,2 2. 30-39 Tahun 8 24,2 3. 40-49 Tahun 8 24,2 4. 50-59 Tahun 5 15,2 5. 60-69 Tahun 6 18,2 di Kecamatan Bongomeme terdapat persentase yang sama untuk responden pedagang yang berusia 30-39 Tahun dan 40-49 Tahun yaitu 24,2% dan 15,2% responden pedagang yang berusia 50-59 Tahun. 4.2.2 Jenis Kelamin Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin n % 1. Laki-laki 3 9,1 2. Perempuan 30 90,9 di Kecamatan Bongomeme sebagai responden terdapat 9,1% responden berjenis kelamin laki-laki dan 90,9% responden berjenis kelamin perempuan.

4.2.3 Pendidikan Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Pendidikan n % 1. SD 11 33,3 2. SLTP 14 42,5 3. SMA 8 24,2 di Kecamatan Bongomeme responden pedagang yang tingkat pendidikannya SLTP mendapatkan persentase yang tinggi yaitu 42,5%, sedangkan responden pedagang yang tingkat pendidikannya SMA mendapatkan persentase yang paling rendah yaitu 24,2%. 4.3 Higiene Sanitasi Pedagang Makanan Jajanan 4.3.1 Kebersihan pedagang Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan kebersihan pedagang No Kategori n % 1. Memenuhi Syarat 23 69,7 2. Tidak Memenuhi Syarat 10 30,3 di Kecamatan Bongomeme terdapat 69,7% responden pedagang yang kebersihannya sudah memenuhi syarat, sedangkan sisanya sebesar 30,3% responden pedagang yang kebersihannya tidak memenuhi syarat.

4.3.2 Kebersihan Peralatan Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sanitasi Peralatan No Kategori n % 1. Memenuhi Syarat 33 51,5 2. Tidak Memenuhi Syarat 16 48,5 di Kecamatan Bongomeme dapat disimpulkan bahwa hanya 48,5% responden yang kebersihan peralatannya sudah memenuhi syarat, sedangkan sisanya sebesar 51,5% responden pedagang yang kebersihan peralatannya tidak memenuhi syarat. 4.3.3 Penyajian makanan Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Penyajian makanan No Kategori n % 1. Memenuhi Syarat 21 63,6 2. Tidak Memenuhi Syarat 12 36,4 di Kecamatan Bongomeme terdapat 63,6% responden pedagang yang penyajian makanannya sudah memenuhi syarat, sedangkan sisanya 36,4% responden pedagang menyajikan makanan jajanannya tidak memenuhi syarat.

4.3.4 Kondisi sarana Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan kondisi sarana No Kategori n % 1. Memenuhi Syarat 8 24,2 2. Tidak Memenuhi Syarat 25 75,8 di Kecamatan Bongomeme dapat dilihat bahwa hanya 24,2% kondisi sarana yang ada sudah memenuhi syarat, sedangkan sebesar 75,8% kondisi sarana yang digunakan oleh responden pedagang makanan jajanan tidak memenuhi syarat. 4.4 Pembahasan Berdasarkan pada hasil penelitian dari 33 responden pedagang makanan jajanan di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme terdapat 69,7% responden pedagang yang kebersihannya sudah baik, sedangkan sisanya sebesar 30,3% responden pedagang yang kebersihannya tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden pedagang makanan jajanan di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme terdapat 51,5% yang kebersihan peralatannya sudah baik, dan 48,5% kebersihan peralatannya tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden pedagang makanan jajanan di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme terdapat 63,6% responden pedagang yang menyajikan makanan jajanan dalam keadaan yang tidak baik. Sedangkan 36,4% responden pedagang menyajikan makanannya dalam keaadan baik. Berdasarkan hasil penelitian dari 33 responden pedagang terdapat 24,2% responden pedagang yang kondisi sarana tempat menjajakan makanannya sudah baik dan terdapat 75,5% yang kondisi sarana tempat menjajakan makanannya yang tidak baik.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Distribusi penerapan Higiene Sanitasi Pada Pedagang Makanan Jajanan di lingkungan Sekolah Dasar di Kecamatan Bongomeme tahun 2012 dapat dilihat pada hal-hal sebagai berikut: 1. Terdapat 69,7% kebersihan pedagangnya sudah memenuhi syarat, sedangkan sisanya sebesar 30,3% kebersihan pedagangnya tidak memenuhi syarat. 2. Terdapat 51,5% pedagang yang kebersihan peralatannya sudah memenuhi syarat, sedangkan sisanya sebesar 48,5% pedagang yang kebersihan peralatannya tidak memenuhi syarat. 3. Terdapat 63,6% pedagang yang penyajian makanannya sudah memenuhi syarat, sedangkan 36,4% pedagang menyajikan makanan jajanan dalam keadaan yang tidak memenuhi syarat. 4. Hanya terdapat 24,2 % pedagang yang kondisi sarananya sudah memenuhi syarat dan terdapat 75,8% pedagang yang kondisi sarananya tidak memenuhi syarat. 5.2 SARAN 1. Sebaiknya untuk Pedagang yang berjenis kelamin Laki-Laki, tidak merokok pada saat menunggu atau melayani pembeli dan untuk seluruh pedagang hendaknya lebih memperhatikan kebersihan diri pada saat menjajakan makanannya khususnya penggunaan Celemek dan Tutup Kepala, agar pembeli yang membeli dapat merasa aman mengkonsumsi makanan jajanan yang tersedia. 2. Untuk mencapai Sanitasi yang baik hendaknya pedagang makanan jajanan mengetahui hal-hal apa yang telah ditentukan oleh pemerintah khususnya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.942/Menkes/SK/2003 mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pedagang makanan jajanan. 3. Untuk kondisi sarana seharusnyya Kepala Sekolah atau Pemerintah terkait lebih memperhatikan lagi kondisi Kantin, karena terdapat kantin yang bahkan hampir tidak layak digunakan untuk menjajakan makanannya. Daftar Pustaka Amrin, Totok, 1998, Mengemas Camilan Untuk Wiraswasta. Surabaya : PT. Tribus Agrisarana Astawan, Made, 2004. Tetap sehat dengan produk Makanan Olahan. Solo : PT. Tiga Serangkai

Sulistijani, Agoes Dina, 2002, Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta : PT. Trubus Agriwijaya Suprihatin dan Partinah, 2003. Camilan Kering dari Ladang dan Kebun. Yogyakarta : PT. Sasmita Utama Sutidja, Trim, 2004. Makanan dan Kesehatan. Jakarta : PT. Bumi Aksara Widyati, R dan Yuliarsih. 2002. Higiene dan sanitasi umum dan perhotelan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.