BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawat merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menjawab tantangan tersebut, maka tantangan yang muncul merupakan. ancaman serius yang harus diupayakan metode penyelesainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT. DWIMITRA SUKSES PERKASA)

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu aspek perilaku. manusia dalam penilaian kinerja menjadi dominan.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan keperawatan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sangat menentukan persaingan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN P.T. DANLIRIS SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB 1 PENDAHULUAN. Imbalan jasa merupakan balasan jasa yang diberikan oleh instansi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kebutuhan pelayanan kesehatan secara maksimal dan global (Yani 2001

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem yang digunakan di RSUD Simo Boyolali berbeda antara dokter spesialis, dokter umum dan perawat. Untuk insentif dokter spesialis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu hal penting, apabila pengelolaan penggajian belum baik

IVANA KUSUMA PARAHITA J

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh perusahaan seperti modal, metode dan mesin tidak bisa memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelanggan merupakan jiwa dari kelangsungan hidup sebuah organisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tajam dari waktu ke waktu. Berdasarkan Indonesian Policy Health yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT MENURUT PERSEPSI KEPALA RUANG DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas


Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan atau dunia bisnis menunjukkan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. menukarkan jasa tenaga dan pikirannya dengan uang (imbalan moneter) yang. makanan, pakaian, perumahan, dan keperluan lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, merupakan kegiatan yang padat moral serta padat karya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

N. AMBARDHI P

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra institusi pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan utamanya di rumah sakit, pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang sangat strategis dalam menentukan mutu karena jumlah perawat terbanyak dari profesi lain dan paling lama kontak dengan klien, sehingga keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan klien ( Priyanto, 2005). Seorang perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan profesional, tentu tidak terlepas dari motivasi kerja yang tinggi agar mempunyai semangat dalam bekerja sehingga mampu meningkatkan kinerja yang akan berdampak langsung terhadap mutu dan kepuasan klien. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia pasti memiliki suatu faktor yang mendorong perbuatan tersebut. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas institusi. Tanpa adanya motivasi dari pegawai atau karyawan untuk bekerjasama bagi kepentingan institusi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai (Marihot Tua Effendi Hariandja, 2002). Motivasi merupakan suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang menimbulkan, menggerakkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi dasarnya adalah kondisi mental mendorong dilakukannya suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarahkan kepada pencapaian tujuan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk

beraktifitas dalam pencapaian tujuan. Motivasi tidak akan terjadi, jika tidak dirasakan rangsangan terhadap hal semacam itu diatas yang akan menumbuhkan motivasi dan motivasi yang tumbuh dapat menjadikan motor atau dorongan untuk mencapai tujuan (Irwanto, 1996). Menurut Hersey dan Blanchard (1977, dalam Monica, 1998), motivasi merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat kinerja karyawan dan kualitas pencapaian tujuan. Hal tersebut didukung oleh penelitian James dan Harvard (1977) tentang motivasi yang menyimpulkan bahwa dalam setiap jam, karyawan dapat mempertahankan pekerjaan dengan hanya bekerja sebanyak 20% sampai 30% dari kapasitas mereka. Tetapi setelah diberi motivasi dengan tepat mereka dapat bekerja 80% sampai 90% dari kemampuan mereka, kira-kira 60% penampilan karyawan dapat dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Herzberg (1966, dalam Nursalam, 2002), tentang konsep dasar dari teori motivasi dua faktor, menyatakan bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh pekerjaannya sendiri dan didalamnya terdapat kepentingan yang disesuaikan dengan tujuan organisasi. Penelitian Herzberg (1966, dalam Nursalam 2002 ) menyimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja dan kepuasan kerja dalam bekerja muncul dari dua set yang berbeda. Faktor tersebut adalah faktor syarat kerja atau faktor ketidakpuasan yang terdiri dari : kehidupan pribadi, gaji, kondisi kerja, keamanan, hubungan dengan teman dan atasan, kebijakan dan administrasi instansi. Sedangkan faktor kedua adalah faktor pendorong atau motivator yang terdiri dari : tanggung jawab, potensi tumbuh, pekerjaan itu sendiri, kemajuan, pengakuan dan prestasi. Beberapa penelitian tentang motivasi kerja perawat diantaranya di RSUD Sunan Kalijaga Demak yang diteliti oleh Muchlisin pada tahun 2009, menunjukkan bahwa motivasi kerja perawat sangat dipengaruhi oleh imbalan jasa, ternyata ada hubungan positif dan bermakna dengan nilai korelasi

sebesar 0, 857 dengan p= 0,001 ( nilai probabilitas (p) < α (0,05). Dengan demikian ada hubungan yang kuat antara imbalan jasa dengan kinerja perawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak, berarti semakin tinggi imbalan jasa yang diterima oleh perawat maka semakin baik pula kinerjanya. Diantara sekian banyak motivasi yang mendorong seseorang bekerja ternyata tidak sedikit bahkan semuanya adalah untuk memperoleh penghasilan. Penghasilan dibutuhkan untuk mewujudkan kehidupan yang layak. Dalam kondisi bekerja karena motivasi memperoleh gaji, artinya bahwa setiap karyawan yang bekerja perlu mendapat penghargaan berupa gaji sebagai balas jasa (Nawawi, 2000). RSU PKU Muhammadiyah Gubug merupakan salah satu rumah sakit yang ada di kecamatan Gubug sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medik, keperawatan, penunjang dan pelayanan umum lainnya, dalam perjalanannya untuk dapat terus eksis dimasyarakat tidak lepas dari peran serta karyawan untuk selalu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari beberapa pelayanan yang ada, pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang strategis dan punya arti tersendiri dalam menjaga citra institusi rumah sakit. Baik dan buruk persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit tidak lepas dari kinerja seluruh karyawan, namun karena perawat merupakan tenaga pelayanan kesehatan yang terbanyak di rumah sakit, maka perawat punya peranan yang besar dalam menjaga mutu institusi rumah sakit. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, RSU PKU Muhammadiyah Gubug telah melakukan upaya untuk meningkatkan motivasi kerja semua karyawan termasuk perawat dengan beberapa kebijakan diantaranya adalah pemberian gaji bulanan, bonus tahunan, karir dalam pekerjaan, cuti, kesempatan belajar baik formal maupun informal, jaminan pelayanan kesehatan dan jaminan yang lain. Pada kenyataannya di RSU PKU Muhammadiyah Gubug masih didapatkan persoalan yang berhubungan

dengan motivasi kerja seperti : kedisiplinan, dapat di lihat bahwa 50 % lebih perawat tidak memakai tanda pengenal saat bertugas, 3,1 % perawat tidak disiplin untuk tepat waktu saat berangkat (Data dari Bagian kepegawaian RSU PKU Muhammadiyah Gubug, 2011). Pengisian dokumentasi keperawatan sesuai dengan format yang berlaku hanya 37% dari tiga bulan terakhir yaitu bulan Agustus sampai Oktober 2011 (Data Bagian Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Gubug, 2011). Tingkat kehadiran perawatan untuk mengikuti rapat koordinasi unit keperawatan hanya 52 % dari daftar perawat yang diundang (Data Kepala Ruang Keperawatan, 2011). Serta adanya beberapa komplain dari klien terhadap pelayanan keperawatan yang kurang memuaskan, dimana selama tahun 2011 ada sembilan surat masuk dari klien yang mengeluhkan pelayanan di RSU PKU Muhammadiyah Gubug Grobogan, bahwa 63,3% menyatakan pelayanan keperawatan baik dan 36,7% menyatakan pelayanan cukup. Dari 13 pertanyaan yang diajukan ada dua pertanyaan yang mendapatkan jawaban cukup, yaitu pertanyaan tentang pelayanan yang terjangkau dan kenyamanan selama dirawat (Data Mutu RSU PKU Muhammadiyah Gubug, 2011). Didapatkan masalah tentang faktor jasa pelayanan, peralatan dan prasarana yang kurang, beban tugas yang berlebihan, koordinasi antar bagian yang kurang efektif serta kurang dihargainya pendokumentasian asuhan keperawatan menjadi kendala perawat untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja (Data notulen rapat ruangan periode Agustus Oktober 2011), didapatkan adanya beberapa permasalahan, diantaranya adalah masih belum efektifnya salah satu fungsi sistem penggajian yaitu belum adanya perubahan sistem penggajian pada karyawan baik tetap dan tidak tetap. Dari tahun 2009 sampai 2011 tercatat 8 (delapan) tenaga di unit keperawatan yang keluar dari rumah sakit, dan alasan sistem penggajian merupakan faktor yang paling dominan dibanding alasan yang lain. Masalah yang lain adalah belum maksimalnya sistem penilaian prestasi atau kinerja karyawan termasuk perawat, sehingga dalam penentuan peningkatan golongan atau karir tidak

berpedoman pada hasil penilaian prestasi kerja, sedangkan adanya faktor internal tentang pekerjaan perawat dalam bekerja lebih banyak bertanggung jawab kepada profesi dokter, hal ini berpengaruh terhadap pekerjaan perawat, dimana perawat lebih banyak menjalankan pekerjaan dokter sehingga menjadi kendala dalam peningkatan asuhan keperawatan atau kemandirian perawat dalam memberikan pelayanan (Swanburg, 2000). Berdasarkan dari uraian di atas maka rumusan masalah pada pada penelitian ini apakah ada hubungan antara kebijakan instansi dan gaji dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. Mengacu pada rumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk melalakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Kebijakan Instansi dan Gaji dengan Kebijakan Instansi dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah peneliti yang dapat dirumuskan Adakah hubungan antara kebijakan instansi dan gaji dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mengetahui hubungan kebijakan instansi dan gaji dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. 2. Tujuan khusus : a. Mengetahui gambaran tentang kebijakan instansi di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. b. Mengetahui gambaran tentang gaji perawat di RSU PKU Muhammadiyah Gubug.

c. Mengetahui tentang motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. d. Menganalisis hubungan kebijakan instansi dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. e. Menganalisis hubungan gaji dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit. a. Bagi perawat penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan kesadaran perawat tentang motivasi kerja sehingga meningkatkan kinerja serta mutu pelayanan keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. b. Bagi pembuat kebijakan penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar dalam mengevaluasi motivasi kerja perawat serta kebijakan yang terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat di RSU PKU Muhammadiyah Gubug. 2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan. Dapat menerapkan metodologi penelitian secara nyata yaitu menghubungkan antara kebijakan instansi dan gaji dengan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug, serta menambah pengetahuan dalam mengembangkan teori motivasi yang selama ini ada. E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu Manajemen Keperawatan. F. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan antara kebijakan instansi dan gaji perawat pelaksana di RSU PKU Muhammadiyah Gubug tahun 2012 belum pernah dilakukan, akan tetapi sudah ada penelitian yang dilakukan dan terkait dengan

imbalan jasa, insentife, kompensasi dengan motivasi kerja. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul Metode Hasil Penelitian 1. Hubungan Antara Imbalan Jasa Terhadap Perawat Pelaksana di RSUD Sunan Kali Jaga Demak, peneliti oleh Muchlisin pada tahun 2009. 2. Hubungan Antara Motivasi, Pendapatan Dan Gaji, Dan Pengawasan Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di UPTD Pendidikan Kecamatan Jati Kudus, Peneliti oleh Siti Chajatun. Uji Korelasi Pearson Tehnik korelasi linier berganda (determinasi Hubungan antara imbalan jasa dengan kinerja perawat pelaksana ternyata ada hubungan positif dan bermakna dengan nilai korelasi sebesar 0, 857 dengan p= 0,001 ( nilai probabilitas (p) < α (0,05). Dengan demikian ada hubungan yang kuat antara imbalan jasa dengan kinerja perawat di RSUD Sunan Kalijaga Demak, berarti semakin tinggi imbalan jasa yang diterima oleh perawat maka semakin baik pula kinerjanya. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pendapatan dan gaji dengan motivasi kerja. Untuk uji signifikan digunakan uji t hitung berada di daerah. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pendapatan dan gaji dengan motivasi kerja. Untuk uji signifikan digunakan uji t hitung berada di daerah. penolakan Ho atau 8,835 > 2,36 maka Ho ditolak dan sebagai konsekuensinya Ha diterima, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif variable pendapatan dan gaji dengan kinerja guru. Semakin tinggi

No Judul Metode Hasil Penelitian 2. pendapatan dan gaji, akan semakin tinggi pula kinerja guru. 3. Pengaruh Gaji Dan Insentif Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Hotel Hilton. Jakarta pada tahun 2006, oleh peneliti Valdie N,. Reggy Bararualo Frans. 4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Slamet Langgeng Purbalingga Dengan motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening, Peneliti oleh Anoki Herdian Dito, pada tahun 2010. Koefisien Korelasi Pearson Standart coefificient Bahwa terdapat hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan dan variabel gaji terhadap motivasi karyawan Hotel Hilton Jakarta, namun hubungan dan pengaruh variabel insentif tidak signifikan secara statistik. Berdasarkan uji t yang dilakukan dan hasil analisis regresi linier 1, bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi dan pada hasil analisis regresi linier 2, diketahui bahwa kompensasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.