BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V DI SD NEGERI CIBOGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

Oleh: Luncana Faridhoh Sasmito M.Pd ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik dan sebagai. sebagai peserta didik mendapatkan haknya sepenuhnya.

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

PROSIDING ISBN :

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTIONING TEKNIK CARD SORT KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN MARGAHAYU PADA MATERI KEANEKARAGAMAN BUDAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Yuyun Tri Setiawati, S.Pd ABSTRAK Berdasarkan data observasi awal yang diperoleh di SDN Margahayu yaitu motivasi dan hasil belajar siswa masih rendah khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sebanyak 35 siswa atau 20,5% siswa tuntas dan 9 siswa atau 79,5% siswa belum tuntas dari jumlah 44 siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III SDN Margahayu khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklusnya. Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 68,7 meningkat pada siklus II menjadi 73,3 kemudian meningkat menjadi 80,43 berarti mengalami peningkatan. Sedangkan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu 45,5% meningkat pada siklus II menjadi 63,9% dan meningkat pada siklus III menjadi 90,9%. Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 16,6%. Sementara aktivitas guru juga meningka dari 72,5 pada siklus I menjadi 77,5 pada siklus II dan 90 pada sikus III. Disimpulkan bahwa dalam penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi keanekaragaman budaya dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: Motivasi, Hasil belajar, Model Pembelajaran Snowball Throwing 96

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada perilaku baik yang dilakukan secara berkesinambungan menjadi sebuah pembiasaan. Pendidikan karakter membentuk siswa memiliki karakter unggulan yang berguna sebagai bekal dalam mengarungi kehidupannya. Pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah senantiasa berintegrasi dengan seluruh mata pelajaran dan setiap kegiatan pembelajaran. Karakter yang dibentuk diharapkan dapat terus berkembang sehingga akhirnya membudaya. Salah satu karakter yang harus dikembangkan oleh siswa adalah cinta tanah air. Sikap tersebut sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia. Sikap cinta tanah air terkandung pada setiap mata pelajaran disesuaikan dengan materi atau tema tertentu. Mata pelajaran yang sering kali mengusung rasa cinta terhadap tanah air adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pada mata pelajaran tersebut dapat ditemukan materi menghargai keberagaman budaya Indonesia. Bahwa berdasarkan hasil evaluasi atau ulangan harian pada materi koperasi juga menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dari kriteria ketuntasan minimum ( KKM) yang telah ditentukan yaitu 70, hanya sekitar 10 siswa yang mampu melampaui KKM dan selebihnya yaitu 34 siswa belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Selain itu mata pelajaran PKn mempunyai nilai terendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar. Yaitu metode yang memuat pengalaman belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu metode yang dapat memuat keaktifan dan pengalaman belajar siswa tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas. Merupakan salah satu perspektif baru dalam penelitian pendidikan yang mencoba menjembatani antara praktik dan teori dalam bidang pendidikan, dan merupakan penelitian tentang realitas sosial. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 97

Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Margahayu? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Margahayu. D. Kajian Teori Menurut Slavin (Isjoni, 2009: 15). pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans (Isjoni, 2009: 15) mengemukakan bahwa, pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk member dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl (Isjoni, 2009: 15) mengemukakan, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa, model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Snowball throwing sebagai salah satu dari model pembelajaran aktif (active learning) pada hakikatnya mengarahkan atensi siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Namun sebagaimana model pembelajaran lainnya, dalam penerapannya pun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi siswa, waktu yang tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran. (Bayor. 2010: 89). 51). Adapun langkah-langkah pembelajaran snowball throwing menurut Suprijono (2010: 1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 98

4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 5. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ±15 menit. 6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian. 7. Evaluasi. 8. Penutup. Purwanto (2006: 70) berpendapat bahwa, setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2003: 198), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, (2) motivasi ditandai 99 dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam belajar.(astuti, 2010 : 67). Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa di sekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan siswauntuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah dipelajari (TIM Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 141). Menurut Hamalik (2007: 31) mengemukakan, hasil belajar pola -pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belaja r siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut. 1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. 3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. 4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. 5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. 6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Berdasarkan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan, maka materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus dimengerti. Adapun ruang lingkup PKn secara umum meliputi beberapa aspek, yaitu. 1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. 2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. 3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. E. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Margahayu. Secara khusus penelitian dilakukan pada siswa kelas III. Sumber data pada penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer (subjek) dan sumber data sekunder (objek). Sumber data primer (subjek) berupa hasil belajar pada materi pokok Keanekaragaman Budaya Indonesia. Hasil belajar tersebut berupa nilai ulangan tiap akhir siklus. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan yang dilakukan peneliti saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 100

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas yaitu tes dan non tes yang meliputi: pengamatan/observasi, dokumentasi, dan catatan harian peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, nilai tes setelah siklus II dan nilai tes setelah siklus III. Sedangkan data kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila memenuh indikator adalah apabila jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM ( 70) di kelas mencapai 85% (kurang lebih 37 siswa). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus dengan empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), refleksi. Masing -masing siklus 1 kali pertemuan. Demikian seterusnya dilakukan berulang-ulang (jumlah siklus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tiga siklus). Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Hal-hal yang kurang sesuai pada siklus I diperbaiki pada siklus II demikian juga pada siklus III, hal-hal yang kurang sesuai pada siklus II diperbaiki pada siklus III. F. Hasil Penelitian Siklus I Pada pertemuan I dilaksanakan hari Senin, 6 Februari 2012 dengan materi yang diajarkan adalah menentukan luas bangun datar. Siklus I dilaksanakan 2x35 menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran snowball throwing dengan membentuk kelompok-kelompok besar. Pada siklus I ini hasil yang diperoleh sudah menunjukkan perubahan walaupun hanya sedikit, yaitu rata-rata nilai dari siswa adalah 68,7. Dari jumlah siswa 44 siswa sebanyak 19 siswa yang belum tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang diharapkan. Nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70 sehingga prosentase sehingga prosentase ketuntasan yang diperoleh hanya sebesar 45,5%, hal ini masih jauh dari kriteria keberhasilan yang diharapkan, karena belum mencapai KKM yang dietapkan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Margahayu. Tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal 101

(KKM) masih ada 19 siswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, maka dari itu pembelajaran PKn perlu dilanjutkan untuk siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Siklus II Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi data yang dipaparkan di atas. Pada lembar observasi aktivitas siswa terjadi perubahan keaktifan yang cukup berarti. Pada siklus I siswa belum berani dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan gagasannya, namun pada siklus II siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengungkapkan pendapatnya. Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan kemampuan memahami keanekaragaman budaya Idonesia pada siswa setelah mendapatkan pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Snowball Throwing. Peningkatan terlihat dari tindakan siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terdiri atas 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel 1. Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Pembelajaran Matematika dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Nilai Rata-rata Prosentase (%) Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II 63,4 68,7 73,3 22,7 45,5 65,9 Pada hasil belajar siswa siklus II ini, terdapat 29 siswa yang sudah tuntas KKM sebesar 70,00 (65,9%). Namun masih ada juga siswa yang belum tuntas hasil belajarnya yaitu 15 siswa (34,1%). Hal ini dimungkinkan kurangnya konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal tes. Secara keseluruhan, hasil belajar siswa belum memenuhi persentase ketuntasan yaitu sebesar 85%. Siklus III Kegiatan siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 20 Februari 2012. Tahapan kegiatan dalam siklus III sama dengan tahapan pada siklus I dan II yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 102

Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I dan II, pada siklus III juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi data yang dipaparkan di atas. Guru membagi siswa menjadi dua bagian. Tiap bagian siswa terdiri dari 21 orang yang dibagi lagi menjadi 4 kelompok. Jadi semuanya ada 8 kelompok. Empat kelompok pertama bermain snowball throwing, sedangkan kelompok kedua mengamati sambil membaca teks yang berisi tentang keanekaragaman budaya Indonesia. Selama kegiatan berlangsung, siswa mengikutinya dengan aktif. Kegiatan berikutnya adalah siswa mengerjakan evaluasi. Setelah selesai mengerjakan evaluasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, siswa mengumpulkan hasil evaluasi untuk diperiksa. Berikut adalah hasil belajar siswa pada siklus III: Tabel 2. Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Pembelajaran Matematika dan Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Nilai Rata-rata Prosentase (%) Sebelum Siklus I Siklus II siklus III Sebelum Siklus I Siklus II Siklus III Tindakan Tindakan 63,4 68,7 73,3 80,4 22,7 45,5 65,9 90,9 Pada hasil belajar siswa siklus III ini, terdapat 40 siswa yang sudah tuntas KKM sebesar 70,00 (90,9%). Namun masih ada juga siswa yang belum tuntas hasil belajarnya yaitu 4 orang siswa (9,1%). Hal ini dimungkinkan kurangnya konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal tes. Secara keseluruhan, hasil belajar siswa belum memenuhi persentase ketuntasan yaitu sebesar 85%. Aktifitas siswa pada pembelajaran siklus III terlihat lebih baik disbanding siklus I dan siklus II. Pada siklus III, siswa memperoleh kesempatan menjadi pengamat kelompok yang tampil melakukan snowball throwing. Hampir setiap siswa mampu menjawab pertanyaan dan memberikan komentar terhadap penampilan kelompok bagian pertama. Hal itu menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki keberanian dalam mengungkapkan temuan dan pemikiran ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktifitas guru dalam mengajar menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I dan II. Guru sudah bisa mengajar sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Dalam memotivasi siswa, guru sudah menunjukkan kemampuannya sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 103

Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan siswa memahami keanekaragaman budaya Indonesia kelas III SD Negeri Margahayu dengan model pembelajaran snowball throwing. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh siswa pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel di atas. Dengan demikian penelitian ini dapat diajukan sebagai suatu rekomendasi bahwa penggunaan model pembelajaran snowball throwing efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri Margahayu khususnya dan siswa kelas III Sekolah Dasar lain pada umumnya. G. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Penerapan model pembelajaran tipe snowball throwing dapat meningkatan motivasi dan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Margahayu. 2. Saran a. Mengingat penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat mendorong siswa lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran, pada materi Keanekaragaman Budaya 104 pada mata pelajaran PKn, maka sekolah yang memiliki karakteristik kelas yang relatif sama dengan kelas penelitian dilangsungkan, dapat menerapkan strategi pembelajaran serupa untuk meningkatkan otivasi dan hasil belajar siswa. b. Meskipun penelitian telah berjalan 2 siklus, namun peneliti / guru lain diharapkan dapat melanjutkan untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih signifikan. H. Daftar Pustaka Astuti, E.S. (2010). Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid I. Jakarta : PT Grasindo. Bayor, A. (2010). Snowball Throwing. [Online]. Tersedia: http://akmaldebayor.blogspot.com/2010/05/snowball-throwing_08.html. [10 Februari 2012]. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Isjoni. (2009). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Lie, A. (2007). Cooperative Learning Mempraktikkan di Ruang Ruang\Kelas. Jakarta: Grasindo. Purwanto. (2006). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman. (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudjana, N.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :Rosdakarya Sugiyanto. (2010). Model Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pustaka Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI. (2007). Grasindo Intima : Bandung. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. 105