BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

I. PENDAHULUAN. Sumber :

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan cukup penting dalam memberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. berlanjut hingga saat ini. Dunia perunggasan semakin popular di kalangan

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

PERBANDINGAN PENDAPATAN ANTARA PETERNAK MITRA DAN PETERNAK MANDIRI AYAM BROILER DI KABUPATEN BUNGO. SKRIPSI. Oleh : ELSYE DILLA ANGRIANI

PENDAHULUAN. Kemitraan merupakan hubungan kerjasama secara aktif yang dilakukan. luar komunitas (kelompok) akan memberikan dukungan, bantuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI USAHA PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Peluang Bisnis Top ~ 1

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah,

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

BAB III MATERI DAN METODE. Daging ayam merupakan salah satu produk hasil ternak yang diminati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

SAHABAT BRILLIANT PROGRAM KEMANDIRIAN EKONOMI KREATIF SEKTOR PETERNAKAN DAN PERTANIAN TERPADU BIDANG USAHA

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

BAB III TINJAUAN UMUM OBYEK PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

BAB I PENDAHULUAN. populasi, produktifitas, kualitas, pemasaran dan efisiensi usaha ternak, baik

2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani. Tercatat bahwa dari 38,29 juta orang

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

Kata kunci: Biaya Diferensial,Investasi I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

BAB I PENDAHULUAN. pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala. sumber devisa utama Negara Indonesia.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pangan dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

I. PENDAHULUAN an sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat,

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan kelembagaan. Berbisnis

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

How to Build a Good Financial Plan

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB IV HASIL PEMBAHASAN. Kota Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo, Kecamatan Kabila juga di lintasi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

BAB I PENDAHULUAN. pertanian ( off farm) seperti biokimia, agrokimia (pupuk dan pestisida), alat

KAJIAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN KARANG ANYAR: MEMBANDINGKAN ANTARA POLA KEMITRAAN DAN POLA MANDIRI

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. serta dalam menunjang pembangunan nasional. Salah satu tujuan pembangunan

PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UKM RENGGINANG SARI IKAN DI SUMENEP)

SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

I.PENDAHULUAN. dikembangkan, baik dalam usaha kecil maupun dalam skala besar. Hal ini terlihat

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/Permentan/PD.300/8/2014 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

Simon Candra, Hari Dwi Utami and Budi Hartono Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang ABSTRACT

V. KELEMBAGAAN KEMITRAAN USAHATERNAK AYAM RAS PEDAGING

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera Cipta Usaha Sejahtera ( CV CUS ) merupakan perusahaan kemitraan Ayam Pedaging yang berdiri sejak tahun 2002 dengan No izin usaha yang berlaku di Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera yaitu 0469/1.824.51 dibawah pimpinan Bapak Lalu Siswandi di bantu oleh 5 orang karyawan yang ada di CV Cipta Usaha Sejahtera yang sekarang ini sudah lama bekerjasama dengan para peternak Ayam Pedaging. Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera berada di Kelurahan Heledula`a Kota Timur Kodya Gorontalo, Provinsi Gorontalo, dengan jumlah nilai modal dan kekayaan bersih yaitu sebesar Rp. 150.000,000 dimana usaha ini memiliki jenis kegiatan yaitu perdagangan ayam pedaging, kelembagaan penyalur. Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera mempunyai cabang dari perusahaan manado yang bekerjasama dengan peternak ayam pedaging. Usaha ayam pedaging ini merupakan salah satu pemikiran Bapak Lalu Siswandi dan sejak itulah perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera mulai berkembang. Perusahaan ini merupakan suatu usaha kecil menengah yang dikelolah oleh para karyawan sehingga usaha peternakan ini menjadi suatu usaha yang besar. Dan perusahaan ini juga mempunyai aturan aturan dalam menjalankan usaha sehingga para peternak ayam pedaging ini menerima dan melaksanakan usaha dengan baik. Adannya krisis moneter pada Tahun 1998, membuat usaha perunggasan menjadi terpuruk, diakibatkan harga sapronak (Sarana Produksi Ternak) sangat tinggi, dimana banyak peternak peternak mandiri mengalami kerugian karena kekurangan modal untuk membangun usaha ternak ayam pedaging tersebut. Sehingga untuk memberikan solusi terbaik bagi peternak supaya usaha perunggasan tetap berjalan yaitu dengan sistem kemitraan ( Perusahaan sebagai Inti, Peternak sebagai Plasma ).

Selain itu juga Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera mempunyai struktur organisasi yang harus di hormati dalam menjalankan usaha ayam pedaging tersebut. Sebagaimana Dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pimpinan Marketing Administrasi Tehnical Service Peternak Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera mempunyai struktur organisasi yang di pimpin langsung oleh Bapak Lalu Siswandi SE, dengan bagian marketing berjumlah 2 orang yang bernama Bapak Jul, Bapak Iswan, sedangkan untuk bagian adminstrasi yaitu Bapak Jamal yang selama ini sudah memberikan waktunnya untuk membantu pimpinannya, dan untuk bagian tehnical service berjumlah 2 orang yang bernama Bapak Yusuf, Ibu Erna dan yang terakhir ke pada peternak Syahril Hipi yang bermitra dengan perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera. Selain itu juga perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera mempunyai kontrak kerja dengan peternak yaitu kontrak kerja perusahaan perdagangan setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha di sektor perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Surat kontrak perdagangan yang selanjutnya dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, setiap perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib memiliki kontrak kerja yang terdapat pada perusahaan CV yakni: SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh Perusahaan

Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. SIUP berlaku selama Perusahaan Perdagangan menjalankan kegiatan usaha. Perusahaan Perdagangan sebagaimana dimaksud wajib melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di tempat penerbitan SIUP. Menteri memiliki kewenangan pengaturan SIUP. Menteri menyerahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Gubernur Gorontalo dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia kecuali provinsi Gorontalo. Bupati/Walikota melimpahkan kewenangan penerbitan SIUP kepada Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang perdagangan atau pejabat yang bertanggung jawab dalam pelayanan terpadu. B. Profil Usaha Peternakan Ayam Pedaging (Syahril Hipi) Pada Tahun 2011, usaha ini mulai memproduksi ayam pedaging dimana usaha tersebut dikelolah oleh tenaga kerja yang berjumlah 10 orang, dan usaha ini merupakan hasil pemikirannya sendiri tanpa ada dorongan atau paksaan dari keluarga maupun kerabat lainnya. Selain usaha ayam pedaging bapak Syahril Hipi juga mempunyai pekerjaan di luar dari usaha ternak ayam pedaging akan tetapi usaha yang paling mendapatkan keuntungan yaitu usaha ayam pedaging yang ada Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Adapun kendala yang dihadapi disaat mengelolah ayam pedaging yaitu adanya bibit ayam yang tidak sehat, mempunyai pakan atau obat obatan yang kurang sehingga dalam pengelolaan ayam pedaging tidak dapat di atasi oleh peternak. Bapak Syahril Hipi bertujuan untuk mensejahterakan warga masyarakat terutama pada tenaga kerja yang mengelolah usaha ayam pedaging di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Selain itu juga usaha ayam pedaging ini banyak memberikan hasil keuntungan yang banyak dan dapat mensejahterakan peternak yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo terutama bagi masyarakat yang sering mengkonsumsi daging

ayam pedaging tersebut. Dalam proses produksinnya, seperti bahan baku dapat diperoleh dari perusahaan yang bermitra dengan peternak. Usaha peternakan ayam pedaging ini menggunakan alat alat yang canggih diantaranya tempat makan dan tempat minum yang digunakan untuk memberikan pakan atau minuman terhadap ayam pedaging, mempunyai gassolek dan tabung LPG 3 kg digunakan untuk memanaskan ayam pedaging, adanya listrik dan lampu digunakan untuk memberikan penerangan terhadap ayam pedaging sehingga untuk proses pertumbuhan ayam pedaging dapat terlaksana dengan baik sesuai yang dinginkan peternak maupun masyarakat yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo terutama bagi pemilik usaha ayam pedaging ini. Bapak Syahril Hipi mempunyai usaha ternak ayam pedaging yang terletak di Desa Padengo ini dapat memberikan pendapatan karena banyaknya permintaan untuk usaha tersebut. Sedangkan usaha yang lainnya diproduksi apabila ada permintaan dari konsumen. Desa Padengo dilihat dari letak geografisnnya terletak di posisi yang sangat tepat karena selain letaknnya di lintasi oleh akses jalan yang menghubungkan Ibu Kota Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo, Desa Padengo juga banyak yang memiliki usaha akan tetapi usaha yang paling menonjol yakni usaha ayam pedaging. Desa Padengo merupakan Desa yang cukup besar diantara sepuluh Desa yang ada di Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, dengan keadaan tanah, termasuk dalam dataran rendah dengan luas Wilayah sebesar 500 Ha. Jarak antara pusat Desa Padengo dengan Ibu Kota Kecamatan Limboto Barat yaitu berjumlah 4,5 km ditempuh dengan tranfortasi darat. Desa ini juga memiliki tempat tempat refresing, yang dinamakan taman ria dengan panjang 5 km. Tipe Desa ini merupakan tipe desa swadaya dengan jumlah Dusun terdiri dari 5 dusun. Selain itu juga di Desa ini memiliki akses jalan yang melintasi areal peternak ayam pedaging yang merupakan saprona ( sarana produksi ternak ) yang sangat mendukung program pemerintah Desa Padengo, dimana salah satu programnya adalah

peningkatan hasil produksi peternak ayam pedaging yang menjadi salah satu unggulan dari Desa Padengo. a. Usaha ternak ayam pedaging Usaha ayam pedaging atau yang disingkat Usaha Ayam Broiler merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. Usaha Ayam Broiler ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat, juga sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru, dan lewat Usaha Ayam pedaging juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan peternak, Selain itu juga, Usaha Ayam Pedaging memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. Usaha Ayam Pedaging ini perlu perhatian yang khusus dan didukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil, besar dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar atau perusahaan lain yang ingin bekerjasama dengan usaha tersebut. b. Keadaan Peternakan pada usaha ternak ayam pedaging Keadaan peternakan Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo khususnya peternakan untuk ternak ayam pedaging selama ini menunjukkan hasil terbaik dengan potensi luas kandang sebesar 2 ha yang diolah keseluruhan menurut jenis pengolahan ternak yaitu perawatan dan pemberian pakan terhadap ayam pedaging sebanyak 35 hari dalam sebulan sedangkan untuk pemberian pakan sejak berumur 0 panen ayam pedaging tersebut. Dengan produksi dapat mencapai Rp. 202.500.000, Selain itu juga di dukung oleh fasilitas yang memadai berupa alat alat peternakan yang terdi dari tempat makan berjumlah 160 bak, tempat minum berjumlah 160 bak, dan gas solek berjumlah 74 buah, tabung LPG 3 kg berjumlah 74 buah, lampu 5 wat berjumlah 72 buah dan pemakaian listrik untuk penerangan dan menghidupkan pompa air berjumlah 1 kw. Hal ini menggambarkan bahwa prospek dan potensi pengembangan usaha peternakan ayam pedaging sudah sangat berpihak kepada masyarakat yang ada di

desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dan menjadi peluang yang besar khusunnya bagi peternak ayam pedaging. Dengan adanya usaha tersebut masyarakat dapat merasa senang dengan adanya usaha ternak ayam pedaging sehingga dapat mendapatkan keuntungan yang besar bagi masyarakat Gorontalo terutama di desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Dan dapat menambah penghasilan bagi tenaga kerja usaha ternak ayam pedaging yang ada di desa Padengo. c. Modal Untuk memulai suatu usaha tidak lepas dari yang namanya modal, begitu juga dengan pendapatan peternak, pengusaha membutuhkan modal, baik untuk membeli peralatan maupun bahan bahan yang dibutuhkan. Sumber modal tersebut dapat berasal dari modal sendiri atau modal pinjaman dari bank atau lembaga kredit lainnya. Pendapatan peternak usaha ayam pedaging di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, dalam menjalankan usahannya menggunakan investasi awal atau modal yang berasal dari pengusaha itu sendiri. Modal awal yang ditanamkan pada usaha ayam pedaging tersebut sebesar Rp. 25.000.000. Dalam modal 25.000.000 ini Bapak Syahril Hipi pertama-pertama menyediakan tempat untuk pembuatan kandang, dimana yang diperlukan yakni pembelian Kayu Kelapa, Kayu bulu, terpal, tirai buat pelindung, tali, lampu, sekam, paku, sewa tukang, karung, dll. d. Tenaga Kerja Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Dalam menjalankan usaha Bapak Syahril Hipi ini dibantu oleh 10 orang tenaga kerja. Tingkat pendidikan yang dimiliki masing masing tenaga kerja adalah SD, SMP, SMA, dapat dilihat pada Tabe 1. Dibawah ini.

Tabel 1. Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja dan Jumlah Petani Peternak Ayam Pedaging Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo No Tingkat Pendidikan TK Jumlah TK Peternak Persentase (%) 1 SD 5 50 2 SMP 3 30 3 SMA 2 20 Jumlah 10 100 Sumber : Kantor Desa Padengo, 2013 Berdasarkan Tabel 1. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja pada usaha ternak ayam pedaging berjumlah 10 orang diantara tingkat pendidikan SD 5 orang, SMP 3 orang, dan SMA 2 orang. Agar masing masing tenaga kerja memiliki skill dalam berwirausaha, pemilik usaha sering mengikutkan mereka dalam berbagai kegiatan pelatihan. Dari kegiatan pelatihan tersebut, banyak hal yang diperoleh para peternak diantarannya ilmu. Setiap peternak yang telah memiliki kehlian dalam mengelola usaha ternak ayam pedaging nantinnya akan dilepas untuk bisa membuka usaha baru. Sebagian besar para peternak yang memiliki Usaha Ayam Pedaging ini telah mampu untuk mandiri dan bisa membuka usaha baru dengan usaha usaha yang sebagian sama. Gambar 3. Tingkat pendidikan Tenaga Kerja Peternak Ayam pedaging Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo Sumber : Data Diolah, 2013

Gambar 3. diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja ayam pedaging yang ada Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo untuk pendidikan SD berjumlah 5 orang dengan persentase berjumlah 50 % sedangkan untuk tingkat pendidikan SMP berjumlah 3 orang dengan persentase 30 % dan untuk tingkat pendidikan SMA berjumlah 2 orang dengan persentase berjumlah 20 % yang sekarang ini mengelolah usaha ayam pedaging yang ada Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. C. Pola Kemitraan antara CV ( CUS ) dengan Peternak Ayam Pedaging Pola kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan besar atas dasar prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Disamping itu, kerjasama kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar dan usaha menengah dapat mendorong upaya dalam rangka pemerataan pembangunan. Dalam usaha ternak ayam pedaging yang dijalankan oleh Bapak Syahril Hipi dengan CV Cipta Usaha Sejahtera mempunyai bentuk pola kemitraan dimana di Desa Padengo merupakan salah satu Kabupaten yang padat akan pengelolaan usaha ternak ayam pedaging yang dapat mendukung pendapatan bagi peternak. Usaha ayam pedaging ini bekerjasama dengan CV Cipta Usaha Sejahtera dimana sebelum melakukan kerjasama para peternak dengan CV Cipta Usaha Sejahtera mempunyai bentuk pola kemitraan yaitu : a. Perjanjian antara CV Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak selama peternak masih merasakan keuntungan dengan perusahaan inti, adanya kesepakatan harga dalam standard, adanya surat kontrak kerja dengan peternak, mempunyai jaminan bagi peternak dengan CV Cipta Usaha Sejahtera.

b. Memiliki aturan main yang berlaku dalam sistem kerjasama antara CV Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak yaitu sitem upah ( sapronak dari inti ) produksi diambil inti, peternak diberi upah / ekor atau Kg. c. Peternak dengan CV Cipta Usaha Sejahtera bekerjasama tidak menjual ayam pedaging kepada orang lain di luar CV. Cipta Usaha Sejahtera d. Bibit, pakan, obat obatan yang diperlukan peternak perusahaan yang menyediakannya e. Sistem pembagian keuntungan yang dilakukan CV Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak yaitu suatu kerjasama antara dua pihak dalam menjalankan usaha. Pihak pertama yaitu perusahaan CV Cipta Usaha Sejahtera yang memberikan andil dalam keahlian, keterampilan sarana dan waktu untuk mengelola usaha tersebut. Sedangkan pihak kedua yaitu pemodal ( investor ) yang memiliki andil dalam mendanai usaha itu agar dapat berjalan lancar baik itu modal kerja saja atau modal secara keseluruhan. Maka pembagian hasil kentungan itu ditetapkan dalam bentuk prosentase bagi hasil yang di dapat, bukan atas besarnnya dana yang di investasikan. f. Perusahaan CV. Cipta Usaha Sejahtera memberikan pelatihan kepada peternak ayam pedaging demi berjalannya usaha tersebut g. Dapat memberikan ilmu atau wawasan yang lebih luas bagi peternak ayam pedaging. Dan dapat memberikan petunjuk untuk teknik pengelolaan usaha ayam pedaging tersebut. Adapun hal hal yang harus diwaspadai dalam menginvestasikan usaha sistem bagi hasil antara CV Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak yakni : 1. Menjanjikan tingkat keuntungan yang pasti atas nilai investasi 2. Jaminan modal kembali 3. Perbandingan prediksi dengan harga pasar 4. Keterbatasan penyerapan modal 5. Pembukuan yang transparan

Berdasarkan bentuk kemitran yang dilakukan oleh CV Cipta Usaha Sejahtera dengan peternak maka pola kemitraan yang terbentuk adalah Pola Inti Plasma, yakni hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra yang didalamnya perusahaan bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma. Kelebihan pola inti plasma ini adalah: a) kepastian sarana produksi, b) pelayanan/bimbingan, dan c) menampung hasil. Kekurangan pola inti plasma ini adalah: a) inti plasma menyediakan operasional, dan b) kegagalan dalam panen menjadi kerugian plasma (Hafsah, 2003: 12). D. Struktur Biaya Usaha Ternak Ayam Pedaging Struktur biaya usaha ternak ayam pedaging terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, dan total biaya, maka dapat dijelaskan bahwa biaya tetap adalah biaya yang dalam rentang waktu tidak berubah-ubah sedangkang biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah dalam batas-batas waktu tertentu dengan cara proposional dan untuk total biaya adalah semua total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Rincian masing masing biaya dapat dilihat dibawah ini. Tabel 2. Biaya Tetap Usaha Peternak Ayam Pedaging di Desa Pdengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, 2013 No. Jenis Biaya Nilai Biaya ( Rp ) Nilai Biaya / Thn ( Rp ) 1. Penyusutan alat 13.026.923 91.188.461 2. Upah/Gaji TK 15.000.000 105.000.000 3. Pajak lahan 365.000 2.555.000 Total 28.391.923 198.743.461 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 2. Diatas dapat dilihat bahwa jumlah jenis biaya yang terbesar yaitu terdapat pada upah atau gaji tenaga kerja sebesar Rp.15.000.000 dengan nilai biaya /thn berjumlah Rp.105.000.000. dan jumlah jenis biaya yang terkecil yaitu terdapat pada penyusutan alat sebesar Rp.13.026.923 dengan nilai biaya /thn sebesar Rp.91.188.461, dan untuk biaya pajak lahan sebesar Rp.365.000 dengan nilai biaya /thn berjumlah 2.555.000 maka total biaya tetap usaha peternakan ayam pedaging

adalah Rp.28.391.923 dengan nilai biaya /thn adalah 198.743.461 yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Upah atau gaji tenaga kerja dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja 10 orang yang dibayar pada waktu ayam pedaging panen. Selanjutnya untuk biaya variabel yaitu biaya yang dalam rentang waktu dan batasbatas waktu tertentu berubah-ubah secara proposional yakni bibit, vaksin, pakan untuk S10, S11, S12, obat, yang diperlukan peternak perusahaan yang menyediakannya untuk mengelolah usaha ternak ayam pedaging yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo maka dapat dilihat rincian biaya dibawah ini : Tabel 3. Biaya Variabel Usaha Peternak Ayam Pedaging Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, 2013 No. Jenis Biaya Nilai Biaya Nilai Biaya / Thn 1. Bibit 3.800.000 26.600.000 2. Vaksin 250.000 1.750.000 3. Pakan untuk : S 10 14.000.000 98.000.000 S 11 22.500.000 157.500.000 S 12 22.000.000 154.000.000 4. Obat 250.000 1. 750.000 Total 62.800.000 439.600.000 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 3. Diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai biaya bibit diperoleh dari jumlah bibit ayam yakni Rp.9.500 ekor dengan harga bibit ayam /ekor adalah Rp.4.000 maka diperoleh nilai biaya sebesar Rp.3.800.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.26.600.000, vaksin diperoleh dari jumlah vaksin yang dibutuhkan yakni 5 bungkus dengan harga sebesar Rp.50.000 maka nilai biaya diperoleh sebesar Rp.250.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.1.750.000, sedangkan untuk pakan S10 diperoleh dari jumlah pakan yakni 40 koli dengan harga Rp.350.000 maka nilai biaya berjumlah Rp.14.000.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.98.000.000, pakan untuk

S11 diperoleh dari jumlah pakan yakni 60 koli dengan harga Rp.375.000 maka nilai biaya diperoleh sebesar Rp.22.500.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.157.500.000 dan pakan untuk S12 diperoleh dari jumlah pakan yakni 55 koli dengan harga adalah Rp.400.000 maka nilai biaya diperoleh sebesar Rp.22.000.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.154.000.000, dan untuk obat diperoleh dari jumlah 5 botol obat dengan harga sebesar Rp.50.000 maka nilai biaya diperoleh sebesar Rp.250.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.1.750.000, maka total biaya yang dihasilkan adalah Rp.62.800.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.439.600.000, maka dapat dilihat bahwa biaya variabel yang terbesar terdapat pada pakan ayam pedaging untuk S 11 dengan jumlah Rp. 22.500.000 dengan nilai biaya /thn berjumlah Rp.157.500.000 dan untuk nilai biaya yang terkecil terdapat pada vaksin dan obat obatan berjumlah Rp. 250.000 dengan nilai biaya /thn sebesar Rp. 1.750.000 Selanjutnya dapat dihitung total biaya yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam pedaging yang ada Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya dapat dilihat dibawah ini. Tabel 4. Total Biaya Usaha Peternak Ayam Pedaging Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, 2013 No. Uraian Nilai Biaya Nilai Biaya / Thn 1. Biaya Tetap 28.391.923 198.743.461 2. Biaya Variabel 62.800.000 439.600.000 Total 91.191.923 638.343.461 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 4. Diatas maka dapat dijelaskan bahwa biaya tetap diperoleh dari jumlah penyusutan alat sebesar Rp.13.026.923 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.91.188.461, upah/gaji tenaga kerja sebesar Rp.15.000.000 dengan nilai biaya /thn adalah 105.000.000 dan pajak lahan sebesar Rp.365.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.2.555.000 maka dapat dilihat bahwa total biaya yang terbersar terdapat

pada biaya variabel dengan jumlah nilai biaya sebesar Rp.62.800.000 dengan nilai biaya /thn berjumlah Rp.439.600.000 sedangkan untuk biaya yang terkecil yang dikeluarkan terdapat pada biaya tetap dengan jumlah Rp.28.026.923 dengan nilai biaya /thn berjumlah Rp.196.188.461 dengan hasil total biaya yang diperoleh sebesar Rp.91.191.923 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.638.343.461 yang sekarang ini dikelolah oleh peternak ayam pedaging di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo E. Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Dan Pendapatan Peternak Pendapatan Usaha Peternak Ayam Pedaging dan pendapatan peternak dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. merupakan hasil penerimaan yang menguntungkan dimana pada biaya penerimaan lebih memberikan keuntungan yang besar kepada peternak ayam pedaging tersebut. Tabel 5. Pendapatan Usaha Peternak Ayam Pedaging Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, 2013 No. Uraian Nilai Nilai / Thn 1. Penerimaan 202.500.000 1.417.500.000 2. Total Biaya 91.191.923 638.343.461 Pendapatan / Keuntungan ( 1-2) 111.308.077 779.156.539 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 5. Diatas maka dapat dijelaskan penerimaan diperoleh dari jumlah ayam yakni Rp.4.500 ekor dengan harga /ekor adalah Rp.45.000 maka nilai penerimaan dapat diperoleh sebesar Rp. 202.500.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.1.417.500.00 dengan total biaya diperoleh dari penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel maka hasil dapat diperoleh Rp. 90.826.923 dengan nilai biaya /thn adalah 635.788.461, maka dapat dilihat bahwa penerimaan usaha ternak ayam pedaging yang terbesar terdapat pada penerimaan dengan jumlah nilai yang diperoleh sebanyak Rp.202.500.000 dengan nilai /thn yang diperoleh sebanyak Rp.1.417.500.000 dan untuk biaya yang tekecil terdapat pada total biaya ayam

pedaging sebanyak Rp.90.826.923 dengan nilai /thn berjumlah Rp.635.788.461, maka dapat diperoleh total pendapatan atau keuntungan usaha peternakan ayam pedaging adalah Rp.111.308.077 dengan nilai biaya /thn adalah Rp.779.156.539 yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Tabel 6. Pendapatan Peternak Ayam Pedaging Di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, 2013 No. Uraian Nilai Nilai / Thn 1. Pendapatan Usaha 111.308.077 779.156.539 2. Bagi hasil untuk perusahaan 55.654.038 389.578.266 50% dari Pendapatan Usaha Pendapatan bersih peternak 55.654.539 389.578.273 1-2 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 6. Diatas dapat dijelaskan bahwa pendapatan usaha diperoleh penerimaan sebesar Rp.202.500.000 dengan nilai biaya /thn adalah Rp. 1.417.500.000 dikurangi dengan total biaya sebesar Rp.91.191.923 dengan nilai biaya /thn adalah 638.343.461, maka dapat dilihat bahwa pendapatan peternak ayam pedaging yang terbesar terdapat pada pendapatan dengan jumlah nilai yang diperoleh sebanyak Rp.111.308.077 dengan nilai /thn yang diperoleh sebanyak Rp.779.156.539 dan untuk biaya yang tekecil terdapat pada biaya variabel ayam pedaging sebanyak Rp.55.654.539 dengan nilai /thn berjumlah Rp.389.578.273 yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. F. Analisis Penerimaan Usaha Ayam Pedaging Penerimaan adalah merupakan hasil kali dari output dengan jumlah produksi. Selanjutnya dikatakan penerimaan perusahaan bersumber dari penjualan hasil usaha ayam pedaging. Hasil analisis penerimaan usaha ayam pedaging merupakan hasil kali

dari (4500 ekor x Rp.45000) sehingga dapat diperoleh penerimaan produksi sebesar Rp. 202.500.000. G. Analisis R/C Ratio Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnnya usaha peternak ayam pedaging yang ada di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo menguntungkan atau tidak dengan nilai R/C Ratio yang diperoleh di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo adalah 2,22. (Lampiran 5). Berdasarkan perhitungan R/C Ratio dapat disimpulkan bahwa usaha ternak ayam pedaging di Desa Padengo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo berada pada posisi menguntungkan. Karena nilai R/C Ratio yang diperoleh lebih besar dari 1. yaitu 2,22 maka ini berarti bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah akan memberikan penerimaan sebesar 2,22 rupiah. Sehingga usaha ayam pedaging ini dapat memberikan hasil keuntungan bagi peternak ayam pedaging dan layak untuk dikembangkan