BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang bersifat kompleks.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.

GAMBARAN DETERMINAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN PADA PETUGAS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit saat ini wajib menerapkan keselamatan pasien. Keselamatan. menjadi lebih aman dan berkualitas tinggi (Kemenkes, 2011;

BAB I PENDAHULUAN. oleh tenaga kesehatan melalui program-program yang telah ditetapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada pasien (Komisi disiplin ilmu kesehatan, 2002). kebutuhan pasien, tenaga pemberi layanan dan institusi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuannya ini, rumah sakit terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

repository.unimus.ac.id

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK No... tentang

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DENGAN JUMLAH LAPORAN KEJADIAN NYARIS CEDERA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM

BAB I PENDAHULUAN. mampu melaksanakan fungsi manajemen keperawatan (Sitorus, R & Panjaitan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CAPAIAN INDIKATOR MUTU TH 2016 RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEJADIAN NYARIS CEDERA PADA RUANG RAWAT INAP C DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan investasi esensial bangsa yang secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. World Health Organization (WHO) telah mencanangkan World

Insiden Keselamatan Pasien

GAMBARAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT TENGGARONG

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. dipisah-pisahkan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Diantara enam sasaran mutu,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL. Patient Safety Culture at Islam Faisal Hospital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RS STELLA MARI MAKASSAR

PENDAHULUAN. merupakan peringkat ke-3 tertinggi di Asia Tenggara. Tahun 2007 AKI Indonesia 228 per

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KESELAMATAN PASIEN RSUD SYEKH YUSUF GOWA

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan

PENANGANAN KTD, KTC, KNC, dan KPC No. Dokumen :C/IX/SOP/4/16/171 No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/4

Patient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan adanya status terakreditasi karena standard- standard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihankelebihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

Komunikasi penting dalam mendukung keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional antarperawat dan tim kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan terus

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH DIMENSI STAFFING TERHADAP INSIDEN KESELAMATAN PASIEN BERDASARKAN AGENCY FOR HEALTCARE RESEARCH AND QUALITY (AHRQ) DI RSU HAJI SURABAYA

Kamus Indikator. Mutu. RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang. Kode Dokumen: PMKP-8/014/2017

UNIVERSITAS UDAYANA NI WAYAN MARHENI NIM :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan secara paripurna bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan utama yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, sumber daya dan peralatan tekhnologi yang mutakhir dalam mengatasi permasalahan kesehatan. Kompleksitas yang ada dalam di dalam rumah sakit dibentuk dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga kompleksitas tersebut selain memberikan hal positif dapat pula menjadi hal negatif seperti menimbulkan berbagai permasalahan. Salah satunya akan muncul permasalahan jika kurangnya interaksi dan komunikasi antar tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang akan berpotensi terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (Departemen Kesehatan, 2009). Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah sakit. Membuat pelayanan rumah sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut merupakan hal yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011). Implementasi yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana sebuah pelaporan insiden keselamatan pasien serta tindak lanjut untuk mengurangi insiden tersebut dikemudian hari. 1

2 Insiden keselamatan pasien yaitu kejadian atau situasi yang dapat berpotensi mengakibatkan cedera yang tidak seharusnya terjadi. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2008, adapun beberapa jenis insiden yaitu Kejadian tidak diharapkan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis. Dan kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden yang tidak menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission). Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan manusia atau management of human error, dapat dikatakan efektif apabila telah dilaksanakan dengan proses belajar yang kolektif dari kesalahan yang pernah terjadi, baik belajar dari kejadian nyaris cedera maupun kejadian yang mengakibatkan kerugian bagi pasien tersebut (Mark, 2001). Proses belajar dari kesalahan yang baik membutuhkan penentuan strategi tindak lanjut yang efektif sesuai dengan identifikasi kejadian keselamatan pasien yang terjadi di rumah sakit. Tindak lanjut yang efektif, tergantung pada sistem pelaporan kejadian keselamatan pasien pada masing-masing rumah sakit tersebut. Jika sebuah rumah sakit hanya mengumpulkan dan melaporkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ adverse event saja, dan mengabaikan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ near miss, maka hal tersebut akan mengakibatkan rumah sakit

3 akan kehilangan sumber data yang paling berharga dalam mengidentifikasi prioritas penyelenggaraan program keselamatan pasien yang efektif (Marella, 2007). Laporan dari IOM (Institute of Medicine), Amerika Serikat dalam To Err Is Human, Buliding a Safer Health System melaporkan adanya Insiden Keselamatan Pasien dalam pelayanan rawat inap di rumah sakit, kejadian yang terjadi yaitu adanya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) sekitar 3-16% yang terjadi di rumah sakit Amerika (Kohn,et.al,2000). AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality) menyatakan bahwa akar masalah KTD 65% berasal dari masalah komunikasi, bahwa komunikasi yang tidak akurat antar petugas kesehatan merupakan salah satu penyebab terjadinya KNC (Kejadian Nyaris Cedera) dan KTD. WHO (World Health Organization) menemukan kasus KTD dengan rentang 3,2-16,6% rumah sakit di berbagai negara, yaitu Amerika, Inggris, Australia, dan Denmark. (Sri, 2013) Laporan IKP (Insiden Keselamat Pasien) oleh KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) di Indonesia pada bulan Januari-April 2011, menemukan bahwa adanya pelaporan kasus KTD (14,41%) dan KNC (18,53%) yang disebabkan karena proses atau prosedur klinik (9,26 %), medikasi (9,26%), dan Pasien jatuh (5,15%). (Badan Pusat Statistik,Jakarta, 2011). RS Unhas (Universitas Hasanuddin) terdapat 18 kasus IKP di sembilan unit yaitu instalasi rawat jalan, rawat inap, IGD (Instalasi Gawat Darurat), ICU (Intensive Care Unit), laboratorium, radiologi, bedah sentral, farmasi, dan gizi. Terdapat sembilan kasus KTD, empat kasus KNC, tiga kasus KTC (Kejadian Tidak Cedera), dan dua kasus KPC (Kejadian Potensial Cedera). (Arfan,et.all 2009). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar telah menyelenggarakan program keselamatan pasien rumah sakit sejak tahun 2006, dengan membentuk Tim

4 Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Tim KP-RS). RSUP Sanglah Denpasar mempunyai komitmen untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit dengan penyelenggaraan tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit dan enam standar keselamatan pasien rumah sakit melalui peningkatan sistem pelaporan kejadian keselamatan pasien yang merupakan kewajiban bagi seluruh unit pelayanan pasien. Berdasarkan Laporan Kejadian Keselamatan Pasien RSUP Sanglah Denpasar sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, tercatat bahwa jumlah laporannya semakin meningkat, dari tahun ke tahun dengan asumsi bahwa sistem pelaporan insiden keselamatan pasien serta kesadaran staf untuk melaporkan kejadian semakin meningkat. Adapun laporan kejadian keselamatan pasien di RSUP Sanglah Denpasar sejak tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Jumlah Kejadian Keselamatan Pasien Yang Dilaporakan di RSUPSanglah Denpasar Selama Tahun 2011-2014 No Jenis Kejadian Tahun 2011 2012 2013 2014 1 KTD 20 25 438 324 2 KNC 37 32 1050 2469 3 KPC 2 4 123 2 4 KTC 3 4 27 32 5 Sentinel 2-1 1 TOTAL 64 65 1639 2828 Sumber : Laporan Kejadian Keselamatan Pasien RSUP Sanglah Denpasar Melihat tabel 1.1 diatas, Total laporan kejadian keselamatan pasien di RSUP Sanglah paling banyak terjadi Kejadian Nyaris Cedera yang tercatat sampai 2469

5 laporan pada tahun 2014. Sesuai dengan teori Mark, (2001), bahwa semakin banyak insiden KNC yang dilaporkan maka semakin meningkat pula kesempatan untuk belajar dari pengalaman agar insiden tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari, sehingga angka insiden KNC dapat diturunkan secara berkesinambungan. Menurut laporan KNC yang telah ditelusuri dari 2469 KNC di RSUP Sanglah Denpasar, sebanyak 1283 KNC (45,37%) berasal dari Instalasi Rawat Inap C (Angsoka I, Angsoka II, Angsoka III dan Kamboja). Jika dianalisis lebih mendalam, proporsi sumber laporan yang cukup banyak berasal dari IRNA C ini selalu terjadi setiap bulannya selama tahun 2015. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar di Unit Penjaminan Mutu dan Tim Keselamatan Pasien Rumah sakit, ditemukan bahwa data terkait KNC pada tahun 2014 yang jumlahnya sampai 2469 belum dilaksanakan penelusuran serta penjabaran sesuai dengan tipe dan elemen pelaporan insiden masing masing. Penjabaran tersebut diperlukan untuk memberikan gambaran strategis terkait tindak lanjut yang tepat dan harus dilaksanakan dikemudian hari untuk mengurangi angka kejadian tersebut. Dan untuk tahun 2015, pihak RSUP Sanglah belum melaksanakan analisis kejadian nyaris cedera secara kesuluruhan. Penjabaran tersebut terdiri dari penjabaran masing masing KNC berdasarkan Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi Kejadian, Penyebab (petugas), Faktor Pemicu. Dimana penjabaran tersebut berdasarkan buku pedoman penyelenggaran dan pelaporan kejadian keselamatan pasien di RS. Oleh karena itu peneliti tertarik melaksanakan penelitian ini untuk mengetahui penjabaran yang jelas dari insiden kejadian KNC di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015, sesuai dengan harapan sistem pelaporan dan proses belajar yang dikemukakan oleh

6 Departemen Kesehatan tahun 2008 dalam buku Pedoman Penyelenggaraan dan Pelaporan Kejadian Keselamatan Pasien di RS. 1.2 Rumusan Masalah Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu kejadian yang dapat berpotensi mengakibatkan cedera yang seharusnya tidak terjadi. Ditemukan angka pelaporan insiden KNC pada tahun 2014 yang jumlahnya cukup tinggi yaitu 2469 insiden, namun belum dilaksanakan analisis mendalam dengan menjabarkan berdasarkan Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi Kejadian, Penyebab (petugas), Faktor Pemicu,dan juga sebagai bahan perbaikan kedepan untuk mencegah potensi KNC terkait faktor-faktor tersebut. Dan juga untuk tahun 2015, pihak RSUP Sanglah belum melaksanakan analisis kejadian nyaris cedera secara kesuluruhan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah gambaran KNC pada tahun 2015 di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan : Tipe Insiden, Sub Tipe Insiden, Pelapor, Potensi Korban, Divisi Kejadian, Penyebab (petugas), dan Faktor Pemicu? 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran KNC di Instalasi Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015

7 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan tipe insiden di Instalasi 2. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan sub tipe insiden di Instalasi 3. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan pelapor di Instalasi Rawat Inap C di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015 4. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan potensi korban di Instalasi 5. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan divisi kejadian di Instalasi 6. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan penyebab (petugas) di Instalasi 7. Untuk mengetahui gambaran KNC berdasarkan faktor pemicu di Instalasi 8. Untuk mengetahui strategi untuk mengurangi jumlah insiden KNC di RSUP Sanglah Denpasar. 1.5 Manfaat 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan kajian tentang budaya keselamatan pasien di rumah sakit yang dihubungkan dengan pembelajaran laporan kejadian keselamatan pasien khususnya KNC.

8 1.5.2 Manfaat Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini pihak rumah sakit dapat merencanakan tindak lanjut di lingkungan RSUP Sanglah Denpasar terkait penelusuran kejadian yang terlaporkan dilihat dari jumlah pelaporan kejadian keselamatan pasien khususnya KNC. Dan juga hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan atau menjadi referensi untuk menambah wawasan dalam menganalisis Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di Rumah Sakit. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup penelitian ini yaitu mengenai analisis kejadian nyaris cedera (KNC) pada Rumah Sakit Umum Pemerintah Sanglah Denpasar pada tahun 2015. Dimana total sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh insiden KNC yang dilaporkan kepada TIM KPRS terutama pada Inatalasi Rawat Inap Cdi RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2015.

9