BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural (Structural Equation Modeling, SEM) adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam banyak situasi ekonomi, hubungan yang terjadi antarvariabel

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL. Oleh: I Wayan Jaman Adi Putra

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Maximum Likelihood Untuk Data Ordinal

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI STRUCTURAL EQUATION MODELING PADA MODEL HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siti Nurhayati Basuki, 2013

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

SEM DAN LISREL UNTUK ANALISIS MULTIVARIATE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

(S.2) ANALISIS POWER DALAM UJI KECOCOKAN MODEL PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) TANPA MENSPESIFIKASIKAN PARAMETER ALTERNATIF

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Structural Equation Model Untuk Analisis Multivariate Menggunakan LISREL

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diketahui, yang disebut sebagai variabel. Variabel adalah sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ESTIMASI PARAMETER SISTEM MODEL PERSAMAAN SIMULTAN PADA DATA PANEL DINAMIS DENGAN GMM ARELLANO DAN BOND

Bab 3. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE FULL INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (FIML)

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

METODOLOGI PENELITIAN

With AMOS Application

PEMODELAN KEMISKINAN DI JAWA TIMUR DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-PARTIAL LEAST SQUARE

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN TINGKAT PENERIMAAN TEKNOLOGI PADA LAYANAN INFORMASI PEMERINTAH BERBASIS WEB MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Terboboti (Weighted Least Square) Untuk Data Ordinal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Structural Equation Modelling (SEM) merupakan sebuah metode yang

III. METODE PENELITIAN

Ketakbiasan Dalam Model CFA (Confirmatory Factor Analysis) Pada Metode Estimasi DWLS (Diagonally Weighted Least Squares) Untuk Data Ordinal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI SEM DALAM MEMBANDINGKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH NEGERI DAN SEKOLAH SWASTA

*Corresponding Author:

PENGGUNAAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN PROGRAM LISREL 8.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Covariance Based approach SEM with Bollen-Stine Estimation

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Kompetensi Tenaga Guru dan Kompetensi Kepala Sekolah Terhadap Capaian Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Ditinjau dari Karakteristik Lingkungan Kampus (Studi Kasus di Jurusan Matematika FMIPA Unsri)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

BAB I PENDAHULUAN. Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik analisis multivariat

III. METODE PENELITIAN

SKRIPSI NUR HAYATI

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN TEKNIK SEM

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan dalam penelitian dibidang ilmu sosial. (structural equation modeling, SEM), karena bisa dikatakan bahwa pemodelan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bersifat tetap ( bukan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma (

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN

MK. PERENCANAAN LINGKUNGAN ANALISIS PEUBAH GANDA MULTIVARIATE ANALYSIS

ESTIMASI MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL MELALUI PENDEKATAN BAYESIAN (Studi Kasus: Data Kinerja Pegawai Universitas Bina Darma Palembang)

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode explanatory

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Model persamaan struktural atau Structural Equation Model (SEM) adalah teknik statistik untuk menguji dan memperkirakan hubungan kausal dengan menggunakan kombinasi data statistik dan asumsi kausal kualitatif. SEM merupakan perkembangan dari analisis faktor (Spearmnan, 1904; Thurstone, 1934) dan analisis jalur (Wright, 1921; Haavelmo, 1943). SEM merupakan kombinaasi metodologi dua disiplin ilmu, yaitu model analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis model) yang diambil dari psikometrik dan model persamaan struktural (structural equation model) yang diambil dari ekonometrik. Sehingga SEM dengan variabel laten merupakan alat yang cukup kuat untuk penelitian sosial dan perilaku karena menggabungkan banyak materi psikometrik dan ekonometrik ke dalam kerangka tunggal (Latan, 2012). Analisis SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural (structural model) atau sering disebut innear model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel manifest atau variabel observasi merepresentasi variabel laten untuk diukur. Sedangkan model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk. SEM juga mampu untuk mengukur variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi melalui indikator-indikatornya. Model yang akan diestimasi dalam SEM biasanya diasumsikan mempunyai hubungan kausalitas antara variabel laten dengan variabel observasi sebagai indikator. Estimator yang sering digunakan dalam SEM adalah Maximum Likelihood Estimator (MLE). Dasar dari metode estimasi Maximum Likelihood adalah matriks 1

2 kovarians, di mana nilai estimasi parameter chi-square dan standar error tidak dapat dikoreksi dengan menggunakan matriks korelasi. Estimator dengan informasi penuh ini mengambil semua estimasi parameter secara simultan dengan menggunakan informasi dari sistem yang dimasukkan. Dalam Kirby (2009), Browne, Jöreskog dan Sörbon menyatakan jika model melalui investigasi secara spesifik benar dan variabel observasi tidak mempunyai kurtosis yang terlalu banyak, maka estimator ML konsisten, secara asimtotis tidak bias dan efisien. Keuntungan tambahan dari estimator adalah menyediakan jenis statistik yang dapat membantu mengevaluasi analisis bagaimana sebaiknya model melalui investigasi yang tepat untuk data yang tersedia. Saat diinginkan sifat yang tinggi, estimator ML dan estimator dengan informasi penuh yang lain akan memiliki kekurangan. Hal yang utama bahwa ketika suatu bagian dari model yang tidak spesifik, hampir selalu menjadi kasus, bias dapat menyebar pada bagian model yang spesifik. Dengan alasan seperti ini, penelitian alternatif yang bisa menjadi pilihan adalah estimator informasi yang terbatas kontinu. Salah satu estimator informasi terbatas yang dikembangkan oleh Bollen (1996) adalah estimator Two Stage Least Squares (2SLS). Estimator ini konsisten dan mempunyai sifat-sifat asimtotik yang sama dengan estimator ML, tetapi efisien hanya dalam hal estimator informasi yang terbatas, tidak pada estimator informasi penuh. Simulasi penelitian mengusulkan bahwa estimator 2SLS lebih baik dibandingkan estimator ML melalui misspesifikasi sederhana (Bollen, 2007). Menurut Oczkowski (2003) menggunakan estimator 2SLS memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan estimator ML, yaitu dapat digunakan pada sampel kecil dan tidak memerlukan asumsi distribusi untuk variabel independen di sisi kanan, sehingga dapat diterapkan pada data yang non normal ataupun biner. Selain itu dalam konteks persamaan multi non-rekursif estimator 2SLS mampu mengisolasi kesalahan spesifik untuk persamaan tunggal, serta termasuk komputasi sederhana dan tidak memerlukan penggunaan algoritma optimasi numerik. Untuk mengetahui gambaran estimator 2SLS dalam model persamaan struktural dengan variabel laten, maka akan diuraikan prosedur untuk mengestimasi SEM

3 dengan variabel laten menggunakan estimator 2SLS, dan akan diaplikasikan pada data yang penyelesaiannya mencakup pada teori yang dibahas. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah dalam mengestimasi SEM dengan variabel laten menggunakan estimator 2SLS? 2. Bagaimana mengaplikasikan estimator 2SLS pada model persamaan struktural dengan variabel laten? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Selain untuk memenuhi syarat kelulusan Program Strata-2 (S2) Program Studi Matematika Universitas Gadjah Mada, penyusunan tesis ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam mengestimasi SEM dengan variabel laten menggunakan estimator 2SLS 2. Untuk mengetahui aplikasi estimator 2SLS pada model persamaan struktural dengan variabel laten Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara umum dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan, ikut berkontribusi dalam memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu, dan menambah referensi keilmuan di bidang matematika minat statistik 2. Secara khusus dapat memberikan gambaran tentang estimator 2SLS pada model persamaan struktural dengan variabel laten

4 1.4. Tinjauan Pustaka Model persamaan struktural atau Structural Equation Model (SEM) dengan variabel laten sering diaplikasikan pada penelitian sosial dan perilaku. Estimator SEM yang biasa digunakan adalah estimator Maximum Likelihood (MLE). Estimator dengan informasi penuh ini mengambil semua estimasi parameter secara simultan dengan menggunakan informasi dari sistem yang dimasukkan. Dalam Kirby (2009) Browne, Jöreskog dan Sörbon menyatakan jika model melalui investigasi secara spesifik benar dan variabel observasi tidak mempunyai kurtosis yang terlalu banyak, maka estimator ML konsisten, secara asimtotis tidak bias dan efisien. Saat diinginkan propertis yang tinggi, estimator ML dan estimator dengan informasi penuh akan memiliki kekurangan. Hal utama ketika suatu bagian dari model yang tidak spesifik, hampir selalu menjadi kasus, bias dapat menyebar pada bagian model yang spesifik. Dengan alasan seperti ini, estimator dengan informasi terbatas dapat menjadi alternatif. Salah satu estimator pada informasi terbatas yang dikembangkan oleh Bollen (1996) adalah estimator two stage least square (2SLS) untuk SEM dengan variabel laten. Estimator ini konsisten dan mempunyai sifat-sifat asimtotik yang sama dengan estimator ML, tetapi efisien hanya dalam hal estimator informasi terbatas, tidak pada estimator informasi penuh. Simulasi penelitian mengusulkan bahwa estimator 2SLS lebih baik dibandingkan estimator ML melalui misspesifikasi sederhana (Bollen, 2007). Pada awalnya estimator 2SLS dikembangkan dalam ekonometrika oleh Theil (1953) dan Basmann (1957) untuk mensimulasi model persamaan tanpa variabel laten. Madansky (1964), Hägglund (1983), dan Jöreskog (1983) mengusulkan estimator 2SLS yang memberikan nilai awal dalam softwart LISREL Jöreskog dan Sörbom (1996). Tetapi estimator ini mengasumsikan tidak ada korelasi error pengukuran. Menurut Jöreskog dan Sörbom, hal tersebut bisa mempengaruhi estimasi untuk model variabel laten. Estimator 2SLS ini berbeda dari estimator 2SLS dari Lance, Cornwell,

5 dan Mulaik (1988), mereka mengestimasi model faktor analisis dengan estimator ML dan menggunakan estimator 2SLS dengan cara sama pada Jöreskog, Hägglund, dan Madansky (Bollen, 2007). Estimator 2SLS Bollen untuk model variabel laten berbeda dari yang lainnya yang membolehkan error korelasi, yaitu tidak membutuhkan estimasi dari matriks kovarians dari faktor, dan memberikan error asimtotik standar untuk semua koefisien (Bollen, 1996). Analisis ini fokus pada versi esimator 2SLS tersebut. Estimator 2SLS bukan merupakan estimator informasi penuh, parameter model akan diestimasi untuk setiap persamaan secara terpisah. 1.5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Dalam mempelajari estimator 2SLS pada model persamaan struktural dengan variabel laten merujuk pada jurnal yang berjudul an Alternative Two Stage least Squares (2SLS) Estimator for Latent Variable Equations (Kenneth A. Bollen, 1996); Using Instrumental Variable Tests to Evaluate Model Specification in Latent Variable Structural Equation Models (James B. Kirby and Kenneth A. Bollen, 2009) dan artikel Two-Stage Least Squares (2SLS) and Structural Equation Models (SEM) (Eddie Oczkowski, 2003). Tahap awal dalam penelitian ini adalah menguraikan langkah-langkah estimator 2SLS pada model persamaan struktural dengan variabel laten. Selanjutnya dengan menggunakan perangkat LISREL 8.8 (Jöreskog, 1999) dilakukan simulasi aplikasi untuk mengetahui aplikasi estimator 2SLS pada persamaan model struktural dengan variabel laten. 1.6. Sistematika Penulisan Pada penulisan tesis ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tu-

6 juan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menyajikan teori-teori dasar yang menunjang pembahasan estimator 2SLS pada persamaan model struktural dengan variabel laten. BAB III PEMBAHASAN Bab ini membahas penjelasan mengenai langkah-langkah estimasi menggunakan estimator 2SLS pada persamaan model struktural dengan variabel laten. BAB IV STUDI KASUS Bab ini membahas sebuah contoh aplikasi estimator 2SLS pada persamaan model struktural dengan variabel laten. BAB V PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan serta saran sebagai akibat dari kekurangan atau kelebihan yang muncul dari hasil penelitian yang dilakukan.