PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

3. METODE PENELITIAN

IKAN DUI DUI (Dermogenys megarrhamphus) IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI SULAWESI SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

3. METODE PENELITIAN

JENIS TUMBUHAN AIR DI SUAKA PERIKANAN AWANG LANDAS PERAIRAN SUNGAI BARITO, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

3. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Keragaman ikan di Danau Cala, Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

4. METODA PENELITIAN. 4.1 Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008 yang dilaksanakan di su

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan lokasi

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

SUMBER DAYA PERIKANAN TANGKAP DI WADUK KOTO PANJANG, RIAU

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. No.45 tahun 2009 tentang perikanandisebutkan dalam Pasal 1,perikanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

TEKNIK PENGUKURAN MORFOLOGI LABI LABI (Amyda cartilaginea) DI SUMATERA SELATAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Kerja Bahan dan peralatan pada pengamatan morfometri

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SEPATUNG, Pristolepis grootii Blkr (NANDIDAE) DI SUNGAI MUSI

I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (1): ISSN:

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SIKLUS REPRODUKSI TAHUNAN IKAN RINGAN, TIGER FISH (Datnioides quadrifasciatus) DI LINGKUNGAN BUDIDAYA AKUARIUM DAN BAK

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

3 METODOLOGI PENELITIAN

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) JAYASAKTI

INVENTARISASI SPESIES IKAN DI SUNGAI KOMERING KECAMATAN MADANG SUKU II KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR, SUMATERA SELATAN

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

3. METODE PENELITIAN

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

KEANEKARAGAMAN IKAN SUNGAI LAHEI BERDASARKAN ALAT TANGKAP IKAN OLEH MASYARAKAT DESA LAHEI KABUPATEN BARITO UTARA

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir atas tertutup oleh lipatan kulit moncong 5

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis

III. BAHAN DAN METODE

Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

Hubungan Panjang Berat,...Mirna Dwirastina dan Makri,...Sainmatika,...Volume 10,...No.2,...Desember 2013,

PENGELOLAAN SUAKA PERIKANAN DANAU BAKUOK KABUPATEN KAMPAR RIAU

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Bahasa Indonesia version of: A Handbook for the Identification of Yellowfin and Bigeye Tunas in Fresh Condition

Transkripsi:

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU Burnawi Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Mariana-Palembang Teregistrasi I tanggal: 26 Nopember 2010; Diterima setelah perbaikan tanggal: 14 Januari 2011; Disetujui terbit tanggal: 24 Januari 2011 PENDAHULUAN Waduk Koto Panjang membendung Sungai Kampar Kanan dan Sungai Mahat yang selesai dibangun pada tahun 1996 pada saat level air tertinggi luas daerah tangkapan air ±3.337 km 2 dan luas genangan air 12.400 ha (Anonimus, 1996). Waduk Koto Panjang ini mempunyai potensi yang besar bagi sektor perikanan terutama perikanan tangkap dan budi daya dengan sistem (keramba jaring apung), yang dapat meningkatkan sumber pendapatan bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, sumber protein hewani, dan tempat obyek pariwisata (Asyari & Burnawi, 2009). Di Waduk Koto Panjang ditemukan 24 jenis ikan yang bernilai ekonomis penting antara lain ikan motan (Thyninichthy polylepis), kapiek (Barbodes schwanefeldii), paweh (Osteochilus haseltii), tapah (Wallago sp.), baung (Mystus nemurus), dan belida (Chitala spp.) (Warsa et al., 2008). Dalam tulisan ini jenis ikan yang akan dibahas adalah ikan motan dilihat dari aspek fekunditasnya. Ikan motan tumbuh dan berkembang cukup pesat di Waduk Koto Panjang, termasuk jenis ikan ekonomis penting yang digemari oleh masyarakat karena memiliki cita rasa tinggi dengan rasa daging yang lezat dan khas terutama setelah menjadi ikan olahan yang disebut salai. Harga salai ikan motan pada tingkat nelayan berkisar Rp.50.000.-75.000./kg. Ikan motan merupakan famili Cyprinidae, genus Thynnnichthys, dan spesies Thynnichthys polylepis. Daerah penyebaran ikan motan di Indonesia berada di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan (Kottelat et al., 1993). Ciri morfologis ikan motan adalah mempunyai sisik berwarna putih keperakan, panjang tubuhnya lebih panjang daripada tinggi tubuhnya, dan bentuk tubuhnya bilateral simetris. Kepala ikan motan meruncing, mulutnya terletak di anterior atau ujung depan kepala atau agak ke bawah dan kecil, dan moncongnya dapat ditonjolkan ke depan, tidak ada bibir atas dan rahang bawah. Ikan motan mempunyai lipatan bibir yang kecil pada sudut rahang, operculum mempunyai kelopak yang besar, garis rusuk lurus dan memanjang ke tengah-tengah ekor, sirip dorsal kecil dan terletak sejajar dengan sirip ventral, ikan motan mempunyai tidak lebih delapan ruji bercabang, tapi tidak mempunyai sisir insang, mempunyai gelembung renang yang terdiri atas dua bagian, dan bagian belakang lebih kecil dari bagian depan (Gambar 1). Gambar 1. Bentuk morfologi ikan motan. Alat produksi merupakan organ penting dalam siklus kehidupan organisme. Mempelajari fekunditas ikan motan berguna untuk mengetahui jumlah telurnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fekunditas ikan motan hasil tangkapan nelayan di Waduk Koto Panjang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

BTL: Vol.9 No.1 Juni 2011: POKOK BAHASAN Metode Penelitian Lokasi dan waktu Penelitian fekunditas ikan motan dilakukan di Waduk Koto Panjang, Provinsi Riau, pada bulan Agustus, Oktober, dan Nopember 2009. Ikan contoh motan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring gill net dengan ukuran mata jaring 1 inci sehingga ikan yang tertangkap berukuran relatif sama. Pengamatan fekunditas ikan motan di Waduk Koto panjang ada lima stasiun yaitu Dame I, Jembatan I, Gulamo, Batu Basurat, dan Muara Takus. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian biologi reproduksi ikan motan di Waduk Koto Panjang, Provinsi Riau, tahun 2009 No. Uraian Jumlah/satuan Keterangan 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Bahan Ikan motan Aquades Larutan gilson Kertas kalkir Alat Dissecting set Petridish Mikroskop Timbangan duduk Timbangan digital Kotak plastik Spuit Pensil 2B Papan ukur Talenan Karet gelang Kantong plastik Counter 100 ekor 1 liter 1 liter 4 lembar 1 set 2 buah 2 buah 1 ons 5 ons Ikan motan sedang bertelur tingkat kematangan gonad IV Ukuran 20x30 cm Ketelitian 2 g Ketelitian,01 g Ukuran mata jarum VI Ketelitian 0,1 cm Tata cara a. Cara mengambil gonad ikan motan di lokasi penelitian 1. Sebelum survei ke lapangan sebaiknya dibuat dahulu label yang berisi catatan data contoh nomor atau kode, lokasi, nama alat tangkap, ukuran panjang, ukuran bobot dan tanggal pengambilan, dan tingkat kematangan gonad. Data contoh gonad ditulis memakai pensil 2B dikertas kalkir (Gambar 2).

Gonad Ikan Motan Nama lokasi : Nama alat tangkap : Tanggal penangkapan : Panjang : Bobot : Tingkat kematangan gonad : Keterangan : 7 cm 10 cm Gambar 2. Label gonad ikan motan. 2. Contoh ikan motan didapatkan dari hasil tangkapan nelayan, dilanjutkan dengan penimbangan ikan dan diukur panjangnya dengan menggunakan papan ukur, kemudian dicatat dalam tabulasi data yang telah disediakan. 3. Ikan motan diletakan di atas talenan, lalu dibedah pada bagian perutnya mulai dari pangkal sirip dada sampai ke lubang anus, pembedahan ini dilakukan memakai gunting, dan pisau bedah dilakukan secara hati-hati. Gonad dipotong pada bagian pangkal menggunakan gunting atau pisau bedah. Dilakukan pengamatan tingkat kematangan gonad secara kasat mata dicatat dalam tabulasi data. 4. Gonad tersebut dimasukan ke dalam kantong plastik lalu diberi larutan gilson sampai seluruh gonad terendam dalam cairan.. 5. Label dimasukan ke dalam kantong plastik yang berisi sampel gonad, dan diikat dengan karet sampai kuat. Kantong sampel gonad dimasukan ke dalam kontainer box plastik, untuk dibawa ke laboratorium Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang. Cara mengamati fekunditas di laboratorium Beberapa langkah yang dilakukan dalam pengamatan fekunditas sebagai berikut: 1. Gonad dikeluarkan dari dalam kantong plastik, kemudian dimasukan ke dalam petridish untuk dilakukan pencucian dan dibilas dengan aquades tiga kali sampai bau gilson hilang selanjutnya gonad dikering anginkan selama 10 menit. Pada saat membuang air waktu pencucian atau pembilasan memakai alat bantu spuit dengan cara disedot. Spuit alat adalah suntik yang digunakan oleh kalangan paramedis untuk menginjeksikan obat kepada pasien. Spuit berfungsi untuk mengurangi atau menambah aquades dalam petridish pada saat menghitung telur. 2. Pengamatan fekunditas menggunakan metode gravimetri untuk mengetahui bobot contoh gonad total ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g. 3. Selanjutnya dilakukan penimbangan gonad bagian pangkal 1%, gonad bagian tengah 1%, dan gonad bagian ujung 1% dari bobot total gonad (Gambar 3). Gonad pangkal 1% tengah 1% ujung 1% Gambar 3. Ilustrasi pengambilan contoh gonad.

BTL: Vol.9 No.1 Juni 2011: 4. Contoh gonad dimasukan ke dalam petridish dan tambahkan aqudes secukupnya menggunakan pipet atau spuit, dilanjutkan pemisahan telur ikan dengan selaput telur atau kantong telur memakai pinset dan dihitung memakai alat bantu counter. 5. Fekunditas dihitung dengan cara total bobot gonad setiap ekor ikan dibagi dengan bobot gonad (contoh) dikalikan jumlah telur contoh gonad (butir). Perhitungan mengacu pada persamaan yang dikembangkan oleh Effendie, (1992) sebagai berikut: F=G/g.n... (1 di mana: F = fekunditas jumlah total telur dalam gonad G = bobot gonad setiap ekor ikan g = bobot sebagian gonad (gonad contoh) n = jumlah telur dari (gonad contoh) HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan atas hasil pengamatan di lapangan dan laboratorium didapatkan informasi bahwa warna telur ikan motan pada tingkat kematangan gonad II dan III berwarna kekuning-kuningan, dan telur ikan motan tingkat kematangan gonad IV berwarna kehijau-hijauan (Gambar 4). Telur ikan Motan Gambar 4. Telur ikan motan tingkat kematangan gonad IV berwarna hijau-kehijauan. Hasil pengamatan di lapangan pada musim kemarau maupun penghujan di antara contoh ikan motan yang tertangkap ditemukan tingkat kematangan gonad IV dan VI. Dilihat dari bentuk dan diameter telurnya tidak seragam, hal ini menunjukan bahwa pada ikan motan setiap kali pemijahan tidak semuanya telur dikeluarkan. Ikan motan pada kisaran bobot ikan 69-162 g ditemukan fekunditas berkisar antara 25.360.000-61.198.0000 butir (Tabel 2). Tabel 2. Kisaran bobot ikan, bobot gonad, dan fekunditas ikan motan hasil tangkapan nelayan, tahun 2009 Kisaran panjang ikan Kisaran bobot ikan Kisaran bobot gonad Kisaran fekunditas No. (cm) (g) (g) (butir) 1. 18-26 69-162 6,65-17,56 25.360.000-61.198.0000 KESIMPULAN 1. Ikan motan dengan kisaran ukuran panjang 18-26 cm, bobot ikan 69-162 g, bobot gonad 6,65-17,56 gram mempunyai kisaran fekunditas 25.360.000-61.198.000 butir.telur. 2. Warna telur ikan motan pada tingkat kematangan gonad II dan III berwarna kekuning-kuningan dan tingkat kematangan gonad IV berwarna kehijauhijauan. PERSANTUNAN Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Asyari dan kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan, serta arahan sehingga selesainya tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Anonimus. 1996. Studi zonasi daerah genangan air Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Koto

Panjang. Laporan Akhir. Buku I. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung. 75 pp. Asyari & Burnawi. 2009. Riset pakan alami dan biologi reproduksi ikan motan (Thynnichthys polylepis) di Waduk Koto Panjang, Provinsi Riau. Laporan Teknis Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Palembang. Dana Bantuan Sosial/Hibah Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. 8 pp. Effendie, M. I. 1992. Metode Biologi Perikanan. Bagian Ichtiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 112 pp. Kottelat, M., S. N. Kartikasari, A. J. Whitten, & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ed. Dua bahasa. Periplus Editions Limited. 67 pp. Warsa, A., A. S. Krismono, & A. Nurfiarini. 2008. Sumber daya perikanan tangkap di Waduk Koto Panjang. Status sosial budaya dan kelembagaan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya. BAWAL-Widya Riset Perikanan Tangkap. Pusat Riset Perikanan Tangkap. 2 (3): 93-97 pp.