BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini membuktikan bahwa seniman telah memiliki. kesadaran dalam mempresentasikan karya sebagai pertunjukan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Istilah instalasi muncul sebagai pergeseran dari istilah. tersebut dipakai secara bergantian untuk menjelaskan karya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PAMERAN. Gambar 43 Judul pada cerita Sumber : Dokumen Pribadi Gambar 44 Simulasi animasi Sumber : Dokumen Pribadi 2017

BAB IV TAHAPAN PEMBUATAN FILM DOKUMENTER

Desain Pameran Teater Musikal RAKSASA

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

RINGKASAN DISERTASI MARGINALISASI WAYANG KULIT PARWA DI KABUPATEN GIANYAR PADA ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan dan diapresiasi oleh masyarakat. Pameran juga merupakan sebuah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

JUDUL UNIT : Melakukan Pemilihan Pemain

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. Harry Atmami, 2015 Seni Kinetik Mitos Situ Bagendit Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

GUDANG GARAM INDONESIA ART AWARD 2015

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN. Setiap manusia memiliki kesenangan tersendiri dalam mengabadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

(Sumber: Film The Raid 2, TC 00:01:49-00:01:50)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

agar mahasiswa mampu memanfaatkan program computer (core/draw, photoshop, page

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB 2 DATA 2.1 STATE OF THE ART

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha - 1

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

Semangat Menyebar Melalui Pertemanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

SILABUS PEMBELAJARAN

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pembelajaran seni tari pada siswa Sekolah Dasar dengan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

GALERI NASIONAL AANWIJZING SAYEMBARA DESAIN ARSITEKTUR. Penyelenggara : Badan Penghargaan dan Sayembara IAI Jakarta DESEMBER 2012.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB III LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis Musik Dangdut Versus Jenis Musik Pop

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Laporan tugas akhir pada BAB IV akan dijelaskan mengenai beberapa proses

RANCAK KECAK PASOLA DI PURA LUHUR ULUWATU PERANG SAMBIL BERKUDA MEMBER OF INFLIGHT MAGAZINE OF BATIK AIR NOVEMBER 2017 NOVEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Salam Bhakti, 2014 Gedung Sundial Kota Baru Parahyangan Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

Term of Reference SOLID-ID

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

arsitektur.net 2011 vol. 5 no. 3 Black Box: Nurrangsi Adzani A

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ABSTRAK...

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berarti carita kajadian jaman baheula, yang artinya adalah cerita kejadian

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Penelitian ini membuktikan bahwa seniman telah memiliki kesadaran dalam mempresentasikan karya sebagai pertunjukan. Hal ini terlihat dari adanya manipulasi medium yang dilakukan oleh seniman seni rupa baik dalam bentuk karya interaktif atau tidak. Penelitian berjudul Seni Instalasi Karya Heri Dono sebagai Pertunjukan dilakukan untuk mengetahui latar belakang Heri Dono dalam membuat karya instalasi sebagai sebuah pertunjukan. Penelitian dilakukan dengan studi kasus karya seni instalasi S.O.S Rescue Me (2015) dan Fermentation of Nose (2011-2015). Proses kreatif Dono dilakukan melalui pembagian kerja yang terdiri atas 3 tahap, kontemplasi, studi, dan praktik bekerja. Berdasarkan hasil penelitian, Heri Dono membangun konsep karya instalasinya melalui konsep fermentasi yang mencakup pengumpulan dan penyimpanan benda temuan, pembuatan sketsa serta pengendapan ide-ide mikro. Kekuatan riset menjadi poin penting dalam proses kreatif yang dilakukan melalui membaca buku, melihat film, dan berbincang dengan orang lain. 135

Sesuai teori David Davies, karya Fermentation of Nose dibuat melalui serangkaian proses manipulasi medium yang terlihat dari segi ide bentuk, penyusunan ruang, dan penambahan unsur kinetik serta suara. Dono berusaha membangun tiruan sekaligus suasana belajar. Atmosfer yang tercipta terasa seperti aslinya dan seolah-olah sedang terjadi pada saat itu juga. Keseluruhan elemen tersebut menimbulkan situasi kehadiran yang nyata. Sesuai teori Claire Bishop, jenis pengalaman saat melihat karya Fermentation of Nose bukan hanya bangkitnya persepsi (heightened perception) tetapi juga adegan mimpi (the dream scene). Terdapat narasi, setting tempat, dan situasi dalam karya tersebut. Terdapat beberapa aspek yang tidak berhasil pada karya tersebut. Pertama, bentuk partisipasi diharapkan lebih dari sekedar menghidupkan karya, tetapi juga memasukinya. Berdasarkan hasil pengamatan, poin tersebut kurang berhasil. Penonton yang menikmati karya umumnya hanya menghidupkan karya dan berdiri di depan karya sambil berfoto. Kondisi tersebut disebabkan adanya larangan bagi pengunjung untuk menyentuh atau memasuki beberapa karya Art Jog. Kedua, pendisplayan cukup terganggu karena karya Dono berada pada area yang dikelilingi karya interaktif, seperti karya video Loss of Limit (2015) dan L Obscura (2015). Pendisplayan tersebut telah diupayakan 136

semaksimal mungkin oleh penyelenggara, mengingat karya Art Jog 8 merupakan karya intermedia dan interaktif. Salah satu aspek pertunjukan dalam seni instalasi yaitu presentasi karya yang dapat dilakukan lebih dari satu kali. Terdapat beberapa alasan yang melandasi perpindahan ruang pamer pada karya Fermentation of Nose, yaitu adanya peluang karya menyampaikan isu hari ini, ketidakpuasan seniman atas teknis penyajian karya sebelumnya, dan perbedaan ruang yang mempengaruhi bingkai pembacaan karya. Keseluruhan aspek tersebut sangat terasa karena adanya perbedaan kondisi sosial budaya masyarakat di kedua ruang pamer. Keterbacaan karya bersifat relatif dan bergantung pada ketertarikan serta kedekatan penonton dengan karya. Karya kedua yang berjudul S.O.S Rescue Me memberikan pengalaman heightened perception. Persepsi penonton dikaburkan oleh pemilihan medium berupa boneka seukuran manusia normal. Pemilihan letak ruang dan pencahayaan yang gelap cukup sesuai dengan harapan seniman. Namun efek psikologis tidak terasa kuat karena adanya suara video Nobody s Land yang didisplay di ruangan yang sama. Kedua karya tidak berhubungan dan berbeda dari segi konsep serta bentuk karya. Karya Nobody s Land dirasa lebih mendominasi karena bersifat interaktif. 137

Berdasarkan hasil penelitian, presentasi kedua karya menyuguhkan sebuah pertunjukan. Hal tersebut ditandai adanya kesadaran seniman dalam memanipulasi media yang ditujukan bagi penonton, adanya partisipasi penonton, dan adanya kebutuhan diapresiasi penonton. Partisipasi penonton tidak hanya melihat, tetapi dapat mengelilingi, memasuki dan menghidupkan karya. Aspek teatrikalitas terjadi saat penonton berinteraksi dengan karya tersebut dalam durasi waktu tertentu. Khususnya pada karya Fermentation of Nose, penonton menjadi kunci yang menghidupkan karya. Hal tersebut sesuai dengan teori Davies bahwa karya seni apapun, merupakan sebuah pertunjukan. Latar belakang Heri Dono mempresentasikan karya seni instalasi sebagai pertunjukan didasari masa kecil dan riwayat keluarga yang berdekatan dengan dunia pewayangan. Sang ibu mengenalkan kisah wayang dan sastra Jawa kuno pada Dono. Kecintaan tersebut semakin berkembang saat Dono aktif menyerap informasi dari seniman pertunjukan di TIM pada akhir 70-an. Eksplorasinya bertambah saat Dono mempelajari seni pertunjukan wayang pada dalang Sukasman pada 1987 hingga 1988. Latar belakang tersebut mendorong eksplorasi Dono dalam menggabungkan berbagai disiplin seni yang berbeda. Bentuk karya non konvensional, aspek intermedia, dan interaktivitas karya merupakan hasil peleburan seni rupa dan seni pertunjukan 138

khas Dono. Hal tersebut menunjukkan adanya kesadaran Dono dalam mempresentasikan karya seni rupa menjadi sebuah pertunjukan yang membutuhkan kehadiran penonton. B. Rekomendasi Penelitian ini hendaknya dapat memberi tambahan referensi mengenai proses berkarya dan presentasi karya oleh seniman seni rupa. Bentuk karya interaktif dan intermedia menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi seniman saat ini. Keterbukaan dan kemudahan akses sumber data yang diberikan oleh seniman, kurator, maupun galeri, menjadi poin penting yang mendukung hasil penelitian. Penelitian ini juga membuka peluang untuk penelitian berikutnya berdasarkan perspektif yang lain, misalnya gender. Beberapa poin tersebut hendaknya dapat dijadikan masukan bagi penulis sekaligus pihak terkait untuk keperluan penelitian berikutnya yang sejenis. 139