ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR (STUDI KASUS PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2011-2014) THE FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS OF THE GOVERNMENT OFFICE OF KUTAI BARAT REGENCY, KALIMANTAN TIMUR (CASE STUDY AT BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR YEAR 2011-2014) Nanda Ertina Gabriella Mailoor 1, Paul David Elia Saerang 2, Harijanto Sabijono 3 1,2,3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia E-mail: 1 nanda.mailoor@yaoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adala untuk mengetaui kinerja keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menurut: (1) Analisis Pertumbuan Pendapatan, (2) Analisis Rasio Keuangan, (3) Analisis Pertumbuan Belanja, (4) Analisis Keserasian Belanja, dan (5) Rasio Efisiensi Belanja. Jenis penelitian dalam studi ini adala Penelitian Asosiatif dan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bawa Kinerja Keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menunjukkan: pertumbuan positif, pertumbuan dalam kemampuan penyelenggaraan desentralisasi dan ketergantungan pada pemerintaan provinsi atau pemerinta daera, nilai efektivitas PAD yang sangat efektif dan yang efektif, perubaan kinerja keuangan yang wajar dan tingkat pendapatan yang tinggi. Pemerinta Kabupaten Kutai Barat arus mampu mengoptimalkan penerimaan dari potensi pendapatanya yang tela ada dalam meningkatkan kinerja pemerinta dalam pengelola PAD. Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Analisis Pertumbuan Pendapatan, Analisis Rasio Keuangan, Analisis Pertumbuan Belanja, Rasio Efisiensi Belanja. ABSTRACT Tis study aims to reveal te financial performance of BPKAD Kabupaten Kutai Barat based on: (1) Revenue Growt Analysis, (2) Financial Ratio Analysis, (3) Spending Growt Analysis, (4) Spending Accuracy Analysis, and (5) Spending Efficiency Ratio. Te kind of researc in tis researc is descriptive analysis metod. Result sows tat financial performance of BPKAD Kabupaten Kutai Barat as a positive growt, te growt in decentralization and dependency to province or regional government, very effective and efficient Regional Real Revenue PAD value, te reasonable canging in financial performance, and te ig level of revenue from te existing revenue potential, in order to increase governmental performance in managing Regional Real Revenue PAD. Keywords: Financial Performance, Revenue Growt Analysis, Financial Ratio Analysis, Spending Growt Analysis, Spending Effeciency Ratio. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 624
Latar Belakang 1. PENDAHULUAN Seubungan dengan banyaknya perubaan dibidang ekonomi, social dan politik dalam era reformasi ini, berdampak pada percepatan perubaan perilaku masyarakat, terutama yang berkaitan dengan tuntutan masyarakat dengan adanya transparasi pelaksanaan kebujaksanaan pemerinta, demokratisasi dalam pengambilan keputusan, pemberian pelayanan ole pemerinta yang lebi berorientasi pada kepuasan masyarakat dan penerapan okum secara konsekuen. Sebagai konsekuensinya maka pemerinta memberlakukan undang-undang Nomor 22 taun 1999 tentang Pemerinta Daera sekarang menjadi Undang-Undang Nomor 32 taun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 taun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerinta Pusat dan Daera sejak bulan Januari taun 2001 yang sekarang menjadi Undang-Undang Nomor 33 taun 2004. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daera dan desentralisasi, pemerinta daera dituntut untuk memiliki kemandirian keuangan daera yang lebi besar. Dengan tingkat kemandirian keuangan yang lebi besar berarti daera tidak akan lagi sangat tergantung pada bantuan dari pemerinta pusat dan propinsi melalui dana perimbangan namun tidak berarti jika kemandirian keuangan daera tinggi, maka daera suda tidak perlu lagi mendapatkan dana perimbangan. Dana perimbangan masi tetap diperlukan untuk mempercepat pembangunan di daera. Pengelolaan keuangan daera yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Taun 2013 pasal 3 meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daera, azaz umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daera yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, perubaan APBD, pengelolaan kas, penatausaaan keuangan daera akuntansi keuangan daera, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daera, kerugian daera, dan pengelolaan keuangan BLUD. Pengelolaan keuangan daera arus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperatikan azaz keadilan, kepatutan, dan bermanfaat untuk masyarakat. Tujuan Peneliti 1. Kinerja keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menurut Analisis Pertumbuan Pendapatan. 2. Kinerja keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menurut Analisis Rasio Keuangan (Derajat Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan Daera dan Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera). 3. Kinerja keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menurut Analisis Pertumbuan Belanja. 4. Kinerja keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menurut Analisis Keserasian Belanja (Analisis Belanja Operasi Teradap Total Belanja dan Analisis Belanja Modal Teradap Total Belanja). 5. Kinerja keuangan BPKAD Kabupaten Kutai Barat menurut Rasio Efisiensi Belanja. Tinjauan Pustaka Pengertian Akuntansi Accounting Principle Board Statement (APBS) No. 4 Akuntansi adala suatu kegiatan jasa yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu Nanda Ertina Gabriella Mailoor 625
badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memili di antara beberapa alternative, Menurut Mamudi (2011). Pengertian APBD Pemerinta Daera dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daera (Permendagri No.13 Taun 2006). Dengan demikian APBD merupakan alat/wada untuk menampung berbagai kepentingan publik yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan program dimana pada saat tertentu manfaatnya benar-benar akan dirasakan ole masyarakat. Ole kerena itu, DPRD dan pemerinta daera arus selalu berupaya secara nyata dan terstruktur untuk mengasilkan suatu APBD yang dapat mencerminkan kebutuan riil masyarakat atas dasar potensi masing-masing daera serta dapat memenui tuntuta n terciptanya anggaran daera yang berorientasikan kepentingan dan akuntabilitas publik. Suatu anggaran yang tela direncanakan dengan baik, seingga baik tujuan maupun sasaran akan dapat tercapai secara berdayagunan dan berasil guna. Pengertian Laporan Realisasi Anggaran Secara sederana laporan realisasi anggaran merupakan sala satu komponen laporan keuangan pemerinta yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan. Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerinta pusat atau daera yang menunjukan ketaatan teradap APBN atau APBD. Menurut Rudianto (2009) Laporan realisasi anggaran adala Rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pendapatan yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut. Otonomi Daera Pengertian otonomi daera menurut UU No. 32 Taun 2004 adala ak, wewenang, dan kewajiban daera otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintaan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Istila otonomi daera bukan al yang baru bagi bangsa dan negara RI sebab sejak Indonesia merdeka suda dikenal dengan Komite Nasional Indonesia Daera (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintaan daera dan melaksanakan tugas mengatur ruma tangga daeranya. Menurut Widjaja (2009), menyatakan bawa Otonomi daera iala sala satu bentuk dari desentralisasi suatu pemerintaan yang dasarnya ditujukan guna untuk memenui suatu kepentingan bangsa secara menyeluru, iala suatu upaya yang lebi mendekatkan berbagai tujuan untuk penyelenggaraan pemerintaan seingga dapat mewujudkan suatu cita-cita masyarakat yang adil dan makmur. Kinerja Keuangan Sala satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan adala dengan melaksanakan analisis rasio teradap APBD yang tela ditetapkan dan dilaksanakannya ( Halim dan Kusufi, 2008). Penggunaan analisis rasio pada sektor publik kususnya teradap APBD belum banyak dilakukan, seingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat mengenai nama dan kaida pengukurannya. Pengelolaan keuangan daera yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien dan akuntabel, analisis rasio teradap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaida pengakuntansian dalam APBD berbeda dengan keuangan yang dimiliki ole perusaaan swasta (Halim dan Kusifi, 2008). Nanda Ertina Gabriella Mailoor 626
Analisis Pertumbuan Pendapatan Analisis pertumbuan pendapatan bermanfaat untuk mengetaui apaka pemerinta daera dalam taun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya mengalami pertumbuan secara positif atauka negatif. Tentunya diarapkan pertumbuan pendapatan tersebut positif dan kecenderungannya ( trend) meningkat. Sebaliknya jika terjadi pertumbuan yang negatif maka al itu arus dicari penyebab penurunannya, apaka karena faktor ekonomi makro yang di luar kendali pemerinta daera atau karena manajemen keuangan daera yang kurang baik. Analisis Rasio Keuangan 1. Derajat Desentralisasi. Derajat Desentralisasi diitung berdasarkan perbandingan antara jumla Pendapatan Asli Daera dengan total penerimaan daera. Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD teradap total penerimaan daera. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerinta daera dalam penyelenggaraan desentralisasi. 2. Rasio Ketergantungan Keuangan Daera. Rasio Ketergantungan Keuangan Daera diitung dengan cara membandingkan jumla pendapatan transfer yang diterima ole pemerinta daera dengan total penerimaan daera. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerinta daera teradap pemerinta pusat dan/atau pemerinta daera. 3. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera. Rasio Efektivitas PAD diitung dengan cara membandingkan realisasi penerimaan PAD dengan target penerimaan PAD (dianggarkan). Analisis Pertumbuan Belanja Analisis pertumbuan belanja bermanfaat untuk mengetaui perkembangan belanja dari taun ke taun. Pada umumnya belanja memiliki kecenderungan untuk selalu naik. Alasan kenaikan belanja biasanya dikaitkan dengan penyesuaian teradap inflasi, perubaan kurs rupia, perubaan jumla cakupan layanan dan penyesuaian faktor makro ekonomi Analisis Keserasian Belanja Analisis Keserasian Belanja bermanfaat untuk mengetaui keseimbangan antarbelanja. Hal ini terkait dengan fungsi anggaran sebagai alat distribusi, alokasi, dan stabilisasi. Fungsi anggaran tersebut akan berjalan dengan baik, maka pemerinta daera perlu membuat armonisasi belanja. 1. Analisis Belanja Operasi Teradap Total Belanja 2. Analisis Belanja Modal Teradap Total Belanja Rasio Efisiensi Belanja Rasio Efisiensi Belanja merupakan perbandingan antara realisasi belanja dengan anggaran belanja. Rasio efisiensi belanja ini digunakan untuk mengukur tingkat pengematan anggaran yang dilakukan ole pemerinta. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 627
Jenis dan Sumber Data Penelitian 2. METODE PENELITIAN Jenis data penelitian yang digunakan adala data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) dikatakan metode kuantitatif data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sumber yang digunakan adala data sekunder iala data yang diperole atau dikumpulkan dan disatukan dari berbagai sumber, yang berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Bupati Kutai Barat Kalimantan Timur kususnya pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adala dengan menggunakan data sekunder dengan mengumpulkan data dengan cara mempelajari catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang ada pada instansi yang diteliti dengan menggunakan metode dokumentasi. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan maka metode pengumpulan data yang digunakan adala deskriptif kuantitatif yaitu melakukan peritungan-peritungan teradap data keuangan yang diperole untuk memecakan masala yang ada sesuai dengan tujuan peneliti. Dan data kusus berupa Laporan Realisasi Anggaran Pemerinta Kabupaten Kutai Barat taun anggaran 2011-2014. Metode Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan adala sebagai berikut : 1. Analisis Pertumbuan Pendapatan. 2. Analisis Rasio Keuangan 1. Derajat Desentralisasi 2. Rasio Ketergantungan Keuangan Daera 3. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera 3. Analisis Pertumbuan Belanja. 4. Analisis Keserasian Belanja 1. Analisis Belanja Operasi Teradap Total Belanja. 2. Analisis Belanja Modal Teradap Total Belanja. 5. Rasio Efisiensi Belanja. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Pertumbuan Pendapatan Rumus untuk mengitung Pertumbuan Pendapatan adala : Pertumbuan Pendapatan Taun t Pendapatan Taun t Pendapatan Taun (t 1) = Pendapatan Taun (t 1) x 100% Dalam penelitian ini terdapat dua model peritungan analisis Pertumbuan Pendapatan, yaitu Analisis Pertumbuan Pendapatan Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Nanda Ertina Gabriella Mailoor 628
Aset Daera Kabupaten Kutai Barat dan Analisis Pertumbuan Pendapatan Realisasi Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 1. Nilai Pertumbuan Anggaran No. Periode Pertumbuan Anggaran Pendapatan (%) Keterangan 1 Taun 2012 15,046 Positif 2 Taun 2013 15,525 Positif 3 Taun 2014 9,865 Positif Sumber: Data Olaan, 2016. Tabel 1 menunjukkan bawa nilai Pertumbuan Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan pertumbuan positif, walaupun terdapat penurunan dari periode Taun 2013 ke periode Taun 2014. Tabel 2. Nilai Pertumbuan Realisasi Anggaran No. Periode Pertumbuan Realisasi Anggaran Pendapatan (%) Keterangan 1 Taun 2012 16,741 Positif 2 Taun 2013 17,332 Positif 3 Taun 2014 8,609 Positif Tabel 2 menunjukkan bawa nilai Pertumbuan Realisasi Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan pertumbuan positif, walaupun terdapat penurunan dari periode Taun 2013 ke periode Taun 2014. Rasio Derajat Desentralisasi Rumus untuk mengitung Derajat Desentralisasi adala : = 100% Dalam penelitian ini terdapat dua model peritungan analisis Derajat Desentralisasi, yaitu Analisis Derajat Desentralisasi Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat dan Analisis Derajat Desentralisasi Realisasi Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 3. Nilai Derajat Desentralisasi Anggaran No. Periode Derajat Desentralisasi APB (%) Ketrangan 1 Taun 2011 3,136 Mampu 2 Taun 2012 3,639 Mampu 3 Taun 2013 5,466 Mampu 4 Taun 2014 6,556 Mampu Tabel 3 menunjukkan bawa nilai Derajat Desentralisi Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan pertumbuan dalam kemampuan penyelenggaraan desentralisasi. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 629
Tabel 4. Nilai Derajat Desentralisasi Realisasi Anggaran No. Periode Derajat Desentralisasi Realisasi APB (%) Ketrangan 1 Taun 2011 3,511 Bergantung 2 Taun 2012 3,491 Bergantung 3 Taun 2013 5,737 Bergantung 4 Taun 2014 7,106 Bergantung Tabel 4 menunjukkan bawa nilai Derajat Desentralisi Realisasi Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan pertumbuan ketergantungan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat dalam kemampuan mampu penyelenggaraan desentralisasi. Rasio Ketergantungan Keuangan Daera pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. = 100% Dalam penelitian ini terdapat dua model peritungan analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daera, yaitu Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat dan Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Realisasi Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 5. Nilai Rasio Ketergantungan Keuangan Daera No. Periode Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Keterangan 1 Taun 2011 77,982 Bergantung 2 Taun 2012 86,277 Bergantung 3 Taun 2013 85,78 Bergantung 4 Taun 2014 84,624 Bergantung Tabel 5 menunjukkan bawa nilai Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan bawa Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat tergantung pada pemerinta provinsi atau pemerinta daera, walaupun terdapat penurunan pada periode Taun 2012 ke periode Taun 2013 dan periode Taun 2013 ke periode Taun 2014. Tabel 6. Nilai Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Realisasi No. Periode Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Keterangan 1 Taun 2011 77,548 Bergantung 2 Taun 2012 86,456 Bergantung 3 Taun 2013 87,048 Bergantung 4 Taun 2014 84,13 Bergantung Tabel 6 menunjukkan bawa nilai Rasio Ketergantungan Keuangan Daera Realisasi Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan bawa Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat tergantung pada pemerinta provinsi atau pemerinta daera, walaupun terdapat penurunan pada periode Taun 2012 ke periode Taun 2013 dan periode Taun 2013 ke periode Taun 2014. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 630
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera Rumus untuk mengitung Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera adala : = 100% Dalam penelitian ini terdapat satu model peritungan analisis Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera, yaitu Analisis Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 7. Nilai Efektivitas Pendapatan Asli Daera No. Periode Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daera Keterangan 1 Taun 2011 109,368 Sangat Efektif 2 Taun 2012 95,331 Efektif 3 Taun 2013 105,935 Sangat Efektif 4 Taun 2014 108,149 Bergantung Tabel 7 menunjukkan bawa nilai Efektivitas Pendapatan Asli Daera pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan bawa Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat mempunyai nilai efektivitas Pendapatan Asli Daera yang Sangat Efektif pada periode Taun 2011 dan periode Taun 2013 dan nilai efektivitas Pendapatan Asli Daera yang Efektif pada periode Taun 2012 dan periode Taun 2014. Analisis Pertumbuan Belanja Rumus untuk mengitung Pertumbuan Belanja adala: ( 1) = ( 1) Dalam penelitian ini terdapat satu model peritungan analisis Pertumbuan Belanja, yaitu Analisis Pertumbuan Belanja Anggaran Pendapatan pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 8. Nilai Pertumbuan Belanja No. Periode Pertumbuan Belanja Keterangan 1 Taun 2012 12,722 Wajar 2 Taun 2013 14,049 Wajar 3 Taun 2014 8,59 Wajar Tabel 8 menunjukkan bawa nilai Pertumbuan Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan perubaan yang wajar. Analisis Keserasian Belanja 1. Analisis Belanja Operasi Teradap Total Belanja Rumus untuk mengitung Belanja Operasi Teradap Total Belanja adala: Nanda Ertina Gabriella Mailoor 631
= 100% Dalam penelitian ini terdapat satu model peritungan analisis Belanja Operasi Teradap Total Belanja, yaitu Analisis Belanja Operasi Teradap Total Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 9. Nilai Rasio Belanja Operasi Teradap Total Belanja No. Periode Rasio Belanja Operasi Teradap Total Belanja Keterangan 1 Taun 2011 92,199 Tingkat Pendapatan Tinggi 2 Taun 2012 94,194 Tingkat Pendapatan Tinggi 3 Taun 2013 93,12 Tingkat Pendapatan Tinggi 4 Taun 2014 93,912 Tingkat Pendapatan Tinggi Tabel 9 menunjukkan bawa nilai Rasio Belanja Operasi Teradap Total Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan tingkat pendapatan yang tinggi, walaupun terjadi penurunan nilai dari periode Taun 2012 ke Taun 2013. 2. Analisis Belanja Modal Teradap Total Belanja Rumus untuk mengitung Belanja Modal Teradap Total Belanja adala: = Dalam penelitian ini terdapat satu model peritungan analisis Belanja Modal Teradap Total Belanja, yaitu Analisis Belanja Modal Teradap Total Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Tabel 10. Nilai Rasio Belanja Modal Teradap Total Belanja No. Periode Rasio Belanja Modal Teradap Total Belanja Keterangan 1 Taun 2011 21,385 Tingkat Pendapatan Tinggi 2 Taun 2012 23,335 Tingkat Pendapatan Tinggi 3 Taun 2013 22,875 Tingkat Pendapatan Tinggi 4 Taun 2014 22,498 Tingkat Pendapatan Tinggi Tabel 10 menunjukkan bawa nilai Rasio Belanja Modal Teradap Total Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan tingkat pendapatan yang tinggi, walaupun terjadi penurunan nilai dari periode 2012 ke 2013 dan periode 2013 ke 2014. Rasio Efisiensi Belanja Rumus untuk mengitung Rasio Efisiensi Belanja adala: = 100% Dalam penelitian ini terdapat satu model peritungan analisis Rasio Efisiensi Belanja, yaitu Analisis Rasio Efisiensi Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 632
Tabel 11. Nilai Rasio Efisiensi Belanja No. Periode Rasio Efisiensi Belanja Keterangan 1 Taun 2011 92,199 Efisiensi Anggaran 2 Taun 2012 94,194 Efisiensi Anggaran 3 Taun 2013 93,12 Efisiensi Anggaran 4 Taun 2014 93,912 Efisiensi Anggaran Tabel 11 menunjukkan bawa nilai Rasio Efisiensi Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan tingkat pendapatan yang tinggi, walaupun terjadi penurunan nilai dari periode Taun 2012 ke Taun 2013 dan periode Taun 2013 ke Taun 2014. Kesimpulan 4. PENUTUP 1. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut analisis Pertumbuan Pendapatan menunjukkan nilai Pertumbuan Anggaran dan Pertumbuan Realisasi Anggaran menunjukkan pertumbuan positif. 2. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut analisis Rasio Keuangan menunjukkan bawa: 1. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Derajat Desentralisi pada Anggaran dan Realisasi Anggaran menunjukkan pertumbuan dalam kemampuan penyelenggaraan desentralisasi. 2. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Rasio Ketergantungan Keuangan Daera menunjukkan ketergantungan pada pemerinta provinsi atau pemerinta daera. 3. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Efektivitas Pendapatan Asli Daera bawa Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat mempunyai nilai efektivitas Pendapatan Asli Daera yang Sangat Efektif dan yang Efektif. 3. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut analisis Pertumbuan Belanja menunjukkan perubaan kinerja keuangan yang wajar. 4. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Analisis Keserasian Belanja menunjukkan bawa: 1. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Rasio Belanja Operasi Teradap Total Belanja pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat menunjukkan tingkat pendapatan yang tinggi. 2. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Rasio Belanja Modal Teradap Total Belanja menunjukkan tingkat pendapatan yang tinggi. 5. Kinerja keuangan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daera Kabupaten Kutai Barat (BPKAD) Kabupaten Kutai Barat menurut Rasio Efisiensi Belanja menunjukkan Rasio Efisiensi Belanja menunjukkan tingkat pendapatan yang tinggi. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 633
Saran Dari asil analisis dan pembaasan diatas yang suda diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemerinta Kabupaten Kutai Barat arus mampu mengoptimalkan penerimaan dari potensi pendapatanya yang tela ada dalam meningkatkan kinerja Pemerinta dalam mengelola pendapatan asli daera (PAD) dengan menc ari alternatif-alternatif yang memungkinka untuk mengatasi kekurangan pembiayaan dan menggali potensi baru atau mengembangkan potensi-potensi yang suda ada. 2. Bagi peneliti selanjutnya diarapkan bisa meningkatkan lagi penelitian yang berubungan dengan kinerja keuangan pemerinta daera. DAFTAR PUSTAKA Buku [1] Abdul, Halim dan Syam, Kusufi. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. [2] Mamudi. 2011. Akuntansi Sektor Publik, Cetakan Pertama, Yogyakarta. UUI Press. [3] Mamudi. 2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerinta Daera, Edisi Ketiga UPP STIM YKPN, Yogyakarta. [4] Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor. 32 Taun 2004 Tentang Pemerintaan Daera. Undang-undang No. 33 Taun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerinta Pusat dengan Daera. [5] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Taun 2007 tentang Perubaan Atar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Taun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daera. [6] Rudianto. 2009. Penganggaran. Jakarta: Erlangga. [7] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Baasa Depdiknas. [8] Widjaja. 2009. Otonomi Daera dan Daera Otonom. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Nanda Ertina Gabriella Mailoor 634