BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tumbuhan. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Karanganyar yang beralamat di Jalan Ronggowarsito Bejen, Karanganyar. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan semester genap yakni bulan Januari Agustus 2016. Penelitian ini dilakukan secara bertahap seperti dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kegiatan Penelitian 1. Persiapan Penelitian a. Observasi awal b. Penyusunan proposal c. Pembuatan instrument d. Analisis instrument 2. Pelaksnaan Tindakan a. Siklus I 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan 3) Observasi 4) Refleksi b. Siklus II 1) Perencanaan 2) Pelaksanan 3) Observasi 4) Refleksi 3. Analisis data dan Pelaporan a. Analisis data b. Penyusunan laporan c. Ujian dan revisi d. Penggandaan laporan Ja n F e b M ar Bulan Ap M r ei Ju ni Jul i Ag t 40

41 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 semester genap SMAN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 dalam satu kelas terdapat 41 siswa. Penelitian subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa kelas XI MIA 1 memiliki permasalahan permasalahan yang telah teridentifikasi saat observasi. Penggunaan model pembelajaran yang dirancang diharapkan dapat tepat diterapkan pada siswa kelas XI MIA 1 SMAN 2 Karanganyar. 1. Data C. Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa yang dilihat dari aspek kualitatif maupun kuantitatif. Aspek kualitatif diperoleh dari dokumen dan catatan lapangan langsung dari hasil observasi peneliti yang meliputi data awal, tentang keadaan siswa misalnya daftar nama, nilai ulangan harian materi kesetimbangan kimia semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 serta nilai UAS semester gasal tahun pelajaran 2015/2016, hasil wawancara guru dan hasil observasi. Sedangkan aspek kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian belajar kimia materi pokok larutan penyangga setelah penelitian selesai, yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, aspek keterampilan dan aspek kuantitas dan kualitas pertanyaan siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II. 2. Sumber Data Sumber data sebagai sasaran penggalian pengumpulan dan informasi penelitian meliputi : a. Informan, dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. b. Wawancara guru yang menggambarkan proses pembelajaran di kelas dan kesulitan yang dihadapi guru saat mengajar maupun mengahadapi siswa. c. Dokumen yang berupa silabus, RPP dan arsip nilai guru. d. Kegiatan pembelajaran melalui observasi untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta prestasi belajar siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan non tes. 1. Tes

42 Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pengetahuan siswa sesuai dengan siklus yang ada. Tes dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II, dan berbentuk soal objektif. Materi tes untuk siklus I meliputi semua indikator materi larutan penyangga sedangkan pada siklus II materi yang diajarkan yang belum tuntas saja, namun untuk evaluasi tetap semua indikator yang diujikan. 2. Non Tes Teknik non tes terdiri dari : a. Pengamatan (observasi) Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dengan mengamati proses pembelajaran di kelas saat guru dan siswa melakukan proses pembelajaran. Observasi atau pengamatan lapangan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu observasi sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dan observasi selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas. Observasi sebelum dilakukan penelitian untuk memperoleh informasi yang terjadi di lapangan. Observasi ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap guru dan siswa pada saat proses pembelajaran kimia di kelas XI MIA 1. Sedangkan observasi pada saat berlangsungnya penelitian tindakan kelas oleh peneliti dan observer. Observasi yang dilakukan meliputi observasi kuantitas dan kualitas pertanyaan, aspek sikap dan keterampilan. b. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dari wawancara tersebut serta kegiatan observasi dan kajian dokumen yang telah dilakukan diidentifikasi permasalahan permasalahan yang ada berkenaan dengan pembelajaran kimia khususnya pada materi larutan penyangga. Wawancara dilakukan dua kali di akhir siklus agar peneliti mengetahui perkembangan dari penerapan model yang diterapkan dalam pembelajaran kimia di kelas, subjek wawancara ialah guru dan siswa. c. Angket

43 Pengumpulan data menggunakan angket sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran pada materi pokok larutan penyangga. Responden yang dalam penelitian ini ialah siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Penyusunan item item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Angket diberikan disetiap akhir siklus penelitian tindakan. Dengan meganalisis informasi yang diperoleh angket tersebut dapat diketahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa berupa aspek sikap dalam pembelajaran larutan penyangga. E. Teknik Uji Validitas Data Di dalam penelitian data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis (Arikunto, 2010). Benar atau tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data,tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpul data. Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validi atasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam penarikan kesimpulan. Teknik pengujian validi atas data dapat dilakukan dengan triangulasi, yang mencakup triangulasi data, metode, teori atau peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 241) bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama

44 secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan datadari sumber yang berbeda beda dengan teknik yang sama. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus divalidasi terlebih dahulu agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini instrumen digolongkan menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penilaian. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 berdasarkan permendikbud nomor 103 tahun 2014. Silabus ini terdiri atas 4 kali pertemuan atau 8JP, materi yang digunakan sudah sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti berdasarkan permendibud no 81A tahun 2013 dan disetujui guu dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat terstruktur dengan baik. RPP terdiri atas perencanaan terkait pemberian materi beserta indikator-indikatornya dan lamanya tatap muka untuk setiap pemberian materi tersebut. Pada siklus I pembelajaran terdiri atas 8JP sedangkan siklus II sebanyak 1 kali tatap muka atau 2JP. RPP siklus I yang disusun dapat dilihat pada Lampiran 5. 1) Uji Validitas Untuk mengetahui validitas silabus menggunakan formula Gregory. Formula gergory adalah sebagai berikut: D Content Validity (CV) = A+B+C +D Keterangan : A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

45 Kriteria yang digunakan adalah jika CV> 0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007 : 123) Pada penelitian ini Budi Utami S.Pd, M.Pd menjadi panelis I dan panelis II adalah Dr Mohammad Masykuri M.Si. Hasil validasi isi dari instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I yang didapat dapa dilihat pada Tabel 3.2. dengan CV sebesar 0,95 sedangkan hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II diperoleh CV sebesar 1,00 pada Tabel 3.3. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 untuk siklus I dan Lampiran 36 untuk siklus II. Tabel 3.2. Ringkasan Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Instrumen Jumlah butir penilaian Hasil Panelis A B C D RPP 23 0 0 1 22 CV 0,95 Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan Tabel 3.3. Ringkasan Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Instrumen Jumlah butir penilaian Hasil Panelis A B C D RPP 23 0 0 0 23 CV 1,00 Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan Berdasarkan CV yang lebih dari 0,7 maka RPP siklus I dan siklus II digunakan sebagai perangkat pembelajaran. c. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dalam modul elektronik yang dirancang dan disetujui oleh guru dengan tujuan agar modul elektronik yang digunakan sebagai media pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam mempelajari materi pokok larutan penyangga serta sesuai dengan indikator pembelajaran yang sudah dirancang. Untuk media pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 27. Untuk ringkasan hasil validi atas isi media pembelajaran

46 yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4. dengan CV sebesar 1,00. Tabel 3.4. Ringkasan Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Media Pembelajaran Instrumen Jumlah butir Hasil Panelis Kesimpulan penilaian A B C D RPP 20 0 0 0 20 Analisis dapat dilanjutkan CV 1,00 Modul elektronik yang sudah divalidasi memiliki CV lebih dari 0,7 sehingga modul ini layak digunakan sebagai media pembelajaran. 2. Instrumen Penilaian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen penilaian prestasi belajar siswa meliputi instrumen penilaian pengetahuan, instrumen penilaian sikap, instrumen penilaian keterampilan dan instrumen penilaian kuantitas dan kualitas pertanyaan. a. Instrumen penilaian pengetahuan Penilaian pengetahuan menggunakan bentuk tes objektif yang terdiri dari 15 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban. jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0. Skala penilaian menggunakan skala 100 dikonversi menjadi 4. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian,instrumen tersebut harus memnuhi persyaratan validitas terlebih dahulu. Kisi-kisi tes instrumen aspek pengetahuan bisa dilihat pada Lampiran 3.1. Pengolahan skor akhir menggunakan rumus yang telah tersedia di dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 dan kriteria skor akhir yang telah dikonversi, untuk kategori nilai ketuntasan pengetahuan yang sudah dikonversi ke dalam bentuk huruf dapat dilihat pada Lampiran 12. Sedangkan skor akhir peserta didik diperoleh dari hasil yaitu: Skor Akhir Peserta Didik = Jumlah Perolehan Skor Skor Total x 4

47 1) Uji Validitas Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai dimana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validi atas yang dikur adalah validi atas isi (Content Validity). Validi atas isi adalah validi atas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional dalam suatu kurikulum akan menentukan taraf validi atas isinya. Untuk menghitung validi atas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperlukan 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = D A+B+C +D Keterangan : A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV> 0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007 : 123). Hasil uji validi atas isi instrumen aspek pengetahuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.5. dan Tabel 3.6. sedangkan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 dan Lampiran 38. Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Isi Aspek Pengetahuan siklus I Instrumen Jumlah butir penilaian Hasil Panelis A B C D Kesimpulan RPP 27 0 0 2 25 Analisis dapat dilanjutkan CV 0,92

48 Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Isi Aspek Pengetahuan siklus II Instrumen Jumlah butir penilaian Hasil Panelis A B C D Kesimpulan RPP 15 0 0 0 15 Analisis dapat dilanjutkan CV 1,00 Hasil uji validitas isi aspek pengetahuan siklus I dan siklus II menunjukan nilai CV>0, 7 sehingga untuk kedua instrumen digunakan sebagai alat evaluasi di tiap akhir siklus. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya (Arikunto, 2012: 100). Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Menghitung koefisien reliabilitas tes bentuk obyektif pada penelitian ini menggunakan software ITEMAN. Kelebihan penggunaan rumus ini adalah hasil perhitungannya lebih teliti, namun proses perhitungan lebih rumit atau sulit. Untuk ringkasan hasil uji reliabilitas tryout instrumen tes pengetahuan siklus I disajikan dalam Tabel 3.7. berdasarkan hasil tryout didapatkan indeks reliabilitasnya sebesar 0,728 pada siklus I dan 0,736 pada siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 3.8. untuk analisis lengkap hasil uji reliabilitas tryout siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 39. Tabel 3.7. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Jenis soal Jumlah soal Reliabilitas Kategori Pilihan ganda 15 0,728 Tinggi Tabel 3.8. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Jenis soal Jumlah soal Reliabilitas Kategori

49 Pilihan ganda 15 0,736 Tinggi Reliabilitas aspek pengetahuan siklus I dan siklus II termasuk dalam kategori tinggi, hal tersebut didasarkan pada hasil yang didapatkan pada ITEMAN dan dikonversi dalam bentuk kategori reliabilitas pada Lampiran 47. 3) Daya Pembeda Item Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dengan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan (Sudijono, 2008: 385). Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semaikn mampu soal yang bersangkutan membedakan kelompok siswa yang telah memahami materi dengan kelompok siswa yang belum memahami materi. Uji daya pembeda soal dalam penelitian menggunakan software ITEMAN. Ringkasan hasil uji daya pembeda tryout instrumen tes pengetahuan siklus I disajikan dalam Tabel 3.9. dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 3.10. untuk analisis lengkap hasil uji daya pembeda tryout siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 39. Hasil analisi ITEMAN yang didapat kemudian di konversi dalam bentuk kriteria daya pembeda soal yang terdapat pada Lampiran 47, sehingga didapatkan soal-soal dengan kriteria terntentu. Tabel 3.9. Ringkasan Hasil Uji Daya Pembeda Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Daya Beda Soal Jumlah Jenis soal Baik Baik Cukup Jelek soal sekali Aspek pengetahuan 15 3 5 4 3 Tabel 3.10. Ringkasan Hasil Uji Daya Pembeda Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Jenis soal Jumlah soal Daya Beda Soal Baik Baik Cukup Jelek

50 sekali Aspek pengetahuan 15 2 8 3 2 Berdasarkan konversi kriteria daya pembeda soal pada Lampiran 47 didapatkan hasil seperti diatas, terdapat 3 soal pada siklus I dan 2 soal di siklus II yang tergolong soal dengan daya pembeda soal jelek, pada penelitian ini soal dengan kriteria jelek direvisi agar bisa digunakan sebagai alat evaluasi aspek pengetahuan. Soal dengan kriteria cukup, baik dan baik langsung bisa digunakan tanpa perlu direvisi. 4) Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tetentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran biasanya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang nilainya berkisar 0,00 1,00 (Kosaeri dan Suprananto, 2012). Semakin besar indeks kesuakaran yang diperoleh dari hasil itungan, artinya semakin mudah soal tersebut. Suatu soal memiliki tingkat kesukaran sama dengan satu artinya semua siswa menjawab benar, sedangkan jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran sama dengan 0 berarti soal tersebut tidak dapat dijawab oleh siswa secara benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran dilakukan pada setiap nomor butir soal dan digunakan pada instrumen penilaian pengetahuan. Pada penelitian ini analisis taraf kesukaran butir soal menggunakan software ITEMAN, dimana taraf kesukaran butir disebut dengan Prop Correct. ITEMAN merupakan program computer yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara klasik. Untuk ringkasan hasil uji tingkat kesukaran soal tryout instrumen tes pengetahuan siklus I disajikan dalam Tabel 3.11. dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 3.12. untuk analisis lengkap hasil uji tingkat kesukaran soal tryout siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 39.

51 Tabel 3.11. Ringkasan Hasil Uji Tingkat Kesukaran soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Jumlah Kategori Soal Jenis soal soal Sulit Sedang Mudah Aspek pengetahuan 15 4 4 7 Tabel 3.12. Ringkasan Hasil Uji Tingkat Kesukaran soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Jumlah Kategori Soal Jenis soal soal Sulit Sedang Mudah Aspek pengetahuan 15 13 2 0 Kriteria tingkat kesukaran soal aspek pengetahuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 47. Pada siklus I terdapat tiga kategori soal yaitu 7 soal mudah, 4 soal sedang dan 4 soal sulit sedangkan pada siklus II terdapat 13 soal sulit, 2 soal sedang dan tidak terdapat soal dengan kategori mudah. b. Instrumen Penilaian Sikap Instrumen penilaian sikap yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi selama kegiatan berlangsung dan angket. Lembar observasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar disusun berdasarkan indikator yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya lembar observasi ini diisi secara objektif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan angket langsung dan sekaligus disediakan jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan mencentang salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Penyusunan item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem penskoran menggunakan skala likert dengan rentan skor 1 sampai 4. Indikator penilaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 15 sedangkan pedoman penilaian angket dapat dilihat pada Lampiran 18. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian sikap berupa angket dan lembar perlu diujii terlebih dahulu dengan uji validi atas. Pengolahan skor akhir diambil dari nilai modus tersedia

52 didalam permendikbud No. 104 Tahun 2014 yang dapat dilihat pada Lampiran 18. 1) Uji Validitas Untuk mengetahui validitas instrumen penilaian sikap menggunakan formula Gregory. Rumus formula Greegory sebagai berikut: D Content Validity (CV) = A+B+ 楮 + D Keterangan : A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV> 0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007 : 123). Ringkasan hasil uji validi atas isi lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 3.13. dan untuk analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19. Tabel 3.13. Ringkasan Hasil Uji Validitas Isi Aspek Sikap Instrumen Aspek Pengetahuan Jumlah Hasil Panelis butir penilaian A B C D 20 0 0 0 20 CV 1,00 Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan Lembar observasi yang sudah divalidasi memiliki CV lebih dari 0,7 sehingga instrument ini layak digunakan alat penilaian observasi aspek sikap. 2) Uji Reliabilitas Alpha Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui

53 tingkat reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki gradualisasi penilaian digunakan penilaian rumus alpha (digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut : r 11 = α = n n 1 1- σ b 2 2 t σ (Arikunto, 2012: 122) Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 σ b = Jumlah variansi butir 2 σ t = variansi total Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 atau 0, Misalnya angket atau soal bentuk uraian. Hasil uji reliabilitas tryout angket dapat dilihat pada Tabel 3.14. dan uji analisis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20. Tabel 3.14. Hasil Uji Reliabilitas Tryout Angket Aspek Sikap Jenis soal Jumlah soal Reliabilitas Kategori Angket 40 0,807 Tinggi Hasil uji reliabilitas tryout angket sikap menunjukan kategori tinggi, sehingga angket digunakan sebagai alat evaluasi penilaian aspek sikap yang dilakukan di tiap akhir siklus. c. Instrumen Penilaian Keterampilan Instrumen penilaian keterampilan merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengetahui hasil belajar ranah psikomotor siswa. Keterampilan itu sendiri menunjukan keahlian sesorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu dalam hal ini adalah kegiatan praktikum di laboratorium dan diskusi kelompok. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22. Uji kualitas item yang digunakan adalah uji validi atas isi.

54 Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian keterampilan berupa lembar observasi perlu diujii terlebih dahulu dengan uji validi atas. Pengolahan skor akhir menggunakan rumus yang telah tersedia di dalam permendikbud No. 104 tahun 2014 dan kriteria hasil skor akhir yang telah dikonversi dan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 23. 1)Uji Validitas Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan dua panelis. Untuk mengetahui validi atas dari instrumen keterampilan menggunakan validi atas isi menurut Gregory (2007). D Content Validity (CV) = A+B+ 搠 + ㅳ Keterangan : A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah jika CV> 0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007 : 123). Ringkasan hasil uji validitas isi lembar observasi aspek keterampilan siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.15. dan untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24. Tabel 3.15. Ringkasan Hasil Uji Validitas Lembar Observasi Aspek Keterampilan Siklus I Instrumen Lembar observasi aspek keterampilan Jumlah soal Hasil Panelis A B C D Kesimpulan 27 0 0 0 27 Analisis dapat CV 1,00 dilanjutkan d. Instrumen Penilaian Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Indikator yang terdiri atas kuantitas dan kualitas pertanyan siswa ditinjau pada setiap ranah pengetahuan. Instrumen pengumpulan data terkait kualitas pertanyaan dilihat dari jenjang pertanyaan ranah

55 pengetahuan berdasarkan taksonomi Bloom yaitu dari C1 sampai C6 dimana C1 (menghafal), C2 (memahami), C3(aplikasi), C4 (analisis), C5 (evaluasi), C6 (mencipta). Data yang diambil sebagai kualitas pertanyaan tiap siklus diambil berdasarkan pertanyaan yang diajukan serta indikator untuk setiap pertemuan. Sedangkan kuantitas pertanyaan didasarkan pada jumlah pertanyaan yang diajukan siswa. Untuk setiap siklus yang dihitung ialah siswa yang bertanya per jumlah keseluruhan siswa di kelas. Pada penelitian ini ranah pengetahuan yang digunakan dibatasi hanya dari ranah pengetahuan jenjang C1-C4, pembatasan ini didasarkan dari karakteristik materi larutan penyangga serta wawancara guru yang menyebutkan jika siswa yang akan dijadikan subjek penelitian ini batas kemampuannya hanya mencapai taraf menganalisis atau C4 itupun jumlah pertanyaannya masih tergolong rendah. Indikator yang digunakan disesuaikan dengan ranah pengetahuan taksonomi Bloom, setiap pertanyaan siswa dicatat dan diolah sesuai dengan definisi dari ranah pengetahuan tersebut. Tes Instrumen penilaian aspek kuantitas dan kualitas pertanyaan siswa dapat dilihat pada Lampiran 6.1. item ini duji menggunakan uji validi tas isi. 1) Uji validitas Uji validitas ini dilakukan dengan bantuan dua panelis. Untuk mengetahui validi atas dari instrumen keterampilan menggunakan validi atas isi menurut Gregory (2007). Formula gergory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = D A+B+C +D Keterangan : A = Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B = Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C = Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D = Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis

56 Kriteria yang digunakan adalah jika CV> 0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007 : 123). Ringkasan hasil uji validi atas isi lembar observasi aspek kualitas pertanyaan siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.16. dan untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27. Tabel 3.16. Ringkasan Hasil Uji Validitas Isi Lembar Observasi Aspek Kualitas Pertanyaan Siklus I Instrumen Jumlah Hasil Panelis Kesimpulan soal A B C D Lembar observasi aspek keterampilan 27 0 0 0 27 Analisis dapat CV 1,00 dilanjutkan F. Analisis Data Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), analisis data dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Ini akan sangat membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari situasi yang berlangsung di dalam kelas tersebut. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan di analisis secara kualitatif. Teknik analisis data secara kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1984), yang menyatakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakuakn secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh Reduksi data dimaksudkan untuk merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan poanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan Gambaran yang lebih jelas. Langkah selanjutnya setelah data direduksi ialah mendisplaykan data, melalui penyajian data maka data tersebut dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehinggga akan semakin mudah dipahami, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi masing-masing siklus. Terakhir, dalam analisis data dilakukan penarikan kesimpulan, kesimpulan awal bersifat sementara apabila ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap

57 pengumpulan data berikutnya, dikatakan kesimpulan yang kredibel jika kesimpulan yang dikemukakan di tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten. Pengumpulan data (data collection) Pengurangan data Penyajian data (data reduction) (data display) Gambar 3.1. Skema Analisis Data Model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013: kesimpulan(conclusion: 338). drawing/verfying) Sedangkan teknik yang diperlukan untuk memeriksa validi atas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu, yaitu observasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket dan tes prestasi. G. Indikator Kinerja Penelitian 1. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Pengetahuan Adapun indikator keberhasilan prestasi belajar siswa aspek pengetahuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.17. Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh skor akhir untuk aspek pengetahuan minimal sebesar 2,67. Tabel 3.17. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Pengetahuan Siklus I dan Siklus II Aspek Target Siklus I Target Siklus II Cara Mengukur (%) (%) Pengetahuan 60 70 Sumber: Tes soal pilihan ganda pada tiap akhir siklus

58 Perhitungan: siswa tuntas seluruh siwa x 100% 2. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Sikap Adapun indikator keberhasilan prestasi belajar siswa aspek sikap siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.18. Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh skor akhir untuk aspek sikap minimal 3 atau sikap baik. Tabel 3.18. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Sikap Siklus I dan Siklus II Aspek Target Siklus I (%) Target Siklus II (%) Cara Mengukur Sikap 65 75 Sumber: Hasil angket dan observasi Perhitungan: siswatuntas seluruh siwa x 100% 3. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Keterampilan Adapun indikator keberhasilan prestasi belajar siswa aspek sikap siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.19. Siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh skor akhir untuk aspek sikap minimal 2,67 atau B-. untuk skor aspek keterampilan diambilkan dari skor optimal ( nilai tertinggi yang dicapai). Tabel 3.19. Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Aspek Keterampilan Siklus I dan Siklus II Aspek Target Siklus I Target Siklus II Cara Mengukur (%) (%) Keterampilan 65 75 Sumber: observasi saat praktikum Perhitungan:

59 siswatuntas seluruh siwa x 100% 4. Indikator Keberhasilan Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Adapun indikator keberhasilan kuantitas dan kualitas pertanyaan siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.20. Kuantitas pertanyaan siswa dihitung berdasarkan jumlah siswa yang bertanya, dan dikatakan tuntas apabila bisa mencapai target yang sudah direncanakan sedangkan kualitas pertanyaan disesuaikan dengan rubrik yang sudah dibuat, seperti target ketuntasan pertanyaan, kualitas pertanyaan dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria target yang sudah ditentukan. Tabel 3.20. Indikator Keberhasilan Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Siklus I dan Siklus II Target Target Aspek Siklus I Siklus II Cara Mengukur Kuantitas Pertanyaan Kualitas pertanyaan 30 % jumlah keseluruhan siswa Teridentifikasi pertanyaan ranah CI,C2.C3 40 % jumlah keseluruhan siswa Teridentifikasi pertanyaan ranah C4 Sumber: Observasi di kelas Perhitungan: siswa bertanya seluruh siwa x100% H. Prosedur penelitian Prosedur atau langkah dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Mc Taggart (1988) yaitu berupa model spiral. Ada empat tahap dalam model spiral yang meliputi : perencanaan (Planning), tindakan (action), observasi (observing), refleksi (reflecting) (Aqib, 2006 : 30). 1. Tahap Persiapan a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru kimia SMAN 2 Karanganyar. b. Observasi dan wawancara kepada guru kimia yang mengajar kelas XI untuk mendapatkan Gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang

60 berlangsung, khususnya pada pembelajaran kimia di SMAN 2 Karanganyar. c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran kimia di SMAN 2 Karanganyar. 2. Tahap Perencanaan (Planning) a. Penyusunan serangkaian kegiatan pelaksanaan tindakan berupa penerapan model pembelajaran TAI pada materi pokok larutan penyangga. b. Peninstrumen penelitian meliputi soal tes aspek pengetahuan, lembar observasi sikap, lembar observasi keterampilan dan indikator penilaian kuantitas dan kualitas pertanyaan. 3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting) a. Pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara kolaboratif dengan guru ppengampu mata pelajaran kimia b. Kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung dan angket siswa c. Evalusi untuk mengukur prestasi belajar siswa d. Modifikasi berupam perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan 4. Tahap Observasi dan Evaluasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah: a. Pengumpulan data d. analisis data b. Sumber data c. Critical friend dalam penelitian,dan Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut : a. Pengamatan terhadap proses belajar mengajar (KBM) yang dilakukan oleh guru mata pelajaran kimia b. Pencatatan semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi c. Diskusi hasil pengamatan yang diperoleh dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend) setelah proses pembelajaran selesei d. Kesimpulan hasil pengamatan Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penyusunan instrumen evaluasi b. Evaluasi setelah proses pembelajaran selesai c. Analisis hasil evaluasi dan d. Penyusunan kriteria keberhasilan tindakan

61 5. Tahap Refleksi (Reflecting) a. Analisis tanggapan siswa pada lembar angket b. Perbandingan pengamatan oleh pengamat/guru pada lembar mentoring Perencanaan I (Planning) Penyusunan perangkat pembelajaran (silabus,rpp dan media Modul Elektronik) Refleksi I (Reflecting) Analisis kekurangan pada siklus I, selanjutnya diperbaiki pada siklus II Tindakan I (Acting) Pelaksanaan pembelajaran TAI (materi pengertian larutan penyangga, komponen larutan penyangga, menghitung ph laru Siklus I Pengamatan I (Observing) Tindak Lanjut Observasi kegiatan pembelajaran Evaluasi akhir siklus, pembentukan kelompok kecil pada siklus II Perencanaan II (Planning) Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP) Refleksi II (Reflecting) Analisis kekurangan tindakan Tindakan II (Acting) Pelaksanaan pembelajaran TAI (materi yang belum tuntas pada siklus I) Siklus II Pengamatan II (Observing) Observasi kegiatan pembelajaran

Gambar 3.2. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas 62