Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 ISSN:

Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 ISSN:

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ARSITEKTUR

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015 ISSN:

Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 ISSN:

Volume (3) Nomor (1) Edisi Januari 2015 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (2) Nomor (2) Edisi Juli 2014 ISSN:

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

e-jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016 ISSN:

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar

TEMPAT BERMAIN ANAK-ANAK KHUSUS PERMAINAN TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015 ISSN:

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Volume (2) Nomor (2) Edisi Juli 2014 ISSN:

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015 ISSN:

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015 ISSN:

Kantor Produksi Iklan di Badung

EKOWISATA RICE TERRACE DI JATILUWIH, TABANAN

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR SURAT KETERANGAN


Bagian II Pelaksanaan Kegiatan Program IAI Daerah Bali (Periode )

PENGEMBANGAN HUNIAN SEBAGAI AKOMODASI WISATA DI DESA PANGSAN,BADUNG

Sekolah Fotografi di Denpasar

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

CITY HOTEL DI DENPASAR

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir 2015 Penataan Pantai Purnama Gianyar 1

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

RESTORAN ANEKA BOGA BALI DI DENPASAR

PUSAT PELATIHAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI BANGLI

PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016 ISSN:

PABRIK PUPUK GRANULER DAN BIJIH PLASTIK DI TPA SUWUNG, DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sebuah permasalahan penataan ruang yang hampir dihadapi oleh semua

PP-IPTEK Kota Singaraja KATA PENGANTAR

CHINESE GARDEN RESTAURANT AND FAMILY KARAOKE DI GIANYAR

PERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GI

WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD

PENATAAN DESA WISATA BONGKASA PERTIWI, KECAMATAN ABIANSEMAL - BADUNG

KATA PENGANTAR Restoran dan Bar Klub Motor Klasik di Badung

REDISAIN GOR BASKET NGURAH RAI DENPASAR, BALI

PET CARE CENTER DI DENPASAR

GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

KONSERVASI ARSITEKTUR BANGUNAN PUSAKA DI KOTA DENPASAR

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN SEMINAR TUGAS AKHIR

Volume (2) Nomor (2) Edisi Juli 2014 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH DI DENPASAR

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. besar dari sejak awalnya berdirinya desa (kurang lebih 150 tahun yg lalu)

MOTOCROSS DI TABANAN

TEMPAT PENITIPAN ANAK USIA DINI DI DENPASAR

KATA PENGANTAR Pabrik Pengolahan Kopi Arabika Flores Bajawa Di Kabupaten Ngada, Flores.

PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA TAMAN BALI RAJA, DESA TAMANBALI-BANGLI

AGROWISATA KOPI LUWAK DI PETANG, BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Scanned by CamScanner

KAFE AGROWISATA KOPI DI PAYANGAN, GIANYAR

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

Sekolah Fotografi di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KATA PENGANTAR Pusat Perbelanjaan Batu Permata di Denpasar Bali

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

MAKERSPACE (BENGKEL KREATIF) DI DENPASAR

PUSAT SOSIAL REMAJA DI DENPASAR

Transkripsi:

Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun. www.ojs.unud.ac.id Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul, AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada, IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA ISSN: 9 772338 505776

e-jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana e-jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan. Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi. JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian: 1. Arsitektural dan Desain Riset: Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur. 2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan: Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll. 3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan: Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia +62 361 703384 ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com @ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id ejurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 i

Pengurus e-jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana Penanggung Jawab Anak Agung Ayu Oka Saraswati Pengarah I Nyoman Widya Paramadhyaksa Ketua Syamsul Alam Paturusi Sekretaris I Wayan Yuda Manik Bendahara Ni Made Swanendri Penyunting dan Reviewer I Putu Rumawan Salain Ngakan Putu Sueca Gusti Ayu Made Suartika I Nyoman Susanta I Gusti Agung Bagus Suryada Tim Validasi I Ketut Mudra Ngakan Putu Sueca Syamsul Alam Paturusi I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada Tim Penerbit I Made Widja Ngakan Putu Sueca I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada Desainer Cover Antonius Karel Muktiwibowo Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun. Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 ISSN No. 9 772338 505776 Hak Cipta 2017 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh kontributor. ii ejurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505776

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-jurnal Arsitektur (JA) UNUD Tata tulis naskah: 1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir. 2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt. 3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman. 4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi). 5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi. 6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak 7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital 8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas. 9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka 10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring. Keterangan umum: 1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ascii. 2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain. 3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis naskah untuk ditanggapi. ejurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 iii

Editorial Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia. Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal. Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 5 nomor 1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume kelima ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu. Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 5 nomor 1 ini. Redaktur iv ejurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505776

Daftar Isi Halaman ejurnal Arsitektur Universitas Udayana... i Pengurus ejurnal Arsitektur Universitas Udayana... ii Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-jurnal Arsitektur (JA) UNUD... iii Editorial... iv Daftar Isi... v 1. Museum Seni Karikatur dan Patung di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep Tri Mandala. (I Putu Eka Masvianto, I Ketut Muliawan Salain, I Wayan Wiryawan)... 1-4 2. Gelanggang Olahraga Baseball di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular. (I Gusti Ngurah Krisma Dewa, I Made Adhika, I Gusti Bagus Budjana)... 5-8 3. Klinik Rehabilitasi Medik di Badung, Bali. Transformasi Konsep Sirkulasi dalam Rancangan Denah. (Putu Shanti Apsari Prehastuti, Widiastuti, I Nyoman Surata)... 9-12 4. Pelatihan Seni Tari Tradisional Bali di Gianyar, Bali (Cok Istri Agung Prama Dewi, I Wayan Gomudha, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra)... 13-16 5. Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar. Penerapan Tema Arsitektur Post-Modern dalam Tampilan Bangunan. (Gamaliel Sangga Buana, Syamsul Alam Paturusi, I Ketut Muliawan Salain)... 17-20 6. Hostel di Seririt, Bali. Penerapan Konsep Perancangan Tampilan Bangunan. (Rizky Ramadhan, I Made Suarya, I Nyoman Susanta)... 21-24 7. Pusat Desain Arsitektur dan Interior di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Tampilan Bangunan. (I Nyoman Adi Arimbawa, Ngakan Putu Sueca, Ni Made Swanendri)... 25-28 8. Klungkung Fine Art Space, Bali. Penerapan Tema Gravity in Art Object. (I Wayan Sabath Sukma Miarna, I Wayan Gomudha, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S)... 29-32 9. Restoran dan Bar Klub Motor Klasik di Badung, Bali. Penerapan Tema Sustainable Architecture in Rustic Style. (Ni Nengah Widnyana Shantyasri Putri, A. A. Ayu Oka Saraswati, Tjok Oka A. A. Sukawati)... 33-36 10. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi Bali di Denpasar (Ahmad Elbi Alfarisi Muzakir, I Wayan Gomudha, Anak Agung Gde Djaja Bharuna S)... 37-40 11. Automotive Shop di Denpasar, Bali. Konsep Sirkulasi Kendaraan. (Gede Igam Asia Candira, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, Ida Bagus Gde Primayatna)... 41-44 12. Pusat Pelatihan Selam di Tulamben, Bali. Konsep Eco Architecture pada Rancangan Bangunan. (Fandy Mahindra, I Nyoman Surata, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra)... 45-48 13. Penataan Kawasan Air Terjun Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng. Penerapan Tema Neo-Vernacularism terhadap Tampilan Bangunan. (Komang Gede Agus Satria, Nengah Keddy Setiada, I Nyoman Surata)... 49-52 14. Pusat Rehabilitasi Narkoba dengan Metode Therapeutic Community di Denpasar, Bali (Nyoman Febriadi Megananda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik)... 53-56 15. Outbound di Desa Muncan Karangasem. Penerapan Tema Dinamis pada Perancangan. (Dewa Gede Gita Gotama, I Nengah Lanus, I Gusti Bagus Budjana)... 57-60 16. Sekolah Alam Masyarakat Kurang Mampu di Abang Karangasem, Bali. Penerapan Konsep Tri Hita Karana pada Tampilan Bangunan. (Putu Gitta Wisnu Suryana, I Made Adhika, I Nyoman Sudiarta)... 61-64 17. Redesain Terminal Barang Cargo di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep pada Desain Bangunan. (Anak Agung Rai Pucangan, Tjok Oka Ardhana Sukawati, Ida Bagus Ngurah Bupala)... 65-68 ejurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 v

18. Sekolah Anak Autis di Tabanan, Bali. (A.A Aris Santanu Puriasa, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, Evert Edward Moniaga)...69-74 19. Fasilitas Workout Plaza di Kabupaten Badung, Bali (I Gusti Bagus Wahyu Adnyana, I Wayan Kastawan, Ni Made Swanendri)...75-78 20. Galeri Lukisan Wayang Kamasan di Klungkung. Penerapan Arsitektur Neo Vernakular pada Rancangan Desain Bangunan Galeri. (Cokorda Agung Aristya Pranatha, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Putu Sugiantara)...79-84 21. Pusat Pelatihan Mixed Martial Arts di Badung, Bali. Penerapan Tema Champion Spirit dalam Perancangan. (Bambang Gde Grady Indura, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, Tri Anggraini Prajnawrdhi)...85-88 22. Redesain UPT Puskesmas Kintamani I di Bali. Penerapan Tema Kehangatan dalam Rancangan. (I Made Agus Suardi Putra, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Sudiarta)...89-92 23. Pusat Perbelanjaan Batu Permata di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Kontemporer. (Agus Komang Januadi Putra ND, Ida Ayu Armeli, I Ketut Muliawan Salain)...93-98 24. Resort Bernuansa Budaya Pertanian di Tabanan, Bali. Penerapan Konsep Eco Architecture pada Unit Hunian Resort. (Putu Indra Setiawan, I Ketut Mudra, I Gusti Agung Bagus Suryada)...99-102 25. Pengembangan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah-Klungkung, Bali. Pemanfaatan Tata Guna Lahan. (Putu Prasada Dhanwantara, I Dewa G.A. Diasana Putra, Anak Agung Gde Djaja Bharuna)... 103-108 26. Sport Center di Kabupaten Badung, Bali. Konsep Penggunaan Sun Pipe pada Rancangan Bangunan. (Dimi Elkana, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Gusti Bagus Budjana)... 109-112 27. Rumah Sehat Ibu dan Anak di Denpasar, Bali. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Bangunan. Penerapan Konsep Perancangan Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Bangunan. (Gede Yudha Prasepta, Ni Ketut Agusintadewi, I Putu Sugiantara)... 113-116 28. Pusat Pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Playscape. (Ryan Rachmawati, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Evert Edward Moniaga)... 117-120 29. Penerapan Tema Industrial pada Industri dan Pelatihan Pembuatan Keramik Tableware di Kabupaten Badung (Ni Kadek Sari Murti, I Made Suarya, I Gusti Agung Bagus Suryada)... 121-124 30. Agrowisata Ternak Sapi Bali di Kabupaten Badung, Bali. Penerapan Tema Fun and Ecology Design pada Tampilan Bangunan. (I Putu Andi Irawan, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Nengah Lanus)... 125-128 31. Rumah Pintar di Klungkung, Bali. Penerapan Tema dan Konsep Rancangan. (I Made Abdi Suhendra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, Evert Edward Moniaga)... 129-132 32. Natural Spa & Yoga Center di Badung, Bali. Penerapan Tema Harmony with Nature pada Ruang Luar. (A.A. Angga WIcaksana, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra)... 133-136 33. Pasraman Hindu di Buleleng, Bali. Penerapan Zoning, Tampilan Eksterior dan Interior pada Perancangan Bangunan. (Kadek Ajas Setiadika, Ngakan Putu Sueca, I Nyoman Susanta)... 137-140 34. Denpasar Tourismn and Cultural Information Center di Bali. Penerapan Tema Perancangan pada Desain Bangunan. (I Gede Wiryasuta, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Wayan Kastawan)... 141-146 35. Pusat Upakara di Badung, Bali. Penerapan Zoning, Tampilan Eksterior dan Interior pada Perancangan Bangunan. (I Made Prasetya Widiasra, Gusti Ayu Made Suartika, I Nyoman Susanta)... 147-150 36. Martial Arts Community Center di Klungkung, Bali (I Kadek Putra Ariwibawa, Gusti Ayu Made Suartika, Ida Bagus Gde Primayatna)... 151-154 vi ejurnal Arsitektur Universitas Udayana ISSN No. 9 772338 505776

37. Perancangan Fasilitas Rest Area di Jalan Raya Denpasar Gilimanuk, Bali. Penerapan Tema pada Konsep Perancangan Bangunan. (I Wayan Candra WIbawa, I Wayan Kastawan, I Nyoman Susanta)... 155-158 38. SLB Golongan A di Jimbaran, Bali. Penerapan Tema Arsitektur Tropis. (Nuril Haqi Paramitha, Ni Ketut Agusintadewi, Evert Edward Moniaga)... 159-162 39. Penataan Daya Tarik Wisata Alam Di Desa Sambangan Singaraja, Bali. Perancangan dan Pemanfaatan Tata Guna Lahan. (Kadek Arta Adnyana, Tri Anggraini Prajnawrdhi, Anak Agung Gde Djaja Bharuna)... 163-168 40. Sport Hall di Badung, Bali. Penerapan Konsep Perancangan pada Desain Bangunan. (Ni Made Lusi Karolina, Ni Ketut Ayu Siwalatri, I Nengah Lanus)... 169-174 41. Sasana Seni Ukir di Bangli, Bali. Penerapan Tema Neo Vernakular dalam Rancangan. (I Dewa Gede Darma Putra, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna)... 175-180 42. Karakteristik Desain Pondok Pesantren Putri di Jembrana, Bali. (Nona Maulida Maharani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta)... 181-184 ejurnal Arsitektur Universitas Udayana Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017 vii

PENGEMBANGAN KAWASAN PESINGGAHAN, GOA LAWAH-KLUNGKUNG, BALI Pemanfaatan Tata Guna Lahan Putu Prasada Dhanwantara 1), I Dewa G. A. Diasana Putra 2), dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna 3) ABSTRACT 1) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana prasada1994@gmail.com 2) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana diasanaputra@unud.ac.id 3) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana djajabharuna@unud.ac.id The village of Pesinggahan was assigned as a strategic area in Bali because there is Goa Lawah Temple which is one of sad kahyangan temple in Bali. Sad Kahyangan Temple has a radius of five kilometers of chastity. In the area of land use, land functions conflict because existing conditions that have an interesting view and are on track for the primary artery Padangbai-Denpasar. Around the building's function appears inappropriate allocation of land so that it could interfere with the purify Pura Goa Lawah. Utilization of land use which corresponds to the function of sacred worth noting so that the essence of sanctity of Goa Lawah Temple can be maintained. The research method used was to analyze and evaluate the problem formulation phase through, the identification project, potential and problems, the study of literature, and programming. Inexpect later achieved results that can be setup and development guidelines in the area of Goa Lawah so that land use in the area capable of supporting activities of spiritual, community and tourism. Keywords : usage, land use, Pesinggahan, Goa Lawah ABSTRAK Desa Pesinggahan telah ditetapkan sebagai kawasan strategis di Bali karena terdapat Pura Goa Lawah yang merupakan salah satu pura sad kahyangan di Bali. Pura sad kahyangan memiliki radius kesucian lima kilometer. Dalam pemanfaatan lahan kawasan, terjadi konflik fungsi lahan karena kondisi eksisting yang memiliki view menarik dan berada pada jalur arteri primer Denpasar-Padangbai. Sekitar kawasan muncul fungsi bangunan yang tidak sesuai peruntukan lahan sehingga dapat mengganggu kesucin Pura Goa Lawah. Pemanfaatan tata guna lahan yang sesuai dengan fungsi kawasan suci perlu diperhatikan sehingga kesucian Pura Goa Lawah dapat terjaga. Metode penelitian yang digunakan adalah menganalisa dan mengevaluasi melalui tahap perumusan masalah, identifikasi proyek, potensi dan permasalahan, studi literatur, dan pemrograman. Diharapkan nantinya dicapai hasil yang bisa menjadi pedoman dalam pengembangan dan penataan kawasan Goa Lawah sehingga pemanfaatan lahan pada kawasan mampu mendukung kegiatan spiritual, masyarakat dan pariwisata. Kata Kunci: pemanfaatan, tata guna lahan, Pesinggahan, Goa Lawah PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka menjaga kesucian Pura Goa Lawah diperlukan mekanisme pelaksanaan pemanfaatan ruang berdasarkan sistem kegiatan pembangunan, pengelolaan kawasan serta penatagunaan kawasan. Kondisi eksisting kawasan Goa Lawah termasuk kawasan semi terbangun sehingga perlu mekanisme penataan pemanfaatan ruang. Kedepannya perlu adanya tindakan konkrit seperti penyesuaian rencana dan kegiatan pemanfaatan ruang, pemindahan kegiatan, serta pemberian status quo terhadap kegiatan yang sudah ada dan perlu dipertahankan untuk mencegah adanya konflik antara kegiatan spritual dengan lainnya. Permasalahan yang terjadi, adanya persepsi masyarakat bahwa kawasan yang berada dalam radius kesucian pura tidak boleh dibangun sehingga menimbulkan konflik pemanfaatan lahan dan menghambat pembangunan. Bila disimak arahan pengaturan zonasi kawasan tempat suci yang tidak boleh dibangun adalah kegiatan yang dianggap dapat menganggu nilai-nilai kesucian. Perlu disusun pengembangan zonasi khusus di kawasan tempat suci Pura Goa Lawah serta rencana pemanfaatannya. Pengembangan kawasan Goa Lawah memiliki tujuan menjaga kesucian pura melalui perencanaan pola ruang dan tata guna lahan kawasan dan mengklasifikasikan fungsi dan aktifitas yang perlu dikembangkan dan dipertahankan. Putu Prasada Dhanwantara (1219251003) 1), I Dewa G. A. Diasana Putra 2), dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna 3) Pengembangan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah-Klungkung 103

Dalam merumuskan pemanfaatan tata guna lahan, selanjutnya dibahas mengenai pemahamn teori, potensi dan permasalahan kawasan, dasar pertimbangan, program pengembangan dan merumuskan pemanfaatan tata guna lahan. Metodelogi Penelitian Perumusan pemanfaatan tata guna lahan (Herman, 1992), pada tahap identifikasi proyek langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan data dengan cara observasi untuk memahami kondisi lapangan sehingga diketahui potensi dan permasalahan yang ada. Selanjutnya untuk memperkuat data lapangan, dilakukan wawancara kepada pihak terkait seperti perbekel desa, dinas PU dan stakeholder yang ada pada kawasan. Studi literatur bertujuan memahami teori mengenai pemanfataan lahan pada kawasan sehingga dapat dilakukan dianalisa. Dalam menganalisa pemanfaatan lahan, dilakukan beberapa cara diantaranya analisa kualitatif dan kuantitatif. Pada analisa kualitatif data-data yang terkumpul di kompilasi kemudian ditransformasikan ke dalam skema dan diagram agar mudah dimengerti. Sedangkan analisa secara kuantitatif, data-data yang terukur yang bersifat objektif digunakan untuk memperkuat data yang ada sehingga bisa digunakan dalam mengkaji suatau permasalahan. Pemahaman Pemanfaatan Lahan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya (Adisasmita, 2010). Tata guna lahan merupakan pengaturan penggunaan lahan berdasrkan fungsi-fungsi dalam suatu wilayah. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan adalah aktifitas, manusia dan lokasi (Widiastuti, 2004). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada perencanaan pemanfaatan lahan adalah perilaku masyarakat, kehidupan ekonomi dan kepentingan umum (Widiastuti, 2004). Prosedur penetapan zoning dilakukan dengan pertimbangan tidak merugikan masyarakat, merupakan tuntutan yang mendesak, melindungi lingkungan yang dilestarikan, tidak bertentangan dengan rencana induk yang disahkan. Kawasan suci mengintegrasikan bhisma kesucian, tri mandala, sad kertih, dan kondisi eksisting sebagai pedoman. Bhisama kesucian pura adalah norma agama yang ditetapkan oleh sabha pandita PHDI pusat, sebagai pedoman pengamalan ajaran agama hindu tentang kawasan kesucian pura (Parisadha Hindu Dharma Indonesia, 1994). Tri mandala adalah pola pembagian ruang yang dibagi menjadi tiga tingkatan terdiri atas utama mandala, madya mandala dan nista mandala (Gelebet, 1978). Selanjutnya, konsep tata ruang sanga mandala juga merupakan konsep yang lahir dari sembilan manifestasi tuhan yang menyebar di delapan arah mata angin ditambah satu ditengah dalam menjaga kesimbangan alam semesta (Dwijendra, 2008). Sad kertih adalah enam sumber kesejahteraan yang harus dilestarikan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin yang terdiri dari atma kertih, wana kertih, danu kertih, segara kertih, jana kertih dan jagat kertih (Dinas PU Provinsi Bali, 2012). Masing-masing sad kertih memiliki pegertian (Sudiarta) yaitu atma kertih/menyucikan jiwa, wana kertih/ melestarikan keharmonisan alam, danu kertih/ melestarikan sumber air, segara kertih/ melestarikan samudra, jana kertih/ kuaitas individu, dan jagat kertih/ melestarikan hubungan sosial. Untuk mengakomodasi perkembangan pembangunan, maka dilakukan penerapan pengaturan tiga strata zonasi (utama/inti, madya/penyangga, nista/pemanfaatan terbatas) dengan tetap memegang prinsipprinsip bhisama kesucian pura. Selain itu memberi keluwesan pemanfaatan ruang selama tidak mengganggu nilai kesucian terutama pada zona nista/pemanfaatan yang diuraikan lebih lengkap pada arahan peraturan zonasi. PEMANFAATAN TATA GUNA LAHAN PADA KAWASAN Potensi dan Permasalahan Tata Guna Lahan Desa Pesinggahan merupakan kawasan konservasi/ zona kawasan inti sehingga kelestarian dan kesucian kawasan terjaga dan pembangunan dapat dibatasi melaui RTR Pura Goa Lawah. Fungsi utama kawasan sebagai kawasan spiritual berpotensi dikembangkan menjadi kawasan wisata berbasis budaya dan religus sekaligus sebagi sarana pendidikan keagamaan. Selain itu, untuk menunjang fungsi keagamaan, terdapat lahan potensial yang bisa dikembangakan sebagai fasilitas penunjang maupun pendukung kegiatan keagamaan, wisata dan penduduk. Adanya beberapa pusat kegiatan sehingga tercipta alur kegiatan wisata sebagai penghubung antara fungsi yang ada di kawasan. Selain potensi, terdapat permasalahan yaitu adanya perbedaan fungsi ruang atau bangunan dengan peta rencana pola ruang yang direncanakan pemerintah. Adanya bangunan yang melanggar sempadan. Gambar 1 104 e-jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017-ISSN No. 9 772338 505776

Dasar Pertimbangan Gambar 1 : Peta Potensi dan Permasalahan Tata Guna Lahan pada Kawasan Goa Lawah Terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan pemanfaatan lahan berdasarkan RTRK Pura Goa Lawah (Dinas PU Provinsi Bali, 2012) yaitu aspek ritual, aspek fungsional, dan aspek visul. Aspek ritual adalah komponen utama yang menjadikan daya tarik pada kawasan yaitu ritual dan spiritual. Aspek fungsional adalah mempertimbangkan komponen penggunaan lahan pada kawasan, sirkulasi, jalur pejalan kaki, ruang terbuka dan tata hijau serta kegiatan pendukung pada kawasan Goa Lawah sehingga menjadi kawasan yang terpadu. Berkembangnya kawasan tidak lepas juga dari faktor penunjang lain seperti pemukian, mata pencaharian, sosial udaya, dan perekonomian. Aspek visual adalah tampilan visual pada kawasan secara makro yang meliputi penataan dan penampilan bangunan, dan petanda pada koridor jalan Raya Goa Lawah. Selain sebagai petunjuk arah kawasan, petanda berfungsi sebagai identitas kawasan. Sesuai dengan rumusan rencana pemanfaatan lahan yang telah ditetapkan, terdapat beberapa arahan fungsi lahan pada Desa Pesinggahan yaitu (Dinas PU Provinsi Bali, 2012) : Tabel 1 Tabel 1 : Arahan fungsi kegiatan pada masing-masing mandala Utamaning Utama Mandala Madyaning Utama Mandala Ni st Arahan Fungsi Bangunan Pura Goa Lawah Pura-pura kahyangan jagat terkait Fasilitas penunjang upacara dan upakara (dapur suci, tempat mejajaitan/sesajen), tempat manggala yadnya/panitia, dsb) Tempat parkir Permukiman penduduk pengempon pura Bangunan pura desa yang telah ada yaitu pura dalem dan pura puseh lan bale agung Fasilitas penujang kegiatan keagamaan: - Pesamuan (tempat melakukan pertemuan), Darmasala (tempat istirahat bagi sulinggih atau mangku), Pesraman (tempat mempelajari agama Hindu) - Asrama Panitia Pengayah Lokasi Dikosongkan dari perumahan, kuburan dan penginapan Pura Penataran Agung Goa Lawah dikembangkan empat puluh persen lagi untuk fasilitas penunjang upacara dan upakara ke arah barat dan timur Terpusat di areal dalam Pura Goa Lawah Sebelah barat areal dalam Pura Goa Lawah Sebelah timur Pura Goa Lawah dan di sebelah selatan Pura Goa Lawah Pusat permukiman Desa Pesinggahan dan dusun-dusun di sekitarnya diberlakukan status quo serta ditata menjadi permukiman tradisional Tersebar Banjar Kanginan Banjar Suwitrayasa anpermukiman penduduk pengempon pura Wilayah Desa Pekraman Pundukdawa dan dusun-dusun sekitarnya diberlakukan status quo Putu Prasada Dhanwantara (1219251003) 1), I Dewa G. A. Diasana Putra 2), dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna 3) Pengembangan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah-Klungkung 105

Bangunan pura desa yang telah ada yaitu Pura Dalem dan Pura Puseh Desa Pekraman Pundukdawa Kuburan/ setra Perkantoran Sekolah Fasilitas rekreasi dan olahraga untuk Desa Pesinggahan Pertanian serta ditata menjadi permukiman tradisional Tersebar Desa Pekraman Pundukdawa Desa Pekraman Pundukdawa Desa Pekraman Pundukdawa Desa Pekraman Pundukdawa Tersebar Program Pengembangan Dalam pemanfaatan tata guna lahan, perlu adanya program pengembangan kawasan sehingga tercipta sinergi dengan fungsi dan kegiatan yang ada (Mulyanto, 2008). Program yang dikembangkan adalah penerapan konsep tri mandala dan sanga mandala pada kawasan Goa Lawah sehingga fungsi ruang atau bangunan yang ada sesuai dengan RTR Pura Goa Lawah. Selain itu, pengembangan fasilitas penunjang dan pendukung kegiatan keagamaan maupun penduduk dapat menciptkan alur kegiatan wisata sehingga tercipta keterkaitan antara fungsi yang ada. Memanfaatkan dan menciptakan ruang terbuka aktif maupun pasif untuk mendukung fungsi kawasan dapat memberi kenyamanan pamedek dan wisatawan dalam berwisata. Peningkatan kualitas jalur pejalan kaki dapat memberi kenyamanan dan keamanan bagi civitas dalam mengakses fasilitas yang ada. Sedangkan perencanaan jalur bebas hambatan baru mampu menjaga zona kesucian pura. Untuk menciptakan identitas dan karakter kawasan dapat dilakukan dengan menciptakan acuan tampilan bangunan dan petanda. Tata Guna Lahan Berdasarkan pedoman yang digunakan dan mempertimbangkan beberapa aspek, terdapat rumusan yang dicapai terkait pemanfaatan lahan yaitu pembagian zona kawasan menjadi tiga (zona inti/ utamaning utama mandala, zona penyangga/ madyaning utama mandala, dan zona pemanfaatan/ nistaning utama mandala). Selanjutnya dalam menciptakan identitas dan karakter pada kawasan, terdapat empat segmen yaitu segmen satu (ruang terbuka publik, segmen dua (kelautan), segmen tiga (keagamaan), segmen empat (edukasi). Gambar 2 Gambar 2 : Peta pembagian pemabagian segmen dan tema pada kawasan Pesinggahan, Goa Lawah Selanjutnya, pemanfaan tiap masing-masing fungsi dan penanganan di setiap segmen yaitu segmen satu penataan campuhan (pertemuan sungai dengan laut ) dan menciptakan area rekreasi disekitarnya. Mempertahankan fungsi lahan yaitu sebagai lahan pertanian dan perkebuunan. Segmen dua, dilakukan penertiban bangunan maupun fasilitas yang dianggap tidak sesuai dengan arahan dan penempatannya. Selain itu, adanya perbaikan fasilitas pelabuhan rakyat Desa Pesinggahan dengan penambahan beberapa fungsi seperti bangunan pengelola dan kios nelayan. Membangun dermaga apung untuk kapal penumpang maupun kapal ikan, penataan pemukiman nelayan, serta mengelompokan warung lesehan ikan laut pada satu tempat. Segmen tiga, merencanakan fasilitas pendidikan agama dan penunjang kegiatan Pura Goa Lawah seperti pasraman, dharmasala, dan asrama pengayah. Merencanakan penataan fasilitas parkir yaitu 106 e-jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017-ISSN No. 9 772338 505776

parkir timur dan barat. Penataan parkir timur difokuskan untuk pamedek Pura Goa Lawah serta relokasi kios dan artshop. Sedangkan parkir barat difokuskan untuk kegiatan keagamaan nyegara gunung. Selain itu pada segmen tiga direncanakan penyediaan ruang terbuka sebagai fasilitas penunjang pelataran segara gunung. Segmen 4, menciptakan ekowisata sebagai sarana pendidikan dan wisata baru yang dikelola warga desa guna menciptakan kesejahteraan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Melakukan konservasi pertanian garam sehingga mata pencaharian penduduk dapat berkembang dan bisa menjadi wisata baru bagi kawasan. Gambar 3 Gambar 3 : Pemanfaatan Tata Guna Lahan pada Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah Keterangan : 1) Lahan persawahan, 2) Penataan campuan dan area rekreasi, 3) Perkebunan warga, 4) Fasilitas pemerintahan (pusat penelitian udang galah dan pos kesehatan hewan), 5) Kuburan desa, 6) Penataan parkir dan pelabuhan rakyat, 7) Dermaga penumpang, 8) Pura dalem, 9) Penataan pemukiman nelayan dan pedestrian pada pantai, 10) Warung lesehan ikan laut, 11) Perencanaan pasraman, dharmasala dan asrama pengayah, 12) Penataan parkir kawasan bagi pamedek Pura Segara, 13) Penyediaan fasilitas pendukung untuk kegiatan wisata Pura Goa Lawah, 14) Penyedian fasilitas penunjang Pura Segara dan fasilitas rekreasi, 15) Penataan parkir Pura Goa Lawah relokasi fasilitas perdagangan dan jasa, 16) Hutan lindung, 17) Pengadaan ekowisata sebagai rekreasi baru, 18) Penataan dan pelestarian pertanian garam sehingga dapat menjadi objek wisata. SIMPULAN Pemanfaatan tata guna lahan yang sesuai dengan fungsi utama yang diwadahi akan memberikan nilai tambah bagi kawasan yang direncanakan. Dengan mempertimbangkan aspek ritual, aspek fungsional dan aspek visual dan mengintegrasikan bhisma kesucian, tri mandala, sad kertih, dan kondisi eksisting sebagai pedoman maka dapat tercipta suatu kawasan dengan pola ruang dan zonasi kawsan yang tertata sesuai dengan arahan yang ditetapkan. Agar dapat berjalan beriringan dan memiliki sinergi antara fungsi yang ada, perencanaan fasilitas penunjang dan pendukung kawasan perlu diperhatikan karena mempengaruhi pola kegiatan kawasan. Dengan adanya rencana pemanfaatan tata guna lahan yang sesuai dengan pedoman yang digunakan, diharapakan kesucian Pura Goa Lawah dapat terjaga dan menjadi daya tarik wisata dengan suasana spiritual menjadi sense of place pada kawasan. Selain itu sosial budaya dan tradisi yang ada dapat terjaga dan bisa dipertahankan sehingga bisa menjadi nilai jual kawasan dan dapat berkembang. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, H. R. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta : Graha Ilmu Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Bali. 2009. Peraturan Daerah Provinsi Bali nomor 16 tahun 2009. Denpasar Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Klungkung. 2015. Perda nomor 1. 2013. Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033. Klungkung Dhanwantara, P. P.2016. Pengembangan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah-Klungkung. Tugas Akhir Teknik Arsitektur pada Universitas Udayana: tidak diterbitkan. Putu Prasada Dhanwantara (1219251003) 1), I Dewa G. A. Diasana Putra 2), dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna 3) Pengembangan Kawasan Pesinggahan, Goa Lawah-Klungkung 107

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. 2012. Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Kawasan Tempat Suci Goa Lawah. Klungkung Dwijendra, N. K. A. 2008. Arsitektur Rumah Tradisonal Bali. Udayana University Press : Bali Gelebet, I N. 1978. Arsitektur Tradisional Bali. Jakarta : Depdikbud Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Gunadi, S. 1989. Pedoman perencanaan Tapak Dan Lingkungan. Surabaya : Utama Press. Herman, W. 1992. Pengantar Metodelogi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Mulyanto, H. R. 2008. Prinsip-Prinsip Pengembangan Wilayah. Yogyakarta : Graha Ilmu Parisadha Hindu Dharma Indonesia. 1994. Keputusan Parisadha Hindu Dharma Indonesia Nomor. 11/Kep/I/PHDI/1994 Tentang Bhisama Kesucian Pura. Denpasar Republik Indonesia. 2010. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Shirvani, H. 1985. The Urband Design Process. New York : Van Nostrand Reinhold company. Inc Sudiarta, N. Penetapan Kawasan Tempat Suci dan Kawasan Pariwisata dalam Penataan Ruang di Bali. Jurnal Kawasan Tempat Suci dan Pariwisata di Bali jilid 40 no 1 Januari 2011 : 90-91 Team Teaching Arsitektur Perkotaan. 2004. Bahan Ajar Arsitektur Perkotaan. Tidak diterbitkan 108 e-jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (5) Nomor (1) Edisi Januari 2017-ISSN No. 9 772338 505776