J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN :

Pembuatan Operator Training Simulator Proses Sintesis Pabrik Urea Menggunakan Fasilitas Function Block Pada Distributed Control System

Pembuatan Operator Training Simulator Unit Metanasi Pabrik Amonia Menggunakan DCS Centum CS3000 Yokogawa

Pembuatan Operator Training Simulator Unit Desulfurisasi Pabrik Amonia Menggunakan DCS DELTA-V Fisher Rosemount

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN :

4.1. TERMODINAMIKA ARSEN DALAM LELEHAN TEMBAGA DAN TERAK

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :

STUDI PENGARUH PROSES DELEADING TERHADAP DISTRIBUSI ARSENIK DI DALAM TANUR ANODA PT. SMELTING, GRESIK TUGAS AKHIR

Pemodelan Kolom Distilasi Pabrik Petrokimia dengan Menggunakan Distributed Control System

Desain dan Realisasi Sistem Kontrol Proses Melalui Jaringan Menggunakan Distributed Control System Centum CS 3000

PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PERILAKU UNSUR TIMBAL (Pb) PADA PROSES DELEADING DI TANUR ANODA PT. SMELTING, GRESIK TUGAS AKHIR

KONTRAK PERKULIAHAN 1. Manfaat Mata Kuliah 2. Deskripsi Mata Kuliah 3. Tujuan Instruksional 4. Strategi Perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM CENTUM CS3000

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

Studi Implementasi Alarm Management System pada Kolom Distilasi dengan Menggunakan Distributed Control System

SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

Perancangan Sistem Kendali Cascade pada Deaerator Berbasis Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)

PERANCANGAN SISTEM KENDALI BERJARINGAN MENGGUNAKAN METODE DECOUPLING DAN KONTROLER STATE FEEDBACK UNTUK SISTEM MIMO PADA BOILER PLANT SIMULATOR

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN

Makalah Seminar Kerja Praktek

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan penambangan bawah tanah yang meliputi kegiatan berupa

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

Ir.Muchammad Ilyas Hs DONY PRASETYA ( ) DOSEN PEMBIMBING :

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

Pertemuan ke-14 Pengontrolan l var iabel ll l ana og menggunakan PLC: Algoritma PID

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Industri Smelter Tembaga

J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (1), 2013 ISSN :

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kumbung Jamur dengan Logika Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB VI PENGUJIAN SISTEM. Beberapa skenario pengujian akan dilakukan untuk memperlihatkan

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

BAB 4 HASIL SIMULASI PROSES PENGUMPANAN MATERIAL PADA PENGGILINGAN AWAL DAN ANALISISNYA. Software simulasi ini menampilkan 3 form tampilan yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERILAKU UNSUR MINOR DALAM PELEBURAN TEMBAGA Unsur-unsur minor dalam fasa leburan tembaga

Studi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir.

Integrasi PLC S7 Lite 300 dan DCS Centum CS 3000 Untuk Sistem Kontrol Aliran Uadara Melalui Control Valve

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

FORMULASI SISTEMATIKA KNOWLEDGE-BASED ENGINEERING UNTUK PENANGANAN PERMASALAHAN PROSES DENGAN STUDI KASUS REAKTOR UREA PABRIK KALTIM-1

BAB I Pendahuluan. Latar Belakang. Kondisi Operasi Pabrik PT Pupuk Kaltim

PERANCANGAN ENGINE CONTROL UNIT BERBASIS KNOWLEDGE BASED UNTUK PENGATURAN SISTEM INJEKSI DAN SISTEM PENGAPIAN MOTOR BAKAR

KONTROL CASCADE GENERALIZED PREDICTIVE UNTUK BOILER DRUM LEVEL BY ASTRIATONO ( )

12) Kusumawardhana, A Pengaruh Tingkat Oksidasi terhadap Kadar Sulfur dan Oksigen pada Proses Pemurnian Oksidasi di PT. Smelting, Gresik.

Sulfur dan Asam Sulfat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR

PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN PETAI CINA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V VALIDASI DAN ANALISIS HASIL SIMULASI MODEL SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON

B T A CH C H R EAC EA T C OR

Latar Belakang dan Permasalahan!

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 6 (1), 2014 ISSN :

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

NERACA MASSA. Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses: Massa keluar dari Massa = suatu proses + terakumulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KONTROL TERDISTRIBUSI

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN)

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

Desain dan Realisasi Virtual Plant Heat Recovery Steam Generator untuk Simulator Kontrol Proses dengan DCS CENTUM CS 3000

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

BAB I PENDAHULUAN. proses ini adalah untuk memisahkan sebuah campuran berdasarkan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

RANCANG BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL BAHAN BAKAR PADA TUNGKU PERAPIAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

Transkripsi:

Abstrak Pembuatan Operator Training Simulator Unit Smelter pada Pabrik Pemurnian Tembaga Menggunakan Fasilitas Pemrograman Function Block Distributed Control System Widya Prapti Pratiwi, Estiyanti Ekawati dan Augie Widyotriatmo Program Studi Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung Operator Training Simulator merupakan media yang tepat untuk melatih para operator baru mengenai proses lapangan agar para operator dapat menjadi handal dan tanggap dalam menghadapi kondisi lapangan tanpa harus mempelajari langsung ke pabrik sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Pada penelitian ini, dibangun simulator proses berdasarkan kondisi sebenarnya pada unit smelter (tanur S, tanur CL, dan tanur C) di pabrik pemurnian tembaga. Simulator dibangun menggunakan fasilitas simulasi DCS Centum CS3000 Yokogawa dengan dasar persamaan kesetimbangan energi dan massa yang menghasilkan persamaan dinamika perubahan temperatur dan massa. Persamaan dinamik sistem ini kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk gambar skema, grafik dan angka yang dapat memudahkan operator dalam mempelajari proses. Berdasarkan simulasi dan validasi yang dilakukan berdasarkan data lapangan, didapatkan bahwa untuk kondisi tunak lelehan tanur S memiliki error 2, 68% dan blister tanur CL memiliki kesalahan 5, 83% terhadap sistem lapangan. Sedangkan untuk kondisi startup lelehan, tanur S memiliki kesalahan 18, 83%, tanur CL memiliki kesalahan 17, 59%, dan tanur C memiliki kesalahan 20, 09% terhadap kondisi lapangan. Nilai kesalahan ini disebabkan oleh kekurangakuratan pendekatan model pada sistem lapangan akibat data lapangan yang terlalu sedikit dan tidak mencapai kondisi tunak. Selain itu, kondisi startup lapangan yang tidak ideal juga mempengaruhi keakuratan validasi. Kata kunci: Operator Training Simulator, smelter, pemurnian tembaga, massa, energi, DCS Abstract Operator Training Simulator (OTS) is a training simulator for operator to learn actual process without disrupting normal operation of plant. In this study, OTS was developed for copper smelter unit (furnace S, CL and C). Simulation was performed using DCS Centum CS 3000 Yokogawa based on mass and energy conservation law. As a result, dynamic equation of temperature and mass were analyzed and displayed in the form of graphic,number, and figure in order to simplify learning process. Simulation result has been validated to actual data. At Steady state condition, error for furnace S product and blister furnace CL are 2, 68% and 5, 83%. Meanwhile, error at startup condition for furnace S, CL and C are 18.83%, 17.59% and 20.09%, respectively. Keyword: Operator Training Simulator, smelter, mass, energy, DCS 1 Pendahuluan Indonesia memiliki 4, 1% cadangan tembaga dunia [1]. Namun demikian, hanya terdapat satu pabrik pemurnian tembaga di Indonesia, yaitu PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, sehingga banyak bijih tembaga yang tidak dapat melalui proses pemurnian. Untuk menambah kuantitas tembaga yang dimurnikan dapat dilakukan dengan cara membuka pabrik baru, menambah kapasitas pabrik yang sudah ada, ataupun dengan optimasi proses. Beberapa cara peningkatan kuantitas di atas membutuhkan tambahan operator yang memerlukan pengenalan serta pelatihan terhadap lingkungan pabrik dan proses tidak hanya pada saat proses normal operasi tetapi juga pada saat kondisi khusus seperti startup, shut down, dan kondisi darurat yang jarang terjadi pada aktivitas pabrik sehari-hari 57

sehingga operator pun jarang dapat mengamatinya. Jika operator belajar langsung di lapangan, maka operasi yang berlangsung di pabrik dapat terganggu. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat yang dapat digunakan sebagai media belajar operator atas segala kondisi proses yang terjadi di pabrik tanpa perlu mengganggu proses sebenarnya yang sedang berlangsung. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh operator training simulator [2][3]. Operator training simulator dibuat dengan menggunakan fasilitas pemrograman function block pada DCS Centum CS3000 Yokogawa untuk mensimulasikan proses pada kondisi tunak dan start up pada unit smelter (tanur S, tanur CL, tanur C) di pabrik pemurnian tembaga. Hasil simulasi pada simulator divalidasi dengan data lapangan menggunakan Simulink pada MATLAB. 2 Konsep / Teori Dasar 2.1 Operator Training Simulator [4] Operator Training Simulator (OTS) merupakan suatu perangkat simulasi proses dan sistem kontrol yang dibuat berdasarkan pemodelan dinamika sistem proses sebenarnya. Tampilan OTS dibuat menyerupai tampilan proses yang berada dalam ruang kontrol pabrik sehingga para operator dapat mempelajari OTS seolah-olah sedang menghadapi tampilan DCS sebenarnya di pabrik tanpa harus langsung belajar di lapangan. OTS dapat melakukan simulasi pada berbagai kondisi operasi selain kondisi normal yaitu kondisi startup, shut down, dan kondisi darurat serta memulai simulasi pada kondisi mula tertentu yang diinginkan. 2.2 DCS Centum CS3000 Yokogawa [5] Distributed Control Sistem (DCS) merupakan sistem kontrol terdistribusi berbasis komputer yang mampu mengakuisisi data lapangan dan memutuskan perlakuan yang akan dilakukan terhadap data-data tersebut. Terdapat tiga komponen utama dari sebuah DCS yaitu Human Interface Station (HIS), Field Control Station (FCS), dan instrument lapangan yang terdiri atas sensor dan aktuator. FCS dan HIS dihubungkan oleh suatu sistem komunikasi yang disebut VL Net. Operator Training Simulator pada penelitian ini dibuat menggunakan fasilitas pemrograman function block pada DCS Centum CS3000 Yokogawa untuk menyesuaikan dengan perangkat yang digunakan pada ruang kontrol di pabrik sehingga operator tidak mengalami kesulitan untuk beradaptasi dan mempelajari OTS. 2.3 Proses Pemurnian Tembaga Unit Smelter Menggunakan Teknik Mitsubishi [6] Untuk membangun simulator diperlukan pemodelan sistem yang menggambarkan kondisi proses sebenarnya di lapangan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai proses perlu dipelajari terlebih dahulu. Proses yang akan dimodelkan adalah proses pemurnian tembaga dengan teknik Mitsubishi yang merupakan proses berkelanjutan. Aliran konsentrat tembaga yang akan dimurnikan mengalir terus menerus dari satu unit ke unit lainnya. Secara umum proses pemurnian tembaga dapat dibagi menjadi tiga: unit smelter, tanur anoda, dan proses elektrolisis. Proses pembakaran terjadi di dalam unit smelter dan tanur anoda kemudian tembaga dimurnikan dengan cara elektrolisis pada unit elektrolisis [8]. Penelitian ini hanya akan membahas dan mensimulasikan dinamika proses yang terjadi pada unit smelter: Tanur S, tanur CL, dan tanur C. 58

Konsentrat yang telah dikeringkan dicampur dengan pasir silika kemudian dialirkan ke dalam tanur S untuk mengalami proses oksidasi menggunakan udara yang telah diperkaya dengan oksigen. Proses oksidasi ini bertujuan menghilangkan pengotor pada konsentrat yaitu besi dan sulfur. Keluaran tanur S berupa lelehan campuran matte dan terak akan dialirkan menuju tanur CL untuk melalui proses pemisahan matte dan terak. Terak keluaran tanur CL akan digunakan sebagai bahan baku pada industri semen sedangkan matte tanur CL, dengan kadar tembaga 65%, akan dialirkan menuju tanur berikutnya yaitu tanur C. Matte akan mengalami proses oksidasi kembali di dalam tanur C untuk menghilangkan sisa pengotor di dalam matte. Keluaran tanur C berupa tembaga cair atau blister memiliki kadar tembaga sebesar 98, 5% dan terak. Blister ini kemudian akan dialirkan menuju tanur anoda untuk mengalami proses pemurnian lebih lanjut sedangkan terak C akan dialirkan kembali ke tanur S dan tanur C untuk mengalami proses pengolahan kembali (recycle). 3 Pembangunan Simulator Tahapan awal pembangunan simulator adalah studi literatur dan penelitian lapangan mengenai proses pemurnian tembaga dan DCS. Setelah itu dapat ditentukan parameterparameter berdasarkan persamaan kesetimbangan massa dan kesetimbangan energi yang digunakan untuk pemodelan sistem dan nilainya. Sejalan dengan proses penentuan parameter, dapat dilakukan pembuatan function block dan Human Machine Interface (HMI) pada DCS kemudian dilakukan simulasi. Hasil simulasi tersebut kemudian divalidasi terhadap data-data yang didapatkan berdasarkan data literatur dan data lapangan. 4 Hasil dan Analisis Simulator proses ini telah menampilkan proses sintesis yang terjadi di pabrik pemurnian tembaga khususnya unit smelter. Tampilan dari simulator unit smelter ini ditampilkan pada Gambar 1. 59

Gambar 1 HMI simulator unit smelter Simulator dijalankan mulai kondisi startup hingga kondisi normal operasi seperti ditampilkan pada Gambar 2. Hasil simulasi seperti pada Gambar 2 kemudian akan divalidasi terhadap data lapangan dan data literatur. Untuk validasi kondisi startup hanya dilakukan pada besaran massa keluaran tanur S, tanur CL, dan tanur C berdasarkan data level lelehan dalam tanur saat kondisi startup yang telah dikonversi menjadi massa keluaran tanur. Sedangkan validasi pada kondisi normal dilakukan pada besaran massa dan temperatur keluaran tanur S, tanur CL, dan tanur C berdasarkan data lapangan dan literatur. 60

Gambar 2 Grafik proses saat kondisi startup hingga tunak untuk besaran massa (kiri) dan temperatur (kanan) 61

Validasi dilakukan menggunakan fasilitas pemrograman pada Simulink MATLAB seperti pada Gambar 3. Gambar 3 Hasil validasi simulasi OTS saat kondisi startup terhadap kondisi lapangan untuk tanur S (kiri), tanur CL (tengah), dan tanur C (kanan) Dari hasi validasi,diperoleh persen kesalahan sesuai Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1 Tabel validasi massa keluaran tanur S, tanur CL, dan tanur C pada kondisi tunak Massa Keluaran Tanur (ton/jam) % Simulasi OTS Kondisi Lapangan error Tanur S 93,72 96,3 2,68 Tanur CL 53,02 50,1 5,83 Tanur C 62,18 - - Tabel 2 Tabel validasi temperatur keluaran tanur S, tanur CL, dan tanur C pada kondisi tunak Temperatur Keluaran Tanur (K) % Simulasi OTS Kondisi Lapangan error Tanur S 1514,46 1514,46 0 Tanur CL 1483 1483 0 Tanur C 1493 1493 0 Tabel 3 Tabel persen kesalahan massa keluaran tanur S, tanur CL, dan tanur C pada kondisi startup Tanur S 4,72 Tanur CL 3,30 Tanur C 1,28 % Kesalahan 62

Kesalahan yang terjadi terbentuk karena beberapa faktor yaitu perhitungan stoikiometri hanya melibatkan bahan masukan yang mengalami reaksi kimia, asumsi bahwa SiO2 pada tanur S bereaksi seluruhnya, kekurangakuratan pendekatan model pada sistem lapangan akibat data startup level yang terlalu sedikit dan tidak mencapai kondisi tunak, asumsi pada rincian tahapan masukan konsentrat, serta akumulasi kesalahan pada tanur CL dan tanur C. 5 Kesimpulan Operator Training Simulator yang dibuat dapat menggambarkan proses dalam kondisi tunak dan kondisi startup dari unit smelter (tanur S, tanur CL, dan tanur C) untuk besaran massa dan temperatur pada pabrik pemurnian tembaga dengan kesalahan maksimum terjadi pada kondisi startup lelehan tanur S yaitu 4,72%. Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangakuratan pendekatan model pada sistem lapangan. Sedangkan kesalahan minimum terjadi pada kondisi startup blister tanur C yaitu 1,28% yang disebabkan oleh kekurangakuratan pendekatan model pada sistem lapangan akibat data startup level yang terlalu sedikit. 6 Daftar Pustaka [1] http://www.djmbp.esdm.go.id/modules/news/index.php?_act=detail&sub=news_mi nerbapabum&news_id=3042 (31 Januari 2012). [2] van der Wal, G. et all. 1996. Minimising Investment with Dynamic Simulation. Dicetak ulang dari Petroleum Technology Quarterly. [3] Maulida, M. 2011. Pembuatan Operator Training Simulator Unit Methanasi Pabrik Amonia Menggunakan DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA. Tugas Akhir S1, Institut Teknologi Bandung, Indonesia: tidak diterbitkan. [4] http://lpik.itb.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=52&itemid=45 (9 Mei 2012). [5] Yokogawa Electric Corporation. 1998. User s Manual CS3000/CS1000. Yokogawa Electric Corporation [6] Buklet Pengenalan PT Smelting Gresik. 2010. Indonesia. [7] Stephanopoulos, G. 1984. Chemical Process Control : an Introduction to Theory and Practice. Michigan : Prentice-Hall, 59-63. 63