PENERAPAN KONSEP DE STIJL DALAM RIETVELD SCHRÖDERHUIS KARYA GERRIT RIETVELD

dokumen-dokumen yang mirip
Less is more Pengaruh Konsep Kesederhanaan De Stijl pada Nijntje karya Dick Bruna

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

2. Sejarah Desain Interior

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

Penggunaan Konsep Barisan Fibonacci dalam Desain Interior dan Arsitektur

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 )

BAB III KONSEP PERANCANGAN

b e r n u a n s a h i jau

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

The Greatness of Design and. Designer. Heroes of the month. Karl Lagerfeld s New Store. Houses in CEBU Milan. Yuni Jie

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

Elemen Elemen Desain Grafis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

CUBISM (materi pengayaan)

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

Modern Understated HOME IDEAS SHOPPING FOOD TRAVEL 56 PAGES SLEEK AND COSY INTERIOR INSPIRATIONS FEBRUARI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

EKSTERIOR SIANG HARI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

~ ARSITEK FRANK LLOYD WRIGHT ~

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

Putih Abu Hitam Coklat

Country Living. Juni 2017

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

DINDING DINDING BATU BUATAN

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB IV ANALISA PROYEK. Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

Teknis Menggambar Desain Interior

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Setiap orang pasti mempunyai gagasan

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

MANAKALA GEDUNG BPI ITB UNJUK KEKUATAN

INTERIOR Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 dan 2)

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

Debri Haryndia Putri

BAB IV ANALISA PROYEK. 4.1 Peranan Praktekan dalam Proyek PT. CITRA LAND

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

III. METODE PENCIPTAAN

SEJARAH DESAIN. Gaya Desain Konstruktivisme Modul 7. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

Komposisi dalam Fotografi

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB 4. Analisis dan Bahasan

Architecture. Home Diary #007 / 2014

BAB III ELABORASI TEMA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KESEIMBANGAN DINAMIK. Priscilia Yunita Wijaya Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra ABSTRAK

PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR

Transkripsi:

UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN KONSEP DE STIJL DALAM RIETVELD SCHRÖDERHUIS KARYA GERRIT RIETVELD MAKALAH NON SEMINAR FETRY WURYASTI 0906529142 DIAJUKAN SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA HUMANIORA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI BELANDA DEPOK DESEMBER 2014

Penerapan Konsep De Stijl dalam Rietveld Schröderhuis karya Gerrit Rietveld Fetry Wuryasti Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok fetrywuryasti@gmail.com Abstrak Makalah ini membahas penerapan konsep De Stijl dalam seni bangunan Rietveld Schröderhuis. De Stijl menjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya adalah kesederhanaan, yang dimengerti sebagai nilai universal suatu karya seni, dan diwujudkan sebagai garis dan warna dasar, yaitu garis vertikal dan horizontal, dan warna merah, kuning, dan biru. Garis dan warna sederhana yang dipakai dalam seni bangunan Rietveld Schröderhuis, karya Gerrit Rietveld, sepertinya diterapkan dari konsep sederhana De Stijl tersebut. The Use of De Stijl Concept in Rietveld Schröderhuis Abstract This paper discusses the use of De Stijl concept in Rietveld Schröderhuis. De Stijl is a school of art developed in the Netherlands in 1917-1931. Most important in the concept of De Stijl is simplicity. The simplicity, in their opinion, could be seen in any of art work. De Stijl translate that concept of simplicity in primary lines and colors, namely vertical and horizontal lines, and the colors red, yellow, and blue. This concept seems in Rietveld Schröderhuis, a house created by Gerrit Rietveld, is used from De Stijl concept. Keywords; De Stijl, Gerrit Rietveld, Primary Lines and Colors, Rietveld Schröderhuis, Simplicity as Universal Value PENDAHULUAN Pada awalnya De Stijl merupakan sebuah kelompok seniman di Leiden, Belanda yang terdiri dari pelukis, arsitek, dan penulis. De Stijl group was founded in Holland in 1917, dedicated to a synthesis of art, design and architecture. Kelompok De Stijl didirikan di Belanda pada tahun 1917, didedikasikan untuk sintesa seni, desain dan arsitektur. (Harrison, 2003:281). Kelompok ini diprakarsai oleh Theo van Doesburg (1883-1931). Banyak seniman yang terlibat dalam perkembangan kelompok ini, seperti Piet Mondrian, Theo van Doesburg, Ilya Bolotowsky, Marlow Moss, Amédée Ozenfant, Max Bill, Jean Gorin, Burgoyne Diller, Georges Vantongerloo, Gerrit Rietveld, dan Bart van der Leck. Kemudian, pemikiran dan hasil karya mereka dituangkan dalam sebuah majalah yang bernama sama, De Stijl (1917-1931). Di dalamnya memuat terutama mengenai pembaharuan dalam seni lukis dan seni

bangunan. Majalah tersebut mulai terbit pada 1917, namun pada 1931 berhenti diterbitkan karena meninggalnya Theo van Doesburg (http://www.kunstkijker.org/, diakses 29/09/2014, 18:30 WIB). Aliran De Stijl muncul setelah pecahnya Perang Dunia I (1914-1918). Ketika itu, Belanda menyatakan dirinya sebagai negara netral. Hal tersebut berdampak pada seniman-seniman Belanda yang berada di Paris, Perancis. Mereka ditarik pulang dan tak diperbolehkan keluar dari Kerajaan Belanda sehingga mereka terisolasi dari dunia seni internasional. Munculnya De Stijl berawal dari sekelompok seniman yang berkumpul di studio milik Theo van Doesburg di Leiden, Belanda. Para seniman itu terdiri dari pelukis, arsitek, dan penulis, seperti Piet Mondriaan, Bart van der Leck, Gerrit Rietveld, Vilmos Huszar, J.J.P Oud, A. Kok, Gino Severini, Jan Wills, dan Georges Vantongerloo. Mereka menginginkan pembaharuan dalam dunia seni dan memimpikan sebuah keharmonisan baru di tengah situasi perang yang sangat kacau. Kemudian, para seniman De Stijl sepakat melahirkan sebuah aliran seni baru dengan mengutamakan konsep abstraksi sederhana yang mengutamakan harmoni (keseimbangan) dan nilai-nilai universal. Oleh sebab itu, pada tahun 1917 mereka sepakat menerbitkan sebuah majalah bernama De Stijl, untuk menuangkan segala pemikiran dan hasil karya mereka. Bisa dipahami mengapa muncul aliran yang rindu akan harmoni itu di tengah masa pergolakan akibat Perang Dunia Pertama. Harmoni tersebut menuntut bentuk yang abstrak garis lurus dan warna-warna cerah. Karena itu karya seni mereka tidak sekedar mencerminkan apa yang kebetulan ada dalam pikiran sang seniman melainkan mengajak masyarakat untuk menelusuri jalan setapak menuju kebenaran dan kesucian. (http://www.entoen.nu/stijl/vo, 24 Maret 2014, 09:25) Dalam perkembangan seni bangunan, Gerrit Rietveld merupakan salah satu sosok yang berpengaruh di dalam De Stijl, dengan ide dan hasil karya seninya yang mengembangkan seni dua dimensi De Stijl, ke dalam hasil karya dimensi. Hasil karya Rietveld yang pertama adalah De rood-blauwe stoel dan salah satu hasil karya seni bangunan yang terkenal adalah Schröderhuis yang terletak di Utrecht. Pada tahun 2000, Schröderhuis dijadikan salah satu dari World Heritage oleh UNESCO karena merupakan ikon gerakan modern dalam seni bangunan (http://whc.unesco.org/en/list/965, diakses 23/11/2014, 20:32 WIB).

Untuk itu, makalah ini akan membahas bagaimana konsep De Stijl diterapkan pada Rietveld Schröderhuis dengan tujuan untuk memperlihatkan seperti apa konsep De Stijl yang ada pada seni bangunan tersebut. Unsur garis dan warna dari De Stijl yang ada pada Schröderhuis makalah akan menjadi fokus penelitian ini. Dalam menganalisis masalah penelitian tersebut, penulis menggunakan metode studi kepustakaan dengan metode penulisan eksposisi (pemaparan). Sumber dari segala informasi yang terpapar dalam penelitian ini didapat dari buku dan internet yang terpercaya. De Stijl Tahun 1917-1931 merupakan periode awal De Stijl yang ditandai dengan lahirnya gagasan Neoplastisisme, yang dikembangkan oleh pelukis Piet Mondrian. Menurutnya, suatu perupaan disebut baru ketika bentuk dan warna merupakan kesatuan gambar dalam suatu bidang persegi. Gambar 1. Piet Mondrian (1872-1944) dan Hasil Karyanya (theguardian.com, diakses 4/12/2014, 20:45 WIB) Harrison juga menambahkan pengertiannya tentang Neoplastisisme (2003:290), It (yang dimaksud Neoplastisisme) can equally be called Abstract-Real painting because the abstract can be expressed by plastic reality. [ ] It is a composition of rectangular color planes that expresses the most profound reality. Neoplastisime merepresentasikan real image sebuah

objek melalui bentuk abstrak yang terdiri dari komposisi kotak-kotak asimetris. Kemudian, Jaffé (1988:48) menyimpulkan, bentuk abstrak sederhana (abstract art), garis-garis lurus (straight lines), dan warna-warna primer (primary colours) adalah ciri utama Neoplastisisme. Hampir di seluruh lukisan karya seniman De Stijl terdapat ciri-ciri tersebut. Gambar 2. Composisiton with Color Planes and Grey Lines (Piet Mondrian, 1918) (Sumber : Literatuurlijn.nl, diakses 23/11/14) Gambar 3. Composition VII (Theo van Doesburg, 1917) (Sumber : nl.wikipedia.org, diakses 23/11/14) Er is een oud en nieuw kunstbewustzijn. Het oude richt zich op het individueele. Het nieuwe richt zich op het universeele. Ada kesadaran seni yang lama dan baru; yang lama terpusat pada nilai individual, yang baru mengacu pada nilai universal. (Blotkamp, 1982:10). Itulah manifest seni De Stijl yang dipublikasikan pada bulan November 1918 dalam majalah De Stijl. De Stijl, on its appearance and in its first manifestations presented itself as an artistic, as an aesthetical movement. (Jaffé, 1988:4). Para seniman De Stijl ingin hadir sebagai sebuah gerakan seni baru yang mengutamakan nilai-nilai universal dalam karyanya. Nilai-nilai universal dalam karya seni De Stijl dibangun oleh garis dasar vertikal horizontal dan warna dasar. Seniman De Stijl menginginkan adanya harmoni dalam karya seni. Van Oostrom (2007) menjelaskan mengenai karya para seniman De Stijl tidak merepresentasikan objek-objek nyata, tetapi lebih kepada ekspresi keharmonisan yang mereka percaya adalah hukum alam semesta. The artistic content of their work was not meant to reflect reality, but rather to express the harmony that they believed was the law of the universe. (Van Oostrom, 2007:188). Menurut mereka harmoni itu berasal dari hukum alam (semesta) (http://www.entoen.nu/stijl/vo, diakses 24 Maret 2014, 09.25 WIB).

Harmoni yang terdapat dari setiap bendalah yang terpenting, untuk mewujudkan harmoni tersebut digunakanlah garis dasar vertikal dan horizontal dan warna dasar merah, kuning, biru. Garis dan warna dasar yang tersusun harmonis akan menghadirkan harmoni dasar. Penggunaan warna-warna dasar, yaitu merah, kuning, biru, telah menjadi ciri utama dari De Stijl. Warna dasar ini dibagi menjadi warna dan bukan warna. Warna adalah merah, kuning, dan biru sedangkan bukan warna adalah hitam, putih, dan abu-abu. Hitam, putih, dan abu-abu berfungsi sebagai warna kontras di antara warna dasar. Hitam ada karena tidak adanya pantulan cahaya. Putih dianggap sebagai keadaan tidak berwarna. Dalam seni lukis, putih juga diibaratkan sebagai kanvas. Sedangkan abu-abu merupakan percampuran dari hitam dan putih. Garis dasar vertikal dan horizontal juga memiliki peran yang sangat penting bagi De Stijl. Sebagian besar lukisan karya seniman De Stijl memadukan garis-garis dasar vertikal dan horizontal. Hal itu karena sebuah garis merupakan bentuk dasar sebuah objek. Para seniman De Stijl mencoba mengekspresikan keidealan impian serta keharmonisan spiritual dengan mengajukan suatu abstraksi dan keuniversalan dengan menyederhanakan bentuk dan warna dalam desain mereka. Susunan visual disederhanakan berdasar arah vertikal dan horizontal, dan memakai warna primer serta hitam, putih, dan abu-abu sebagai kanvasnya. Ciri-ciri De Stijl antara lain tidak representasional, yaitu sama sekali tidak mendapat pengaruh dari aliran sebelumnya, tidak ilustratif atau menerangkan objek, serta menggunakan bentuk-bentuk geometris, dengan konstruksi yang sangat teknis. Sementara itu, baru sekitar tahun 1921-1925 aliran De Stijl berkembang pada bidang Seni bangunan. Seni bangunan ini merupakan representasi tiga dimensi dari gagasan Neoplastisisme. Bangunan yang paling merepresentasikan Neoplatisisme De Stijl adalah Rietveld Schröderhuis. Salah satu anggota De Stijl, Gerrit Rietveld, mendesain Schröderhuis dengan menerapkan konsep Neoplastisisme De Stijl. Konsep utama yang ia gunakan dalam Schröderhuis yaitu kesederhanaan bentuk dengan kotak-kotak yang saling menyatu dan pemanfaatan ruang, bahwa dalam satu ruangan dapat berfungsi untuk lebih dari satu aktivitas.

Sekilas Mengenai Gerrit Rietveld Gambar 4. Gerrit Tomas Rietveld (1888-1964) (entoen.nu, diakses 3/12/2014, 19:36 WIB) Gerrit Thomas Rietveld lahir pada 24 Juni 1888 di Utrecht dan meninggal pada tahun 25 Juni 1964, Utrecht. Rietveld terutama terkenal sebagai perancang dari Schröderhuis yang berada di Utrecht. Lahir di Utrecht pada tahun 1888, desainer Belanda, arsitek dan pelukis, Gerrit Rietveld menghabiskan seluruh hidupnya di kota kelahirannya dan bekerja di bengkel ayahnya sampai berusia lima belas tahun. Hingga tahun 1913, Gerrit Rietveld bekerja sebagai juru sketsa dalam lokakarya atau bengkel tukang emas, C.J.A Begeer. Dari tahun 1906, Gerrit Rietveld juga mengikuti kursus malam, di mana dia belajar mengenai teknis seni bangunan kepada seorang arsitek, P.J.C Klaarhamer. Pada tahun 1911-1912 Gerrit Rietveld menjadi bagian dari kelompok seniman yang dikenal sebagai Kunstliefde, perkumpulan seniman dan pecinta seni Utrecht (http://nl.wikipedia.org, diakses 24/11/2014, 17:49 WIB). Tahun 1917 Gerrit Rietveld mendirikan bengkel mebel di Utrecht dan tahun 1919, ia bergabung Theo van Doesburg, Piet Mondrian, dan seniman lain yang tergabung dalam "De Stijl". Rietveld akan menjadi salah satu seniman yang paling penting dan berpengaruh dalam kelompok ternama ini (http://www.gerrit-thomas-rietveld.com, diakses 24/11/2014, 18:00 WIB).

De rood-blauwe stoel Sebelum mendesain Schröderhuis dan menjadi seorang arsitek, Rietveld adalah seorang pembuat mebel dan sempat membuat De rood-blauwe stoel 1 (1918-1923). De rood-blauwe stoel adalah salah satu mebel yang ditempatkan di Schröderhuis. Kursi ini terbuat dari tiga puluh bilah kayu, dua kerangka lengan, dua papan lebar diagonal yang ditempatkan pada bagian pendukung yaitu sandaran dan tempat duduk. Selain itu, komposisi warna yang digunakan adalah warna-warna yang terdapat dalam konsep De Stijl yakni warna primer seperti merah, biru dan kuning serta bukan warna yakni putih, hitam, dan abu-abu. Konsep de Stijl lainnya yang diterapkan adalah penerapan bentuk-bentuk diagonal simetris. Gambar 5. De rood-blauwe stoel (1918-1923). Ini adalah contoh utama dari gerakan seni De Stijl. (http://www.entoen.nu/stijl/beeld-en-geluid/de-stijl, diakses 24/11/2014, 17:57 WIB) De rood-blauwe stoel merupakan karya seni tiga dimensi pertama yang dibuat oleh Rietveld dengan menggunakan prinsip De Stijl, yaitu warna dan garis. Dengan penempatan warnanya, Rietveld ingin menjadikan De rood-blauwe stoel sebuah kursi santai. Ketika seseorang menyandarkan tubuhnya pada persegi berwarna merah dan biru, kaki dan lengan kursi yang berwarna hitam secara visual akan tersamarkan dalam background yang gelap, sehingga persegi tempat bersandar seolah-olah mengapung di udara. Warna kuning yang terang akan menyebabkan orang waspada akan kestabilan strukturnya. (www.terraingallery.com, 23/10/2012, 12.10) Tujuan Rietveld membuat kursi ini adalah agar orang-orang dapat santai, selain itu bertujuan juga untuk mendukung cara duduk yang baik namun tetap santai dan hal tersebut luar biasa 1 Dalam bahasa Indonesia, kursi merah biru

pada saat itu. Setelah kursi ini selesai dibuat, majalah De Stijl 2 memuat artikel mengenai de rood-blauwe stoel. Tidak ada penjelasan secara jelas kapan Rietveld bergabung De Stijl, namun karena hasil mebel Rietveld yakni, de rood-blauwe stoel maka Rietveld bergabung dengan De Stijl di bidang khusus mebel. Hingga pada tahun 1919 Rietveld memulai kariernya sebagai arsitek. Seni Bangunan Rietveld Schröderhuis oleh Gerrit Rietveld Hasil karya Rietveld yang lain adalah Schröderhuis. Schröderhuis merupakan sebuah rumah milik nyonya Truus Scröder-Schräder yang terletak di Prins Hendriklaan, Utrecht. Rietveld merancang rumah tersebut pada tahun 1924, atas pemintaan Truus Schröder. Schröderhuis merupakan ekperimen pertama Rietveld. Hasil karya dengan komposisi tiga dimensi dan asimetris ini memakai ide-ide De Stijl yang terlihat pada bentuk bangunan dan desain furnitur sendiri. Truus Schröder, sebagai janda dan ibu dari tiga anak, memiliki peran penting dalam desain dan realisasi Schröderhuis. Truus Schröder merupakan putri pedagang tekstil Bernardus Johannes Schrader dan Johanna Geertruida Mentzen. Setelah lulus sekolah, dia dilatih sebagai apoteker. Taun 1911 Truus Schröder menikah dengan pengacara Adriaan Christiaan Frederik (Frits) Schröder (1878-1923) dan memiliki tiga anak, dua putri dan seorang putra. Pernikahan tersebut berubah menjadi percekcokan di antara pasangan ini tentang status sosial, kemandirian, dan membesarkan anak-anak. Suami Truus yang membiarkan dia mengubah satu ruangan rumah mereka sesuai dengan keinginan sendiri, dan ini adalah awal mulainya Truus bekerja sama dengan Gerrit Rietveld. Pada pertengahan usia 30-an, Truus menjadi janda dan harus membesarkan anak-anaknya sendiri. Truus merasa perlu untuk meninggalkan rumahnya di Biltstraat dan mencari tempat tinggal yang lebih nyaman. Dia telah memiliki ide yang sangat pasti tentang seperti apa hunian yang diinginkannya, sementara Truus tidak memiliki pengalaman sebagai arsitek atau desainer. Akhirnya dia mengajak Gerrit Rietveld untuk merancang Schröderhuis bersamasama. Dia mengutarakan ide tentang bagaimana dia ingin hidup di rumah itu. Penghematan 2 De stijl II, 11, 1919

energi misalnya, merupakan kebutuhan dasar karena mereka akan beraktivitas aktif di rumah tersebut dan bukan sekadar sebagai tempat tinggal. Truus Schröder juga menginginkan fungsi terpenting tempat tinggal terpusat di lantai pertama. Tidak hanya itu, ia juga memastikan pemasangan tanggul di sekitar rumah optimal, seberapa fleksibel dan multifungsi terutama ruangan ada di lantai pertama, dan juga menginginkan terdapat ruangan yang besar dan terang dengan dinding geser dibagi menjadi berbagai ruangan. Hubungan profesional antara Truus Schröder dan Gerrit Rietveld pun perlahan berubah menjadi pribadi. Saat pengerjaan bangunan tersebut selesai, nama Rietveld Schröderhuis pun menjadi nama dari bangunan fenomenal ini (http://centraalmuseum.nl/bezoeken/locaties/rietveld-schroederhuis/, diakses 27/11/2014, 20:16 WIB) Gambar 5. Tampak samping Schröderhuis (Buku Architectuurgids Nederland 1900-2000 oleh Paul Groendijk & Piet Volland, Rotterdam 2006) Rumah pada gambar 5 ini, Schröderhuis dibangun pada 1924 dan merupakan salah satu hasil karya Rietveld yang fenomenal. Rietveld mendesain rumah ini dengan menerapkan gaya seni bangunan De Stijl. Schröderhuis ditetapkan sebagai World Heritage pada tahun 2000 oleh UNESCO. Menurut situs UNESCO, alasan dari rumah itu dijadikan warisan dunia karena Schröderhuis merupakan ikon Gerakan Modern dalam seni bangunan dan merupakan karya kreativitas

manusia yang luar biasa dalam menciptakan konsep dan gagasan yang dibangun oleh gerakan De Stijl di zamannya. The Rietveld Schröderhuis in Utrecht is an icon of the Modern Movement in architecture and an outstanding expression of human creative genius in its purity of ideas and concepts as developed by the De stijl movement. Criterion (ii): With its radical approach to design and the use of space, the Rietveld Schröderhuis occupies a seminal position in the development of architecture in the modern age. (http://whc.unesco.org/en/list/965, diakses 23/11/2014, 20:32 WIB) Penemuan ini dianggap radikal karena menurut Theo van Doesburg adalah hal yang tidak mungkin untuk merealisasikan konsep dua dimensi De Stijl ke dalam bentuk tiga dimensi. Namun Rietveld berhasil mematahkan pendapat Theo van Doesburg dengan mengaplikasikan konsep permainan visual warna pada dua dimensi De Stijl menjadi sebuah bangunan bernama Schröderhuis. Sekarang, rumah ini tidak lagi menjadi tempat tinggal, melainkan berubah fungsi menjadi museum, sebagai salah satu wujud hasil karya bangunan yang bernilai seni. Penerapan Konsep De Stijl dalam Rietveld Schröderhuis Schröderhuis dibangun menggunakan dasar warna, dan garis dari konsep De Stijl. Penerapan konsep De Stijl pada Schröderhuis terletak pada warna bangunan dan bentuk bangunan yang menggunakan garis dasar vertikal dan horizontal. Penggunaan warna dapat kita lihat salah satunya dari jendela. Pada jendela depan, kaca dikelilingi oleh warna hitam. Hitam ada karena tidak adanya pantulan cahaya, warna hitam ini digunakan untuk memunculan kontras antara partisi jendela. Lalu di antara garis horisontal warna hitam, Rietveld menyilangkannya dengan garis vertikal menggunakan warna primer yaitu merah, kuning, dan biru. Hal ini karena dalam De Stijl, perupaan terjadi karena penyatuan warna dan garis.

Gambar 6. Tampilan penerapan warna De Stijl pada partisi jendela Schröderhuis (Buku Architectuurgids Nederland 1900-2000 oleh Paul Groendijk & Piet Volland, Rotterdam 2006) Warna putih sebagai yang dianggap bukan warna, mengisi tepian jendela pada ruangan dalam. Hal ini mungkin mengikuti keinginan dari Truus Schröder, yang ingin agar dalam ruangan tampak luas karena ia akan menggunakan rumah ini untuk banyak kegiatan. Warna putih terlihat mendominasi bagian dalam rumah. Warna putih sendiri memantulkan cahaya, sesuai penghematan energi yang diinginkan Truus Schröder, pada siang hari ruang dalam rumah akan tampak terang tanpa butuh bantuan lampu. Cahaya yang masuk melalui jendela memanjang vertikal akan dipantulkan oleh dinding-dinding berwarna putih, sehingga cahaya akan menerangi ruang dalam. Sedangkan beberapa latar dinding berwarna hitam untuk meredam cahaya terang di beberapa bagian rumah. Warna hitam juga berfungsi menjadi kontras antara warna-warna primer yang terletak secara abstrak pada kursi, meja, bantal, dan lantai. Sehingga dengan kontras hitam, akan membentuk bagian-bagian ruangan. Selain warna, garis vertikal dan horisontal juga yang ada pada konsep kesederhanaan pada De Stijl juga diterapkan pada Schröderhuis. Dalam De Stijl, susunan visual memang disederhanakan berdasarkan arah vertikal dan horizontal. Terlihat pada tampilan Schröderhuis, yang menggunakan bentuk garis sebagai dasar bangunannya. Kita bisa melihatnya dari susunan bangunan yang hanya terdiri dari garis vertikal dan horisontal. Selain dari segi penghematan energi, maksud utama Rietveld dengan pembangunan rumah ini terlihat dari ruang dalam yang terbuka sehingga dapat terlihat dari luar. Pengaturan ini untuk menghilangkan perbedaan suasana antara di luar dan di dalam.

Meskipun penampilannya modern, cukup mengejutkan bahwa bangunan ini menggunakan material yang tradisional dan terkesan ringan. Schröderhuis tidak dibangun menggunakan beton, melainkan dari susunan bata, dengan kombinasi kusen pintu dan jendela yang terbuat dari kayu. Langit-langit dan atapnya terbuat dari kayu. Alasan penggunaan material kayu pada Schröderhuis di antaranya ingin memperlihatkan wujud seni bangunan dengan keharmonisan alam semesta. Selain itu, Schröderhuis juga dibangun pasca Perang Dunia I, tentunya saat itu barang-barang material yang dijual tidaklah murah, sehingga digunakanlah kayu sebagai salah satu material bangunan ini. Selain multifungsi, Schröderhuis juga ingin membebaskan konsep bangunan dari pengaruh zaman seni bangunan sebelumnya, yaitu pada era seni bangunan rasionalis atau terkenal dengan bangunan-bangunannya yang berbentuk kubus. Seni bangunan rasionalisme lebih mengedepankan fungsi dari bangunan, dengan menggunakan material batu alam, konstruksi besi dan balok beton, tanpa mengangkat unsur estetika. Sedangkan dalam De Stijl, warna dan garis mendominasi bangunan, sehingga membentuk perupaan baru yang lebih ekspresif, tidak kaku berbentuk kubus, melainkan menumpang tindihkan garis vertikal dan horisontal. Gambar 7. Partisi geser yang menyatukan dan memisahkan ruangan (Buku Architectuurgids Nederland 1900-2000 oleh Paul Groendijk & Piet Volland, Rotterdam 2006) Ruang-ruang pada Schröderhuis diatur di sekitar tangga. Bangunan ini memiliki dua lantai. Di lantai dasar terdapat ruang baca, dapur, ruang makan, ruang tamu, dan gudang. Lalu di

lantai pertama terdapat tiga kamar tidur, yang dapat diubah menjadi ruang terbuka dengan dinding geser. Di lantai ini, terdapat dinding fleksibel berupa partisi yang dapat dibongkar pasang untuk menyekat dan menyatukan ruangan. Truus Schröder menginginkan pusat kegiatan di rumahnya terletak pada lantai pertama (http://centraalmuseum.nl/bezoeken/locaties/rietveldschroederhuis/, diakses pada 27/11/2014, 20:16 WIB) Pada siang hari, sekat antar ruangan dibuka, sehingga menjadi satu kesatuan ruangan yang luas, karena lantai ini berfungsi sebagai ruangan kerja dan ruang bermain anaknya. Sedangkan pada malam hari, sekat-sekat dipasang sehingga membentuk ruangan-ruangan tersendiri. Konsep ini digunakan sehingga anak-anak bisa memiliki ruang terbuka yang lebih besar untuk siang hari dan menutupnya di malam hari sehingga memiliki kamar tidur yang lebih pribadi. Ciri pada setiap ruangan memang tidak berbeda, namun akibat dari permainan visual warna, cahaya matahari yang masuk melalui jendela, pemakaian jendela kaca yang dapat dibuka dan tutup, maka kesan yang ditimbulkan pada tiap ruangan akan menjadi berbeda-beda. KESIMPULAN Konsep De Stijl terutama adalah kesederhanaan, yang dimengerti sebagai nilai universal suatu karya seni. Konsep sederhana itu diwujudkan sebagai garis dan warna dasar, yaitu garis vertikal dan horizontal, dan warna merah, kuning, dan biru. Gerrit Rietveld, sebagai salah satu anggota dari kelompok seni De Stijl mencoba mengaplikasikan karya seni dua dimensi menjadi wujud tiga dimensi. Schröderhuis menjadi salah satu karya seni bangunannya yang fenomenal, karena Rietveld berhasil menerapkan konsep perupaan De Stijl pada seni lukis, mejadi satu karya seni bangunan. Pada konsep De Stijl, garis dianggap sebagai dasar dari suatu bentuk. Sedangkan penggunaan warna primer, hitam, putih, dan abu-abu digunakan dominan untuk membentuk garis-garis secara abstrak.

Rietveld merancang Schröderhuis dengan menerapkan konsep De Stijl. Awalnya, Theo van Doesburg, menganggap pembangunan Schröderhuis adalah hal yang tidak mungkin, karena mengaplikasikan karya seni dua dimensi menjadi sebuah karya seni bangunan. Namun Rietveld berhasil mematahkan pendapat van Doesburg. Konsep sederhana pada De Stijl juga merajuk pada fungsi rumah seperti yang diinginkan oleh Truus Schröder, yaitu fungsi penghematan energi, dan ruang, serta penggunaan ruang dan waktu yang menjadi satu kesatuan untuk memenuhi kebutuhan berbagai aktivitas yang akan ia dan ketiga anaknya lakukan di rumah. Dengan banyaknya jendela pada Schröderhuis, membuat keadaan dalam rumah menjadi kurang lebih terang seperti di luar rumah, dan penggunaan listrik pada siang hari pun dapat dikurangi. Garis pada penerapan ruang Schröderhuis, juga berfungsi sebagai batas-batas antar ruang. Truus Schröder menginginkan kegiatan di rumahnya terpusat pada lantai pertama, seperti bekerja dan beristirahat. Untuk itu, pintu geser dipasang di antara ruang di lantai pertama, sehingga terdapat satu kesatuan waktu dalam ruangan ketika aktivitas berlangsung. Penerapan De Stijl pada Schröderhuis dapat dilihat pada aplikasi warna dan garis yang diletakkan baik pada interior maupun eksterior dari seni bangunan ini.

Daftar Referensi Sumber Pustaka Blotkamp, Carel.,dkk. (1982). De beginjaren van De Stijl 1917-1922. Utrecht: Reflex. Harrison, Charles & Paul Wood. (2003). Art in Theory 1900-2000 An Anthology of Changing Ideas. Oxford: Blackwell Publishing. Ibelings, Hans dan Lonneke Bakkeren. 2005. Architecten in Nederland: van Cuyper tot Koolhaas. Amsterdam: Ludion. Jaffé, H.L.C. (1988). De Stijl 1917-1931. Amsterdam: Libris Boekhandels. Mulder, Bertus.1984. Rietveld Schröder Huis.Utrecht: Impress. Ritveld, Gerrit. 1963. Rietveld, 1924. Schröder Huis. Hilversum: Steendrukkerij de Jong. Tietz, Jürgen. 1998. Geschiedenis van de architectuur in de 20 e eeuw. Keulen:Köneman. Van Oostrom, Frits. (2007). De Stijl, Revolution in Design. Dalam A Key to Dutch History. Amsterdam:Amsterdam University Press. (e-book) Wellek, Rene dan Austin Warren. (1989). Teori Kesusastraan (terjemahan Melani Budianta). Jakarta: PT. Gramedia. Sumber Website http://whc.unesco.org/en/list/965, diakses 23/11/2014, 20:32 WIB http://www.architectuur.org/, diakses 29/11/2014, 13:12 WIB http://www.entoen.nu/stijl/id, diakses 24/03/2014, 09.25 WIB http://www.scholieren.com/profielwerkstuk/26400, diakses 29/09/14, 17:10 WIB www.terraingallery.com, diakses 23/10/2012, 12.10 WIB