BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

dokumen-dokumen yang mirip
Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974 dengan memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern saat ini terlihat pada perkembangan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang menjadi unsur terpenting untuk mencapai tujuan organisasi/

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diklasifikasikan sebagai aset yang sangat vital. Potensinya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

DAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI...

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen. Dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Sumber daya manusia memiliki perasaan, keinginan,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good govermance) adalah mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Malasah

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik untuk dikaji dalam konstelasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan berkurang. Menciptakan kepuasan kerja karyawan tidaklah mudah karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan tentang adanya masalah loyalitas kerja karyawan dialami pula

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi juga merupakan wadah

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan unsur pengatur dan pelaksana dari setiap kegiatan organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fred Luthans 2006:439) Munandar (2004)

reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi, baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. prima, agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Bandung, maka PDAM Tirtawening Kota Bandung telah mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. alat utama untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, setiap organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM yang ada (Ambarwati, 2002), karena itu Sumber daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diantanya mengenai kepuasan kerja karyawan. Salah satu organisasi yang dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Minimnya lapangan perkerjaan dan laju persaingan yang semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya mengganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KONFLIK INTERPERSONAL DAN STRES KERJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHAD AP PROD UKTIVITAS KERJA TENAGA PERPUSTAKAAN PAD A CISRAL UNIVERSITAS PAJAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era global saat ini terutama dalam memasuki tahun Masyarakat. Ekonomi ASEAN, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing ditengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai fungsi serta kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan barang atau jasa sebagai produknya (Munandar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan adalah aset utama organisasi yang menjadi pelaku aktif dari setiap organisasi. Karyawan dalam sebuah perusahaan menduduki posisi yang sangat penting, karena keberhasilan suatu perusahaan dalam mewujudkan tujuannya sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam upaya meningkatkan kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Masalah stress merupakan salah satu masalah yang serius menimpa setiap karyawan di tempat kerjanya. Banyak karyawan yang setiap tahunnya harus mengambil cuti untuk meredakan konflik dan ketegangan dalam kehidupan mereka. Stress merupakan penyakit yang menjadi sumber pemborosan waktu yang paling besar. Stress bagi karyawan dapat merupakan tantangan, rangsangan, namun bisa pula berarti kekhawatiran, konflik, ketegangan dan ketakutan tergantung bagaimana kita memandangnya. Para ahli mengatakan bahwa stress dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan lingkungannya. Apabila sarana dan tuntutan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stress. Biasanya stress semakin kuat apabila menghadapi masalah yang datangnya bertubi-tubi. 1

2 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui sebuah observasi ke objek penelitian serta wawancara secara langsung dengan salah satu karyawan bagian produksi. Menurut salah satu karyawan Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung, mengungkapkan bahwa stress kerja sering dialami oleh karyawan dimanapun mereka bekerja, termasuk di PDAM Tirtawening Kota Bandung. karyawan sering mengalami stress kerja, yaitu karena tuntutan peran dalam bekerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang kurang nyaman. Hal ini membuktikan bahwa stress kerja lazim terjadi dan di alami oleh para karyawan di bagian produksi di PDAM TIrtawening Kota Bandung. berikut: Selain itu juga, dari hasil studi pendahuluan ditemukan data sebagai Tabel 1. 1 Data Ketidakhadiran Karyawan Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung Periode Januari-Agustus 2011 No Bulan ketidakhadiran Rata-Rata I S C Total Ketidakhadiran 1 Januari 3 0 0 3 14% 2 Februari 1 9 0 10 48% 3 Maret 1 10 0 11 52% 4 April 0 1 0 1 5% 5 Mei 1 0 0 1 5% 6 Juni 0 1 0 1 5% 7 Juli 3 1 0 4 19% 8 Agustus 0 2 2 4 19% Sumber: Unit Pengamanan PDAM Tirtawening Kota Bandung Berdasarkan presentase ketidakhadiran tersebut, terlihat jelas bahwa setiap bulannya ada saja karyawan yang tidak masuk kerja, baik itu karena ijin, sakit ataupun cuti. Beranjak dari data tersebut, penulis mencoba mengindikasikan penyebab ketidakhadiran karyawan dalam bekerja adalah karena faktor stress kerja. Pendapat tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh salah satu

3 karyawan bagian produksi, bahwa stress kerja sering dialami oleh karyawan bagian produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung. Pendapat di atas yang menjadi dasar pertimbangan bagi penulis, bahwa ketidakhadiran karyawan selama ini dalam bekerja salah satunya disebabkan oleh faktor stress kerja yang dialami oleh karyawan bagian produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung. Fenomena stress kerja yang terjadi di PDAM Tirtawening Kota Bandung juga bisa kita amati dari faktor ketidak puasan karyawan dalam bekerja. Ketidak puasan pegawai bisa kita amati salah satu nya yaitu dari data tingginya keluar masuk karyawan (turnover). Berdasarkan data dari Divisi Hukum dan SDM selama dua tahun terakhir, kita dapat melihat tingkat kenaikan turnover yang cukup tinggi pada Perusahaan Daerah air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Berikut data turnover pada tahun 2010-2011.

4 Tabel 1. 2 Data Turnover Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Tahun 2010-2011 No Bagian/Unit Kerja Turnover 2010 2011 M K M K 1. Keuangan 0 2 0 2 2. Penagihan 0 3 0 3 3. Langganan 0 2 0 5 4. Hukum & SDM 0 2 0 3 5. Perbekalan & Perawatan 0 3 0 5 6. Perenc. Teknik Air Minum 0 2 0 3 7. Produksi 1 0 3 0 3 8. Produksi 11 0 0 0 3 9. Distribusi 0 0 0 2 10. Meter & Penjaringan 0 1 0 3 11. Pencatat Meter 0 1 0 2 12. Perec. Teknik Air Limbah 0 2 0 1 13. Pengolahan Air Limbah 0 0 0 5 14. Operasioanl Air Limbah 0 3 0 2 15. Pel. Umum Air Limbah 0 1 0 2 16. Satuan Pengawasan Intern (SPI) 0 1 0 2 17. Litbang 0 1 0 2 18. Sistem dan TI 0 3 0 0 Jumlah 0 30 0 48 % 0% 4% 0% 7% Sumber : Bagian Hukum & SDM Jumlah 6 5 4 3 2 1 0 Data Turnover Keuangan Penagihan Langganan Hukum & SDM Perbekalan & Perenc. Produksi 1 Produksi 11 Distribusi Meter & Pencatat Perec. Teknik Pengolahan Operasioanl Pel. Umum Satuan Litbang Sistem dan TI Bagian/Unit Kerja Turnover 2010 M Turnover 2010 K Turnover 2011 M Turnover 2011 K Gambar 1. 1 Grafik Turnover Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung

5 Data turnover karyawan selama dua tahun pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, dapat kita lihat dan ketahui bahwa pada tahun 2010, PDAM tidak menerima karyawan yang masuk untuk bekerja, hal ini dibuktikan dengan presentasi 0%, namun berbeda dengan jumlah karyawan yang keluar yaitu 30 orang atau sebanyak 4%, kemudian pada tahun 2011, PDAM pun tidak menerima karyawan yang masuk untuk bekerja, dengan presentase 0%, namun terjadi kenaikan yang cukup tinggi pada jumlah karyawan yang keluar dari tahun sebelumnya yaitu mencapai 48 orang atau sebanyak 7%. Berdasarkan data di atas kenaikan jumlah karyawan yang keluar dari tahun 2010-2011 terjadi lonjakan sebesar 3%, hal tersebut menunjukan bahwa tingkat turnover pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung cukup tinggi. Menyoroti tingkat turnover pada Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung selama tahun 2010-2011, karyawan yang masuk selama 2 tahun terakhir adalah 0 orang, sedangkan karyawan yang keluar adalah sebanyak 6 orang. Kondisi ini menunjukan bahwa lebih banyaknya karyawan yang keluar dari pada yang masuk di Bagian Produksi diduga disebabkan karena ketidakpuasan yang di alami karyawan dalam bekerja. Ketidakpuasan yang dialami oleh karyawan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini diduga oleh penulis sebagai faktor yang menimbulkan ketidakpuasan karyawan, dimana dalam faktor lingkungan ini salah satunya yaitu dari tata ruang kantor yang kurang memberikan kenyamanan pada karyawan dalam bekerja sehingga menyebabkan timbulnya rasa ketidakpuasan bagi karyawan dalam bekerja. Ketidakpuasan yang terjadi diindikasikan sebagai akibat dari gejala stress kerja yang dialami oleh karyawan. Ketidak puasan karyawan

6 dalam bekerja merupakan salah satu gejala psikologis yang timbul akibat dari stress kerja yang dialami karyawan dalam bekerja. Selain itu untuk mengetahui stress kerja yang dialami oleh karyawan, kita juga bisa mengamati dari tingkat produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan data dari Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung, diperoleh data produktivitas selama periode juli 2012 yaitu sebagai berikut: Tabel 1. 3 Data Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Periode Juli 2012 NO Tanggal Produksi Air Layak Konsumsi 1 1 Juli 2012 153212 (1773,28 L/Det) 2 2 Juli 2012 150993 (1747,60 L/Det) 3 3 Juli 2012 153372 (1775,13 L/Det) 4 4 Juli 2012 148746 (1721,59 L/Det) 5 5 Juli 2012 150709 (1744,31 L/Det) 6 6 Juli 2012 152476 (1764,76 L/Det) 7 7 Juli 2012 153095 (1771,39 L/Det) 8 8 Juli 2012 152689 (1767,23 L/Det) 9 9 Juli 2012 149525 (1730,61 L/Det) 10 10 Juli 2012 154161 (1784,27 L/Det) 11 11 Juli 2012 153135 (1772,39 L/Det) 12 12 Juli 2012 152630 (1766,55 L/Det) 13 13 Juli 2012 152265 (1762,32 L/Det) 14 14 Juli 2012 152685 (1766,87 L/Det) 15 15 Juli 2012 152595 (1766,14 L/Det) 16 16 Juli 2012 144187 (1668,83 L/Det) 17 17 Juli 2012 150255 (1739,06 L/Det) 18 18 Juli 2012 148031 (1713,32 L/Det) 19 19 Juli 2012 149254 (1727,47 L/Det) 20 20 Juli 2012 153097 (1771,95 L/Det) 21 21 Juli 2012 151262 (1750,71 L/Det) 22 22 Juli 2012 149491 (1730,21 L/Det) 23 23 Juli 2012 153043 (1771,33 L/Det) Sumber: Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung.

7 156000 154000 152000 150000 148000 146000 144000 142000 140000 138000 Produktivitas Kerja Karyawan 1 Juli 2012 2 Juli 2012 3 Juli 2012 4 Juli 2012 5 Juli 2012 6 Juli 2012 7 Juli 2012 8 Juli 2012 9 Juli 2012 10 Juli 2012 11 Juli 2012 12 Juli 2012 13 Juli 2012 14 Juli 2012 15 Juli 2012 16 Juli 2012 17 Juli 2012 18 Juli 2012 19 Juli 2012 20 Juli 2012 21 Juli 2012 22 Juli 2012 23 Juli 2012 Produksi Air Layak Konsumsi Gambar 1. 2 Grafik Produktivitas Kerja Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung Kita dapat mengamati dari data tersebut, bahwa selama periode juli 2012 sering kali terjadi penurunan produktivitas. Kondisi tersebut diduga karena terjadinya penurunan kinerja karyawan sehingga mengakibatkan produktivitas kerja menjadi menurun. Penurunan produktivitas dan kinerja karyawan diindikasikan sebagai akibat dari stress kerja yang dialami karyawan dalam bekerja. Penurunan produktivitas dan kinerja karyawan merupakan salah satu bagian dari gejala perilaku yang bisa muncul akibat terjadinya stress kerja yang dialami karyawan ketika bekerja. Ketiga data yang sudah di ungkapkan di atas sudah cukup membuktikan bahwa stress kerja memang terjadi dan di alami oleh karyawan Bagian Produksi Tirtawening Kota Bandung. Salah satu faktor yang menimbulkan stress adalah lingkungan kerja, yaitu tata ruang kantor yang kurang baik. Penataan tata ruang kantor yang kurang tertata dengan baik akan menyebabkan karyawan sulit berkonsentrasi dalam bekerja, halhal lainnya yang juga ditimbulkan oleh penataan tata ruang kantor yang kurang

8 baik akan berdampak pada timbulnya stress kerja yang dialami oleh karyawan pada saat bekerja. Hasil penelitian Hurrell dkk (A.S. Munandar, 2001) suara yang bising, lingkungan kerja yang kotor dan tidak sehat oleh para pekerja dinilai sebagai faktor yang tinggi pembangkit stress. Menurut para ahli, stress kerja dapat menimbulkan dampak yang baik sekaligus dampak yang buruk juga bagi yang bersangkutan dan organisasi. Stress yang terlalu banyak akan membuat kesehatan seseorang menurun dan cenderung tidak produktif tetapi sebaliknya stress dalam jumlah kecil akan bermanfaat karena dapat membantu memusatkan perhatian dan kinerja pada saat bekerja. Suatu ruangan kantor dapat dikatakan baik apabila telah mampu memberikan kesan aman dan nyaman bagi karyawan pada saat bekerja. Ruangan kerja yang tertata bersih, rapih, tenang, sirkulasi udara yang lancar, serta pencahayaan yang sesuai akan memberikan kesan aman dan nyaman, sehingga kondisi tersebut dapat membangkitkan semangat kerja. Dalam kenyataannya hal ini tidak penulis temukan di PDAM Tirtawening Kota Bandung. Hal tersebut didukung oleh bukti temuan yang penulis lakukan dilapangan, bahwa salah satu faktor yang membuat stress kerja karyawan pada bagian produksi yaitu dari faktor tata ruang kantor yang kurang tertata baik. Hal ini bisa kita lihat dari gambar tata ruang kantor di Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung, yaitu sebagai berikut:

9 Gambar 1. 3 Tata Ruang Kantor Di Bagian Produksi PDAM Tirtawening Kota Bandung Penulis sendiri mengamati tentang tata ruang kantor di bagian produksi, dari gambar tersebut menunjukan bahwa ruang kerja yang digunakan terkesan tidak nyaman dan kurang tertata dengan baik. Ruang kerja yang dipakai menyatu dengan ruang laboraturium produksi dalam satu ruangan. Kondisi seperti ini jelas akan mengganggu kenyamanan karyawan dalam bekerja, karena konsentrasi karyawan yang sedang bekerja akan terganggu oleh aktivitas dan suara bising yang ditmbulkan oleh siswa-siswi yang sedang melakukan penelitian dan praktek kerja lapangan maupun dari aktivitas karyawan yang lain. Selain itu suara mesin produksi yang dekat dengan ruang kerja tersebut juga sangat menggangu terhadap kenyamanan karyawan dalam bekerja. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh salah satu karyawan bagian produksi, bahwa memang benar tata ruang kantor di bagian produksi kurang nyaman, kurang aman karena kurang tertata dengan baik. Suasana ruangan kantor yang kurang tertata ini sering mengakibatkan stress kerja. Kadang-kadang karyawan juga sering mengalami stress karena ruangan kurang nyaman, mengakibatkan rasa bosan, kurang konsentrasi dalam bekerja, bahkan sakit, sekali-kali tidak masuk kerja merupakan

10 hal yang wajar sebagai dampak dari stress kerja yang terjadi karena ruangan yang kurang nyaman, aman dan kurang tertata baik, serta suara bising mesin produksi yang sangat mengganggu ketika bekerja. Begitu banyak stress yang dialami para pekerja, tidak seharusnya terjadi dan perlu dicegah. Pengendalian terhadap stress akan dapat membantu organisasi agar berjalan lebih efektif. Beberapa alasan di atas memberikan pemahaman bahwa stress yang dialami oleh individu-individu yang terlibat dalam suatu organisasi ternyata dapat membawa dampak yang cukup besar bagi orang yang bersangkutan. Karena itu perlu dipahami sumber stress yang potensial dalam suatu organisasi agar dapat diupayakan pencegahan yang diperlukan. Beranjak dari permasalahan yang ada, kemudian timbul pertanyaan mengenai permasalahan tersebut, yaitu mengapa stress kerja karyawan bisa terjadi? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stress kerja terjadi pada karyawan? Pentingnya permasalahan stress kerja karyawan yang terjadi di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung untuk dikaji yaitu tidak terlepas dari fungsi dan kedudukan karyawan dalam perusahaan. Karyawan merupakan aset perusahaan yang utama sebagai perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan kondisi karyawannya, terutama stress kerja yang mungkin disadari ataupun tidak akan dialami oleh karyawannya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan, untuk selalu berusaha menajaga kondisi yang nyaman pada karyawannya dalam bekerja agar terhindar dari kemungkinan timbulnya stress kerja yang akan dialami oleh karyawannya,

11 sehingga kualtitas kerja karyawan dapat dijaga demi tercapainya tujuan organisasi dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan masalah stress kerja ini terjadi pada karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung yang menyebabkan kurang maksimalnya karyawan dalam bekerja, mulai dari tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi dan kepemimpinan organisasi. Permasalahan yang dikaji Stress Kerja Karyawan Gejala Fisiologis Gejala Psikologis Gejala Perilaku Data Empirik Data Turnover Data Absensi Karyawan Data Penurunan Produktivitas Faktor yang mempengaruhi Tata Ruang Kantor Gambar 1. 4 Latar Belakang Permasalahan Menyoroti fenomena di atas, kondisi seperti ini tentunya tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Upaya PDAM Tirtawening Kota Bandung untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, perusahaan dihadapkan pada permasalahan mengenai stress kerja yang dilami oleh karyawannya. Maka untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan adanya dorongan yang dapat mengurangi stress kerja karyawan. Salah satu cara atau upaya yang dapat dilakukan yaitu

12 dengan memperhatikan lingkungan kerja, yaitu penataan tata ruang kantor yang baik, karena dengan adanya penataan tata ruang kantor yang teratur, maka karyawan akan merasa lebih nyaman dalam bekerja. Jika kondisi ini sudah dapat dicapai maka akan meminimalisir timbulnya stress kerja yang terjadi pada karyawan. Kondisi tersebut juga akan berdampak pada meningkatnya semangat kerja karyawan sekaligus meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut. Salah satu upaya dalam memahami dan memecahkan masalah fenomena stress kerja karyawan di PDAM Tirtawening Kota Bandung dan hubungannya dengan masalah tata ruang kantor, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan permasalahan yang dikaji, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perilaku organisasi. Luthans (1985) dan Gibson, et al (1997) dalam Sambas (2011: 63), menyatakan bahwa: konsep dasar psikologi pada dasarnya dilandasi oleh proses-proses psikis pada diri individu atau organisme di dalam lingkungan tertentu. Dimana perilaku tergantung pada individu dan lingkungan yang dihadapinya. Artinya, individu dan lingkungan akan selalu berada dalam satu hubungan yang tidak terpisah. Satu hal yang perlu dikemukakan, prilaku yang muncul sebagai akibat interaksi antara stimulus dan organisme. Inti dari konteks penelitian ini, tata ruang kantor berperan sebagai situasi yang menyediakan stimulus yang dapat diamati, dihayati, dan dialami oleh organisme atau individu, melahirkan persepsi atau interpretasi terhadap stimulus yang pada akhirnya melahirkan perilaku tertentu. Selanjutnya perilaku yang ditampilkan individu akan menimbulkan perubahan dilingkungannya berupa hasil perilaku. Berdasarkan model teori perilaku organisasi ini, tata ruang kantor dapat

13 memberikan pengaruh terhadap perilaku atau hasil perilaku pegawai dalam bekerja yaitu stress kerja karyawan. Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah stress kerja karyawan di bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh tata ruang kantor terhadap stress kerja karyawan, dan selanjutnya akan dituangkan dalam skripsi dengan judul Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Inti kajian dalam permasalahan ini adalah masalah stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Aspek ini yang menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius dan penting ditangani agar semangat kerja karyawan dapat terus terjaga dengan baik, demi tercapainya kinerja karyawan yang maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi. oleh karena itu perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap karyawan agar stress kerja dapat dihindari. Banyak faktor yang mempengaruhi stress kerja karyawan, diantaranya yaitu: 1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan seseorang seperti kondisi kerja, tata kerja letak fisik.

14 2. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam suatu organisasi. 3. Tuntutan antar pribadi merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stress. 4. Struktur organisasi 5. Kepemimpinan organisasi Berdasarkan hasil kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja karyawan di bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung yaitu masalah tuntutan tugas yang didalamnya termasuk tata ruang kantor. Oleh karena itu, masalah stress kerja karyawan dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif tata ruang kantor. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: Tata ruang kantor yang ada di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung kurang tertata dengan baik, sehingga hal ini menyebabkan timbulnya stress kerja karyawan. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat bila tidak ditanggulangi, akan memberikan dampak terhadap menurunnya kinerja karyawan yang disebabkan oleh stress kerja yang dialami oleh karyawan, sehingga tugas PDAM Tirtawening Kota Bandung dalam

15 memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat tidak berjalan secara maksimal. Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kondisi Tata Ruang Kantor di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung? 3. Adakah pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh tata ruang kantor terhadap stress kerja karyawan di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui pengaruh tata ruang kantor terhadap stress kerja karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran kondisi Tata Ruang Kantor di Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.

16 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Stress Kerja Karyawan Bagian Produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitan Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat dircapai, penelitian ini akan memberikan manfaat bagi perusahaan dan peneliti. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahaan untuk dijadikan informasi dan bahan penilaian dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan tata ruang kantor dalam mengurangi resiko stress kerja yang akan dialami karyawan. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala, dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.