macam metode untuk mencegah kehamilan yang dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kontrasepsi teknik, kontrasepsi mekanik dan metode sterilisasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rahim. Tidak ada metode kontrasepsi yang efektif secara menyeluruh, namun ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi yang mengenai jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

PERBANDINGAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK DI KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

STATUS KESEHATAN PERIODONTAL PADA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL, SUNTIK DAN IMPLAN (Tinjauan Pada Akseptor KB di Puskesmas Kebonarum Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di samping penyakit gigi dan mulut lainnya. Hasil survei penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 13 November sampai. 4 Desember 2008 di Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan % wanita di Indonesia. akseptor kontrasepsi Keluarga Berencana (KB).

Gingivitis Severity of Contraceptives Injection Users Containing Progesteron and Estrogen-Progesteron Hormones on Puskesmas Sumbersari Jember Regency

BAB I PENDAHULUAN. wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya fisiologis (normal), sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya. Trimester 1

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL, SUNTIK DAN IMPLAN TERHADAP KEPARAHAN GINGIVITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal akan mempengaruhi hampir semua

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene

Penyakit periodontitis merupakan salah satu masalah yang banyak. dijumpai baik di negara berkembang, sedang berkembang, dan bahkan di negara

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**

BAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 2011, prevalensi karies di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75-90% pada anakanak

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lunak dan tulang penyangga gigi dengan prevalensi dan intensitas yang masih

PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KADAR ph SALIVA DI BPM NY E DS. JAPANAN KEC. KEMLAGI MOJOKERTO DEVITA CANDRARIN

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

LISNA UNITA, DRG.M.KES DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

itu bersifat sementara, dapat pula Pendahuluan Tingginya angka kelahiran di bersifat permanen. Penggunaan Indonesia menggelisahkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

Rata-rata nilai plak indeks (%)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

PERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal

Transkripsi:

12 Ayub I. Anwar, dkk: Gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi spiral terhadap status jaringan periodontal Gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi spiral terhadap status jaringan periodontal (ibu-ibu bhayangkari di Asrama Brimob Pa baeng-baeng Kota Makassar) 1 Ayub Irmadani Anwar, 2 Nita Damayanti, 1 Nursyamsi 1 Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin 2 Fakultas Kedokteran Universitas Alhairaat ABSTRAK Pendahuluan: Penggunan alat kontrasepsi yang mengandung hormon dapat mengakibatkan perubahan pada jaringan periodontal yang dapat menyebabkan inflamasi. Alat kontrasepsi spiral yang mengandung hormon progesteron dapat memodulasi respon vaskular dan omset jaringan ikat di periodonsium, terkait interaksi dengan mediator inflamasi. Progesteron telah dikaitkan dengan peningkatan permeabilitas mikrovaskular, mengubah tingkat dan pola produksi kolagen pada gingiva. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi spiral terhadap status jaringan periodontal. Metode Penelitian: Subyek penelitian berjumlah 30 orang yaitu semua ibu pemakai alat kontrasepsi spiral yang tinggal di Asrama Brimob Pa baeng-baeng pada bulan Maret 2015. Hasil: skor CPI berdasarkan lama pemakaian spiral didapatkan skor 0 atau kondisi sehat terbanyak pada sextan II dengan jumlah 18 orang (60%). Skor 1 terbanyak pada sextan IV dengan jumlah 11 orang (33,33%). Skor 2 terbanyak pada sextan IV dengan jumlah 10 orang (33,33%). Skor 3 terbanyak pada sextan V dengan jumlah 5 orang (16,67%) dan skor 4 terbanyak pada sextan VI dengan jumlah 5 orang (16,67%). Simpulan Disimpulkan bahwa gambaran lama pemakaian kontrasepsi spiral di Asrama Brimob Pa baeng-baeng Kota Makssar terbanyak pada usia 25 40 tahun dengan lama penggunaan terbanyak di atas 3 bulan dan di bawah 1 tahun. Kata Kunci: alat kontrasepsi spiral, status jaringan periodontal PENDAHULUAN Penggunaan alat kontrasepsi seperti pil, suntik, dan spiral dapat mengubah keadaan hormon pada jaringan periodontal dapat menyebabkan inflamasi pada gingiva. Adanya fluktuasi hormon mempunyai pengaruh yang kuat pada rongga mulut, dalam bentuk inflamasi, gingivitis, periodontitis dan perubahan populasi organisme mikro serta perasaan tidak nyaman dalam mulut. Hormon progesteron dan estrogen dapat merubah periodonsium wanita dan mengurangi ketahanan terhadap plak gigi. Kondisi fisiologis tubuh manusia, khususnya wanita, yang dapat menyebabkan perubahan pada jaringan periodontal terhadap plak bakteri karena terdapat adanya perubahan hormon pada tubuh terutama pada estrogen dan progesteron dari kandungan kontrasepsi hormon tersebut. 1 Penyakit periodontal merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi jaringan periodontal seperti pada gingiva, ligamentum periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Bentuk yang paling sering ditemukan paling umum pada jaringanperiodontal adalah infeksi pada gingiva. 1 Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina; selain itu memiliki benang. 2 Menurut data Badan Keluarga Berencana Kota Makassar pada tahun 2010, pengguna kontrasepsi hormon di Puskesmas Tamalate, ditemukan pemakai pil sebesar 861 orang, suntikan 1.967 orang, dan spiral 227 orang. 3 Karena terdapat banyak peserta KB yang menggunakan kontrasepsi pil, suntik, dan spiral maka diasumsikan bahwa prevalensi penyakit periodontal dan menurunnya kebersihan rongga mulut dapat menjadi semakin tinggi. Apalagi jika ditambah dengan kurangnya perhatian terhadap kesehatan mulut. 2 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu diketahui gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi spiral terhadap status jaringan periodontal. Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Jaringan periodontal terdiri atas gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal. Keadaan jaringan periodontalini sangat bervariasi bergantung atau dipengaruhi oleh morfologi gigi, fungsi maupun usia. 1 Kontrasepsi non hormon merupakan berbagai macam metode untuk mencegah kehamilan yang dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kontrasepsi teknik, kontrasepsi mekanik dan metode sterilisasi. Alat

Makassar Dent J 2017; 6(1): 12-17 p-issn:2089-8134 e-issn:2548-5830 13 kontrasepsi dalam rahim ini merupakan berupa alat yang dimasukkan ke dalam rahim, yang memiliki mekanisme kerja menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi. Selain itu, juga untuk mempengaruhi fertilitas sebelum sel telur mencapai kavum uteri. Alat kontrasepsi spiral yang mengandung hormon ada 2 jenis yaitu Progestasert atau Alza-T yang mengandung progesteron dan LNG- 20 mengandung levonogestrel. 4 Kontrasepsi spiral merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim, yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Efektivitas metode spiral, antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsung pemakaian yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode tersebut di atas. Alat kontrasepsi spiral terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi antifertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2 sampai 10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sel sperma ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai perempuan yang terpapar infeksi menular seksual. 3 Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormonal dapat mengakibatkan perubahan pada jaringan periodontal yang dapat menyebabkan inflamasi. Alat kontrasepsi spiral yang mengandung hormon progesteron yang dapat memodulasi respon vaskular dan omset jaringan ikat di periodonsium, yang terkait interaksi dengan mediator inflamasi. Progesteron telah dikaitkan dengan peningkatan permeabilitas dari microvascular, serta mengubah tingkat dan pola produksi kolagen pada gingiva. Progesteron memainkan peran dalam merangsang produksi prostaglandin yang memediasi respon tubuh terhadap peradangan. 5 Hormon estradiol dan progesteron di dalam sirkulasi dilakukan oleh enzim steroid menjadi bentuk yang lebih aktif, sehingga meningkatkan sintesis prostaglandin E. Peningkatan produksi prostaglandin E akan menimbulkan gejala-gejala berupa inflamasi pada gingiva. Pada prostaglandin E merupakan mediator hasil siklus, produk dari sel mast yang memperjelas pengaruh inflamasi dan menyebabkan vasodilatasi. Vasodilatasi pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya peningkatan migrasi leukosit menuju daerah ekstravaskuler. Peningkatan progesteron juga mengubah keadaan dinding pembuluh darah yang lebih permebel. Pembuluh darah yang permeabel mempermudah invasi bakteri ke dalam sulkus gingiva. Oleh karena itu, jumlah leukosit PMN yang bermigrasi meningkat untuk memfagositosis bakteri yang menginvasi. Progesteron juga mampu meningkatkan aksi kemotaksis leukosit PMN, yang disebabkan hormon progesteron mempengaruhi gingiva yang akan meningkatkan terjadinya inflamasi pada gingiva tersebut. 2 Pada kondisi periodontal wanita, laporan klinis yang telah dilakukan selama satu abad didapatkan terjadi peningkatan prevalensi terhadap penyakit gingiva yang disebabkan oleh peningkatan kadar plasma dalam hormon seks. Kontrasepsi hormon memperburuk respon gingiva ke faktor lokal yang mirip terhadap cara dalam kehamilan dan dilihat dalam jangka waktu lebih 1,5 tahun yaitu terjadi peningkatan kerusakan periodontal. Peningkatan peradangan pada gingiva akan meningkat dengan durasi penggunaan kontrasepsi oral yang dapat mempengaruhi jaringan periodontal. 6 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lamanya pemakaian alat kontrasepsi jenis spiral terhadap status jaringan periodontal. BAHAN DAN METODE Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka dengan jenis penelitian observasi analitik dengan desain cross sectional, penelitian ini dilaksanakan di Asrama Brimob Pa baeng-baeng kota Makassar pada tanggal 18 Maret 2015. Penelitian dilakukan di Asrama Brimob Pa baeng-baeng dikarenakan di asrama ini ibu-ibu belum pernah mendapatkan penyuluhan ataupun pengetahuan tentang hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi dengan status rongga mulut khususnya status jaringan periodontal. Subyek dalam penelitian ini adalah semua pemakai alat kontrasepsi jenis spiral yang tinggal di Asrama Brimob Pa baeng-baeng, yaitu sejumlah 30 orang. Adapun kriteria inklusi yaitu ibu yang bersedia menjadi subyek penelitian, ibu yang telah menggunakan kontrasepsi spiral minimal 1 bulan, dan ibu yang hadir di lokasi pada saat penelitian. Sedangkan eksklusinya adalah ibu yang sedang menstruasi, ibu dengan riwayat penyakit sistemik atau sedang menderita penyakit sistemik, dan ibu yang sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti antidepresan dan antihipertensi. Kriteria penilaian Kriteria penilaian status periodontal diperiksa menggunakanwho periodontal examining probe dengan ujung berbentuk bola bulat dengan diameter 0,5 mm dengan mengguanakan indeks community periodontal index (CPI).

14 Ayub I. Anwar, dkk: Gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi spiral terhadap status jaringan periodontal Penilaian dilakukan pada enam sextan yang diwakili dengan menggunakan gigi indeks, yaitu unsur 11, 16, 17, 26, 27, 31, 36, 37, 46 dan 47. Pemeriksaan dengan menggunakan gigi indeks ini hanya untuk usia 20 tahun, sedangkan untuk usia < 20 tahun gigi molar dua tidak diikutkan sebagai gigi indeks. Tabel 1 Enam sextan dan gigi indeks Setiap sextan diperiksa paling sedikit 2 unsur dan bukan unsur dengan indikasi pencabutan. Jika pada sextan hanya ada 1 unsur, maka unsur tersebut dimasukkan ke sextan sebelahnya. Pada sextan yang tidak bergigi tidak diberi skor. Skor penilaian untuk setiap sextan ialah 0=sehat, 1=perdarahan pada gingival, 2=ada karang gigi, 3=poket dangkal (4-5 mm), dan 4=poket dalam (6 mm atau lebih). Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21,00. HASIL Rancangan penelitian ini mengikutsertakan subyek sebanyak 30 wanita pemakai kontrasepsi spiral yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan tabel 2, diperoleh hasil penelitian bahwa distribusi usia responden tidak merata; untuk usia di bawah 25 tahun jumlah responden sebanyak 3 orang, usia 25 sampai 40 tahun sebanyak 12 orang, usia 41 sampai 50 tahun sebanyak 10 orang dan usia di atas 50 tahun sebanyak 5 orang. Distribusi lamanya penggunaan alat kontrasepsi jenis spiral juga tidak merata, yaitu di bawah 3 bulan sebanyak 5 orang, di atas 3 bulan di bawah 1 tahun sebanyak 17 orang, di atas 1 tahun di bawah 5 tahun sebanyak 7 orang, dan di atas 5 tahun sebanyak 1 orang. Tabel 3 menunjukkan distribusi skor CPI pada subjek penelitian berdasarkan kelompok umur. umur 25 sampai 40 tahun memiliki jumlah subjek terbesar di semua sextan dengan skor bervariasi. Keadaan periodontal yang sehat dengan skor 0 terbanyak pada sextan V yaitu 14 (46,67%) dan keadaan periodontal terparah yaitu dengan skor 4 terbanyak pada sextan IV yaitu 4 (13,33%) Tabel 4 adalah distribusi skor CPI berdasarkan lama pemakaian spiral. Skor 0 atau kondisi sehat terbanyak pada sextan II dengan jumlah 18 orang (60%). Skor 1 terbanyak pada sextan IV dengan jumlah 11 orang (33,33%). Skor 2 terbanyak pada sextan IV dengan jumlah 10 orang (33,33%). Skor 3 terbanyak pada sextan V dengan jumlah 5 orang (16,67%) dan skor 4 terbanyak pada sextan VI dengan jumlah 5 orang (16,67%). PEMBAHASAN Penggunaan kontrasepsi sangat erat kaitannya dengan perubahan hormon baik itu progesteron maupun estrogen. Penyakit periodontal merupakan penyakit pada gigi yang sering ditemukan pada manusia. Ada beberapa macam jenis faktor yang menyebabkan, dari faktor lokal hingga faktor sistemik. Faktor hormon salah satunya, faktor yang sering ditemukan khususnya pada wanita. Peran faktor kandungan hormon seperti estrogen dan progesteron akan membentuk suatu pembengkakan pada gingiva sehingga bisa menyebabkan terjadinya terganggunya periodonsium tersebut. 7 Hormon estrogen dan progesteron memiliki aksi biologi penting yang dapat mempengaruhi sistem organ lain termasuk rongga mulut. Reseptor bagi hormon estrogen dan progesteron berpotensi ditemukan pada jaringan periodontal. Akibatnya, ketidakseimbangan sistem endokrin dapat menjadi penyebab penting dalam patogenesis penyakit periodontal. Tabel 2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan karakter usia dan lama penggunaan spiral karakteristik Frekuensi Persentase (%) Usia < 25 tahun 3 10,00 25 40 tahun 12 40,00 41 50 tahun 10 33,33 > 50 tahun 5 16,67 Lama penggunaan spiral 3 bulan 5 16,67 >3 bulan - 1 tahun 17 56,67 >1 tahun - 5 tahun 7 23,33 >5 tahun 1 3,33

Makassar Dent J 2017; 6(1): 12-17 p-issn:2089-8134 e-issn:2548-5830 15 Hasil penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perubahan kondisi jaringan periodontal dapat dikaitkan dengan perubahan kadar hormon seks. Terjadinya peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal dan sistem imun lokal. 7 Ketidakseimbangan konsentrasi progesteron meningkatkan terjadinya inflamasi gingiva dengan menghambat produksi interleukin 6 (IL-6). IL-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, yang merupakan sel-sel tersebut berperan menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah, sehingga dengan dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingiva kurang efisien dalam melawan serangan inflamasi dari bakteri. Progesteron juga memicu produksi prostaglandin Tabel 2 Distribusi skor CPI berdasarkan kelompok usia Sextan 1 umur < 25 2 (6,67%) 1 (3,33%) - - - 3 (10%) 25 40 3 (10%) 6 (20%) 1 (3,33%) 1 (3,33%) - 12 (40%) 41 50 1 (3,33%) 4 (13,33%) 3 ( 10%) 1 (3,33%) 1 (3,33%) 10 (33,33%) > 50-1 (3,33%) - 2 (6,67%) 2 (6,67%) 5 (16,67%) 6 (20%) 12 (40%) 4 (13,33%) 4 (13,33%) 3 (10%) 30 (100%) Sextan 2 umur < 25 3 (10%) - - - - 3 (10%) 25 40 7(23,33%) 3 (10%) 2 (6,67%) - - 12 (40%) 41 50 2 (6,67%) 1 (3,33%) 6 (20%) - 1 (3,33%) 10 (33,33%) > 50-1 (3,33%) 1 (3,33%) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 5 (16,67%) 12 (40%) 5 (16,67%) 9 (30%) 1 (3,33%) 3 (10%) 30 (100%) Sextan 3 umur < 25 1 (3,33%) 2 (6,67%) - - - 3 (10%) 25 40 3 (10%) 4 (13,33%) 2 (6,67%) 1 (3,33%) - 12 (40%) 41 50 1 (3,33%) 2 (6,67%) 4 (13,33%) 2 (6,67%) 1 (3,33%) 10 (33,33%) > 50 - - 4 (13,33%) 1 (3,33%) - 5 (16,67%) 5(16,67%) 8 (26,67%) 10 (33,33%) 4 (13,33%) 1 (3,33%) 30 (100%) Sextan 4 umur < 25 - - 2 (6,67%) 1 (3,33%) - 3 (10%) 25 40 2 (6,67%) 5 (16,67%) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 2 (6,67%) 12 (40%) 41 50 3 (10%) 1 (3,33%) 5 (16,67%) - 1 (3,33%) 10 (33,33%) > 50 - - 2 (6,67%) 2 (6,67%) 1 (3,33%) 5 (16,67%) 5(16,67%) 6 (20%) 10 (33,33%) 5 (16,67%) 4 (13,33%) 30 (100%) Sextan 5 umur < 25 3 (10%) - - - - 3 (10%) 25 40 9 (30%) 3 (10%) - - - 12 (40%) 41 50 2 (6,67%) 2 (6,67%) 5 (16,67%) 1 (3,33%) - 10 (33,33%) > 50-2 (6,67%) 3 (10%) - - 5 (16,67%) 14(46,67%) 7 (23,33%) 8 (26,67%) 1 (3,33%) - 30 (100%) Sextan 6 umur < 25 2 (6,67%) - - 1 (3,33%) - 3 (10%) 25 40 2 (6,67%) 5 (16,67%) 1 (3,33%) 2 (6,67%) 2 (6,67%) 12 (40%) 41 50 1 (3,33%) 4 (13,33%) 2 (6,67%) 3 (10%) - 10 (33,33%) > 50 - - 3 (10%) 1 (3,33%) 1 (3,33%) 5 (16,67%) 5(16,67%) 9 (30%) 6 (20%) 7 (23,33%) 3 (10%) 30 (100%)

16 Ayub I. Anwar, dkk: Gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi spiral terhadap status jaringan periodontal (PGE2) karena PGE2 merupakan mediator yang poten dalam respon inflamasi. Dengan PGE2 yang berperan sebagai imunosupresan, mengakibatkan inflamasi gingiva semakin meningkat ketika konsentrasi PGE2 dan mediator PGE2 tinggi. 2 Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan hormon dapat mempengaruhi respon jaringan terhadap plak sehingga rentan terhadap peradangan. Tingginya kadar hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan penurunan jumlah sel limfosit- T yang matang serta dapat meningkatkan jumlah P.intermedia. Selain itu, interleukin-6 yang berperan dalam menstimulasi diferensiasi limfosit-b, limfosit- T serta mengaktifkan produksinya. Menurunnya sistem pertahanan di dalam rongga mulut serta meningkatnya jumlah bakteri tentu menyebabkan jaringan rentan terhadap peradangan. Hal tersebut disebabkan karena kadar progesteron yang tinggi Tabel 3 Distribusi skor CPI berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi jenis spiral () Sextan 1 3 bln 4 (13,33%) 1 (3,33%) - - - 5 (16,67%) >3 bln- 1 thn 7 (23,33%) 5 (16,67%) 5 (16,67%) - - 17 (56,67) >1-5 thn 1 (3,33%) 4 (13,33%) 1 (3,33%) 1 (3,33%) - 7 (23,33%) >5 thn - - - 1 (3,33%) - 1 (3,33%) 12 (40%) 10 (33,33%) 6 (20%) 2 (6,67%) - 30 (100%) Sextan 2 3 bln 5 (16,67%) - - - - 5 (16,67%) >3 bln- 1 thn 9 (30%) 6 (20%) 2 (6,67%) - - 17 (56,67) >1 thn- 5 thn 4 (13,33%) 3 (10%) - - - 7 (23,33%) >5 thn - - 1 (3,33%) - - 1 (3,33%) Total 18 (60%) 9 (30%) 3 (10%) - - 30 (100%) Sextan 3 3 bln 3 (10%) 2 (6,67%) - - - 5 (16,67%) >3 bln- 1 thn 6 (20%) 5 (16,67%) 6 (20%) - - 17 (56,67) >1 thn- 5 thn 1 (3,33%) 2 (6,67%) - 3 (10%) 1 (3,33%) 7 (23,33%) >5 thn - - - - 1 (3,33%) 1 (3,33%) Total 10 (33,33%) 9 (30%) 6 (20%) 3 (10%) 2 (6,67%) 30 (100%) Sextan 4 3 bln 2 (6,67%) 3 (10%) - - - 5 (16,67%) >3 bln- 1 thn 3 (10%) 3 (10%) 8 (26,67%) 2 (6,67%) 1 (3,33%) 17 (56,67) >1 thn- 5 thn - 4 (13,33%) 2 (6,67%) - 1 (3,33%) 7 (23,33%) >5 thn - 1 (3,33%) - - - 1 (3,33%) Total 5 (16,67%) 11 (36,67%) 10 (33,33%) 2 (6,67%) 2 (6,67%) 30 (100%) Sextan 5 3 bln 4 (13,33%) 1 (3,33%) - - - 5 (16,67%) >3 bln- 1 thn 6 (20%) 4 (13,33%) - 5 (16,67%) 2 (6,67%) 17 (56,67%) >1 thn- 5 thn 1 (3,33%) 5 (16,67%) 1 (3,33%) - - 7 (23,33%) >5 thn - - - - 1 (3,33%) 1 (3,33%) Total 11 (36,67%) 10 (33,33%) 1 (3,33%) 5 (16,67%) 3 (10%) 30 (100%) Sextan 6 3 bln 1 (3,33%) 3 (10%) 1 (3,33%) - - 5 (16,67%) >3 bln- 1 thn 2 (6,67%) 4 (13,33%) 7 (23,33%) 1 (3,33%) 3 (10%) 17 (56,67) >1 thn- 5 thn 2 (6,67%) 3 (10%) 1 (3,33%) - 1 (3,33%) 7 (23,33%) >5 thn - - - - 1 (3,33%) 1 (3,33%) Total 5 (16,67%) 10 (33,33%) 9 (30%) 1 (3,33%) 5 (16,67%) 30 (100%)

Makassar Dent J 2017; 6(1): 12-17 p-issn:2089-8134 e-issn:2548-5830 17 dapat merangsang produksi prostaglandin yang berperan sebagai imunosupresan. Efek perubahan hormon juga dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga mengakibatkan gingiva berwarna kemerahan dan peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat membuat gingiva mengalami pembengkakan. Penelitian ini meneliti gambaran pengguna alat kontrasepsi spiral non-hormon jadi hasil yang didapatkan tidak ada gambaran hubungan dengan status periodontal. 6 Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa gambaran lama pemakaian kontrasepsi spiral di Asrama Brimob Pa baeng-baeng di Kota Makssar terbanyak pada usia 25-40 tahun dengan lama penggunaan terbanyak di atas 3 bulan dan di bawah 1 tahun. Sextan yang paling sedikit memiliki masalah periodontal adalah sextan II dan V, sedangkan sextan yang mengalami keparahan periodontal tertinggi adalah sextan IV dan VI. Disarankan perlu dilakukan skeling sebelum melakukan pemeriksaan status periodontal untuk menghindari biasnya data yang diperoleh dari pemeriksaan. Selain itu perlu dilakukan kalibrasi dan standarisasi penilaian kondisi periodontal antara seluruh anggota dari tim yang melakukan pemeriksaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Megananda H, Eliza H, Neneng N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009 2. Handajani J, Puspita RM, Amelia R. Pemakaian kontrasepsi pil dan suntik menaikkan ph dan volume saliva. Dentika Dent J 2010; 15(1) 3. BKKBN. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Edisi ke-2. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010 4. Zannah IR, Maryati I, Widiasih R. Gambaran keluhan-keluhan akibat penggunaan alat kontrasepsi spiral pada akseptor spiral di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi Kota Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran 5. www.repository.usu.ac.id 6. Domingues RS, Ferraz BFR, Greghi SLA, De Rezende MLR, Passanezi E, Sant an ACP. Influence of combined oral contraceptives on the periodontal condition. J Appl Oral Sci 2012; 20(2):253-9. 7. Amalia R. Gambaran status ph dan volume saliva pada pengguna kontrasepsi hormonal di Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar [Skripsi Universitas Hasanuddin Fakultas Kedokteran Gigi Makassar; 2013