Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN ASEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Implant dengan Kenaikan Berat Badan

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

SINOPSIS RENCANA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN FISIK IBU DI KLINIK ANITA MEDAN Mey Elisa Safitri Dosen Akademi Kebidanan Helvetia Medan

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SELAMA MENGGUNAKAN KB SUNTIK 3 BULAN DI BPS NY

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Progestin Dengan Kenaikan Berat Badan di BPM Hj. Suprihatin Sidoarjo

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Program Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ HUBUNGAN EFEK SAMPING KENAIKAN BERAT BADAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERPINDAHAN AKSEPTOR KB DMPA MENJADI KB SUNTIK KOMBINASI DI KLINIK PRATAMA LESTARI DESA WEDARIJAKSA KECAMATAN WEDARIJAKSA KABUPATEN PATI Bunga Essen Sammantha 1), Sri Hadi Sulistiyaningsih 2) 1, 2) Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati, Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati e-mail: mahira.hsp@gmail.com ABSTRAK Kontrasepsi suntikan DMPA adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang hanya hormon progesteron di suntikkan secara intramuseular ke dalam tubuh wanita secara (periodik) setiap 3 bulan sekali, dengan keuntungan sangat efektif dengan angka kegagalan 0,7% dan efektifitas 99,6% serta tidak mengandung hormon estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. Efek samping utama pemakaian DMPA adalah kenaikan berat badan. Seringkali berat badan bertambah 2-4 kg dalam waktu 2 bulan pada tahun pertama pemakaian KB suntik. Dukungan suami sangat mempengaruhi ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi yang cocok, biasanya berupa perhatian dan memberikan rasa nyaman serta percaya diri dalam mengambil keputusan tersebut dalam pemilihan alat kontrasepsi. Dari hasil wawancara terhadap 10 akseptor, 6 orang mengatakan telah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 3 tahun, mengatakan pada awal tahun pertama penggunaan KB suntik 3 bulan tidak mengalami keluhan. Sedangkan 4 orang lainnya mengatakan selama 1,5 tahun penggunaan KB suntik 3 bulan berat badannya mengalami kenaikan sebanyak 1,5 kg. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan efek samping kenaikan berat badan dan dukungan suami dengan perpindahan akseptor Kb DMPA menjadi Kb suntik kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kabupaten Pati. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan pendekatan retrospektif. Sampel adalah seluruh akseptor KB suntik 1 bulan yang merupakan pindahan dari KB suntik 3 bulan yang mengalami efek samping kenaikan berat badan sebanyak 32 orang dengan menggunakan total sampling dan uji statistic Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami efek samping kenaikan berat badan 2 kg sebanyak 17 orang (53,1 %). Sebagian besar dukungan suami sedang sebanyak 16 orang (50,%) dan sebagian besar responden melakukan perpindahan KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi setelah penggunaan selama 3 tahun yaitu 19 orang (59,4%). Ada hubungan antara efek samping kenaikan berat badan (X 2 =12,523 dan p value = 0,000), dukungan suami (X 2 =7,710 dan p v alue = 0,021) dengan perpindahan akseptor KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Kata kunci : KB suntik DMPA, KB suntik Kombinasi, Efek samping, Berat badan, Dukungan Keluarga Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) 62 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (62-72) Page 62..

PENDAHULUAN Berdasarkan data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) (2007), dalam upaya membangun penduduk yang berkualitas maka pemerintah memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penduduk yaitu mengatasi pertumbuhan penduduk, dengan 2 menetapkan program Keluarga Berencana (KB) pada Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk mencegah kehamilan. Terutama kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan risiko tinggi, karena hal tersebut dapat menyebabkan atau menambah angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pada tahun 2012 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 4.784.150 peserta dengan rincian, KB dengan metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau disebut juga IUD sebanyak 406.097 orang (8,49%), MOW sebanyak 262.761 orang (5,49%), MOP sebanyak 52.679 orang (1,10%), kondom sebanyak 92.072 orang (1,92%), implant sebanyak 463.786 orang (9,69%), suntik sebanyak 2.753.967 orang (57,56%), dan pil sebanyak 752.788orang (15,74%) (BKKBN Jateng, 2012) Di Kabupaten Pati Peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu 182.023 jiwa.sementara untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu 42.573 jiwa. Data dari Puskesmas Wedarijaksa di Kecamatan Wedarijaksa terdapat 10.007 jiwa peserta KB aktif dari 12.579 PUS yang terdiri dari 18 desa. Untuk Pencapaian Peserta Baru sampai dengan bulan September 2015 ada 883 peserta KB baru, yaitu IUD 15 akseptor, MOP 0 akseptor, MOW 30 akseptor, Implant 40 akseptor, Suntik 629 akseptor, pil 136 akseptor, Kondom sebanyak 32 akseptor. Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga ( Hanafi Hartanto, 2002). Ada berbagai macam metode alat kontrasepsi diantaranya yaitu metode amenore laktasi (MAL), metode keluarga berencana alamiah (KBA), senggama terputus, metode barier (kondom, diafragma, spermisida), kontrasepsi kombinasi Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 63

(pil kombinasi, suntik kombinasi), kontrasepsi progestin (suntik progestin, pil progestin, implan, AKDR dengan progestin), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap (tubektomi, vasektomi) (Saifuddin, 2006). Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya efektif, pemakaiannya praktis, harganya relative murah dan aman. Cara ini banyak diminati masyarakat dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntik untuk mencegah kehamilan. Penelitian lapangan, kontrasepsi suntikan dimulai tahun 1965 dan sekarang diseluruh dunia diperkirakan berjuta-juta wanita memakai cara ini untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 2005). Kontrasepsi suntikan DMPA adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang hanya hormon progesteron di suntikkan secara intramuseular ke dalam tubuh wanita secara (periodik) setiap 3 bulan sekali, dengan keuntungan sangat efektif dengan angka kegagalan 0,7% dan efektifitas 99,6% serta tidak mengandung hormon estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah (Syaifudin, 2006). Efek samping utama pemakaian DMPA adalah kenaikan berat badan. Seringkali berat badan bertambah 2-4 kg dalam waktu 2 bulan pada tahun pertama pemakaian KB suntik 3 bulan DMPA (Anggraini, 2012). Dan berat badan meningkat sampai 4 kg pada tahun pertama pemakaian KB suntik 3 bulan DMPA (Hartanto, 2004). Hal ini disebabkan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone (Anggraini, 2012). Hartanto (2004) menyatakan bahwa pemilihan alat kontrasepsi KB suntik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya, yaitu : pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jarak pelayanan kontrasepsi, biaya kontrasepsi, dan pengetahuan. Faktor lain yang ikut menentukan pemilihan alat kontrasepsi adalah faktor dukungan suami, dimana dukungan tersebut sangat mempengaruhi ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi yang cocok. Dukungan suami biasanya berupa perhatian dan memberikan rasa nyaman serta percaya diri dalam mengambil keputusan tersebut dalam pemilihan alat kontrasepsi. Dukungan suami adalah bantuan moril yang diberikan suami kepada istrinya. Orang lain disekitar individu yaitu seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan persetujuan bagi tindakan, seseorang yang tidak ingin dikecewakan/seseorang yang berarti khusus bagi individu akan banyak Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 64 64 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (62-72)

mempengaruhi pembentukan sikap individu terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2003). Hasil wawancara terhadap 10 akseptor, 6 orang mengatakan telah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 3 tahun, ibu mengatakan pada awal tahun pertama penggunaan KB suntik 3 bulan ibu tidak mengalami keluhan. Pada tahun ke dua terjadi kenaikan berat badan 2-3 kg padahal ibu mengatakan sudah mengurangi porsi makan yang dikonsumsinya dari porsi banyak menjadi porsi sedang dalam kesehariannya. Sampai dengan tahun ke tiga ibu merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dialami sehingga mengganti KB suntik 3 bulan menjadi 1 bulan. Dari kondisi yang dialami oleh ibu, suami mengatakan keberatan jika ibu meneruskan penggunaan KB suntik 3 bulan, sehingga suami menyarankan untuk pindah ke KB suntik 1 bulan, karena suami mendapatkan informasi bahwa KB suntik 1 bulan tidak menimbulkan kenaikan berat badan. Suami senang dengan keputusan yang diambil oleh ibu karena bersedia mengganti KB suntik 3 bulan menjadi KB suntik 1 bulan, selain itu suami bersedia mengantarkan ibu melakukan kunjungan ulang KB suntik 1 bulan. Sedangkan 4 orang lainnya mengatakan selama 1,5 tahun penggunaan KB suntik 3 bulan berat badannya mengalami kenaikan sebanyak 1,5 kg. Ibu mengatakan akhir-akhir ini merasa terganggu dengan kenaikan berat badan yang dialaminya karena berat badannya bertambah 0,5 kg, sehingga ibu merasa kurang PD (percaya diri) dan ingin menggantinya dengan KB suntik 1 bulan karena suami mengatakan bentuk tubuh ibu semakin hari semakin gemuk. Suami menyarankan ibu untuk tidak meneruskan pemakaian KB suntik 3 bulan karena berat badan semakin bertambah dan memberikan alternative untuk pindah ke KB suntik 1 bulan karena dapat informasi bahwa KB suntik 1 bulan tidak mempengaruhi perubahan berat badan. Suami senang atas keputusan yang diambil oleh istri untuk berpindah KB suntik 3 bulan menjadi KB suntik 1 bulan, karena membuat istri merasa tidak nyaman. Suami mengizinkan ibu untuk mengganti alat kontrasepinya dan bersedia mengantar ibu ke bidan setempat untuk melakukan perpindahan KB suntik 3 bulan menjadi KB suntik 1 bulan. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan efek samping kenaikan berat badan dan dukungan suami dengan perpindahan akseptor KB DMPA menjadi KB Suntik Kombinasi di Desa Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 65

BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelatif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dan Sampel yang digunakan adalah seluruh akseptor KB suntik 1 bulan yang merupakan pindahan dari KB suntik 3 bulan yang mengalami efek samping kenaikan berat badan sebanyak 32 orang dengan menggunakan tehnik sampling secara total sampling. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji statistic Chi Square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami efek samping kenaikan berat badan 2 Kg sebanyak 17 orang (53,1 %), dan responden yang mengalami efek samping kenaikan berat badan < 2 Kg sebanyak 15 orang (46,9%). Sedangkan responden yang mendapatkan dukungan suami sedang yaitu sebanyak 16 orang (50,0 %), 11 responden (34,4 %) mendapatkan dukungan suami baik sedangkan 5 responden (15,6 %) mendapatkan dukungan suami kurang. Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh hasil X 2 = 12,523 dan p value = 0,000 serta X 2 = 7,710 dan p value = 0,021, berarti Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara efek samping kenaikan berat badan dan dukungan suami dengan Dengan Perpindahan Akseptor KB DMPA Menjadi KB Suntik Kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. B. Pembahasan 1. Efek Samping Kenaikan Berat Badan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami efek samping kenaikan berat badan 2 Kg sebanyak 17 orang (53,1 %). Rata rata kenaikan berat badan responden antara 2 3 kg. Salah satu efek samping penggunaan KB suntik DMPA adalah perubahan berat badan, umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 66 66 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (62-72)

penyuntikan. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya (Hartanto, 2004). H al ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dhania Pratiwi, dkk (2014) bahwa terdapat 57,5% akseptor mengalami peningkatan berat badan setelah menggunakan KB suntik DMPA. 2. Dukungan Suami Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan suami sedang yaitu sebanyak 16 orang (50,0 %). Dukungan suami adalah bantuan moril yang diberikan suami kepada istrinya. Orang lain di sekitar individu yaitu seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan persetujuan bagi tindakan, seseorang yang tidak ingin dikecewakan/seseorang yang berarti khusus bagi individu akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap individu terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2010). Menurut Friedman dalam Setiadi (2008) jenis-jenis dukungan keluarga (suami) terdiri dari dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan penilaian / penghargaan. Dukungan suami dapat memberikan rasa nyaman serta percaya diri dalam mengambil keputusan tersebut dalam pemilihan alat kontrasepsi. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa suami memberikan dukungan sedang, hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar suami menyarankan istri untuk mengganti jenis KB yang digunakan setelah lama penggunaan 3 tahun, suami bersedia mengantar dan menyediakan alat trasportasi bagi ibu untuk melakukan kunjungan ulang KB suntik kombinasi setiap bulan, suami bersedia mengeluarkan biaya setiap bulan kepada istri untuk melakukan kunjungan KB suntik 1 bulan, dan suami menyarankan ibu untuk tidak meneruskan pemakaian KB suntik 3 bulan karena berat badan semakin bertambah. Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 67

3. Perpindahan KB DMPA menjadi KB Suntik Kombinasi Sebagian besar responden melakukan perpindahan KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi setelah penggunaan selama 3 tahun yaitu sebanyak 19 orang (59,4%). Kontrasepsi suntik progestin DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskular dalam didaerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Pemberian kontrasepsi suntik progestin Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu (Saifuddin, 2006). Penambahan berat badan tidak terjadi pada semua pengguna KB suntik, tergantung pada reaksi yaitu bagaiamana tubuh masing-masing wanita memetabolisasi progesterone. Informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat dan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. (Sulistyawati, 2012). Sebagian besar akseptor menggunakan KB suntik DMPA selama 3 tahun dikarenakan mengalami efek samping kenaikan berat badan ratarata 2 kg sehingga responden banyak yang mengalami perpindahan KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi. 4. Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dengan Perpindahan Akseptor KB DMPA Menjadi KB Suntik Kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hasil uji Chi Square diperoleh X 2 = 12,523 dan p value = 0,000 yang berarti ada hubungan antara efek samping kenaikan berat badan dengan perpindahan akseptor KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Salah satu efek samping penggunaan KB suntik DMPA adalah pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama penyuntikan. Kenaikan BB kemungkinan disebabkan karena hormon progesterone mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) 68 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 Page (63-72) 68

makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya akseptor yang menggunakan KB suntik DMPA dapat mengalami perubahan berat badan yaitu terjadi peningkatan barat badan. (Hartanto, 2004). Dengan adanya kenaikan berat badan yang dialami oleh akseptor menyebabkan ketidakanyamanan sehingga membuat akseptor mengambil keputusan untuk melakukan perpindahan alat kontrasepsi. 5. Hubungan Dukungan Suami dengan Perpindahan Akseptor KB DMPA menjadi KB suntik Kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh hasil X 2 = 7,710 dan p value = 0,021, yang berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan perpindahan Akseptor KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Hasil penelitian Musdalifah, dkk (2013) juga menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi hormonal dengan nilai p value (0,000). Dukungan suami adalah bantuan moril yang diberikan suami kepada istrinya. Orang lain disekitar individu yaitu seseorang yang dianggap penting, seseorang yang diharapkan persetujuan bagi tindakan, seseorang yang tidak ingin dikecewakan/seseorang yang berarti khusus bagi individu akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap individu terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2010). Adanya keluhan yang dialami oleh istri karena ketidaknyamanan selama menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan, membuat suami untuk memberikan dukungan dalam bentuk dukungan informasi, instrumental, emosional, dan dukungan penilaian / penghargaan dalam melakukan perpindahan alat kontrasepsi yang sebelumnya telah disepakati bersama. Bila suami tidak mengizinkan atau tidak mendukung, maka hanya sedikit istri yang berani untuk melakukan perpindahan alat kontrasepsi tersebut. Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan suami akan Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 69

semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita (istri) saja. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Sebagian besar responden mengalami efek samping kenaikan berat badan 2 kg sebanyak 17 orang (53,1 %). 2. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan suami sedang sebanyak 16 orang (50,0 %). 3. Sebaian besar responden melakukan perpindahan KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi setelah penggunaan selama 3 tahun yaitu 19 orang (59,4%). 4. Ada hubungan antara efek samping kenaikan berat badan dengan perpindahan akseptor KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati (X 2 = 12,523 dan p value = 0,000). 5. Ada hubungan antara dukungan suami dengan perpindahan akseptor KB DMPA menjadi KB suntik kombinasi di Klinik Pratama Lestari Desa Wedarijaksa Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati (X 2 = 7,710) dan p value = 0,021). B. Saran 1. Bagi tempat penelitian Sebagai tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemberian penyuluhan dan informasi tentang efek samping dan cara mengatasi efek samping alkon DMPA dan mengikutsertakan suami mengambil keputusan dalam mengatasai efek samping yang dialami oleh ibu. 2. Bagi responden Diharapkan responden dapat mengetahui efek samping dan cara mengatasi sehingga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 3. Bagi institusi Pendidikan Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda. Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 70 70 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (63-72)

DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Yetti. (2012). Pelayanan Keluraga Berencana. Yogyakarta: Yohima Press Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta Arum, S. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Mitra Cendikia Pers. BKKBN, Jateng. (2012). Cukilan Data KB KN Nomor 246 ISSN. Jakarta Dhania Pratiwi, dkk. (2014). Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Lapai Kota Padang. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/130/125. Depkes RI. (2011). Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Handayani, Sri 2010. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta : Pustaka Rihana. Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Manuaba, (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC. Mochtar, R. (2005). Sinopsis obstetri. Edisi 2. Jakarta. EGC Musdalifah,dkk. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah Kerja Puskesmas Lampia Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrag. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5657/jurnal %20MUSDALIFAH%20ARIFUDDIN.pdf?sequence=1 Notoatmodjo, Sukidjo. (2003). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Prawiroharjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Riyanto,Agus.(2011).Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 71

Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu Sugiyono.(2011).Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sulistyawan, Ari (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika Hubungan Efek Samping Kenaikan Berat Badan dan... (Bunga E.S. & Sri Hadi S.) Page 72 72 J. Kebid & Kesh, vol. 7 no. 2, Juli 2016 (63-72)