Keywords: Just in Time, MCE and effectiveness of Production (bahan mentah, barang setengah jadi, PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN VALUE-ADDED ACTIVITIES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai

ANALISIS MANUFACTURING CYCLE EFFICIENCY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian mengenai manufacturing cycle effectiveness dan

ANALISIS MANUFACTURING CYCLE EFFECTIVENESS (MCE) DALAM MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES (Studi Empiris Pada PT Bhirawa Steel Surabaya)

BAB II. Tinjauan Pustaka. bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang penerapan MCE. sebagai alat ukur dalam meningkatkan produksi

IMPLEMENTASI JUST IN TIME DALAM MENINGKATKATKAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI

ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

BAB V PENUTUP. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) dapat diterapkan dalam

ANALISIS MANUFACTURING CYCLE EFFECTIVENESS (MCE) DALAM MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

BAB V PENUTUP. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) dapat diterapkan di perusahaan, guna

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

PENERAPAN MANUFACTURING CYCLE EFFECTIVENESS (MCE) SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN EFEKTIFITAS PRODUKSI PADA CV. NIAGA MANUNGGAL

ANALISIS MANUFACTURING CYCLE EFFECTIVENESS (MCE) DALAM MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES

BAB II. organisasi mulai dari perencanaan sistim operasi, perancangan sistim operasi hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT Siti Eka Fariyani COST EFFICIENCY PRODUCTION METHOD ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) Essay, Majoring In Accountant, Faculty Of Econo

BAB I PENDAHULUAN. dan tumbuh. Sehingga dibutuhkan cara agar perusahaan bisa melakukan

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi. Oleh:

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

PENGARUH PENERAPAN SISTEM JUST IN TIME TERHADAP BIAYA OVERHEAD PABRIK STUDI KASUS PADA PT XYZ

ABSTRACT. Keywords : Standard cost, production cost, efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : biaya standar, pengendalian, efektivitas, efisiensi, biaya bahan baku, analisis selisih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai

PENERAPAN SISTEM PEMBELIAN JUST IN TIME UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OLEH: ADIKO

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mursyidi (2008:174) Just In Time (JIT) dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED MANAGEMENT DI PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

Bab I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas saat ini menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Menjelang era Masyarakat Ekonomi Asean, UMKM

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

PENGUKURAN KINERJA PERSEDIAAN DI GUDANG BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TURN OVER RATIO (TOR) PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Job order costing method, efisiensi, dan efektivitas. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan

BAB II KAJIAN TEORI. atau isi berita dimengerti dengan mudah oleh khalayak (Pareno, 2003:43).

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

ANALISIS PERAMALAN PERMINTAAN DAN PERENCANAAN PEMESANAN PUPUK SERTA PENERAPAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PT. INDONUSA AGROMULIA

Penerapan Sistem Pembelian Just In Time (JIT) untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas pada Perusahaan Manufaktur PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRACT. Keywords: Traditional Methods, Cost Centre, Just In Time methods, Inventory. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

PERBANDINGAN BIAYA STANDAR DAN BIAYA AKTUAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. SURYA GEMILANG JAYA AVRY DUMA KUSUMA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

ABSTRACT. Key words: Job order costing method. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : Standard Cost, Cost Production Control. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. (Key words: Cost of goods production, Standard Cost, Production Cost Efficiency) Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN SISTEM KANBAN SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM JUST IN TIME DI PT WONOJATI WIJOYO KEDIRI

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Akuntansi Biaya. Just In Time and Backflushing. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

ABSTRACT. Keywords: Operational Audit, Intern Control, Purchasing.

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

DEVIS ZENDY NPM :

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

EVALUASI ATAS PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV KUSUMA LOGAM BOYOLALI SKRIPSI OLEH: RATNA TRI KUMALA SARI

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT. Keywords: operational audit, effectiveness, internal control, purchase. vii. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi merupakan kegiatan yang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB I PENDAHULUAN. Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC)

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

TONY PUJIARYANTO Universitas Dian Nuswantoro Semarang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Transkripsi:

ANALISIS IMPLEMENTASI JUST IN TIME DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PRODUKSI GARMEN (STUDI KASUS PADA SUBSIDIARY COMPANY PAN 12 PT. PAN BROTHERS Tbk) Febrianto Andi Rahmawan, Poniman 1, Suharmanto 2 Program Studi D-IV Manajemen Bisnis Internasional Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275, Telephone (024)1413417 ABSTRACT The purpose of this study is to analyze and describe the implementation of the just in time in the production process of the garments on the Subsidiary Company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk in Boyolali, Central Java and to know how the implementation of the just in time in relation to improving the effectiveness of the production. To find out how much the company achieved production effectiveness, in this study used measurement method by using the calculation of the Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) by dividing the non-value added activities and value added activities, from the calculation of the MCE can be the measurement of the effectiveness of the company where the company has a value of 100% means the MCE has the ideal production effectiveness, while less than 100% then needed improvement. The result of this study, the calculation of the Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) generated in the implementation of the just in time of 66,19%. From that result, companies can make improvements by reducing or eliminating non value added activities to increase the value of the MCE, with the result that effectiveness of production can be achieved. Based on the results of the analysis there is a difference between the Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) between in advance of improvements of 66.19% and following improvement of 79,19%. Improvement attempts by reducing or eliminating non value added activities capable of improving the Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) of 13% (79,19%- 66,19%) than in advance of improvements in the implementation of the just in time. Keywords: Just in Time, MCE and effectiveness of Production (bahan mentah, barang setengah jadi, PENDAHULUAN Just In Time dapat didefinisikan sebagai kesatuan aktivitas yang dirancang untuk mecapai volume produksi yang tinggi dan berkualitas dengan menggunakan inventory produk jadi) yang seminimum mungkin, didalamnya terdapat konsep pengurangan waste, ketepatan waktu, kualitas yang tinggi, dan perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus (Yunarto dan Martinus, 2005:115) 3. Aktivitas merupakan penyebab 1 Dosen Pembimbing Pertama 2 Dosen Pembimbing Kedua 3 Yunarto, Holy Icun & Martinus Getty Santika. 2005. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 1 P a g e

timbulnya biaya, maka diperlukan pengelolaan atas aktivitas sehingga biaya dapat dikurangi dan dihilangkan. Perusahaan yang mampu mengurangi dan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang bukan penambah nilai (non value added activities) sehingga dapat memaksimalkan aktivitas yang menjadi penambah nilai (value added activities) maka perusahaan telah menciptakan manufacturing cycle effectiviness (MCE) yang optimal (Mulyadi dalam Ardiansyah, 2010) 4. PT. Pan Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang industri tekstil dan produk tekstil (TPT), telah mengimplementasikan just in time dalam proses operasi bisnisnya untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen mereka dengan tujuan tepat waktu, tepat jumlah dan tepat harga. Dalam implementasi just in time yang telah dilaksanakan belum diketahui tingkat efektivitas dalam setiap proses produksi yang dilakukan, hal ini diperlukan untuk mengukur seberapa efektif implementasi just int time dalam proses produksi. Penelitian ini dilakukan pada summer season production, dari bulan Februari 2016 hingga Juni 2016, pada Subsidiary Company PAN 12, PT. Pan Brothers Tbk, di Desa Butuh, RT. 001/ RW.02, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pada gambar grafik 1.1 dapat dilihat hasil output produksi Subsidiary Company PAN 12 selama summer season production 2016. Gambar 1.1 Data Produksi Garmen Pada Subsidiary Company PAN 12 Periode Februari Juni 2016 Sumber : PT. Pan Brothers Tbk 2016 Dari data produksi yang ada pencapaian target pada proses produksi dari implementasi just in time hanya sebesar 62%. Untuk itu, dalam penelitian ini penulis mencoba menganalisis efektifitas produksi dengan manufacturing cycle effectiveness (MCE) untuk mengetahui seberapa besar efektifitas yang tercapai pada proses produksi Subsidiary Company PAN 12. 4 Ardiansyah, Bambang. 2010. Analisis Manufacturing Cycle Effectiveness (Mce) Dalam Mengurangi Non Value Added Activities (Studi Empiris Pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. PPLI Asahan). Skripsi Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2 P a g e

Dari uraian diatas, maka didapat beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana implementasi just in time dalam proses produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. b. Bagaimana efektivitas pencapaian target produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. c. Apakah dengan mengurangi dan menghilangkan non-value added activity dalam implementasi just in time dapat meningkatkan efektivitas produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu : a. Mendeskripsikan dan menganalisis implementasi sistem just in time dalam proses produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. b. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat efektivitas produksi dalam pencapaian target produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. c. Untuk mengetahui pengaruh penghapusan non-value added activity dari implementasi just in time dalam kaitannya meningkatkan efektivitas produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. TINJAUAN PUSTAKA 1. Just In Time (JIT) Konsep dasar sistem produksi just in time (JIT) adalah memproduksi output yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahapan proses dalam sistem produksi, dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk, karena JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan (Sulastri, 2012) 5. 5 Sulastri, Putu. 2012. Sistem Just In Time (JIT) Penting Bagi Perusahaan Industri. Dharma Ekonomi. Volume 9. Nomor 36. 3 P a g e

Gaspersz (2005:38) 6 menjeleaskan bahwa tujuan dari just in time (JIT) adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan secara terus-menerus. Melalui just in time, segala sesuatu material, proses dan lainnya yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan. Nilai tambah produk, merupakan kunci dalam just in time. Nilai tambah produk diperoleh dari aktivitas aktual yang dilakukan pada produk, tidak melalui pemindahan, penyimpanan, penghitungan dan penyortiran. 2. Efektifitas Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Stoner (Tangkilisan, 2007:138) 7 menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Miller (Tangkilisan, 2007:138) 7 mengemukakan bahwa: Effectiveness be define as the degree to which a social system achieve its goals. Effectiveness must be distinguished from efficiency. Efficiency is mainly concerned with goal attainments. Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem social mencapai tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan. 3. Produksi Definisi produksi dalam ekonomi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa. Penambahan atau penciptaan kegunaan karena bentuk dan tempat ini membutuhkan faktor-faktor produksi (Fuad, dkk., 2006:142) 8. 6 Gaspersz, Vincent. 2005. Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing21. Cetakan kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.. 7 Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2007. Manajemen Publik. Cetakan kedua. Jakarta: PT Grasindo. 8 Fuad, M, Christin H, Nurlaela, Sugiarto, Paulus. 2006. Pengantar Bisnis. Edisi Lima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 4 P a g e

4. Manufacturing Cycle Effectiveness Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) adalah ukuran efektivitas proses produksi dihitung dengan membandingkan processing time dengan cycle time (Saftiana, dkk, 2007) 9. Menurut Mulyadi (2003:245) 10 Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) adalah alat analisis atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam proses produksi. MCE merupakan ukuran yang menunjukkan persentase value added activities yang terdapat dalam suatu aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan value bagi customer. Dengan menggunakan manufacturing cycle effectiveness dapat dihitung persentase seberapa besar aktivitas yang bukan penambah nilai (non-value added activities) dapat dikurangi dan dihilangkan dari proses produksi.perhitungan cycle time yang digunakan untuk menghitung cycle effectiveness adalah (Tunggal 2003:16) 11 : Cycle Time=processing time + waiting time + moving time + inspection time + strorage MCE = Processing Time Cycle Time METODE PENELITIAN 1. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan hanya mengambil sampel data (data produksi yang meliputi seluruh aktifitas produksi dari mulai pengambialan bahan baku hingga packing). Time study mengukur waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap aktifitas produksi yang setealh dilakukan penelitian dan identifikasi aktifitas terdapat 15 aktifitas produksi yang diamati. 2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dijelaskan sebagai berikut di bawah ini: a. Mempelajari proses produksi yang ada di subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk secara menyeluruh, mengikuti alur dan flow setiap proses produksi mulai dari bahan baku hingga terbentuk barang jadi (finish good). b. Setelah mengetahui alur flow produksi dan setiap proses produksi dapat diidentifikasi permasalahan 9 Saftiana, dkk. 2007. Analisis Manufacturing Cycle Effectiveness dalam Meningkatkan Cost Effective Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Jurnal akuntansi dan keuangan. Vol. 12, No.1, Januari. 10 Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System-Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya. Edisi Enam. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 11 Tunggal, Amin Widjaja. 2003. Activity Based Costing : Untuk Manufakturing dan Pemasaran. Jakarta: Harvarindo. 5 P a g e

yang terjadi dilantai produksi berdasarkan topik yang diambil sesuai latar belakang penelitian yang dilakukan. c. Melakukan pengambilan data melalui time study untuk mengetahui waktu actual tiap-tiap aktifitas produksi. d. Identifikasi data awal yang diperlukan dengan memncatat dan mengumpulkan data-data yang diperlukan selama penelitian untuk kemudian dibuat dalam daftar data. Data yang dimaksud adalah: 1.Data umum perusahaan 2.Data urutan proses produksi 3.Data hasil produksi 4.Data waktu setiap aktifitas (baik value added maupun non value added) e. Perhitungan Manufacture Cycle Efectiffeness (MCE) berikut: 1. Mengamati proses produksi dan melakukan pengambilan data waktu produksi. 2. Melakukan rekap data waktu pengamatan dan melakukan pengujian normalitas data, keseragaman data dan kecukupan data. 3. Menghitung waktu baku produksi 4. Melakukan perhitungan cycle time 5. Mengidentifikasi dan memilah kegiatan value added dan non value added. 6. Melakukan perhitungan waktu untuk kegiatan value added dan non value added. 7. Melakukan perhitungan MCE, Produktifitas dan Efisiensi produksi f. Tahap Analisa data g. Kesimpulan dan saran 3. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara implementasi sistem just in time (JIT) dengan tingkat efektivitas produksi. Alat analisis yang digunakan atas segala aktivitas yang dilaksanakan pada proses produksi adalah Manufacturing Cycle Effectiveness. 6 P a g e

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan proses produksi untuk setiap produk dikelompokkan menjadi beberapa tahapan proses, seperti yang dijelaskan pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Peta Aliran Proses Produksi Garmen AKTIVITAS JUMLAH OPERASI 8 PEMERIKSAAN 4 PEMINDAHAN 2 PENYIMPANAN 1 TOTAL 15 AKTIVITAS PRODUKSI GARMEN Penanganan Material Penerimaan material dari supplier Pemeriksaan kuantitas material Pemeriksaan kualitas material Penyimpanan material Pemindahan material ke Sub. Divisi Cutting/Sewing Pemrosesan (Processing) Proses gelar fabric Pemotongan fabric Proses numbering dan bundling Pemindahan dari Sub. Divisi Cutting ke Sub. Divisi Sewing Proses sewing Pemeriksaan output sewing Penyelesaian (Finishing) Proses merapikan garmen Pemeriksaan finishing Pemasangan cardtag Proses packing Sumber : Data diolah dari subsidiary company PAN 12:2016 LAMBANG 7 P a g e

1. Perhitungan Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) Perhitungan MCE dilakukan setelah aktifitas-aktifitas produksi dipilah dan dipisahkan menjadi dua bagian yaitu aktifitas penambah nilai dan aktifitas bukan penambah nilai seperti ditunjukkan pada tabel 1.2 PROCESSING URAIAN Value Added Activity Non Value Added Activity Jumlah (Detik) (Detik) (Detik) Penerimaan material dari supplier, 32 32 Proses gelar fabric 31 31 Pemotongan fabric 154 154 Proses numbering dan bundling 14 14 Proses sewing 132 132 Proses merapikan garmen 72 72 Pemasangan cardtag 13 13 Proses packing 24 24 INSPECTION Pemeriksaan kuantitas material 15 15 Pemeriksaan kualitas material 23 23 Pemeriksaan output sewing 48 48 Pemeriksaan finishing 30 30 MOVING Pemindahan material ke Sub. Divisi Cutting/Sewing 43 43 Pemindahan dari Sub. Divisi Cutting ke Sub. Divisi Sewing 36 36 STORAGE Tabel 1.2 Data Cycle Time Dalam Proses Produksi Garmen Penyimpanan material 46 46 TOTAL 472 241 713 Sumber : Data diolah dari subsidiary company PAN 12 : 2016 8 P a g e

Dalam proses produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 terdapat 15 aktivitas yang harus dilakukan. Dari 15 aktivitas tersebut, telah dibagi menjadi dua bagian yaitu value added activity sebanyak 8 aktivitas dengan total konsumsi waktu (processing time) sebesar 472 detik dan non value added activity sebanyak 7 aktivitas dengan total konsumsi waktu sebesar 241 detik. Sedangkan total waktu yang dibutuhkan untuk satu kali produksi (cycle time) sebesar 713 detik. Sehingga nilai MCE dapat dihitung sebagai berikut: MCE = Processing Time Cycle Time = 472 713 = 0,6619 = 66,19% Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai manufacturing cycle effectiveness (MCE) sebesar 66,19%. Nilai tersebut menjadi ukuran yang menunjukkan persentase value added activities yang terdapat dalam aktivitas proses produksi, dan masih terdapat 33,81% (100% - 66,19%) non value added activities yang dapat dikurangi dan dieliminasi dalam aktivitas proses produksi. 2. Analisis Manufacturing Cycle Effectiveness Nilai MCE yang dihasilkan dalam aktivitas proses produksi secara teoritis dikatakan masih belum ideal. Menurut Mulyadi (2003:279) 10 hasil MCE kurang dari 100% ini menunjukkan bahwa proses produksi belum ideal karena masih mengandung non-value-added activities bagi customer. Proses produksi yang ideal seharusnya menghasilkan cycle time sama dengan processing time, yaitu MCE sebesar 100%. Sasaran utama dari penerapan just in time adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara mengurangi dan mengeliminasi non value added activities guna meminimumkan cycle time dengan cara menekan production time. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dari penerapan just in time dalam proses produksi subsidiary company PAN 12 masih terdapat non value added activities bagi customer sebesar 33,81%. Menurut Mulyadi 10 Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System-Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya. Edisi Enam. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 9 P a g e

(2007:394) 12 improvement terhadap proses yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dapat menghasilkan penurunan aktivitas bukan penambah nilai bagi customer. Oleh sebab itu diperlukan perbaikan secara menerus (continuous improvement) dalam penerapan sistem just in time pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk guna mengurangi dan menghilangkan non value added activities sebesar 33,81%. 4. Usulan Perbaikan Adapun usulan untuk meningkatkan efektivitas produksi pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk adalah dengan melakukan evaluasi terhadap penerapan sistem just in time, guna meningkatkan efektivitas produksi. Upaya yang dapat diterapkan guna mengurangi dan menghilangkan non value added activities adalah dengan menekan inspection time, moving time, dan storage time pada titik terendah. Menurut Mulyadi (2007:393) 12, strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi dan menghilangkan non value added activities adalah sebagi berikut: a. Total Quality Control (TQC) Guna menekan inspection time, menurut Saftiana, dkk.(2007) 9 TQC merupakan konsep pengendalian yang meletakkan tanggung jawab pengendalian di pundak setiap karyawan yang terlibat dalam proses pembuatan produk. Konsep ini menekankan pada orang, bukan proses, dengan mendorong setiap karyawan untuk menghasilkan zero defect (tingkat kesalahan nol). b. Penerapan Cellular Manufacturing Guna menekan moving time, menurut Saftiana, dkk.(2007) 9 dalam cellular manufacturing, mesin yang memiliki fungsi yang sama ditempatkan bersama dalam suatu daerah yang disebut departemen atau proses. Mesin-mesin disusun sehingga dapat digunakan untuk melaksanan berbagai operasi yang berurutan. 9 Saftiana, dkk. 2007. Analisis Manufacturing Cycle Effectiveness dalam Meningkatkan Cost Effective Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Jurnal akuntansi dan keuangan. Vol. 12, No.1, Januari. 12 Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen : Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. 10 P a g e

c. Penerapan Just In Time Purchasing Guna menekan storage time, menurut Mulyadi (2007: 746) 12 dalam just in time purchasing, perusahaan membeli barang pada jumlah sesuai dengan yang diperlukan pada saat barang yang bersangkutan diperlukan. Dengan demikian perusahaan tidak perlu memiliki persediaan (zero inventory). Berdasarkan uraian diatas, usulan aktivitas yang dapat dikurangi dan dieliminasi untuk meningkatkan nilai MCE dapat dilihat pada tabel 1.3. PROCESSING URAIAN Value Added Activity Non Value Added Activity Jumlah (Detik) (Detik) (Detik) Penerimaan material dari supplier, 32 32 Proses gelar fabric 31 31 Pemotongan fabric 154 154 Proses numbering dan bundling 14 14 Proses sewing 132 132 Proses merapikan garmen 72 72 Pemasangan cardtag 13 13 Proses packing 24 24 INSPECTION Pemeriksaan kuantitas material 15 15 Pemeriksaan kualitas material - - Pemeriksaan output sewing - - Pemeriksaan finishing 30 30 MOVING Pemindahan material ke Sub. Divisi Cutting/Sewing 43 43 Pemindahan dari Sub. Divisi Cutting ke Sub. Divisi Sewing 36 36 STORAGE Penyimpanan material - - TOTAL 472 124 596 Sumber : Data diolah dari subsidiary company PAN 12:2016 12 Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen : Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat. 11 P a g e

Dari tabel 1.3 dilakukan eliminasi terhadap non value added activities pada beberapa aktivitas sebagai berikut : a. Inspection 1. Dari penerapan just in time hubungan kepada supplier menjadi sangat penting, guna menjamin ketepatan dan ketersediaan material produksi. Kaitannya dalam hal ini adalah diharapkan tidak diperlukannya lagi proses dilakukan satu kali saja pada saat produk selesai dikerjakan (finishing). b. Storage Dari penerapan just in time purchasing, perusahaan tidak perlu memiliki persediaan (zero inventory). Sehingga aktivitas penyimpanan yang semula sebesar 46 detik dapat dihilangkan. Setelah dilakukan eliminasi terhadap beberapa aktivitas non value pemeriksaan kualitas material, added activities maka perhitungan karena sebelum supplier mengirimkan material telah dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan, agar material yang dikirimkan sesuai dengan purchase order. Sehingga tidak diperlukannya lagi waktu untuk pemeriksaan kualitas material yang semula sebesar 23 detik. 2. Dengan diterapkannya TQC, karyawan didorong untuk menghasilkan produk zero defect, oleh karena itu aktivitas pemeriksaan output sewing yang semula sebesar 48 detik dapat perbaikan nilai MCE adalah sebagai berikut: MCE = Processing Time Cycle Time = 472 596 Dari hasil perhitungan manufacturing cycle effectiveness (MCE) dalam proses produksi garmen sebelum dan setelah dilakukan perbaikan, maka dapat diketahui nilai MCE setelah dilakukan perbaikan sebesar 0,7919 atau 79,19% dan sebelum dilakukan perbaikan sebesar 0,6619 atau 66,19%. = 0,7919 = 79,19% dihapuskan. Pemeriksaan cukup 12 P a g e

Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, akan disajikan perbandingan manufacturing cycle effectiveness (MCE) sebelum dan setelah dilakukan perbaikan yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini : Tabel 1.4 Perbandingan Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)Sebelum dan Sesudah Perbaikan URAIAN PERBAIKAN SELISIH SEBELUM SESUDAH (Detik) PROCESSING 472 472 0 INSPECTION 116 45 71 MOVING 79 79 0 STORAGE 46 0 46 TOTAL 713 596 117 Sumber : Data diolah 2016 Hasil perhitungan ini dapat memberikan informasi bahwa nilai MCE antara sebelum dilakukan perbaikan dan sesudah perbaikan terdapat perbedaan. Nilai MCE setelah dilakukan perbaikan sebesar 0,7919 atau 79,19% dan sebelum dilakukan perbaikan sebesar 0,6619 atau 66,19%. Dalam penerapan sistem just in time diperlukan evaluasi dan perbaikan secara terus menerus (continuous improvement) guna menekan aktivitas yang tidak menambah nilai (non value added). Dengan mengeliminasi aktivitas yang tidak menambah nilai (non value added) dapat meningkatkan manufacturing cycle effectiveness (MCE) sebesar 13% (79.19% - 66.19%). KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a.implementasi just in time dalam proses produksi garmen pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk tingkat efektivitas proses produksinya yaitu sebesar 62%. Tingkat efektivitas proses produksi ini dikatakan belum mencapai tingkat efektivitas proses produksi yang ideal, yaitu sebesar 100%. Oleh sebab itu diperlukan perbaikan dalam implementasi just in time, dengan menekan nilai cycle time dalam proses produksi. b. Nilai manufacturing cycle effectiveness (MCE) dari proses produksi garmen pada subsidiary 13 P a g e

company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk sebesar 0,6619 atau 66,19%, hal ini menunjukkan bahwa dalam proses produksi garmen masih terdapat 33,81% (100% - 66,19%) aktivitas bukan penambah nilai (non value added activities) bagi customer. c. Sesudah dilakukan perbaikan dalam implementasi just in time dengan adanya penghapusan (eliminasi) terhadap non value added activities didapati nilai manufacturing cycle effectiveness (MCE) sesudah dilakukan perbaikan meningkat menjadi sebesar 0,7919 atau 79,19%. Peningkatan nilai manufacturing cycle effectiveness (MCE) yang terjadi adalah sebesar 13% (79,19% - 66,19%), dibandingkan dengan sebelum dilakukan perbaikan dalam implementsi just in time pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. Adapun saran perbaikanperbaikan tersebut adalah sebagai berikut : a. Perlunya evaluasi dari implementasi just in time pada subsidiary company PAN 12 PT. Pan Brothers Tbk. Evaluasi ini sebagai bentuk upaya perbaikan secara terus menerus (continuous improvement) dalam implementasi just in time, guna mencapai tingkat efektivitas produksi yang ideal (mendekati 100%). b. Dalam implementasi just in time perlu didukung penerapan sistem atau metode lain, pelatihan kepada karyawan juga sangat penting untuk dilakukan secara menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk menekan non value added activities dari setiap aktivitas proses produksi yang dilaksanakan. 14 P a g e

. 15 P a g e

16 P a g e