V. PENUTUP Simpulan Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai hasil dari penelitian ini. Pertama, ada pengaruh antara pengetahuan atas pajak dengan sikap atas pajak. Dari hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa pengaruh yang dihasilkan bersifat negatif dan signifikan yang berarti semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang pajak, maka semakin mereka memiliki sikap yang tidak mendukung pajak. Kedua, terdapat pengaruh antara sikap atas pajak dengan niat berperilaku patuh. Pengaruh tersebut bersifat positif tetapi tidak signifikan yang berarti semakin mendukung sikap seseorang atas pajak, maka niat orang itu untuk berperilaku patuh semakin meningkat. Namun adanya pengaruh yang tidak signifikan, menunjukkan bahwa walaupun seseorang cenderung dipengaruhi oleh sikap yang mendukung pajak namun hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap niat untuk melalukan perilaku patuh pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Ketiga, ada pengaruh antara norma subjektif dengan niat berperilaku patuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh yang dihasilkan bersifat positif signifikan, artinya semakin besar tekanan sosial dari lingkungan Wajib Pajak untuk patuh pajak, semakin besar pula niat Wajib Pajak untuk berperilaku patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Keempat, kontrol perilaku yang dipersepsikan 58
berpengaruh positif signifikan terhadap niat berperilaku patuh. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kontrol perilaku yang dipersepsikan Wajib Pajak untuk patuh, maka semakin besar niat untuk melakukan perilaku patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Kelima, secara silmutan variabel sikap atas pajak, norma subyektif, kontrol perilaku mempengaruhi niat untuk berperilaku patuh. Hal ini berarti bahwa ketiga determinan terbukti memiliki kaitan satu dengan lainnya yang dapat mempengaruhi niat untuk berperilaku patuh secara bersama-sama. Keenam, kontrol perilaku yang dipersepsikan Wajib Pajak untuk patuh berpengaruh secara langsung terhadap perilaku kepatuhan pajak. Pengaruh langsung yang ditunjukkan tersebut bersifat positif signifikan, artinya semakin besar kontrol perilaku yang dipersepsikan untuk patuh, maka semakin besar pula perilaku patuh pajak yang ditampilkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Dan ketujuh, niat berperilaku patuh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perilaku kepatuhan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa niat Wajib Pajak untuk berperilaku tidak terbukti menjamin mereka akan berperilaku patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Implikasi Teoritis Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa implikasi teoritis terkait dengan penelitian ini adalah: 59
1. Pengetahuan atas pajak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap sikap atas pajak. Temuan hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Eriksen dan Fallan (1996) dan Endlund (1999) yang menunjukan semakin tingginya pengetahuan seseorang, semakin mereka memiliki sikap mendukung perilaku tersebut. 2. Sikap atas pajak berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat untuk berperilaku patuh. Temuan hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian Istiana et,al (2007), Hidayat & Nugroho (2010); Jayanto (2011); dan Rohmawati (2013) yang menunjukkan sikap berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat berperilaku. 3. Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat untuk berperilaku patuh. Temuan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ajzen (1991); Mustikasari (2007); Zaini (2010); Suherman (2012), dan Salman & Sarjono (2013), yang menunjukkan bahwa norma subjektif berpergaruh positif terhadap niat berperilaku. 4. Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berperilaku patuh. Hal ini sejalan dengan inti dari theory of planned behavior yang mengungkapkan bahwa prediksi keberhasilan suatu perilaku didukung oleh kontrol perilaku. Temuan hasil penelitian ini mendukung penelitian Bobek & Hatfield (2003), 60
Ernawati (2011), Pangestu & Rusmana (2012), serta Salman & Sarjono (2013) yang menunjukkan bahwa kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap niat berperilaku. 5. Sikap atas pajak, norma subjektif, kontrol perilaku secara silmutan mempengaruhi niat untuk berperilaku patuh. Hal ini sejalan dengan konsep teoritik yang dikemukakan oleh Ajzen (2005) bahwa sikap, norma subyektif, kontrol perilaku yang dipersepsikan mempengaruhi niat berperilaku secara independen, namun ketiga determinan juga memiliki kaitan satu dengan lainnya. Hasil penelitian ini mendukung beberapa sebelumnya yaitu Taurusia (2011), Fausiah et al. (2013) serta Anggelina dan Japarianto (2014) menunjukan bahwa sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku secara simultan berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku. 6. Kontrol perilaku yang dipersepsikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kepatuhan pajak. Hal ini sejalan dengan Theory of planned behavior yang menyatakan bahwa kontrol perilaku seseorang secara langsung dapat mempengaruhi perilakunya dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan Andrianto (2010), Laksono (2011), dan Hardaya (2013) yang menemukan bahwa kontrol perilaku berpengaruh dan mampu memprediksi perilaku. 7. Niat untuk berperilaku patuh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perilaku kepatuhan pajak. Hasil temuan ini tidak 61
mendukung theory of planned behavior yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang dapat dilakukan apabila ada niat untuk melakukannya (behavior intention). Dengan demikian hasil penelitian ini bertolak belakang dengan temuan penelitian Blanthorne (2000); Bobek & Hatfield (2003); Hanno & Violette (1996); Hidayat & Nugroho (2010); dan Mustikasari (2007) yang menunjukkan niat berperilaku berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku. Implikasi Terapan Melalui penelitian ini, didapatkan beberapa implikasi terapan yaitu bagi DJP hendaknya membuat sistem administrasi perpajakan yang mudah dipahami dan dikerjakan karena dapat berpengaruh pada niat mereka untuk berperilaku patuh dan pada gilirannya juga meningkatkan perilaku patuh pajak. Jika Wajib Pajak tidak memiliki keyakinan bahwa adanya sistem perpajakan perpajakan yang mudah dikerjakan dan dipahami, dan tidak memiliki kemampuan untuk mengerjakannya maka belum tentu mereka akan memiliki niat untuk berperilaku patuh, sehingga hal ini juga akan berdampak pada perilakunya dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Selain itu, DJP harus senantiasa memberikan sosialisasi kepada seluruh masyarakat baik yang menjadi Wajib Pajak maupun tidak berupa penjelasan akan pentingnya dan manfaat membayar pajak. Orangorang yang ada di lingkungan sekitar Wajib Pajak terbukti memberikan pengaruh positif bagi mereka 62
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini mengungkapkan bahwa ketika mereka tahu dan sadar tentang penting dan manfaat pajak, maka mereka akan memiliki sikap positif atas pajak yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemungkinan untuk patuh pajak. Selain itu, adanya dukungan dari lingkungan sekitar Wajib Pajak maka kemungkinan mereka berperilaku patuh pajak akan jauh lebih meningkat. Selanjutnya implikasi dari penelitian ini tidak hanya diperuntuhkan bagi Direktorat Jenderal Pajak semata, tetapi juga bagi Wajib Pajak agar tetap berperilaku patuh dan jangan hanya memandang pajak dari sisi negatif, tetapi juga mempertimbangkan sisi positif dari pajak karena dampak dari Wajib Pajak berperilaku tidak patuh bukan saja pada penerimaan Negara tetapi juga akan berdampak pada kesejahteraan hidup mereka sendiri. Keterbatasan dan Agenda Penelitian Suatu penelitian tidak mungkin terlepas dari suatu keterbatasan. Demikian pula dengan penelitian ini, yang dinilai masih terdapat keterbatasan di dalamnya. Keterbatasan di dalam penelitian terkait dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh negatif tetapi signifikan variabel pengetahuan atas pajak terhadap sikap atas pajak dan hal tersebut belum dapat dijelaskan secara lebih mendalam mengapa ada pengaruh demikian. Dalam penelitian ini, hal yang menyebabkan mengapa ada pengaruh demikian masih bersifat dugaan, sehingga masih 63
dibutuhkan telaah yang lebih mendalam mengapa ada pengaruh tersebut. Selain itu, Pengukuran variabel perilaku kepatuhan pajak dalam penelitian ini menggunakan skala likert (1 sangat tidak setuju-5 sangat setuju). Hal tersebut tidak dapat merepresentasikan jawaban responden dengan jelas dan tegas. Kedepannya pengukuran variabel perilaku kepatuhan pajak dapat menggunakan skala guttman (1 ya dan 0 tidak) agar dapat mengetahui dengan jelas perilaku seseorang yang sebenarnya. 64