SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

TATARAN LINGUISTIK (3):

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

TATARAN LINGUISTIK (3):

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

Oleh Septia Sugiarsih

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

LANDASAN TEORI. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan

TIPE-TIPE KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMA BINA SPORA MANDIRI CIGOMBONG BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

Oleh Ratna Novita Punggeti

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini.

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

PRESENTASI LINGUISTIK UMUM SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

5 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS DALAM KARANGAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun,

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BENTUK FRASA DAN KLAUSA DALAM BUKU BAHASA INDONESIA KARYA ATIKAH ANINDYARINI DAN SRI NINGSIH

Kata Pengantar. kemampuan sehingga penulis dapat merampungkan modul sintaksis ini sebagai bahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.1. Ayah pergi ke bandung,paman datang dari medan, Ibu menyambutnya dengan ramah.

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

Transkripsi:

SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi, peran, dan kategori sintaksis. Fungsi sintaksis berkenaan dengan istilah subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina, verba, ajektiva, dan numeralia. Sedangkan peran sintaksis berkenaan dengan istilah pelaku, penderita, dan penerima. Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata (letak/posisi kata), bentuk kata, dan intonasi. Intonasi dapat berupa intonasi deklaratif (ditandai tanda titik), intonasi interogatif (ditandai tanda tanya), dan intonasi interjektif (ditandai tanda seru). B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS Dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar, tetapi dalam tataran sintaksis, kata merupakan satuan terkacil yang akan membentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase. Ada dua jenis kata, yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh yaitu kata yang secara leksikal memiliki makna dan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan tuturan. Yang merupakan kata penuh adalah kata-kata yang berkategori nomina, verba, ajektifa, adferbial, dan numeralia. Sedangkan kata tugas yaitu kata-kata yang berkategori preposisi dan konjungsi, yang selalu terikat dengan kata yang di belakang, di depan, atau kata yang dirangkaikannya. C. FRASE Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Macam frase : 1. Frase Eksosentrik, yaitu frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Contoh : Dia berdagang di pasar Frase eksosentrik direktif, komponen pertama berupa preposisi, seperti di, ke,dan dari, sedangkan komponen kedua berupa kata. Contoh : di pasar Frase eksosentrik nondirektif, komponen pertama berupa artikulus,seperti si dan sang, sedangkan komponen kedua berupa kata berkategori nomina, ajektiva, dan verba.

Contoh : si miskin 2. Frase Endosentrik, yaitu frase yang komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Contoh : Nenek sedang membaca komik di kamar Frase endosentrik disebut juga frase subordinatif karena terdiri atas komponen atasan dan komponen bawahan. Contoh : mahal sekali Mahal sebagai komponen atasan ; sekali sebagai komponen bawahan Dilihat dari kategori intinya, dapat dibedakan adanya frase nominal, verbal, ajektival, dan numeral. 3. Frase Koordinatif, yaitu frase yang komponen pembentuknya sederajat dan dihubungkan oleh konjungsi koordinatif, baik yang tunggal (dan, atau, tetapi), maupun yang terbagi (baik... maupun...; makin...makin...; baik...baik...) 4. Frase Apositif, yaitu frase koordinatif yang komponennya saling merujuk sesamanya, sehingga urutan komponennya dapat dipertukarkan. Contoh : - Pak Ahmad, guru saya, rajin sekali - Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali D. KLAUSA Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. Yang bersifat wajib di dalam klausa adalah adanya fungsi subjek dan fungsi predikat. Contoh : adik mandi Frase yang diberi intonasi final berpotensi menjadi kalimat minor, sedangkan klausa berpotensi menjadi kalimat mayor. Macam klausa : Berdasarkan strukturnya: 1. Klausa Bebas, yaitu klausa yang memiliki unsure lengkap, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan berpotensi menjadi kalimat mayor. Contoh : -Adik mandi -Kakak menyanyi Kalimat mayor : Adik mandi dan kakak menyanyi. 2. Klausa Terikat, biasanya terletak dibelakang konjungsi subordinatif, sehingga disebut klausa subordinatif/klausa bawahan. Sedangkan klausa lain yang hadir bersama klausa bawahan disebut klausa utama atau klausa atasan. Berdasarkan kategori unsur segmental : 1. Klausa Verbal, yaitu klausa yang predikatnya berkategori verba, baik verba transitif, intransitive, refleksif, atau resiprok. Contoh : Nenek menangis. 2. Klausa nominal, predikatnya berupa nomina/frase nomina. Contoh : Kakeknya petani di desa itu. 3. Klausa Ajektifal, predikatnya berupa kata kata/frase ajektifa. Contoh : Wanita itu cantik sekali.

4. Klausa Adverbial, predikatnya berupa adverbial. Contoh : Bandelnya teramat sangat. 5. Klausa Preposisional, predikatnya berupa frase berkategori preposisi. Contoh : Nenek di kamar. 6. Klausa Numeral, predikatnya berupa kata/frase numeralia. Contoh : Anaknya enam orang. E. KALIMAT Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, dan disertai dengan intonasi final. Macam kalimat : 1. Kalimat Inti dan Kalimat Noninti Kalimat inti yaitu kalimat yang dibentuk dari klausa inti lenkap, bersifat deklaratif, aktif atau netral, dan afirmatif. Contoh : Adik membaca komik. Kalimat noninti yaitu kalimat yang dibentuk dari kalimat inti yang telah mengalami proses transformasi, seperti pemasifan, pengingkaran, penginversian, dll. Contoh : Kalimat inti : Adik membaca komik. Kalimat noninti : Adik tidak membaca komik. (pemasifan) Jika dibagankan : Kalimat inti + Proses Transformasi = Kalimat Noninti 2. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk Kalimat tunggal yaitukalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. Contoh : Nenekku masih cantik. Kalimat majemuk yaitu kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa. Kalimat majemuk dibedakan atas kalimat majemuk koordinatif dan kalimat majemuk subordinatif. Kalimat majemuk koordinatif yaitu kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, setara,atau sederajat, dan secara eksplisit dihubungkan dengan konjungsi koordinatif, seperti dan, atau, tetapi, lalu. Contoh : Adik menangis dan kakak tersenyum. Kalimat majemuk subordinatif yaitu kalimat majemuk yang hubungan antara klausaklausanya tidak setara, terdiri atas klausa atasan dan klausa bawahan, yang dihubungkan oleh konjungsi subordinatif, seperti kalau, ketika, meskipun, karena. Contoh: kakek menangis karena nenek Pergi. 3. Kalimat Mayor dan Kalimat Minor Kalimat minor memiliki klausa yang tidak lengkap, mungkin hanya terdiri atas subjek saja, predikat saja, objek saja atau predikat saja. Contoh: sedang makan

Sedangkan kalimat mayor memiliki klausa yang lengkap, setidaknya terdirir atas subjek dan predikat. 4. Kalimat Verbal dan Kalimat Nonverbal Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase verba. Contoh: Adik menyiram bunga Kalimat nonverbal adalah kalimat tang predikatnya bukan berupa kata atau frase verba, bisa nominal, adjektifal, adverbial, atau numeral. Contoh: uangnya lima juta 5. Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat Kalimat bebas adalah kalimat ayng mempunyai posisi untuk menjadi ujaran lengkap atau dapat memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa bantuan kalimat atau konteks lain yang menjelaskannya. Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap, atau menjadi pembuka paragraf atau wacana tanpa bantuan konteks. Contoh: Sekarang di Riau amat sukar mencari terubuk (1). Jangankan ikannya, telurnya pun sangat sukar diperoleh (2). Kalau pun bisa diperoleh, harganya melambung selangit (3). Makanya, ada kecemasan masyarakat nelayan di sana bahwa terubuk yang spesifik itu akan punah (4). Kalimat (1) adala kalimat bebas tanpa harus diiku ti kalimat (2),(3),(4). Kalimat tersebut sudah dapat menjadi ujaran lengkap yang dapat dipahami. Sedangkan kalimat (2), (3), (4) disebut kalimat terikat karena kalimat -kalimat tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Intonasi Kalimat Sebuah klausa yang sama, artinya terdiri dari unsure segmental yang sama, dapat manjadi kalimta deklaratif atau kalimat interogatif hanya dengan mengubah intonasinya. Kalau konstituen dasar kalimat dapt diuraikan atas segmen-segmennya berdasarkan cirri morfologi dan sintaksis, maka intonasinya dapat diuraikan atas cirri-cirinya yang berupa tekanan, tempo, dan nada. Tekanan adalah cirri-ciri suprasegmental yang menyertai bunyi ujaran. Tempo adalah waktu yang dibutuhkan untuk melafalkan suatu arus ujaran. Nada adalah unsure suprasegmental yang diukur berdasarkan kenyaringan suatu segmen dalam suatu arus ujaran. Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis 1. Modus, yaitu pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembicara atau sikap si pembicara tentang apa yang diucapkannya. Macam modus : Modus deklaratif, yaitu modus yang menunjukkan sikapnetral. Modus optatif, yaitu modus yang menunjukkan harapan.

Modus imperative, yaitu modus yang menunjukkan perintah. Modus interogatif, yaitu modus yang menyatakan pertanyaan. Modus obligatif, yaitu modus yang menyatakan keharusan. Modus desideratif, yaitu modus yang menyatakan kemauan. 2. Aspek, yaitu cara memandang pembentukan waktu secara internal di daam situasi, keadaan, kejadian, atau proses. Macam aspek : Aspek kontinuatif, menyatakan perbuatan terus berlangsung. Aspek intensif, menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai. Aspek progresif, menyatakan perbuatan sedang berlangsung. Aspek repetitif, menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang. Aspek perfektif, menyatakan perbuatan sudah selesai. Aspek imperfektif, menyatakan perbuatan berlangsung sebentar. Aspek sesatif, menyatakan perbuatan berakhir. 3. Kala, yaitu informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan,kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di dalam predikat. 4. Modalitas, yaitu keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa. 5. Fokus, yaitu unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu. 6. Diatesis, yaitu hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimta itu. F. WACANA Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap sehingga dengan hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesian dan kekoherensian. Kekohesian yaitu adanya keserasian antara unsurunsur yang ada dalam wacana tersebut, sedangkan kekoherensian yaitu isi wacana yang apik dan benar. Macam-macam alat gramatikal untuk membuat sebuah wacana menjadi kohesif : 1. Konjungsi, yaitu penghubung bagian kalimat atau paragraph 2. Kata ganti 3. Elipsis, yaitu menghilangkan bagian kalimat yang sama dengan bagian kalimat yang lain.

Macam-macam alat gramatikal untuk membuat sebuah wacana kohesif dan koheren : 1. Menggunakan hubungan pertentangan pada dua kalimat yang terdapat dalam wacana itu. 2. Menggunakan hubungan spesifik-generik atau generik-spesifik. 3. Menggunakan hubungan perbandingan antara isi kedua bagian kalimat. 4. Menggunakan hubungan sebab-akibat di antara isi kedua bagian kalimat ; atau isi antara dua buah kalimat dalam satu wacana. 5. Menggunakan hubungan tujuan dalam isi sebuah wacana. 6. Menggunakan hubungan rujukan yang sama pada dua bagian kalimat atau pada dua kalimat dalam satu wacana. Jenis wacana : 1. Berdasarkan sarananya : wacana lisan dan wacana tulis 2. Berdasarkan penggunaan bahasa : wacana prosa dan wacana puisi 3. Berdasarkan penyampaian isi : wacana narasi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Subsatuan wacana Biasanya wacana itu akan dibagi atas beberapa bab ; setiap bab akan dibagi atas beberapa subbab ; setiap subbab akan disajikan dalam beberapa paragraf atau juga subparagraf. Setiap paragraf biasanya berisi pikiran utama yang disertai sejumlah pikiran penjelas. Pikiran utama berupa satu kalimat utama ; dan setiap pikiran penjelas berupa kalimat-kalimat penjelas.