Modul ke: Pedologi Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id
Gangguan attention-deficit hyperactivity : Anak memperlihatkan impulsivitas, tidak adanya perhatian, dan hiperaktivitas.
Tipe predominan tidak adanya perhatian Tipe predominan hiperaktif/impulsif Tipe kombinasi
Biasanya didiagnosis pertama kali ketika anak berada di sekolah dasar. 3% - 7% anak-anak usia sekolah. Anak laki-laki 9x > anak perempuan.
Kurangnya perhatian Gagal memperhatikan detail atau melakukan kecerobohan dalam tugas sekolah, dan lainnya Kesulitan mempertahankan perhatian di sekolah atau saat bermain Tampak tidak memperhatikan apa yang dikatakan orang lain Tidak bisa mengikuti instruksi atau menyelesaikan tugas Kesulitan mengatur pekerjaan dan aktivitas lain Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang menuntut perhatian Kehilangan alat-alat sekolah (misalnya, pensil, buku, mainan, tugas-tugas) Mudah teralihkan perhatiannya Sering lupa melakukan aktivitas sehari-hari
Hiperaktivitas Tangan atau kaki bergerak gelisah atau menggeliat-geliat di kursi Meninggalkan kursi pada situasi belajar yang menuntut duduk tenang Berlarian atau memanjat benda-benda secara terus-menerus Kesulitan untuk bermain dengan tenang
Impulsivitas Sering berteriak di kelas Tidak bisa menunggu giliran dalam antrean, permainan, dan sebagainya
Harus muncul sebelum usia 7 tahun. Harus secara signifikan menghambat fungsi akademik, sosial dan pekerjaan. Harus ditandai oleh sejumlah ciri klinis. Telah terjadi lebih dari 6 bulan paling tidak pada dua situasi seperti sekolah, rumah atau pekerjaan.
Faktor genetis : lebih tingginya tingkat concordance ADHD pada kembar MZ daripada kembar DZ.
Faktor lingkungan dan interaksi genetislingkungan : ADHD lebih banyak terjadi pada anak-anak yang ibunya merokok selama kehamilan, tingginya konflik dalam keluarga, stres emosional selama kehamilan, buruknya pengasuhan orang tua dalam menangani gangguan perilaku anak.
ADHD melibatkan pola genetis yang sudah terberi, yaitu kurang aktifnya otak bagian depan dari korteks otak besar, bagian otak yang bertanggung jawab untuk menghambat impulsimpuls dan mempertahankan self-control.
Ritalin (metylphenidate), Cylert (pemoline), dan stimulan jangka panjang lainnya yang dosisnya sekali sehari. Efek paradoksikal : menenangkan dan meningkatkan rentang perhatian. Efek samping : kehilangan nafsu makan atau insomnia, memperlambat perkembangan fisik.
Teknik kognitif-behavioral : penggunaan reinforcement (contoh : seorang guru memuji anak ADHD yang duduk tenang). Teknik modifikasi kognitif : (contoh : melatih anak untuk berbicara dalam hati melalui tahapan pemecahan masalah akademik).
Gangguan belajar / ketidakmampuan belajar : Menunjukkan perkembangan yang buruk dalam kemampuan membaca, matematika atau menulis hingga menghambat prestasi sekolah atau fungsi sehari-hari.
Gangguan Matematika Gangguan Menulis Gangguan Membaca
Gangguan Matematika Anak-anak dengan kekurangan kemampuan aritmatika : Memiliki masalah memahami istilah-istilah matematika dasar atau operasi seperti penjumlahan atau pengurangan; Memahami simbol-simbol matematika (+, =, dll); Belajar tabel perkalian. Tampak sejak anak duduk di kelas 1 SD (6 tahun) tetapi umumnya tidak dikenali sampai anak duduk di kelas 2 atau 3 SD.
Gangguan Menulis Anak-anak dengan keterbatasan kemampuan menulis : Kesalahan mengeja, tata bahasa, tanda baca atau kesulitan dalam membentuk kalimat dan paragraf. Tampak pada usia 7 tahun (kelas 2 SD), kasuskasus yang lebih ringan mungkin tidak dikenali sampai usia 10 tahun (kelas 5 SD) atau setelahnya.
Gangguan Membaca Anak-anak yang memiliki perkembangan keterampilan yang buruk dalam mengenali kata-kata dan memahami bacaan : 4% dari anak-anak usia sekolah. Membaca dengan lambat dan kesulitan, mengubah, menghilangkan, atau mengganti kata-kata ketika membaca dengan keras. Memiliki kesulitan menguraikan huruf-huruf dan kombinasinya serta mengalami kesulitan menerjemahkannya menjadi suara yang tepat. Salah mempersepsikan huruf-huruf seperti jungkir balik atau melihatnya secara terbalik. Tampak pada usia 7 tahun, bersamaan dengan kelas 2 SD, walaupun kadang-kadang sudah dikenali pada usia 6 tahun. Lebih rentan terhadap depresi, memiliki self worth yang rendah, merasa tidak kompeten secara akademik, dan menunjukkan tanda-tanda ADHD.
Memiliki masalah dengan persepsi visual dan auditori : kurang memiliki kemampuan untuk menyalin kata-kata atau membedakan bentukbentuk geometris. Memiliki rentang perhatian yang pendek atau menunjukkan hiperaktivitas.
Model psikoedukasi Menekankan pada kekuatan-kekuatan dan preferensi-preferensi anak daripada usaha untuk mengoreksi defisiensi yang diduga mendasarinya. Misal : seorang anak yang menyimpan informasi auditori lebih baik dibanding visual akan dijajar secara verbal, misalnya, menggunakan rekaman pita, dan bukan materi-materi visual.
Model behavioral Asumsi : belajar akademik dibangun di atas hierarki keterampilan-keterampilan dasar, atau perilaku yang memampukan. Untuk dapat membaca secara efektif, seseorang harus belajar mengenali hurufhuruf, menghubungkan suara dengan huruf, kemudian mengombinasikan huruf-huruf dan suara-suara menjadi kata-kata, dst.
Model medis Asumsi : gangguan belajar merupakan simtomsimtom dari defisiensi dalam pengolahan kognitif yang memiliki dasar biologis. Penanganan harus diarahkan pada patologi yang mendasarinya dan bukan pada ketidakmampuan belajar. Bila anak memiliki kerusakan visual yang menyebabkannya kesulitan untuk mengikuti sebaris teks, penanganan seharusnya ditujukan untuk mengatasi defisit visual, mungkin dengan cara latihan mengikuti stimulus visual.
Model neuropsikologi Model psikoedukasi + medis. Asumsi : gangguan belajar merefleksikan defisit dalam pengolahan informasi yang memiliki dasar biologis (model medis) + program-program pendidikan harus diadaptasi untuk memperhatikan defisit-defisit yang mendasarinya ini dan disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak.
Model linguistik Defisiensi dasar dalam bahasa anak, seperti kegagalan untuk mengenali bagaimana suarasuara dan kata-kata saling dikaitkan untuk menciptakan arti, yang akan menimbulkan masalah dalam membaca, mengeja, dan menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri mereka. Mengajarkan keterampilan bahasa secara bertahap, membantu murid-murid menangkap struktur dan menggunakan kata-kata.
Model kognitif Bagaimana anak-anak mengatur pemikiranpemikiran mereka ketika mereka belajar materi-materi akademik. Mengenali sifat dari tugas belajar, Menerapkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas, Memonitor kesuksesan strategi-strategi mereka.
Terima Kasih Yenny, M.Psi., Psikolog