BAB. I PENDAHULUAN. Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Profitabilitas Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sama akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulannya

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Akuntansi berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama informasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penilaian bisnis yang dilakukan pada PT Summarecon Agung Tbk maka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang. sebagai nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan yang berkelanjutan. Prafitriana (2011) menyatakan. pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan antara perusahaan semakin tajam. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai. setiap perusahaan, dalam menghadapi persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan. nilai perusahaan (Sutrisno dan Ali Djamhuri : 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang adalah untuk memaksimal nilai perusahaan dan memberikan

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek penelitian adalah menganilisis pengaruh komponen pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan media pertemuan antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT NIAGARAYA KREASI LESTARI BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pengembangan investasi di suatu negara. Dalam hal ini pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA, TBK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan koperasi. BUMN merupakan entitas ekonomi yang harus menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga secara bersamaan atau

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan yang dicapai perusahaan dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat baik dalam perekonomian, politik, maupun hukum. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasinya setiap perusahaan selalu diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Analisis Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT LMG Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang sedang terjadi. dalam menanam modalnya di Indonesia.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Jenis ratio profitabilitas diantaranya : 1. Gross Profit Margin (GPM) 2. Return on total Asset (ROA) Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi/modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Profitabilitas merupakan kriteria penilaian secara luas dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi atau penanaman modal. Secara umum dapat dikatakan apabila semakin besar resiko suatu penanaman modal atau investasi, maka semakin tinggi pula profitabilitasnya begitu pula sebaliknya. b. Profitabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah modal yang ditanamkan/investasinya, karena profitabilitas dinyatakan dalam angka relatif atau presentase. Penggunaan profitabilitas sebagai kriteria penilaian terhadap hasil pelaksanaan operasi perusahaan, menitikberatkan pada aspek ekonominya, 1

2 sedangkan efektivitas operasi perusahaan menentukan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kota Sukabumi merupakan perusahaan daerah di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi mempunyai karakteristik yang khas karena mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu fungsi bisnis yang harus menghasilkan laba, dan dilain pihak mengemban fungsi sosial yaitu memberikan pelayanan Air bersih kepada masyarakat. Sebagai gambaran performance keuangan pada PDAM kota Sukabumi, berikut tersaji pada tabel 1.1 data rasio profitabilitas Gross Profit Margin (GPM) untuk kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2008. TABEL 1.1. RASIO PROFITABILITAS GROSS PROFIT MARGIN PADA PDAM KOTA SUKABUMI TAHUN 2003-2008 Tahun Laba Kotor Penjualan GPM (%) 2003 3,581,069,903 6,113,160,418 58.58 2004 4,647,578,305 7,169,930,660 64.82 2005 6,073,742,334 8,629,589,740 70.38 2006 7,547,561,285 10,535,390,455 71.64 2007 8,744,811,350 11,946,253,158 73.20 2008 8,937,330,670 13,115,515,585 68.14 Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan bahwa untuk kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2007 Gross Profit Margin meningkat, namun pada

3 tahun 2008 menurun hampir 5 % dari tahun sebelumnya, dilihat dari angka penjualan tidak ada masalah karena menunjukan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, namun ketika hasil penjualan diproses menjadi laba kotor yaitu dengan pengurangan oleh biaya langsung terdapat peningkatan yang kurang signifikan, hal ini dimungkinkan ada pengaruh yang harus diperhitungkan dari biaya produksi sebagai biaya langsung usaha pada PDAM kota Sukabumi. Selanjutnya dilihat dari data rasio profitabilitas Return on Asset (ROA) sebagaimana tersaji pada tabel 1.2 selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2008 pada PDAM Kota Sukabumi, adalah sebagai berikut : TABEL 1.2. RASIO PROFITABILITAS RETURN ON ASSET PADA PDAM KOTA SUKABUMI TAHUN 2003-2008 Tahun Laba bersih Total Asset ROA (%) 2003-1,713,512,544 32,519,949,914-5.27 2004 115,496,680 33,231,368,308 0.35 2005 316,541,506 34,638,631,711 0.91 2006 691,028,013 36,400,717,970 1.90 2007 737,652,490 38,353,516,838 1.92 2008-6,524,463.00 39,801,537,549-0.02 Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan, bahwa pada tahun 2003 total aset belum bisa menghasilkan laba bersih, baru pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 kinerja perusahaan membaik dengan memberikan laba

4 bersih perusahaan yang signifikan, namun pada tahun 2008 kembali kemampuan mencetak laba bersih menurun tajam dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini diindikasikan bahwa ada biaya lain diluar biaya langsung usaha yang mempengaruhi perolehan laba bersih perusahaan. Fluktuasi dari data rasio profitabilitas diatas, diindikasikan sangat erat adanya pengaruh dari biaya operasional pada PDAM Kota sukabumi baik yang bersifat biaya langsung usaha maupun biaya tidak langsung. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai pada PDAM Kota Sukabumi, dikelompokan menjadi dua golongan yaitu : a. Biaya langsung usaha (direct cost ) b. Biaya tidak langsung (indirect cost ) berdasarkan uraian diatas bahwa terdapat biaya langsung usaha dan biaya tidak langsung yang mempengaruhi profitabilitas, berikut dibawah ini diulas perkembangan beberapa biaya pokok yang diindikasikan berpengaruh, diantaranya adalah : 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, pada PDAM Kota Sukabumi biaya produksi ini mencakup biaya-biaya untuk pengelolaan sumber air baku, biaya pengolahan air dan biaya transmisi dan distribusi. Perkembangan biaya operasi selama enam tahun terakhir adalah :

5 Tabel. 1.3 Biaya Produksi PDAM Kota Sukabumi Tahun 2003 2008 Tahun Biaya Produksi Total Biaya Persentase 2003 2.532.090.514 8.092.524.067 31,26 2004 2.522.352.354 7.256.743.343 34,76 2005 2.555.847.405 8.462.973.740 30,20 2006 2.987.829.169 10.040.036.254 29,76 2007 3.201.441.807 11.484.884.014 27,88 2008 4.178.184.914 13.363.835.847 31,26 Berdasakan data diatas, secara rata-rata pada PDAM kota Sukabumi biaya produksi ini berfluktuasi antara 27 % sampai dengan 34 % dari total biaya operasional perusahaan, dengan rata-rata pengalokasian biaya selama kurun waktu tahun 2003 tahun 2008 adalah sebesar 30,85 % atau sekitar 2,99 milyar pertahunnya. Dilihat dari besaran rupiah untuk tahun 2003-2005 hampir dikatakan konstan, namun sejak tahun 2006 terjadi peningkatan signifikan, yaitu sebesar 16,9 % untuk tahun 2006, 7,1 % untuk tahun 2007, dan peningkatan 30,52 % untuk tahun 2008 dibandingkan terhadap biaya tahun sebelumnya. Biaya produksi ini menjadikan tulang punggung PDAM Kota sukabumi dalam meningkatkan hasil penjualan air bersih secara fungsi bisnis,

6 dan berdasar fungsi sosial merupakan kegiatan strategis bagi memenuhi kebutuhan pelayanan air bersih bagi pelanggannya. 2. Biaya Pegawai Biaya pegawai merupakan biaya tidak langsung pada PDAM Kota Sukabumi yang dianggap cukup strategis pada keberlangsungan kinerja perusahaan dilihat dari fungsinya, dan cukup signifikan bila dilihat dari pengalokasian anggarannya, berikut perkembangan biaya pegawai pada PDAM kota Sukabumi pada kurun waktu Tahun 2003 Tahun 2008 sebagaimana tersaji pada tabel 1.4 dibawah ini : Tabel. 1.4 Biaya Pegawai PDAM Kota Sukabumi Tahun 2003 2008 Tahun Biaya Pegawai Total Biaya Persentase 2003 2.210.650.725 8.092.524.067 27,32 2004 2.289.736.785 7.256.743.343 31,55 2005 2.653.884.995 8.462.973.740 31,20 2006 3.132.179.350 10.040.036.254 31,20 2007 3.216.765.912 11.484.884.014 28,01 2008 3.538.125.980 13.363.835.847 26,48 Dari data diatas dapat dideskripsikan bahwa biaya pegawai selama enam tahun terakhir berkisar antara 26% sampai dengan 31 % atau secara ratarata pertahunnya sekitar 29,3 % dari total anggaran, atau sekitar 2,8 milyar

7 rupiah pertahunnya dialokasikan oleh perusahaan. Biaya pegawai pada tahun 2008 hampir meningkat sekitar 160 % dibanding biaya pegawai pada tahun 2003 ini menunjukan bahwa pengalokasian biaya pegawai membutuhkan porsi yang signifikan dan hampir mendekati kebutuhan biaya langsung usaha. Pada Perusahaan Daerah Air Minum kota Sukabumi biaya pegawai ini meliputi : (a) Gaji dan honor pegawai (b) Insentif dan bonus (c) Iuran Pensiun (d) Pembinaan pegawai (e) Tunjangan pakaian dinas (f) Tunjangan natura (g) Biaya kesehatan (i) Pendidikan dan latihan. 3. Biaya Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) dapat dianggap biaya strategis karena melalui pengalokasian biaya ini walaupun mungkin skala pembiayaannya masih relatif kecil, melalui kegiatan ini dapat dihasilkan inovasiinovasi produk yang sesuai tuntutan perkembangan jaman dan teknologi, selain itu Litbang ini dapat membantu manajemen dalam menilai dan mengevaluasi efisiensi perusahaan pada setiap tingkatan manajemennya.

8 Berikut perkembangan biaya litbang selama kurun waktu tahun 2003 tahun 2008 pada PDAM kota Sukabumi, sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini. Tabel. 1.5 Biaya Litbang PDAM Kota Sukabumi Tahun 2003 2008 Tahun Biaya Litbang Total Biaya Persentase 2003 14.175.590 8.092.524.067 0,18 2004 33.196.600 7.256.743.343 0,46 2005 63.436.900 8.462.973.740 0,75 2006 125.733.550 10.040.036.254 1,25 2007 195.096.000 11.484.884.014 1,70 2008 162.144.000 13.363.835.847 1,25 Dari data diatas dapat dideskripsikan bahwa biaya litbang selama enam tahun terakhir berkisar antara 0,18 % sampai dengan 1,70 % atau secara rata-rata pertahunnya sekitar 0,93 % dari total anggaran, atau sekitar 99 juta rupiah pertahunnya dialokasikan oleh perusahaan. Biaya litbang pada tahun 2008 hampir meningkat sekitar 1157 % dibanding biaya Litbang pada tahun 2003 ini menunjukan ada peningkatan kesadaran perusahaan akan pentingnya eksistensi penelitian dan pengembangan bagi kemajuan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

9 4. Biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Sedangkan biaya pemasaran pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi meliputi biaya kegiatan : (a) Biaya hubungan langganan (b) Biaya pencetakan brosur / Pamflet (c) Biaya sosialisasi kepada calon pelanggan (d) Biaya pemeriksaan/perawatan meteran air pelanggan (e) Biaya operasional petugas (j) Biaya Promosi lain-lain. Berikut perkembangan biaya Pemasaran selama kurun waktu tahun 2003 tahun 2008 pada PDAM kota Sukabumi, sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini. Tabel. 1.6 Biaya Pemasaran PDAM Kota Sukabumi Tahun 2003 2008 Tahun Biaya Pemasaran Total Biaya Persentase 2003 186.027.040 8.092.524.067 2,30 2004 186.835.580 7.256.743.343 2,57 2005 141.030.579 8.462.973.740 1,67 2006 350.669.309 10.040.036.254 3,41 2007 351.039,969 11.484.884.014 3,41 2008 386.854.525 13.363.835.847 2,89

10 Dari data diatas dapat dideskripsikan bahwa biaya pemasaran selama enam tahun terakhir berkisar antara 1,67 % sampai dengan 3,41 % atau secara rata-rata pertahunnya sekitar 2,7 % dari total anggaran, atau sekitar 267 juta rupiah pertahunnya dialokasikan oleh perusahaan. Biaya pemasaran pada kurun waktu enam tahun meningkat sekitar 207 % dibanding biaya pemasaran pada tahun 2003 ini menunjukan bahwa biaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pelanggan air bersih pada PDAM kota Sukabumi masih relatif kecil yaitu peningkatannya hanya sekitar 35 % pertahunnya terhadap tahun sebelumnya, hal ini terlihat pengaruhnya pada perkembangan data pelanggan selama enam tahun terkahir pada tabel 1.7 dibawah ini. Tabel 1.7 Data Pelanggan PDAM Kota Sukabumi Tahun 2003 2008 TAHUN JUMLAH PELANGGAN 2003 22.066 SL 2004 22.002 SL 2005 22.345 SL 2006 21.883 SL 2007 21.593 SL 2008 21.554 SL Dari tabel perkembangan data pelanggan diatas, terlihat bahwa jumlah pelanggan dari tahun ke tahun menurun, posisi pada tahun 2008 kehilangan pelanggan sebesar 512 SL atau 3 % dibanding posisi tahun 2003.

11 Dari data kuantitatif diatas, terlihat bahwa kinerja perusahaan Daerah Air Minum kota Sukabumi dalam kurun waktu enam tahun terakhir yaitu periode tahun 2003 2008 masih sangat minim, hal ini dilihat dari beberapa penilaian sebagai berikut : a. Efisiensi sebagai reperesentasi dari laba perusahaan yang mampu dihasilkan masih relatif kecil yaitu berkisar antara 1,59 % sampai dengan 6,42 %, bahkan pada tahun 2008 mengalami kerugian sekitar 0,5 %. Sedangkan dilain pihak kebutuhan biaya operasional dari tahun ke tahun meningkat 10% sampai dengan 15%. b. Ratio profitabilitas untuk indikator Gross Profit Margin (GPM) meningkat dari tahun ke tahun ini berarti dari sisi penjualan terjadi peningkatan yang signifikan, namun dari indikator Return of Asset (ROA) menunjukan 4 tahun terakhir ada peningkatan namun pada tahun 2008 menurun tajam, ini mengindikasikan bahwa kemampuan mencetak laba bersih perusahaan menurun. Kondisi ini tentunya dapat dianggap belum proposional apalagi dikatakan menguntungkan meskipun fungsi sosial dapat dijadikan alasan perusahaan dalam meningkatkan laba, terlihat disini bahwa Perusahaan Daerah Air minum Kota Sukabumi masih belum mampu memaksimalkan fungsi bisnis yang ada sehingga ke depannya bukan saja pelayanan kepada masyarakat makin menurun, namun konstribusi keuntungan kepada Pemerintah Daerah khususnya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak ada.

12 Dari pembahasan diatas, khususnya indikator rasio Gross Profit Margin (GPM) mengindikasikan bahwa tingkat penjualan dari tahun ke tahun meningkat, namun kemampuan mencetak laba bersih sebagaimana yang diindikasikan oleh rasio return of Asset (ROA) menurun, berdasarkan pendapat penulis fluktuasi yang terjadi pada rasio profitabilitas sebagaimana diuraikan diatas sangat signifikan dipengaruhi oleh faktor biaya. Selanjutnya faktor biaya yang diindikasikan memberikan konstribusi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan profitabilitas menurut pendapat penulis dibatasi pada empat biaya pokok yaitu biaya produksi sebagai biaya langsung usaha, biaya pegawai, biaya pemasaran dan biaya litbang. Untuk itu penulis dalam penelitian ini mengambil judul PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA PEGAWAI, BIAYA PEMASARAN DAN BIAYA LITBANG TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA PDAM KOTA SUKABUMI. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh Biaya Produksi, Pegawai, Pemasaran, serta biaya Litbang secara simultan terhadap Profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi.

13 b. Bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; c. Bagaimana pengaruh biaya Pegawai terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; d. Bagaimana pengaruh biaya Pemasaran terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; e. Bagaimana pengaruh biaya Penelitian dan Pengembangan (Litbang) terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah ingin mengkaji bagaimana pengaruh biaya produksi, biaya pegawai, biaya pemasaran dan biaya litbang terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : a. Pengaruh Biaya Produksi, Pegawai, Pemasaran, serta biaya Litbang secara simultan terhadap Profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi. b. Pengaruh biaya produksi terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; c. Pengaruh biaya Pegawai terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; d. Pengaruh biaya Pemasaran terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ;

14 e. Pengaruh biaya Penelitian dan Pengembangan (Litbang) terhadap profitabilitas perusahaan pada PDAM Kota Sukabumi ; 1.4. Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian adalah hasil dari penelitian yang dapat digunakan oleh berbagai pihak, manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Adapun teoritis dalam penelitian ini adalah: a. Memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan khususnya mata kuliah manajemen keuangan ; b. Dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan acuan pertimbangan, perbandingan, dan pemyempurnaan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah : a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Sukabumi dalam menentukan kebijakan efisiensi pembiayaan yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan ; b. Sebagai sumbangan pemikiran untuk diadakannya penelitian lebih lanjut dan memperkaya wawasan.