PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pembangunan nasional. menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober Artikel: Wikipedia Thre Free

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pintu gerbang bagianbarat Indonesiayang. melayanipenerbanganhampir 70 kali dalamsatu jam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

NOMOR: PM 17 TAHUN 2014

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Ende dengan ibukotanya bernama Ende merupakan salah satu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT ( SHIA ) BAB I: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

PERATURAN MENTER. PERHUBUNGAN NOMOR: KM 11 TAHUN 2010 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia merupakan negara yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

dua orang yang tidak akan pernah tergantikan dalam hidupku. Serta untuk kalian semua yang selalu memberiku semangat.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengacu pada regulasi penerbangan yang terdiri atas Annex dan Dokumen

SI-40Z1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL BARANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas pandas, naik turun penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas penunjang lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa penerbangan dan jasa penunjang bandara di kawasan barat Indonesia sejak tahun 1984. Pada awal berdirinya, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang bertugas mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 Mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya tanggal 2 Januari 1993, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No.3 tahun 1993 menjadi PT.(Persero) Angkasa Pura II. Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma (IATA:HLP, ICAO:WIHH) adalah sebuah bandar udara yang digunakan sebagai markas Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU. Nama bandar I-1

udara ini sendiri diambil dari nama salah satu pahlawan nasional Indonesia yaitu Halim Perdanakusuma yang gugur saat pesawat tempurnya jatuh. Untuk mengenang jasanya, maka nama Halim Perdanakusuma diabadikan sebagai nama Bandar Udara Halim Perdanakusuma, menggantikan nama sebelumnya yaitu Lapangan Udara Cililitan. Bandara ini terlebih dahulu difungsikan sebagai pangkalan Angkatan Udara yang juga melayani aktivitas pengiriman dan pemulangan haji, penerbangan jet pribadi, kepentingan tamu negara, serta sekolah penerbangan swasta. Bandara Halim Perdanakusuma terletak pada koordinat, Luas area Bandara Halim Perdanakusuma : 170 H, Luas Terminal : 19.810, Landasan : 1 buah sepanjang 3000 m. Bandara Halim Perdanakusuma memiliki 1 terminal yaitu terminal penumpang yang juga difungsikan sebagai terminal haji yang hanya dibuka pada musim haji saja. Dari sisi fasilitas bandar udara, saat ini Bandara Halim Perdanakusuma telah menyediakan parking stand untuk pesawat sejenis B 737-800 / B 737-900 ER sebanyak tiga belas parking stand dan untuk pesawat sejenis B 747 400 sebanyak tiga parking stand. Kapasitas Bandara Halim Perdanakusuma adalah 2.880.000 penumpang per tahun (Angkasa Pura II, 2016). Bandara Halim Perdanakusuma mulai 10 Januari 2014 beroperasi menjadi bandara komersil guna mengalihkan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta yang dinilai telah overcapacity. Terdapat kurang lebih sebanyak 50 slot penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta dipindahkan ke Bandara Halim. Penerbangan tersebut berasal dari sejumlah maskapai I-2

penerbangan yaitu Batik Air, Citilink, Pelita Air Service, Susi Air dan Trans Nusa Air Services (Wikipedia, 2016). Dengan adanya pengalihan penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Halim Perdanakusuma, tentunya mempengaruhi kapasitas Bandara Halim Perdanakusuma. Terlebih dahulu, kapasitas menurut Horenjeff dan Mc Kelvey (1993) adalah kemampuan memproses pada suatu fasilitas pelayanan dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas merupakan suatu ukuran penting untuk mengetahui tingkat keefektifan dari suatu bandara. Untuk perencanaan bandara. Kapasitas dapat didefinisikan sebagai jumlah operasi pesawat terbang dalam jangka waktu tertentu yang berhubungan dengan tingkat penundaan rata-rata yang dapat diterima. Kapasitas juga dapat didefinisikan sebagai jumlah operasi pesawat maksimum yang dapat dilakukan pada suatu lapangan udara pada suatu waktu tertentu ketika ada permintaan pelayanan yang berkesinambungan. Bandara Halim Perdanakusuma beroperasi selama 24 jam perhari. Mengingat Bandar Udara Halim Perdanakusuma saat ini peruntukkannya tidak hanya penerbangan komersil namun juga masih melayani penerbangan militer dan VIP maka kapasitas runway di bandara ini secara keseluruhan untuk penerbangan komersil adalah sebanyak 76 slot untuk waktu pengoperasian 24 jam. Bandara Halim Perdanakusuma yang digunakan untuk keperluan militer dan hanya memiliki satu landasan pacu tanpa jalur pemberangkatan yang paralel. Dengan adanya tambahan penerbangan komersil, kini permintaan pelayanan bertambah sehingga pelayanannya juga harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan pelayanan tersebut maka harus I-3

dilakukan evaluasi kembali mengenai kapasitas landasan pacu pada Bandara Halim Perdanakusuma agar memenuhi operasi pesawat lebih lanjut. Oleh karena itu untuk mencapai Tingkat pelayanan (level of service) sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan penelitian dengan judul: Evaluasi Efektifitas Runway Bandara Halim Perdanakusuma Setelah Pengalihan Fungsi Bandara Menjadi Komersil. 1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah runway Bandara Halim Perdanakusuma yang berjumlah 1 buah dengan panjang 3000 m dan lebar 45 m, harus melayani tambahan jumlah penerbangan setelah pengalihan Bandara Halim Perdanakusuma menjadi bandara komersil dengan tetap menjalankan fungsi awal bandara yaitu bandara militer. Bandara Halim Perdanakusuma hingga saat ini melayani tambahan kurang lebih 50 slot penerbangan komersil, sehingga diperlukan evaluasi ulang agar pelayanan terhadap penerbangan tetap optimal. 1.2.2 Signifikansi Masalah Dengan adanya tambahan jumlah penerbangan di Bandara Hallim Perdanakusuma, maka diperlukan evaluasi ulang mengenai kapasitas runway agar pelayanan terhadap penumpang tetap optimal. I-4

1.2.3 Rumusan Masalah Dalam merumuskan masalah yang akan diteliti, beberapa pertanyaan yang dapat diajukan adalah : 1. Berapa kapasitas runway yang efektif pada Bandara Halim Perdanakusuma? 2. Apakah kapasitas runway Bandara Halim Perdanakusuma sudah optimal setelah adanya penambahan penerbangan domestik? 3. Apakah kapasitas runway Bandara Halim Perdanakusuma masih mencukupi untuk penerbangan pesawat pada 10 tahun ke depan? 1.3 Tujuan Penelitian Penulisan skripsi dengan judul EVALUASI EFEKTIFITAS RUNWAY BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA SETELAH PENGALIHAN FUNGSI BANDARA MENJADI KOMERSIL ini bertujuan untuk : 1. Menghitung pergerakan pesawat 10 tahun ke depan pada Bandara Halim Perdanakusuma. 2. Menghitung kapasitas runway Bandara Halim Perdanakusuma berdasarkan data ATC dan menggunakan formula ICAO. 3. Menghitung panjang efektif runway Bandara Halim Perdanakusuma. 4. Menghitung efektifitas kapasitas runway Bandara Halim Perdanakusuma untuk 10 tahun ke depan. I-5

1.4 Batasan Masalah Mengingat terbatasnya waktu serta terbatasnya kemampuan penulis dalam menghimpun data maka penulis hanya memberi batasan pada : 1. Penelitian ini dibatasi pada runway Bandara Halim Perdanakusuma saja. 2. Penelitian ini hanya mencangkup kapasitas runway Bandara Halim Perdanakusuma saja. 3. Penelitian ini difokuskan pada kondisi Bandara Halim Perdanakusuma setelah fungsi bandara menjadi komersil. 4. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Angkasa Pura II dan ATC Bandar udara Halim Perdanakusuma. 5. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data dari tahun 2013 s/d 2015. 6. Metode yang digunakan mengacu kepada ICAO sesuai dengan Annex 11 dan Annex 14. 1.5 Manfaat Penelitian Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, sebagai penerapan teoriteori yang didapat di bangku kuliah dan dapat menjadi sebagai bekal ilmu khususnya teknologi pendidikan penerbangan ke depannya. I-6

2. Civitas Akademika Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan ilmu dan informasi di bidang sistem transportasi udara. 3. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan kepada pengelola Bandara maupun pemerintah daerah mengenai kondisi sisi udara. 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab pendahuluan membahas mengenai latar belakang penelitian yang dilakukan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Menguraikan secara ringkas mengenai teori dan peraturan yang berkaitan dengan pembahasan masalah serta menjadi dasar dalam pemecahan masalah. Bab III Metode Penelitian Memuat metode-metode atau tahapan-tahapan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian secara sistematik, berdasarkan teori-teori dan peraturan-peratuan yang diuraikan Bab II. I-7

Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Berisikan data-data yang dikumpulkan untuk memecahkan masalah, serta melakukan perhitungan dan analisa terhadap hasil perhitungan berdasarkan metode/kerangka kerja pada Bab III. Bab V Penutup Berisikan simpulan dari keseluruhan penelitian dan saran yang diberikan untuk pengembangan lebih lanjut. I-8