PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN UKURAN MESH DALAM EKSTRAKSI SENYAWA ANTOSIANIN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

dokumen-dokumen yang mirip
EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Pendidikan Biologi FKIP UMS Surakarta. Fakultas Teknologi dan Industri Pangan UNISRI Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI KULIT BATANG ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) SEBAGAI PEWARNA MERAH ALAMI

METODELOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Ekstraksi Kulit Buah Naga sebagai Pewarna Alami

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

I. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUNGA MAWAR MERAH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

DAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH METODE PENGERINGAN TERHADAP KADAR ANTOSIAN PADA KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

III. BAHAN DAN METODE

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. kenikmatan besar dalam hidup (Bridle dan Timberlake, 1997). Konsumen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

KONSENTRASI TOTAL SENYAWA ANTOSIANIN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) : PENGARUH TEMPERATUR DAN ph ABSTRAK ABSTRACT

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, perubahan gaya hidup dan pola makan yang tak sehat akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Indo. J. Chem. Sci. 2 (2) (2013) Indonesian Journal of Chemical Science

Kadar Total Pigmen Klorofil dan Senyawa Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia pulcherrima) Berdasarkan Umur Daun

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

EKSTRAKSI KLOROFIL DAN UJI STABILITAS WARNA RENDEMEN DARI DAUN KATUK (Sauropus androgynus)

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

EFFECT OF TEMPERATURE, PH ON TOTAL CONCENTRATION AND COLOR STABILITY OF ANTHOCYANINS COMPOUND EXTRACT ROSELLE CALYX (HIBISCUS SABDARIFFA L.).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN INDIKATOR BAHAN ALAMI DARI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENGISI TERHADAP KARAKTERISTIK PEWARNA BUAH SENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

III. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BIOKIMIA (Kode : F-07) AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SIRUP ROSELA (Hibiscus sabdariffa) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penggunaan pewarna makanan yang bersumber dari bahan alami sudah sejak lama

PENGARUH ION LOGAM Mg(II) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ANTOSIANIN DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 6. Kerangka penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

PENGARUH SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU ROSELLA KERING (Hibiscus sabdariffa) Rita Hayati, Nurhayati, dan Nova Annisa

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI EKSTRAK PIGMEN DARI BUAH ARBEN (Rubus idaeus (Linn.)) PADA MINUMAN RINGAN DAN KESTABILANNYA SELAMA PENYIMPANAN

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IbM PETANI BUNGA ROSELLE DAN INDUSTRI OBAT KECIL TRADISIONAL CV. PALAGAN DI KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit hipertensi termasuk penyakit kronik akibat gangguan sistem

Stability of Red Color Rosella Extract for Food and Beverage Colorant

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH SUHU PEMANASAN DAN UKURAN MESH DALAM EKSTRAKSI SENYAWA ANTOSIANIN KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) Wulandari, W.Y. 1 ), Suhartatik 2 ) 1 ) Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian 2 ) Pusat Studi Pangan dan Kesehatan Masyarakat LPPM UNISRI Surakata ABSTRAK Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.), dikenal masyarakat sebagai tanaman yang dimanfaatkan untuk teh dan berpotensi sebagai pewarna alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan dan ukuran mesh rendemen ekstrasi senyawa antosianin. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi sampel yaitu sudah dikeringkan dengan kadar air mencapai 10,25 % dan dibuat bubuk dengan ukuran mesh 40,60, dan 80. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kodisi optimal proses ekstraksi senyawa antosianin kelopak bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L) yaitu pada suhu 85 C dengan ukuran mesh 60 dan lama pemanasan 9 jam, dengan nilai rendemen 221,3067 ppm. Kata Kunci : Rosella (Hibiscus sabdariffa L.), antosianin, suhu dan mesh ABSTRACTS Recently, Roselle (Hibiscus sabdariffa L.) has been used for tea. Based on this background, research was conducted with the aims to determine the influence heating temperature and mesh with the yield extraction of anthocyanin the roselle calyx extract (Hibiscus sabdariffa L.). This research was conducted by extracting the sample with dried the roselle calyx with water content until 10,25 and mix powder with size mesh 40,60, and 80. The results of this study indicate that the optimum condition extraction of roselle calyx (Hibiscus sabdariffa L.) was heating temperature at the process 85 C with size of powder 60 mesh and time of heating 9 hour, the yield of anthocyanin was 221,3067 ppm. Keywords : Roselle (Hibiscus sabdariffa L.), anthocyanins, temperature, and mesh PENDAHULUAN Antosianin merupakan turunan polihidroksil atau polimetoksi dari 2-phenylbenzopyrylium. Antosianin yang ada di dalam tanaman berada dalam bentuk glikosida terikat dengan komponen gula (Avila et al., 2009). Antosianin merupakan komponen warna utama dalam bahan pangan yang dapat menimbulkan warna ungu, biru, hingga merah kehitaman. Konsumsi antosianin dalam diet terbukti mampu memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler, diabetes militus, antioksidan anti inflammasi, dan antikanker (Kano et al., 2005; Matsui

et al., 2002; Oki et al., 2002; Wang dan Stoner, 2009; Bagehi et al., 2004; Ghiselli et al., 1998). Sebagai antitumor dan antikanker, antosianin terbukti mampu menekan pertumbuhan sel HCT-15 (Kamei et al., 1998) dan HL-60 (Katsube et al., 2003). Kelopak bunga rosela ungu (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan salah satu tanaman pekarangan yang sering kita jumpai di masyarakat. Bukan hanya di Indonesia, di luar negeri (Italia) pigmen warna kelopak bunga rosela telah banyak digunakan untuk membuat jely, jam ataupun minuman penyegar. Pigmen kelopak bunga selain memberikan warna merah pada makanan juga menyehatkan karena kandungan antosian yang merupakan sumber antioksidan (Tsai, McIntosh, Pearce, Camden, & Jordan, 2002). Komponen antosianin utama yang terdapat pada kelopak bunga rosela adalah delphinidin-3-sambubioside dan cyanidin-3-sambubioside (Cisse et al., 2009a; Juliani; et al., 2009, dan Du Francis, 1973). METODE PENELITIAN Bahan Kelopak bunga rosela ungu yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kebun Kelompok Tani Masyarakat Madani di Surakarta. Kelopak bunga rosela ungu yang digunakan adalah kelopak bunga yang sudah masak optimal untuk di panen. Kelopak bunga rosela selanjutnya dipisahkan dengan bijinya. Kelopak bunga rosela ungu yang akan digunakan sebagai sediaan perlakuan kering, selanjutnya dikeringkan dengan cabinet dryer dengan suhu 35 o C selama 48 jam. Kelopak kering selanjutnya dikemas dalam wadah alumunium foil tertutup dan disimpan pada suhu 9 o C sebelum digunakan untuk penelitian. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, pisau, blender, timbangan analitik, kertas saring, sentrifuge, shaker, cabinet dyer, waterbath, spektrofotometer UV-Vis Varian cary 50, dan ph meter. Cara Kerja Preparasi Sampel Antosianin kelopak bunga rosela ungu di ekstraksi dari dua perlakuan kelopak rosela yaitu kondisi segar dan kondisi sudah dikeringkan. Variasi perlakuan ektraksi meliputi temperatur (25 o C; 55 o C; 85 o C), waktu ektrasi (1 jam; 3 jam; 5 jam; 7 jam; 9 jam) dan ukuran kelopak untuk yang perlakuan basah (rosela utuh dan rosela blender), sedang untuk yang kelopak kering (kelopak utuh dan bubuk kelopak bunga ukuran mesh 60; 80 dan 100). Pengukuran Total Antosianin (Lee et.al., 2005) Aktivitas enzim ditentukan dengan cara menginkubasikan campuran antara 0.2 ml substrat 1 mm ρ-npg dalam 0.1 M buffer pospat ph 7,0 dan 0,1 ml kultur uji pada 37 o C selama 30 menit. Reaksi enzimatis dihentikan dengan penambahan 500 µl NaOH 0,1 M. Jumlah ρ-nitrophenol yang dibebaskan diukur dengan peneraan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm. Satu unit aktivitas enzim dihitung sebagai

1 µmol ρ-nitrophenol yang dibebaskan dari substrat per menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Bubuk Rosela Kelopak bunga rosella ungu yang masih segar sebelum digunakan dalam penelitian ini disortasi terlebih dahulu, dipisahkan terlebih dahulu antara kelopak dengan bijinnya. Selanjutnya dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran yang terikut dan ditiriskan. Kelopak bunga rosella selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan kabinet dryer dengan suhu 40 o C selama 4 hari, kadar air kelopak kering mencapai 10,25%. Pengeringan dalam penelitian ini dilakukan dengan suhu rendah yaitu 40 o C, dimaksudkan untuk menghilangkan sebagian kadar air yang terdapat dalam kelopak bunga dan diharapkan tidak merusak senyawa yang terkandung didalamnya. Tahap selanjutnya yaitu preparasi sampel, membuat tepung atau bubuk kelopak bunga rosella dengan ukuran mesh 40, 60, dan 80. Ekstraksi Ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode maserasi. Pemilihan metode ini didasari karena dalam Ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode maserasi. Pemilihan metode ini didasari karena dalam pengerjaan mudah dilakukan. Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan sifat senyawa antosianin yang relatif rentan terhadap perlakuan panas sehingga dikhawatirkan akan mengurangi bahkan menghilangkan senyawa yang akan dianalisa. Dalam ekstrak zat warna dibutuhkan pemilihan metode yang tepat sesuai dengan sifat bahan atau sumber pigmen, agar dihasilkan rendemen dan stabilitas pigmen yang tinggi (Rukmana, 1997). Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu asam citrat 2%. Perbandingan jumlah sampel dengan pelarut dalam ekstraksi yaitu 1:5. Penggunaan asam citrat sebagai pelarut karena kondisi sampel bersifat asam sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat asam, karena kondisi asam pelarut yang semakin asam akan dapat menyebabkan dinding vakuola yang pecah sehingga pigmen antosianin semakin banyak yang terekstrak. Stabilitas Ekstraksi Terhadap Suhu Dalam proses ekstraksi suhu sangat berpengaruh. Suhu memiliki peranan dan pengaruh yang sangat besar terhadap kestabilan antosianin. Proses pengolahan pangan selalu melibatkan pemanasan dengan suhu berkisar antara (50 s/d 150) o C, tergantung ph produk pangan dan masa simpan yang diinginkan. Stabilitas kimiawi antosianin banyak dipelajari karena potensi aplikasinya dalam bahan pangan, efeknya yang menguntungkan bagi tubuh, dan pemanfaatannya sebagai pewarna pangan. Stabilitas antosianin tidak hanya dipengaruhi oleh suhu pemanasan pada proses pengolahan saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor intrinsik dalam produk, seperti ph, suhu penyimpanan, struktur kimia dan konsentrasi antosianin yang ada, keberadaan cahaya,

oksigen, enzim, protein, dan ion logam (Rein, 2005). Antosianin kelopak bunga rosela merupakan sumber pewarna alam dan juga antioksidan, namun keberadaanya tidak stabil selama pengolahan dan penyimpanan. Keberadaan Cahaya, ph, suhu, oksigen, asam askorbat, dan gula akan mempengaruhi stabilitas dan degradasinya (Tsai dan Huang, 2003). Penetapan konsentrasi senyawa antosianin dilakukan dengan metode perbedaan ph (ph differential) yaitu ph 1,0 dan ph 4,5. Penetapan konsentrasi antosianin dengan metode ini dikarenakan pada ph 1,0 antosianin membentuk senyawa oxonium (kation flavilium) yang berwarna dan pada ph 4,5 berbentuk karbol/hemikel tak berwarna (Guisti dan Wrolstad, 2001). Kondisi inilah yang akan dijadikan untuk menentukan absorbansi dengan menggunkan spektrofotometer dari masing-masing ektrak. Perubahan warna pada antosianin dalam tingkatan ph tertentu disebabkan sifat antosianin yang memiliki tingkat kestabilan yang berbeda. Misalnya, pada ph 1,0 antosianin lebih stabil dan warna lebih. Suhu berpengaruh terhadap kestabilan warna ekstrak rosella. Semakin meningkatnya suhu pemanasan dapat menyebabkan hilangnya glikosil pada antosianin dengan hidrolisis ikatan merah dibandingkan ph 4,5 yang kurang stabil dan hampir tidak berwarna. Aglikon yang dihasilkan kurang stabil dan menyebabkan hilangnya warna pada antosianin. Konsentrasi antosianin pada setiap perlakuan suhu pemanasan dan ukuran mesh bubuk dapat dilihat dalam Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Konsetrasi senyawa antosianin dalam ektraksi pada berbagai suhu dan ukuran mesh selama 7 jam No suhu Ukuran mesh 1 2 3 25 o C 55 o C 55 o C 40 60 80 40 60 80 40 60 80 Konsentras i rata-rata (ppm) 154.2531 176.9676 143.3039 175.5520 199.5532 199.5534 192.9378 211.9227 174.4846 Berdasarkan Tabel 1. Terlihat bahwa semakin tinggi suhu ektrasksi maka konsntrasi antosianin semakin meningkat. Hal ini disebabkan dengan adanya suhu akan semakin meningkatkan difusifitas dalam proses ektraksi sehingga komponen yang terektrak juga akan meningkat. Namun demikian untuk ukuran mesh tidak demikaian halnya. Ukuran mesh yang semakin besar dalam penelitian ini maka akan diperoleh trend konentrasi antosianin dalam ektraksi suhu yang semakin meningkat yaitu konentrasi yang meningkat dan selanjutnya turun. Hal ini disebabkan dengan semakin meningkatnya ukuran mesh maka luas permukaan semakin besar sehingga senyawa antosianin semakin banyak yang terekstrak. Tetapi perlu diketahui bahwa senyawa antosinani sangat tidak stabil terhadap suhu. Semakin meningkatnya suhu pemanasan justru

dapat menghilangkan glikosil pada antosianin dengan hidrolisis ikatan glikosidik. Sedingga berdampak aglikon yang dihasilkan kurang stabil dan akan menyebabkan hilangnya senaywa antosianin. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kondisi proses yaitu suhu dan ukura bubuk sangat berpengaruh dalam ektraksi senyawa antosianin kelopak bunga rosella ungu dipengaruh oleh 2. Kodisi optimal proses ekstraksi senyawa antosianin kelopak bunga rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L) yaitu pada suhu 85 C dengan ukuran mesh 60 dan lama pemanasan 9 jam, dengan nilai rendemen 221,3067 ppm. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui ukuran mesh dan suhu sangat berpengaruh terhadap ekstrak kelopak bunga rosella. Oleh karena untuk proses ekstraksi dengan ukuran mesh yang semakin lebih besar perlu diperhatikan dan juga perlu di lakukan penelitian lebih lanjut tentang metode ektraski yang lain sebagai keberlanjutan pengembangan penelitian ini. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui DIPA Kopertis Wilayah IV Nomor: DIPA-023.04.2.189904/2013 tanggal 5 Desember 2013 2. Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi 3. Pusat Studi Pangan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Slamet Riyadi Surakarta DAFTAR PUSTAKA Avila, M., Hidalgo, M., Moreno, C.S., Pelaez, C., Requena, T., dan de-pascuel Teresa, S., 2009, Bioconversion of anthocyanin glycosides by Bifidobacteria and Lactobacillus, Food Research Int 42: 1453-1461. Bagehi, D., Sen C.K., Bagehi M., dan Atalay M., 2004,. Antiangiogenic, antioxidant, and anticarcinogenic properties of a novel anthocyanin-rich berry extract formula, Biochemistry 69: 75-80. Brouillard, R.,1993, The flavonoids, advances in research since 1980, Harborne, J.B., editor. Chapman and Hall; London, p. 525. Cisse, M., Dornier, M., Sakho, M., Ndiaye, A., Reynes, M., Sock, O., 2009a, Le bissap (Hibiscus sabdariffai): Compotition et principales utilisations. Fruits 64 (3): 179-193 Cisse, M., Dornier, M., Sakho, M., Kane, C., Sambe, F., Bohuon, P., 2012, Aqueus extraction of anthocyanins from Hibiscus sabdariffa: Experimental kinetics and modeling, Journal of Food Engineering 109: 16-21.

Clifford, M.N., 2000, Review: Anthocyanins Nature, Occurance, and dietary burden, J Sci Food Agric 80: 1063-1072. Ghiselli, A., Nardini, M., Baldi, A., dan Scaccini, C., 1998, Antioxidant activity of different phenolic fractions separated from an Italian red wine, Journal of Agricultural and Food Chemistry 46 (2), 361 367. Giusti, M.M. dan Wrostald, R.E., 2001, Characterization and measurement of anthocyanin by UV-visible spectroscopy, In R.E. Wrostald, T.E. Acree, E.A. Dekker, M.H. Penner, D.S. Reid, S.J. Schwarrtz, C.F. Shoemaker, D. Smith dan P. Sporns (eds), Handbook of food analytical chemistry: Pigmens, colorants, flavors, texture, and bioactive food components, Hoboken, New Jersey; John Wiley Sons. Huang, Y., Shimin, C., Nagamani, M., Anderson, K.E., Grady, J.J., Lu, L-J.W., 2005, Decreased circulating levels of tumor necrosis factor in postmenopausal women during consumption of soycontaining isoflavones. J. Clin. Endocrinol. Metabol. 90, 3956-3962. Juliani, H.R., Welch, C.R., Wu, Q., Diuf, B., Malainy, D., Simon, J.E., 2009, Chemistry and quality of hibiscus (Hibiscus sabdariffai) for developing the natural-product industry in senegel, Journal of Food Science 74(2): S113-S121 Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia, Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan, Penerbit ITB: Bandung.