PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

dokumen-dokumen yang mirip
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI EKSTRAKSI DAN UJI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN LIBO (FICUS VARIEGATE BLUME) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Bab III Bahan dan Metode

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH DURIAN

METODELOGI PENELITIAN

Pengaruh Perebusan Terhadap Kadar Senyawa Fenolat Total dan Daya Antioksidan Dari Daun Kol (Brassica oleracea L. Var. capitata L,)

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA PEREDAM RADIKAL BEBAS EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU MENTE (Anacardium occidentale L.) TERHADAP DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)

Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Uji Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) dengan Metode DPPH

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM SUHU DAN WAKTU PENYIMPANAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)

Transkripsi:

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50 Penggalian, Pelestarian, Pemanfaatan dan Pengembangan Berkelanjutan Tema Khusus Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) dan Tabat Barito (Ficus deltoidea) Sumber Bahan Farmasi Potensial dari Bumi Borneo Penyelenggara Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman Bekerjasama Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50 ii

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LIBO (Ficus variegate Blume) DENGAN BERBAGAI METODE EKSTRAKSI Dian Dwi Cahyadi, Lizma Febrina, Rolan Rusli Research and Development Laboratory Farmaka Tropis, Faculty of Pharmacy, University of Mulawarman, Samarinda, East Kalimantan email: rolan@farmasi.unmul.ac.id ABSTRACT Libo (Ficus variegate Blume) is one of the wild plants, and the leaves were never eaten by caterpillars. At this stage, the study of the antioxidant activity of the extracts of leaves Libo various extraction methods. This study was examines differences in antioxidant activity of maceration extraction methods (no heat) and refluktation (with heat). IC50 results of each method with DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) 0.04% was 46.3 ppm for maceration and 120.9 ppm for refluktation. It can be concluded that the heat temperature affect antioxidant activity. Keywords: Leaves Libo IC50, Maceration, Refluktation ABSTRAK Tumbuhan Libo (Ficus variegate Blume) merupakan salah satu tumbuhan liar, dan bagian daunnya tidak pernah dimakan oleh ulat. Pada tahap ini dilakukan kajian aktivitas antioksidan ekstrak daun libo dari berbagai metode ekstraksi. Penelitian ini mengkaji perbedaan aktivitas antioksidan dari metode ekstraksi maserasi (cara dingin) dan refluktasi (cara panas). Hasil IC50 dari masing-masing metode dengan DPPH (2,2-Diphenyl-1- Picrylhydrazyl) 0,04% adalah 46,3 ppm untuk maserasi dan 120,9 ppm untuk refluktasi. Dapat disimpulkan bahwa suhu pemanasan mempengaruhi aktivitas antioksidan. Kata Kunci : Daun Libo, IC50, Maserasi, Refluktasi PENDAHULUAN Radikal bebas diartikan sebagai molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbit luarnya sehingga relatif tidak stabil. Untuk mendapatkan kestabilannya, molekul yang bersifat reaktif tersebut mencari pasangan elektronnya, sehingga disebut juga sebagai Reactive Oxygen Species (1). Senyawa yang dapat menstabilkan radikal bebas adalah antioksidan. Senyawa ini dapat menghambat reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas (2). Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat (3). Meningkatnya penelitian dalam menemukan antioksidan alami untuk kosmetik, makanan, atau obat-obatan untuk menggantikan antioksidan sintesis, disebabkan penggunaan antioksidan sintesis telah dibatasi karena efek samping yang dimiliki. Selain itu antioksidan alami lebih dipertimbangkan karena lebih aman, stabil, dan efek antioksidan yang lebih baik (4). Salah satu sumber tumbuhan obat yang berpotensi sebagai antioksidan alami adalah tumbuhan Libo (Ficus variegata Blume) (5). 142

Ada pun cara untuk memperoleh antioksidan alami tersebut adalah melalui penyarian atau ekstraksi. Metode ekstraksi pun berbeda-beda ada yang dipercepat proses ekstraksinya menggunakan suhu yang lebih tinggi atau pemanasan (cara panas) ada yang tidak (cara dingin). Antioksidan bersifat sensitif terhadap cahaya dan panas, oleh karena itu penanganan bahan baku sumber antioksidan harus baik dan dihindarkan dari berbagai faktor yang dapat menurunkan aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antioksidan ekstrak daun Libo dari berbagai metode ekstraksi yaitu maserasi (cara dingin) dan refluktasi (cara panas). METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: daun Libo (Ficus varigate Blume) yang diperoleh dari Samarinda, Kalimantan Timur, DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil), metanol, kertas saring. Peralatan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: almari pengering, corong Buchner, vacuum rotary evaporator, neraca analitik, spektrofotometer UV-VIS, mikropipet 100-1000µL, blue tip, dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis. Prosedur Penyiapan Sampel Daun Libo yang diambil adalah bagian daun yang masih utuh, hijau, segar, kemudian dikumpulkan dan dipisahkan dengan pengotor lainnya seperti tanah, bagian bukan daun atau bagian tanaman yang rusak. Setelah itu sampel ditimbang kembali, selanjutnya sampel dicuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan dari kotoran yang melekat pada daun. Dipotong kecil-kecil sesuai derajat yang diinginkan. Kemudian dikeringkan diudara terbuka terlindung dari sinar matahari. Ekstraksi Sampel Simplisia kering yang sudah dihaluskan, kemudian diekstraksi menggunakan dua metode, yaitu cara panas dan cara dingin. Maserasi mewakili cara dingin sementara refluktasi mewakili cara panas. a. Metode Ekstraksi Maserasi Sebanyak 10 gram serbuk daun libo dibungkus menggunakan kertas saring, kemudian dimasukkan kedalam botol gelap, tambahkan pelarut metanol 100 ml. Rendam selama 1 hari sambil sesekali diaduk, kemudian bungkus serbuk daun libo tersebut diambil. Filtrat yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40 o C. b. Metode Ekstraksi Refluktasi Dipasang alat refluk, kemudian masukkan serbuk daun libo yang telah dibungkus dengan kertas saring ke dalam alat refluk, masukkan pelarut metanol 100 ml. Lakukan proses refluktasi pada suhu 70 o C. Waktu ekstraksi dilakukan hingga 6 jam. Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40 o C. Hitung hasil rendamen ekstrak metanol daun libo dengan rumus sebagai berikut : 143

Uji Aktivitas Antioksidan a. Penentuan seri konsentrasi Ekstrak dari masing-masing metode ekstraksi ditimbang sejumlah 10 mg kemudian dilarutkan dengan metanol pada labu ukur hingga 100 ml diperoleh konsentrasi 100 ppm (larutan stok). Kemudian dari larutan tersebut dibuat 5 konsentrasi (5, 10, 20, 40, 80 ppm) dan masing-masing konsentrasi dibuat 3 replikasi. b. Pengukuran Absorbansi Pengukuran aktivitas antioksidan adalah dengan menggunakan spektrofotometer UV- Vis. Masing-masing konsentrasi diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 515 nm serta membandingkan dengan blanko yaitu metanol. c. Penentuan % Inhibisi dan IC50 Besarnya aktivitas antioksidan dihitung dengan menggunakan rumus: Data absorbansi yang diperoleh dibuat persamaan regresi linear yang menyatakan hubungan antara konsentrasi bahan uji (x) dengan aktivitas antioksidan rata-rata (y) dari suatu seri replikasi pengukuran sehingga diperoleh harga IC50 yaitu konsentrasi bahan uji yang diperlukan untuk menangkap 50% radikal DPPH selama 30 menit (operating time), atau jeda waktu yang dibutuhkan oleh bahan uji untuk mereduksi radikal DPPH dengan sempurna. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi yang dilakukan pada daun libo menggunakan cara panas dan cara dingin. Meserasi mewakili cara dingin sedangkan refluktasi mewakili cara panas. Keuntungan metode ekstraksi maserasi adalah prosedur dan peralatan yang digunakan sederhana, metode ini tidak dipanaskan sehingga bahan alam yang dikandungnya tidak terurai, sedangkan metode ekstraksi cara panas (refluktasi) memiliki keuntungan yaitu waktu yang digunakan lebih cepat. Selain itu aktivitas biologis tidak hilang saat dipanaskan. Tabel 1. Hasil Rendamen Ekstrak Daun Libo Metode Ekstraksi Berat Simplisia Berat Ekstrak (gram) (gram) % Rendamen Maserasi 10,005 0,25 2,49 Refluktasi 10,004 0,2882 2,88 Tabel 2. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dari refluktasi Konsentrasi R1 R2 R3 Absorbansi % Inhibisi 10 0,584 0,583 0,586 0,584 6,858 20 0,564 0,564 0,570 0,566 9,729 40 0,525 0,525 0,521 0,524 16,427 80 0,429 0,425 0,421 0,425 32,217 100 0,365 0,363 0,345 0,356 43,222 Tabel 3. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dari maserasi 144

% Inhibisi Konsentrasi R1 R2 R3 Absorbansi % Inhibisi 5 0,582 0,580 0,590 0,584 4,731 10 0,536 0,535 0,538 0,536 12,561 20 0,464 0,468 0,472 0,468 23,654 40 0,322 0,315 0,323 0,320 47,798 80 0,107 0,111 0,103 0,107 82,545 Tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak dari metode refluktasi (cara panas) menghasilkan % rendemen yang lebih besar dibandingkan meserasi (cara dingin). Hal ini disebabkan oleh suhu pemanasan yang digunakan. Karena suhu dapat mempengaruhi tingkat kelarutan suatu bahan atau senyawa. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun Libo dengan menggunakan metode DPPH untuk mengukur kemampuan suatu senyawa antioksidan dalam menangkap radikal bebas. Kemampuan penangkapan radikal berhubungan dengan kemampuan komponen senyawa dalam menyumbangkan elektron atau hidrogen. Setiap molekul yang dapat menyumbangkan elektron atau hidrogen akan bereaksi dan akan memudarkan DPPH. Intensitas warna DPPH akan berubah dari ungu menjadi kuning oleh elektron yang berasal dari senyawa antioksidan. Konsentrasi DPPH pada akhir reaksi tergantung pada konsentrasi awal dan struktur komponen senyawa penangkap radikal (6). Pada tabel 2 dan 3 menunjukkan pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrak yang telah diperoleh. IC50 dari ekstrak maserasi dan refluktasi yang dapat terlihat pada gambar 1 dan 2 adalah 46,3 ppm dan 120,9 ppm. Terlihat perbedaan aktivitas antioksidan antara maserasi dan refluktasi. Tingkat kekuatan antioksidan adalah kuat (IC50 <50 ppm), aktif (IC50 50-100 ppm), sedang (IC50 101-250), lemah (IC50 250-500) dan tidak aktif (IC50>500ppm) (7). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak maserasi lebih tinggi saktivitasnya dibandingkan ekstrak refluktasi. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa ekstrak refluktasi menghasilkan jumlah ekstrak terbanyak namun pada gambar 1 dan 2 menunjukkan bahwa ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan terbaik adalah maserasi. Perbedaaan tersebut dikarenakan hilangnya kadar beberapa senyawa aktif antioksidan terurai atau terdegradasi oleh suhu pemanasan yang digunakan pada proses ekstraksi. 90 80 82,545 y = 1,029x + 2,3586 70 R² = 0,9922 60 50 47,798 40 30 20 23,654 10 12,561 4,731 0 0 20 40 60 80 100 Konsentrasi (ppm) Gambar 1. Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Maserasi 145

% Inhibisi 70 60 50 40 30 20 y = 0,3995x + 1,7143 R² = 0,9923 32,217 16,427 10 6,858 9,729 0 0 20 40 60 80 100 120 140 Konsentrasi (ppm) Gambar 2. Pengujian Antioksidan Ekstrak Refluktasi 43,222 KESIMPULAN IC50 dari ekstrak maserasi dan refluktasi berturut-turut sebesar 46,3 ppm dan 120,9 ppm. Penggunaan metode ekstraksi yang berbeda menghasilkan aktivitas yang berbeda pula. Metode ekstraksi terbaik untuk mendapatkan aktivitas antioksidan terbaik adalah metode maserasi (cara dingin). DAFTAR PUSTAKA 1. Ardie, Ari Muhandari. 2011.Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. Medicinus 24(1). 2. Hudson, B. J. F, 1990, Food Antioxidants, Elsevier Applied Science, New York. 3. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasi dalam Kesehatan. Kanisius: Yogyakarta. 4. Zheng W, Wang SY. 2001. Antioxidant Activity and Phenolic Compounds in Selected Herbs. J Agric Food Chem 49:5165-5170. 5. Rijai, Laode. 2013. Potensi Tumbuhan Libo (Ficus variegata Blume) sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial. Jurnal Trop. Pharm. Chem. 2013. Vol. 2. No. 3 6. Naik, G.H., Priyadarsini, K.I., Satav, J.G., Banavalikar, M.M., Sohoni, D.P., Biyani, M.K., and Mohan H., 2003, Comparative antioxidant activity of individual herbal components used in ayurvedic medicine, Phytochemistry, 63 (1): 97-104 7. Jun, M.H.Y., J., Fong, X., Wan, C.S., Yang, C.T., Ho. 2003. Camparison of Antioxidant Activities of Isoflavones Form Kudzu Root (Puerarua labata O). Journal Food Science Institute of Technologist. 68:2117-2122. 146

510