VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Biaya Investasi No Uraian Unit

IV METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ASPEK FINANSIAL Skenario I

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

VIII. ANALISIS FINANSIAL

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

Tabel 1. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Sumatera Utara. Tabel 2. Luas areal terbesar 5 kabupaten provinsi Riau

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB 4 PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

III. METODE PENELITIAN

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

IV. METODE PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA EKONOMI / AKUNTANSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu NPV, IRR, Net B/C, dan Payback period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan PT Agrindo Surya Graha selama umur proyek. Selain perlu dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimal suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value perlu dilakukan. Management perusahaan PT Agrindo Surya Graha memutuskan umur proyek usaha selama 5 tahun. Hal ini dikarenakan umur penggunaan mesin hanya sampai 5 tahun ke depan. Pertimbangan mesin merupakan salah satu asset penting dalam usaha ini. Disamping itu menurut management dengan 5 tahun dapat diharapkan usaha ini mampu memberikan keuntungan yang optimal sehingga mampu menciptakan usaha yang lainnya. 7.1. Arus Kas (Cashflow) 7.1.1. Arus Penerimaan atau Manfaat(Inflow) Penerimaan atau manfaat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan pada sebuah proyek. Arus manfaat pada bisnis PT Agrindo Surya Graha adalah penerimaan dari hasil penjualan pupuk organik, pinjaman, modal sendiri dan nilai sisa. 1) Penerimaan dari penjualan Pupuk Organik Pupuk organik PTAgrindo Surya Graha mulai terjual pada bulan Agustus 2009. Produk diijual dalam satuan kemasan 40 kg dan 50 kg dan masing-masing dijual Rp 550/kg. Rincian penerimaan penjualan pupuk dapat dilihat dari rincian 77

penerimaan pertahunya. Diasumsikan semua produk terjual habis. Karena berdasarkan pengamatan selama 3 bulan seluruh produk yang dihasilkan semuanya laku terjual oleh para pembeli atau distributor lainya. Sedangkan kapasitas produksi hanya mampu mencapai 520 ton/bulan selama 26 hari kerja atau sekitar 20 ton perhari. Rincian produksi pertahun dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Proyeksi Produksi Pupuk Organik PT Agrindo Surya Graha Tahun 2009-2014 No. Bulan Tahun (ton) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Januari 0 520 520 520 520 2 Februari 0 520 520 520 520 3 Maret 0 520 520 520 520 4 April 0 520 520 520 520 5 Mei 0 520 520 520 520 6 Juni 0 520 520 520 520 7 Juli 520 520 520 520 520 8 Agustus 520 520 520 520 520 9 September 520 520 520 520 520 10 Oktober 520 520 520 520 520 11 November 520 520 520 520 520 12 Desember 520 520 520 520 520 3.120 6.240 6.240 6.240 6.240 Total Produksi Selama Proyek 28.080 ton Jumlah proyeksi produksi akumulasi perhitungan produksi dalam perhari selama umur proyek yang direncanakan yaitu 20 ton perhari jumlah produksi atau setara dengan 520 ton perbulan dalam 26 hari kerja perbulanya. Jika gagal produksi 5 persen dalam umur proyek maka akan setara kegagalan produksi sebanyak 1.404 ton. Dari hasil proyeksi produksi diatas maka selanjutnya dikonversi menjadi satuan rupiah yang dihasilkan dari jumlah penjualan produk. Jumlah rupiah yang didapat dari penjualan produk efektif pada bulan Agustus 2009 dapat dilihat pada data Tabel 14. 78

Tabel 14. Proyeksi Penjualan Pupuk Organik PT Agrindo Surya Graha No. 2009-2014 Tahun Jumlah Produksi (Kg) Harga Jual 1 2009 2.470.000 Rp.550 Penerimaan Rp 1.358.500.000 2 2010 5.928.000 Rp.550 Rp. 3.260.400.000 3 2011 5.928.000 Rp.550 Rp. 3.260.400.000 4 2012 5.928.000 Rp.550 Rp. 3.260.400.000 5 2013 5.928.000 Rp.550 Rp. 3.260.400.000 Total Penerimaan Rp. 14. 400.100.000 Penerimaan dari hasil penjualan pupuk organik PT Agrindo Surya Graha selama umur 5 tahun proyek adalah Rp. 14.400.100.000 dari total penjualan 26.182 ton pupuk organik. Asumsi Tabel 14 merupakan hasil produksi setelah dikurangi lima persen kerusakan produksi atau setara dengan 1.404 ton kerusakan produksi perproyek. Untuk usaha pupuk organik ini belum memperoleh pendapatan tambahan dari sektor lain. Sehingga total penerimaan yang akan didapat selama proyek adalah sebesar Rp.14.400.100.000. 2. Penerimaan Pinjaman dari Bank Analisis kelayakan finansial PT Agrindo Surya Graha akan menggunakan dua skenario modal usaha yaitu skenario seluruhnya modal sendiri (skenario I) dan skenario mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri (skenario II), besarnya modal sendiri dan pinjaman ditentukan dari besarnya investasi yang dikeluarkan. Adapun biaya investasinya yaitu sebesar Rp 625.446.600. 3. Nilai Sisa Pada penelitian ini diperoleh nilai sisa investasi pada akhir tahun kelima adalah sebesar Rp 351.790.000. Nilai sisa ini berasal dari investasi yang belum habis umur ekonomisnya pada tahun kelima. Sehingga nilai sisa diperhitungkan sebagai nilai pendapatan akhir proyek pada tahun kelima. Rincian data nilai sisa dapat dilihat pada data Tabel 15. 79

Tabel 15. Data Investasi dan Nilai Sisa PT Agrindo Surya Graha No. INVESTASI NILAI BELI UMUR BESARNYA TEKNIS NILAI SISA A PERALATAN 1 Mesin @2 Rp 250.000.000 5 Rp - 2 Timbangan digital @2 Rp 3.000.000 5 Rp - 3 Timbangan manual Rp 1.000.000 5 Rp - 4 Skop @ 10 Rp 400.000 2 Rp 200.000 5 Cangkul @ 10 Rp 450.000 2 Rp 225.000 6 Grobak @ 3 Rp 750.000 3 Rp 250.000 7 Troly @ 2 Rp 300.000 3 Rp 100.000 8 Sprayer @ 2 Rp 750.000 3 Rp 250.000 9 Mesin disel cadangan Rp 2.500.000 5 Rp - 10 Karung @ 1500 Rp 1.125.000 5 Rp - 11 Palu @ 2 Rp 40.000 2 Rp 20.000 12 Pahat @ 2 Rp 70.000 2 Rp 35.000 13 Kunci inggris satu set Rp 450.000 3 Rp 150.000 14 Kunci L satu set Rp 450.000 3 Rp 150.000 15 Gergaji besi @ 2 Rp 300.000 3 Rp 100.000 16 Gerjaji kayu @ 2 Rp 160.000 2 Rp 80.000 17 Mesin las Rp 1.500.000 5 Rp - 18 Ember @ 6 Rp 96.000 1 Rp - 19 Gayung @ 5 Rp 50.000 1 Rp - 20 Mesin jahit karung @ 2 Rp 1.500.000 5 Rp - 21 Sarung tangan @ 4 lusin Rp 200.000 1 Rp - 22 Masker @ 4 lusin Rp 80.000 1 Rp - B PERLENGKAPAN 1 Galon + Alat Minum Rp 200.000 2 Rp 100.000 2 Dispenser Rp 100.000 2 Rp 50.000 3 Kompor Gas Rp 240.000 3 Rp 80.000 4 komputer Rp 5.000.000 5 Rp - 5 Tabung Gas Rp 200.000 5 Rp - 6 ATK Rp 1.500.000 1 Rp - C PRASARANA & SARANA 1 Pendirian PT Rp 50.000.000 5 Rp - 2 perijinan Usaha Rp 10.000.000 5 Rp - 3 NPWP,SK Domisili, Akte Perubahan Rp 10.000.000 5 Rp - D BANGUNAN 1 Bangunan Pabrik Rp 700.000.000 10 Rp 350.000.000 TOTAL Rp 1.042.411.000 Rp 351.790.000 80

7.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Kelompok komponen biaya dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional adalah sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung. 1) Biaya Investasi Pada PT Agrindo Surya Graha biaya investasi pada tahun kesatu. Selain untuk biaya tersebut juga dilakukan re-investasi untuk barang yang memiliki umur ekonomis kurang dari 5 tahun. Rincian biaya investasi pengusahaan PT Agrindo Surya Graha pada Tabel 15 dan adapun untuk rincian biaya Re-investasi dapat di lihat pada Tabel 16. Tabel 16. Data Rincian Biaya Re-investasi PT Agrindo Surya Graha. No Rincian Data Total Nilai Umur Tahun Re-Investasi Teknis 1 2 3 4 5 Peralatan 1 Skop @ 10 400.000 2 400.000 400.000 400.000 2 Cangkul @ 10 450.000 2 450.000 450.000 450.000 3 Grobak @ 3 750.000 3 750.000 750.000 4 Troly @ 2 300.000 3 300.000 300.000 5 Sprayer @ 2 750.000 3 750.000 750.000 6 Palu @ 2 40.000 2 40.000 40.000 40.000 7 Pahat @ 2 70.000 2 70.000 70.000 70.000 8 Kunci inggris satu set 450.000 3 450.000 450.000 9 Kunci L satu set 450.000 3 450.000 450.000 10 Gergaji besi @ 2 300.000 3 300.000 300.000 11 Gerjaji kayu @ 2 160.000 2 160.000 160.000 160.000 12 Ember @ 6 96.000 1 96.000 96.000 96.000 96.000 96.000 13 Gayung @ 5 50.000 1 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 14 Sarung tangan @ 4 lusin 200.000 1 200.000 200.000 200.000 200.000 200.000 15 Masker @ 4 lusin 80.000 1 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000 Perlengkapan 1 Galon + Alat Minum 200.000 2 200.000 200.000 200.000 2 Dispenser 100.000 2 100.000 100.000 100.000 3 Kompor Gas 240.000 3 240.000 240.000 6 ATK 1.500.000 1 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Total 6.586.000 1.926.000 3.346.000 5.166.000 3.346.000 2) Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama proyek berjalan. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel, biaya operasional dikeluarkan pada tahun kesatu sampai tahun kelima. 81

a) Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT Agrindo Surya Graha meliputi gaji, telephone, listrik, pemeliharaan alat dan bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan. Adapun rincian dari biaya tetap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Biaya Gaji Biaya gaji dikeluarkan setiap bulan dengan komponen gaji pokok skala Upah Minimum Regional atau UMR dengan disertai tambahan uang makan. Untuk para direksi perusahaan membayar secara merata karena masih memiliki kontribusi yang sama terhadap perusahaan. Dari hasil tersebut diperoleh pengeluaran biaya tetap gaji karyawan pada perusahaan dengan rincian pada Tabel 17. Tabel 17. Biaya Gaji PT Agrindo Surya Graha per Tahun. No. Biaya Tetap Jumlah Orang Gaji/bulan Bulan Total Gaji/tahun 1 Gaji Akuntan 1 Rp 500.000 12 Rp 6.000.000 2 Gaji Security 2 Rp 2.000.000 12 Rp 24.000.000 3 Gaji Kepala Produksi 1 Rp 1.200.000 12 Rp 14.400.000 4 Gaji Wakil Kepala Produksi 1 Rp 1.000.000 12 Rp 12.000.000 5 Gaji kepala operasional 1 Rp 3.000.000 12 Rp 36.000.000 6 Gaji GM 1 Rp 4.000.000 12 Rp 48.000.000 7 Gaji Direksi 4 Rp 6.000.000 12 Rp 72.000.000 2. Biaya Telephon, Listrik dan Sewa Kantor Berdasarkan hasil wawancara besarnya total biaya telephon, air dan listrik yaitu Rp 2.000.000/bulan. Sehingga pengeluaran untuk biaya ini pada setiap tahunnya yaitu : Rp 2.000.000/bulan x 12 bulan = Rp 24.000.000/thn. PT Agrindo Surya Graha juga memiliki alamat kantor di daerah Jakarta Selatan. Untuk alamat kantor tersebut management PT Agrindo Surya Graha menyewa seharga Rp 2.500.000 per bulan. Sehingga pengeluaran untuk biaya sewa kantor setiap tahunnya sebesar Rp 30.000.000/tahun. 82

3. Biaya Pemeliharaan Alat dan Bangunan Biaya pemeliharaan alat dan bangunan telah ditetapkan oleh pihak manajemen yaitu sebesar 3 persen dari total nilai beli bangunan, peralatan dan perlengkapan, serta kendaraan. Total biaya pemeliharaan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Total Biaya Pemeliharaan No Uraian Nilai Beli (Rp) Persentase Biaya Pemeliharaan (%) Jumlah (Rp) 1 Bangunan 700.000.000 3 21.000.000 2 Peralatan 265.171.000 3 7.955.130 3 Perlengkapan 7.240.000 3 217.200 Total Biaya Pemeliharaan per Tahun 29.172.330 4. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan Besarnya biaya pajak bumi dan bangunan tergantung dari luas objek tanah dan bangunan yang dimiliki oleh wajib pajak, adapun besarnya PBB yang harus dibayarkan oleh pihak manajemen disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Rincian Perhitungan PBB No Komponen Luas (m) Harga (Rp) Total (Rp) 1 Nilai Tanah Pabrik PT.ASG 7.300 68.493 500.000.000 2 Nilai Bangunan Pabrik 6.000 33.333 200.000.000 3 Jumlah Nilai Jual Objek Pajak 700.000.000 4 Nilai Jual Kena Pajak 20 % x 700.000.000 140.000.000 560.000.000 5 PBB per Tahun 0,05 % x 560.000.000 280.000 5. Biaya Cicilan Pinjaman Modal Analisis finansial kelayakan usaha PT Agrindo Surya Graha akan menggunakan skenario perolehan modal pinjaman dari Bank sebesar Rp. 729.687.700. Lamanya pinjaman tersebut yaitu 5 tahun sesuai dengan umur proyek, rumus yang digunakan yaitu rumus perhitungan angsuran kredit dengan annuity (nilai angsuran tetap). 83

Angsuran per Tahun = pinjaman x {interest x (1 + interest)^periode} {(1 + interest)^periode 1} Adapun rincian perhitungan cicilan pinjaman pokok dan bunga pinjaman dapat di lihat pada Tabel 20. Tabel 20. Angsuran Pembayaran Pinjaman Perhitungan Pembayaran Kredit No Uraian 1 Pinjaman 2 Jangka Waktu Pengembalian (tahun) 3 Tingkat Suku Bunga 4 Angsuran Kredit per Tahun Pembayaran Angsuran Pinjaman Keterangan Rp625.446.000 5 14% Rp182.182.129 No Tahun Pokok Pinjaman Biaya Bunga Angsuran Sisa Pokok Pinjaman 1 2009 94.619.689 87.562.440 182.182.129 530.826.311 2 2010 107.866.445 74.315.684 182.182.129 422.959.866 3 2011 122.967.748 59.214.381 182.182.129 299.992.118 4 2012 140.183.233 41.998.896 182.182.129 159.808.885 5 2013 159.808.885 22.373.244 182.182.129 0 B. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Unsur unsur yang termasuk ke dalam biaya variabel yaitu bakalan bahan baku, bahan bakar dan upah buruh. Rincian dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Biaya Variabel Produksi per Ton. 84

Ada beberapa biaya yang tidak dikeluarkan oleh management perusahan seperti biaya transport, biaya kemasan, biaya akomodasi perjalan dan biaya lainya. Hal ini dikarenakan biaya-biaya tersebut sudah ditangung oleh para distributor atau mitra usaha PT Agrindo Surya Graha C. Pajak Penghasilan Usaha Besarnya pajak yang dikeluarkan tergantung dari perolehan laba perusahaan setiap tahunnya. Rujukan penghitungan pajak penghasilan diperoleh dari laporan laba rugi yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini adalah contoh perhitungan besarnya jumlah pajak yang harus di bayarkan jika labanya Rp 995,536,858 : = {[Rp 50.000.000 x 10 %] + [Rp 50.000.000 x 15 %] + [(Rp 995.536.858 Rp 100.000.000) x 30%]} = Rp 281,161,057 7.2. Analisis Laba Rugi Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi, Rumus yang akan digunakan yaitu dengan metode penghitungan garis lurus. Penyusutan per Tahun = Nilai Beli Nilai Sisa Umur Pakai Data nilai penyusutan dapat dilihat pada Table 22. Dimana dana penyusutan pertahun dapat mencapai Rp 105.166.000. dengan tingkat penyusutan tertinggi adalah bangunan yaitu sebesar Rp 35.000.000 per tahun. Kemudian perkembangan laba usaha setiap tahunnya dapat diketahui melalui Analisis laba rugi. Rincian perhitungan laba rugi dapat dilihat pada lampiran 2 dan lampiran 3 perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha, yang secara otomatis akan berpengaruh juga terhadap Cashflow. 85

Tabel 22. Nilai Penyusutan per Tahun No. Investasi Nilai Beli (Rp) Umur Teknis Besarnya Nilai Sisa (Rp) Nilai Penyusutan (Rp) A PERALATAN 1 Mesin @2 250.000.000 5-50.000.000 2 Timbangan digital @2 3.000.000 5-600.000 3 Timbangan manual 1.000.000 5-200.000 4 Skop @ 10 400.000 2 200.000 100.000 5 Cangkul @ 10 450.000 2 225.000 112.500 6 Grobak @ 3 750.000 3 250.000 166.667 7 Troly @ 2 300.000 3 100.000 66.667 8 Sprayer @ 2 750.000 3 250.000 166.667 9 Mesin disel cadangan 2.500.000 5-500.000 10 Karung @ 1500 1.125.000 5-225.000 11 Palu @ 2 40.000 2 20.000 10.000 12 Pahat @ 2 70.000 2 35.000 17.500 13 Kunci inggris satu set 450.000 3 150.000 100.000 14 Kunci L satu set 450.000 3 150.000 100.000 15 Gergaji besi @ 2 300.000 3 100.000 66.667 16 Gerjaji kayu @ 2 160.000 2 80.000 40.000 17 Mesin las 1.500.000 5-300.000 18 Ember @ 6 96.000 1-96.000 19 Gayung @ 5 50.000 1-50.000 20 Mesin jahit karung @ 2 1.500.000 5-300.000 21 Sarung tangan @ 4 lusin 200.000 1-200.000 22 Masker @ 4 lusin 80.000 1-80.000 B PERLENGKAPAN 1 Galon + Alat Minum 200.000 2 100.000 50.000 2 Dispenser 100.000 2 50.000 25.000 3 Kompor Gas 240.000 3 80.000 53.333 4 komputer 5.000.000 5-1.000.000 5 Tabung Gas 200.000 5-40.000 6 ATK 1.500.000 1-1.500.000 C PRASARANA 1 Pendirian PT 50.000.000 5-10.000.000 2 perijinan Usaha 10.000.000 5-2.000.000 3 NPWP,SK Domisili, Akte 10.000.000 5-2.000.000 D BANGUNAN 1 Bangunan Pabrik 700.000.000 10 350.000.000 35.000.000 TOTAL 1.042.411.000 351.790.000 105.166.000 86

Rata rata laba rugi per tahun yang diperoleh dari skenario I dan skenario II masing-masing yaitu Rp 450.850.332 dan Rp 405.631.535 Berdasarkan data terlihat bahwa dengan analisis laba rugi pada skenario I dengan diskonto 7 persen, pihak manajemen PT Agrindo Surya Graha mendapatkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan laba yang diperoleh dari skenario II dengan diskonto 14 persen. Hal ini dikarenakan pada skenario I tidak dibebani oleh biaya bunga pinjaman modal kepada Bank. Pada Tabel 23 terlihat perbandingan antara laba rugi skenario I dan Skenario II yang telah dikutip dari lampiran. Tabel 23. Perbandingan Laba Rugi Skenario I dan II No Tahun Diskon Faktor 7% Diskon Faktor 14% Rp Nilai Laba per Tahun 1 2009-13.206.010-100.768.450 2 2010 566.864.417 514.843.438 3 2011 566.864.417 525.414.350 4 2013 566.864.417 537.465.190 5 2014 566.864.417 551.203.146 Rataan 450.850.332 405.631.535 Rp 7.3. Analisis Kelayakan Finansial PT Agrindo Surya Graha Analisis kelayakan finansial digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan pendirian PT Agrindo Surya Graha dengan menggunakan metode penilaian investasi yang meliputi analisis NPV, IRR, Net B/C, serta PP. Analisis kelayakan ini menggunakan dua skenario yaitu skenario pertama menggunakan modal sendiri dan skenario ke dua mendapatkan pinjaman dari Bank sebesar Rp 625.446.600 atau sekitar 60 persen dari total investasi sebesar Rp 1.042.411.000. Hal ini dilakukan untuk melihat mana yang lebih baik dan menguntungkan dari kedua perlakuan yang berbeda ini. Rincian perhitungan cashflow kedua skenario tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 (skenario I) dan lampiran 6 (skenario II). Hasil analisis kelayakan finansial pengusahaan PT Agrindo Surya Graha kedua skenario yang telah dikutip dari lampiran 2 dan 6 dapat dilihat pada Tabel 24. 87

Tabel 24. Hasil Analisis Kelayakan Finansial PT Agrindo Surya Graha No Kriteria Kelayakan Hasil Penilaian Skenario I (DF 7 %) Skenario II (DF 14 %) 1 NPV Rp 1.479.200.674 Rp 1.021.360.102 2 Net B/C 2,67 3,30 3 IRR 64% 98% 4 PP 2,51 2,82 Berdasarkan Tabel 24 terlihat bahwa hasil NPV skenario I pada tingkat diskonto 7 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa pengusahaan PT Agrindo Surya Graha menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberikan tambahan manfaat sebesar Rp 1.479.200.674 selama jangka waktu 5 tahun. Nilai Net B/C skenario I adalah 2,67 atau lebih besar dari satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini untuk Pengusahaan PT Agrindo Surya Graha sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 2,67 Berdasarkan kriteria kelayakan Net B/C, pengusahaan PT Agrindo Surya Graha layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh dari skenario I yaitu 64 persen. Nilai ini berada diatas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 7 persen. Berdasarkan kriteria IRR usaha ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan waktu pengembalian investasinya, terlihat bahwa skenario I akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan selama 2 tahun 6 bulan. Hal ini berarti menunjukan usaha ini layak karena pengembalian investasi tercapai sebelum umur proyek berakhir. NPV skenario II pada tingkat diskonto 14 persen memiliki nilai yang lebih besar dari pada nol. Hal ini menunjukan bahwa pengusahaan PT Agrindo Surya Graha menurut nilai sekarang menguntungkan untuk dilaksanakan karena memberikan tambahan manfaat sebesar Rp 1.021.360.102 selama jangka waktu 5 tahun. Nilai Net B/C skenario II adalah 3,3 atau lebih besar dari satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini untuk Pengusahaan PT Agrindo Surya Graha sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang 88

sebesar Rp 3,3. Berdasarkan kriteria kelayakan Net B/C, pengusahaan PT Agrindo Surya Graha layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh dari skenario II yaitu 98 persen. Nilai ini berada diatas nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 14 persen. Berdasarkan kriteria IRR usaha ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan waktu pengembalian investasinya, terlihat bahwa skenario II akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan selama 2 tahun 9 bulan. Hal ini berarti menunjukan usaha ini layak karena pengembalian investasi tercapai sebelum umur proyek berakhir. Kedua skenario berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan antara skenario I dan skenario II maka skenario I lebih layak dibandingkan dengan skenario II. Hal ini dikarenakan NPV skenario I lebih besar dibandingkan dengan skenario II dan PP pada skenario I lebih cepat dibandingkan dengan skenario II. 7.4. Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti) Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga output dan biaya sehingga keuntungan mendekati normal dimana NVP sama dengan nol, IRR sama dengan diskon faktor yang berlaku dan Net B/C sama dengan satu. Analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value yang dilakukan adalah dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter. Parameter yang digunakan yaitu penurunan penjualan penjualan pupuk organik dan kenaikan biaya variable. Untuk mengetahui resiko mana yang lebih sensitif (peka) terhadap perubahan parameter tersebut, maka perlu dibandingkan analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value skenario I dan skenario II. Hasil analisis sensitivitas dengan metode penghitungan switching value dapat dilihat pada Tabel 25. 89

Tabel 25. Hasil Analisis Sensitivitas Switching Value Skenario I dan skenario II No Parameter yang Berubah Skenario I Skenario II 1 Maximum Peningkatan Biaya Variabel 19,62% 16,44% 2 Maximum Penurunan Jumlah Penjualan 12,76% 10,72% Pada Tabel 25 terlihat bahwa persentase maximum peningkatan biaya variable untuk skenario I yaitu sebesar 19,62 persen. Sedangkan persentase maximum penurunan penjualan pupuk organik yaitu sebesar 12,76 persen. Pada skenario ini perubahan parameter penurunan penjualan pupuk organik lebih sensitif dibandingkan perubahan parameter peningkatan biaya variabel. Persentase maximum peningkatan biaya variable untuk skenario II yaitu sebesar 16,44 persen. Sedangkan persentase maximum penurunan penjualan pupuk organik yaitu sebesar 10,72 persen. Pada skenario ini perubahan parameter penurunan penjualan pupuk organik lebih sensitif dibandingkan perubahan parameter peningkatan biaya variabel. Persentase terhadap parameter tersebut merupakan persentase maximum yang dapat ditolelir oleh PT Agrindo Surya Graha. Jika persentase penurunan penjualan pupuk organik dan peningkatan biaya variabel mengalami peningkatan lebih besar dari persentase diatas, maka PT Agrindo Surya Graha tidak mendapatkan keuntungan. Hal ini dikarenakan keuntungan yang diperoleh habis digunakan untuk menutupi seluruh biaya kegiatan produksi pupuk organik. Penilaian secara umum menunjukan bahwa skenario II lebih sensitif terhadap perubahan perubahan yang terjadi baik itu perubahan peningkatan biaya variabel ataupun penurunan penjualan pupuk organik. Kedua skenario berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, namun jika dibandingkan antara skenario I dan skenario II maka skenario I lebih layak dibandingkan dengan skenario II. Hal ini dikarenakan skenario I NPV lebih besar, rata-rata manfaat pertahun yang diterima lebih besar, lebih fleksibel dalam sensitivitas switching value dan PP pada skenario I lebih cepat dibandingkan dengan skenario II. 90