VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil) menjadi biodiesel (Kasus: PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) Bogor) dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, serta aspek lingkungan Aspek Pasar Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha ini PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian. Suatu bisnis yang dinyatakan layak dari teknis dan aspek finansial, tidak akan berarti apabila pasarnya tidak ada, maka rencana bisnis akan dianggap tidak layak untuk dijalankan. 1. Potensi Pasar (Market Potential) Jumlah permintaan biodiesel yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mencapai lebih dari 80 Ton/bulannya sedangkan perusahaan sendiri hanya dapat memenuhi permintaan sebesar 2 Ton/bulannya. Tingginya permintaan ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan sehingga potensi pasar yang ada dapat di serap oleh perusahaan dengan maksimal. 2. Target Pasar Target pasar yang dituju oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah industri atau pabrik yang menggunakan solar sebagai bahan bakar, yang berada di Bogor maupun disekitar Bogor misalnya Sukabumi atau Banten, untuk permintaan didaerah sukabumi umumnya digunakan oleh industri pengolahan

2 batu bata. Berdasarkan jumlah permintaan biodiesel yang mencapai lebih dari 80 Ton/bulannya, perusahaan menargetkan dapat memenuhi pasar sekitar 40 persen, hal ini didasarkan oleh kapasitas mesin produksi biodiesel yang dipunyai oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE). 3. Pemasaran a. Produk Produk yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah biodiesel yang berbahan baku dari minyak jelantah (waste cooking oil). Produk biodiesel ini tergolong baru sehingga produk yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) ini sangat diperhatikan kualitasnya, misalnya dari segi warna diusahakan mempunya warna yang jernih sehingga dapat meyakinkan konsumen bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus, sehingga dapat bersaing dengan sesama produk biodiesel atau dapat bersaing dengan solar industri yang dihasilkan oleh pertamina maupun solar industri import. b. Harga Perusahaan akan mengetahui pendapatan yang diterima dengan melakukan penetapan harga jual. PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) menetapkan harga jual untuk biodiesel dengan harga Rp per liter. Harga ini didapat dari biaya produksi biodiesel per liter + margin keuntungan 10 persen. Penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) merupakan harga yang relatif murah dan dapat bersaing misalnya dengan harga solar non-subsidi dari pertamina yang mencapai harga Rp per liternya. c. Promosi Promosi yang dilakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain mengikuti pameran PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) juga mempunyai program promosi yang disebut Sales Call, yaitu perusahaan secara langsung menawarakan produk ke perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar kota Bogor maupun yang berada di Jakarta. Perusahaan-perusahaan tersebut sebelumnya telah ditentukan

3 oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE), kegiatan ini dilakukan satu minggu dua kali. d. Distribusi Sejauh ini PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) menjual hasil produksinya kepada konsumen secara langsung serta menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lainnya, yaitu : Bee Research Center Jl. Indramayu Raya Indramayu. PT. Petrotek Migasindo S. Widjojo Building 9 th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 71 Jakarta. Genesis Eurasia Corp. Ltd 908 Town & Country Blvd, Suite 390 Houston Texas Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan dari analisis potensi pasar jumlah permintaan tidak sebanding dengan jumlah produksi terhadap biodiesel yang dihasilkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE). Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk biodiesel masih terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha biodiesel di perusahaan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) layak dijalankan Aspek Teknis Analisis dalam aspek teknis di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mencakup ketersediaan input, lokasi perusahaan, besarnya skala operasi perusahaan, kriteria pemilihan mesin, dan ketepatan teknologi yang digunakan. Berikut adalah hasil analisis aspek teknis. 1. Ketersediaan Input PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mengalami kesulitan untuk memenuhi ketersediaan input (minyak goreng) dalam proses produksi. Hal ini berdampak pada perusahaan yang tidak dapat menggunakan mesin produksinya secara maksimal. Mesin yang ada dapat berproduksi 30 ton setiap bulannya akan tetapi perusahaan hanya dapat berproduksi 2 ton setiap bulannya, sehingga hal ini mempengaruhi jumlah penjualan produk biodiesel yang diakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE).

4 2. Lokasi Bisnis atau Lokasi Perusahaan Alasan pemilihan lokasi produksi untuk pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil) menjadi biodiesel di Jl. Curug Mekar No 6 Bogor adalah akses menuju lokasi yang mudah dijangkau, jalan menuju lokasi terbuat dari aspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat sehingga memudahkan proses bongkar muat. Selain itu ada hal-hal lain yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk menentukan lokasi bisnis, yaitu ; a. Lahan Lokasi ini merupakan lokasi milik PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) yang mempunyai luas 550m 2. Lahan ini digunakan untuk membangun tempat produksi, office, laboratrium, ruang karyawan, kolam penampungan limbah dan gudang. b. Instalasi Listrik dan Air Tenaga listrik sudah menjangkau ke daerah lokasi usaha. Sehingga untuk penggunaan listrik, dalam hal ini tidak ada masalah. Listrik dalam usaha ini sangat diperlukan untuk proses pengadukan bahan baku biodiesel maupun untuk pompa dalam proses pencucian. Tenaga listrik untuk usaha ini berasal dari PLN dan untuk mengantisipasi ketika listrik mati digunakan genset. Sementara itu, ketersediaan air sangat cukup untuk kebutuhan produksi ataupun tidak mengalami kesulitan di daerah lokasi usaha. Air dalam usaha ini sangat diperlukan untuk proses pencucian pada saat proses pembuatan biodiesel. Saat ini PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) menggunakan air yang berasal dari PDAM untuk keperluan usahanya. Hal ini sangat membantu perusahaan dalam masalah kertersedian air. 3. Teknologi Mesin Mesin atau teknologi yang digunakan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) telah melalui serangkaian uji coba atau test sehingga layak untuk digunakan. Uji coba atau test mesin produksi biodiesel dilakukan oleh tim dari Bee Research Center yang di pimpin oleh Bapak Hasyim Hanafi. Mesin yang digunakan adalah mesin yang mempunyai kapasitas produksi 1 Ton/hari atau 30 Ton/bulan, akan tetapi mesin produksi yang digunakan belum maksimal karena kapasitas mesin tidak pernah terpenuhi, hal ini disebabkan ketersediaan bahan baku yang tidak

5 sesuai target perusahaan. Produksi yang mampu dihasilkan oleh perusahaan saat ini setiap bulannya hanya ± 2 Ton. 4. Hasil Analisis Aspek Teknis Dari análisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa usaha pengolahan biodiesel yang dilakukan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) dari bahan baku minyak jelantah (Waste Cooking Oil) telah memilih lokasi yang kurang tepat sehingga tidak mendukung dalam kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha pengolahan biodiesel sudah dilaksanakan dengan baik akan tetapi terdapat kendala yaitu pada kapasitas mesin produksi yang tidak beroperasi secara optimal, hal ini karena bahan baku yang ada tidak sesuai dengan kapasitas mesin, sehingga yang semestinya mesin dapat berproduksi 30 Ton/bulan saat ini mesin hanya berproduksi 2 Ton/bulannya. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis usaha pengolahan biodiesel PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) ini tidak layak untuk dijalankan jika bahan baku yang ada tidak dapat memenuhi kapasitas produksi mesin Aspek Manajemen dan Hukum 1. Aspek Manajemen Manajemen adalah faktor yang terpenting diantara seluruh faktor produksi yang dikerahkan.pihak manajemen yang mengelola uang, tanah, mesin, bahan baku, dan tenaga kerja sehingga bisnis keseluruhan dapat mencapai berbagai macam tujuan yang dikehendaki oleh berbagai pihak yang bersangkutan dengan kegiatan bisnis. Deskripsi jabatan dan pekerjaan sangat penting diciptakan untuk menjalankan tugas, tanggungjawab dan wewenang dalam perusahaan. Deskripsi pekerjaan di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan, memiliki tugas dan wewenang dalam mengambil keputusan dan memberikan arahan kepada setiap pekerjaan mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan oleh karyawan. Direktur utama juga mempunyai tugas dalam mengawasi keuangan perusahaan serta mempunyai tugas untuk melaporkan perkembangan perusahaan kepada komisaris.

6 2. Bagian marketing dan purchasing mempunyai tugas yaitu merencanakan dan bertanggungjawab dalam proses penjualan atau pemasaran dan selalu memantau perkembangan dari kegiatan promosi sales call. Berkoordinasi dengan bagian produksi hal ini dimaksudkan agar kegiatan puschasing perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga tidak menggangu proses produksi biodiesel. 3. Bagian produksi bertanggungjawab dalam merencanakan dan mengawasi semua kegiatan produksi biodiesel. Menentukan jadwal shift kerja tiap bulan serta berkoordinasi dengan bagian purchasing agar setiap bahan baku yang dibutuhkan dapat terpenuhi sehingga tidak menggangu proses produksi biodiesel. Bagian produksi juga melaporkan perkembangan produksi biodiesel setiap harinya ke bagian marketing, direktur utama serta komisaris. Masing-masing bagian atau pekerja telah memiliki tugas dan tanggungjawab yang jelas, tugas masing-masing pekerja disesuaikan oleh keahlian para pekerja dan bagian apa yang dibutuhkan oleh perusahaan serta kesungguhan untuk bekerja. Tenaga kerja yang ada dibagian produksi bekerja delapan jam sehari dan bekerja selama enam hari setiap minggunya. Sistem gaji karyawan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerjapun dilakukan secara profesional yaitu pelamar atau pencari pekerja harus melalui test wawancara maupun langsung test praktek yang dinilai oleh tenaga ahli dari perusahaan. 2. Aspek Hukum Apek hukum memperhatikan tentang badan usaha yang digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya), dan jaminan-jaminan yang bisa bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat dan izin. Pada PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) ini badan usaha yang digunakan adalah PT dan perusahaan juga telah mendapat izin dari Dinas terkait dalam penanganan limbah yang dihasilkan dari proses produksi biodiesel dari bahan baku minyak jelantah (Waste Cooking Oil)

7 PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) dapat digolongkan dalam usaha perorangan karena modal usaha yang digunakan berasal dari satu orang dan berperan sebagai pemilik perusahaan. Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah pemilik perusahaan dapat memiliki seluruh keuntungan yang diperoleh dari perusahaan. Sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban perusahaan harus ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Usaha produksi biodiesel dari minyak jelantah yang dilakukan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar karena usaha tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang dibutuhkan perusahan dan dampak lain dari keberadaan usaha ini adalah masyarakat sekitar juga dapat menjual minyak jelantahnya ke perusahaan sehingga memberi nilai tambah. Masyarakat dapat menjual minyak jelantahnya kepada perusahaan minimal sebanyak 30 liter Aspek Lingkungan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) dalam usaha produksi biodiesel ini sangat berusaha menjaga kelestarian lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Untuk menjaga kelestarian lingkungan perusahaan, PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) melakukan berbagai cara, misalnya teknologi yang digunakan oleh perusahaan ini mengacu pada teknologi ramah lingkungan dengan sisa pengolahan atau limbah yang dikeluarkan tidak berbahaya sehingga limbah yang dikeluarkan setelah melalui bak penampungan limbah dapat dibuang ke sungai. Pengolahan limbah juga sudah sesuai dengan ijin yang dikeluarkan oleh BPLH kota Bogor. 6.2 Analisis Aspek Finansial Analisis aspek financial dilakukan dengan menggunakan criteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui

8 besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE). Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, yang usaha tersebut masih dikatakan layak maka analisis switching value perlu dilakukan. Analisis aspek finansial menggunakan umur proyek selama 10 tahun, hal ini dipertimbangkan karena umur produktif mesin pengolahan biodiesel dengan bahan baku utama minyak jelantah (Waste Cooking Oil) di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) yaitu 10 tahun. Dengan análisis ini usaha pengolahan biodiesel PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) di análisis dengan skenario usaha yang terdiri dari dua sekenario, yaitu: 1. Skenario I (pertama), yaitu : Penerimaan yang diperoleh oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah dari penjualan biodiesel dan gliserin. 2. Skenario II (kedua), yaitu : Penerimaan yang diperoleh oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah dari penjualan biodiesel dan eco wash Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha produksi biodiesel ini adalah penerimaan dari hasil penjualan biodiesel, penjualan gliserin, penjualan eco wash serta nilai sisa Penerimaan dari Penjualan Biodiesel Penerimaan ini bersumber dari produk utama dari proses pengolahan minyak jelantah (waste cooking oil) menjadi energi bahan bakar, produk utama yang dihasilkan adalah biodiesel. Rata-rata produksi dari PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) per bulannya adalah 1946 liter dengan output produksi yaitu 80 persen biodiesel dan 20 persen gliserin, sehingga rata-rata per bulannya

9 perusahaan menghasilkan 1556,8 liter biodiesel. Dengan harga jual biodiesel Rp per liter maka per bulan perusahan mendapat penerimaan sebesar Rp ,00 sehingga per tahunnya PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mendapat penerimaan dari biodiesel sebesar Rp , Penerimaan dari Penjualan Gliserin. Penerimaan ini bersumber dari produk yang merupakan limbah dari proses pengolahan minyak jelantah (waste cooking oil) menjadi energi bahan bakar atau biodiesel, produk yang dihasilkan adalah gliserin. Rata-rata produksi dari PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) per bulannya adalah 1946 liter dengan output produksi yaitu 80 persen biodiesel dan 20 persen gliserin, sehingga rata-rata per bulannya perusahaan menghasilkan 389,2 liter gliserin. Dengan harga jual gliserin Rp per liter maka per bulan perusahan mendapat penerimaan sebesar Rp ,00 sehingga per tahunnya PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mendapat penerimaan dari gliserin sebesar Rp , Penerimaan dari Penjualan Eco Wash. No Skenario Komponen Satuan Jumlah 1 Biodiesel Pertama Gliserin 2 Kedua Eco Wash merupakan produk sabun pembersih perabotan atau mesinmesin yang berbahan baku utama dari gliserin. Gliserin diproses kembali sehingga mempunyai harga ekonomis yang lebih tinggi. Perusahaan per bulan rata-rata mengolah gliserin menjadi eco wash sebanyak 389,2 liter. Dengan harga jual eco wash sebesar Rp ,00 per liter maka per bulan perusahaan mendapat penerimaan sebesar Rp ,00 sehingga per tahunnya PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) mendapat penerimaan dari eco wash sebesar Rp ,00. Penerimaan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) jika disesuaikan dengan sekenario yang ada, dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penerimaan PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) Biodiesel Eco Wash Nilai Total Per Bulan Total Per Tahun (Rp) (Rp) (Rp) Lt ,500 10,119, ,430, Lt ,000 1,167, ,011, ,441, Lt ,500 10,119, ,430, Lt ,000 3,892, ,704, ,134,400.00

10 Pada Tabel 6 dapat dilihat terjadi perbedaan penerimaan di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) pada setiap skenario penerimaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan output yang dijual antara skenario I dan skenario II. Pada tabel 7 juga dapat dilihat bahwa untuk skenario pertama mempunyai total penerimaan yang lebih kecil dibandingkan dengan total penerimaan di skenario kedua Nilai Sisa. Pada penelitian ini, nilai sisa yang terdapat di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) menjadi tambahan manfaat bagi proyek di akhir tahun kesepuluh. Nilai sisa berasal dari investasi yang belum habis umur ekonomisnya selama umur proyek. Pada penelitian ini didapat bahwa nilai sisa di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) di akhir tahun ke sepuluh sebesar Rp 268,283, Arus Pengeluaran (Outflow) Arus pengeluran (outflow) pada usaha di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) terdiri dari biaya investasi yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung. Arus biaya atau pengeluaran mencerminkan pengeluaran-pengeluaran yang akan terjadi selama proyek atau selama usaha berjalan Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun pertama usaha atau proyek. Biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) secara keseluruhan. Umur ekonomi dari usaha ini adalah 10 tahun, hal ini dilihat dari mesin pengolahan biodiesel yang memiliki ketahanan 10 tahun. Rincian biaya-biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha ini dapat dilihat pada Tabel 7.

11 Tabel 7. Biaya Investasi di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE). No Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga Jumlah satuan (Rp) biaya (Rp) 1 Bangunan dan Kantor m ,000,000 2 Tanah m , ,000,000 3 Mesin Unit 1 80,000,000 80,000,000 4 Tabung gas Unit 1 1,500,000 1,500,000 5 Selang Gas Unit 1 500, ,000 6 Drum Penampung Unit 5 200,000 1,000,000 7 Bunker Penampung Unit 1 5,000,000 5,000,000 8 Elemeyer Set 1 2,500,000 2,500,000 9 Timbangan Elektronik Unit 1 3,000,000 3,000, Pakaian Produksi Unit 3 100, , Sepatu Produksi Unit 3 100, , Selang Air Unit 1 200, , Jerigen Unit ,000 3,000, Sikat Unit 2 15,000 30,000 Total 462,330,000.0 Total biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT.Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah sebesar Rp ,00. Keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi ini berasal dari modal sendiri. Berdasarkan pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya investasi terbesar untuk peralatan produksi adalah pada pembelian mesin pengolahan biodiesel sebesar Rp , Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan. 1. Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan selama satu tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) untuk usaha

12 pengolahan biodiesel berbahan baku utama minyak jelantah (waste cookin oil) adalah listrik, air, telephone, gaji tenaga kerja, sapu lidi, ember, sapu ijuk. Tabel 8. Rincian Biaya Tetap PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) No Komponen Biaya Jumlah(buah/unit) Jumlah Biaya per Bulan (Rp) Jumlah Biaya per Tahun (Rp) 1 Biaya Listrik Rp 500,000 6,000,000 2 Biaya Air Rp 600,000 7,200,000 3 Biaya telephone 1 300,000 3,600,000 4 Gaji 6 12,100, ,200,000 5 Ember 1 50,000 6 Sapu Ijuk 1 25,000 7 sapu Lidi 1 25,000 Total 13,500, ,100,000 Berdasarkan Tabel 8 Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah sebesar Rp ,00. Pengeluaran biaya tetap terbesar adalah biaya untuk gaji tenaga kerja sebesar Rp , Biaya Variabel Biaya variabel adalah suatu yang harus dikeluarkan seiring dengan bertambah atau berkurangnya produksi. Biaya variabel akan mengalami perubahan jika volume produksi berubah, komponen biaya variabel meliputi minyak jelantah, metanol, KOH, pewangi eco wash dan gas isi ulang. a. Minyak Jelantah Minyak jelantah merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk proses pembuatan biodiesel di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE). Minyak jelantah didapat oleh perusahaan dengan membeli seharga Rp. 3000,00 per liternya, dalam sebulan rata-rata perusahaan melakukan produksi dengan membutuhkan bahan baku sebanyak 1946 liter sehingga perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp ,00 per bulan. Maka biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun untuk membeli minyak jelantah sebesar Rp ,00

13 b. Metanol Dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah metanol dibutuhkan untuk tahap esterifikasi yang bertujuan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak jelantah. Untuk rata-rata perusahaan dalam satu bulan mengolah minyak jelantah sebanyak 1946 liter maka dibutuhkan methanol sebanyak 273 liter. Dengan harga methanol per liternya Rp 4.750,00 maka dalam satu bulan perusahaan mengeuarkan biaya Rp ,00 sehingga total satu tahun perusahaan mengeluarkan biaya sebanyak Rp ,00 untuk pembelian methanol. c. KOH Dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah KOH dibutuhkan untuk untuk menurunkan kadar asam lemak bebas dalam minyak jelantah. Untuk ratarata perusahaan dalam satu bulan mengolah minyak jelantah sebanyak 1946 liter maka dibutuhkan methanol sebanyak 22 kg. Dengan harga KOH per kg Rp ,00 maka dalam satu bulan perusahaan mengeuarkan biaya Rp ,00 sehingga total satu tahun perusahaan mengeluarkan biaya sebanyak Rp ,00 untuk pembelian KOH. d. Pewangi Eco Wash Dalam pembuatan eco wash dibutuhkan pewangi buatan dalam proses pembuatannya, hal ini dimaksudkan untuk memberi kesan wangi dalam produk eco wash, untuk satu bulan perusahaan membutuhkan pewangi sebanyak 1,5 liter. Dengan harga pewangi Rp ,00 per liternya maka perusahaan dalam sebulan mengeluarkan biaya sebanyak Rp ,00 dan dalam setahun total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp ,00 untuk pembelian pewangi eco wash ini. e. Gas Perusahaan dalam satu bulan mengeluarkan biaya untuk gas sebesar ,00 sehingga total dalam satu tahun biaya gas yang harus dikeluarkan adalah Rp ,00

14 Tabel 9. Rincian Biaya Variabel di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) Pada Proses Produksi Biodiesel Dan Gliserin. No Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya Total Per Bulan Total Per Tahun Satuan (Rp) (Rp) (Rp) 1 Minyak Jelantah Lt 1,946 3,000 5,838,000 70,056,000 2 Metanol Lt 273 4,750 1,296,750 15,561,000 3 KOH Kg 22 16, ,280 4,455,360 4 Gas isi Ulang Kg , ,750 2,397,000 Total 7,705,780 92,469,360 Tabel 10. Rincian Biaya Variabel di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) Pada Proses Produksi Biodiesel Dan Eco Wash. No Komponen Biaya Satuan Jumlah Biaya Total Per Bulan Total Per Tahun Satuan (Rp) (Rp) (Rp) 1 Minyak Jelantah Lt 1,946 3,000 5,838,000 70,056,000 2 Metanol Lt 273 4,750 1,296,750 15,561,000 3 KOH Kg 34 16, ,200 6,854,400 4 Pewangi Eco wash Lt , ,000 11,700,000 5 Gas isi Ulang Kg , ,750 2,397,000 Total 8,880, ,568,400 Pada rincian biaya variabel di tabel 9 dan tabel 10 terdapat perbedaan dalam total biaya yang dikeluarkan, total biaya per tahun dalam tabel sebanyak Rp ,00 sedangkan pada tabel dalam satu tahun dikeluarkan total biaya sebanyak Rp ,00. Hal ini disebabkan karena pada proses produksi eco wash dicampur dengan KOH dan pewangi sehingga terdapat biaya tambahan yang dikeluarkan. 6.3 Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba atau rugi usaha setiap tahunnya. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi usaha. Komponen rugi laba terdiri dari penerimaan hasil penjualan, total biaya tetap, total biaya variabel, biaya penyusutan, serta biaya pembayaran pajak. Dalam perhitungan Laba/Rugi diperoleh bahwa perusahaan mengalami kerugian tiap tahunnya. Hal ini

15 disebabkan penerimaan yang diterima perusahaan tiap tahunnya lebih kecil dibandingkan dengan total pengeluaran yang harus dikeluarkan. Rincian perhitungan biaya dapat dilihat pada Lampiran. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang secara langsung akan berpengaruh pada perhitungan cashflow. 6.4 Analisis Kelayakan Finansial di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) Analisis kelayakan finansial digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan usaha pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE). Metode yang digunakan untuk mengukur kelayakan adalah metode penilaian investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Payback Period (PP). Skenario usaha yang digunakan terdiri dari dua skenario, yaitu : a) Skenario I (pertama), Penerimaan perusahaan terdiri dari penjualan Biodiesel dan Gliserin. b) Skenario II (kedua), Penerimaan perusahaan terdiri dari penjualan Biodiesel dan Eco Wash. Tabel 11. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Usaha di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) Kondisi Perusahaan Kriteria Biodiesel dan Gliserin Biodiesel dan Eco Wash NPV IRR 6,16% 6,08% N B/C 0,05 0,07 Payback Period - - Berdasarkan tabel 11 terlihat bahwa skenario I yaitu penerimaan dari penjualan biodiesel dan gliserin di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) mempunyai nilai NPV pada tingkat diskonto 6,5 persen yang kurang dari nol (NPV<0). Hal ini menunjukan bahwa usaha pengolahan minyak jelantah (waste cooking oil) menjadi biodiesel di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) menurut nilai

16 sekarang tidak menguntungkan untuk dilaksanakan karena hanya sebesar Rp dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk IRR diperoleh nilai sebesar 6,16 persen, berada dibawah nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 6,5 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan, IRR usaha ini dinyatakan tidak layak. Net B/C hanya sebesar 0,05 atau kurang dari satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 0,05. Berdasarkan kriteria kelayakan, Net B/C usaha ini dinyatakan tidak layak. Berdasarkan Payback Period diperoleh hasil bahwa usaha tersebut tidak akan bisa mengembalikan investasi selama umur proyek 10 tahun karena perusahaan tiap tahunnya mengalami kerugian yang artinya perusahaan dilihat dari Payback Period tidak layak untuk dijalankan karena pengembalian modal tidak tercapai sampai proyek berakhir. Berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa skenario 1 di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan tabel 11 terlihat bahwa skenario II penerimaan dari penjualan biodiesel dan eco wash di PT. Bumi Energi Equatorial (PT.BEE) mempunyai nilai NPV pada tingkat diskonto 6,5 persen yang kurang dari nol (NPV<0). Hal ini menunjukan bahwa usaha pengolahan minyak jelantah (waste cooking oil) menjadi biodiesel di PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) menurut nilai sekarang tidak menguntungkan untuk dilaksanakan karena mempunyai nilai hanya sebesar Rp dalam jangka waktu 10 tahun. Untuk IRR diperoleh nilai sebesar 6,08 persen, berada dibawah nilai diskonto yang digunakan yaitu sebesar 6,5 persen. Berdasarkan kriteria kelayakan, IRR usaha ini dinyatakan tidak layak. Net B/C diperoleh nilai hanya sebesar 0,07 atau kurang dari satu. Hal ini menunjukan bahwa pengeluaran investasi saat ini sebesar Rp 1 akan menghasilkan nilai pendapatan bersih sekarang sebesar Rp 0,07. Berdasarkan kriteria kelayakan, Net B/C usaha ini dinyatakan tidak layak. Berdasarkan Payback Period diperoleh hasil bahwa usaha tersebut tidak akan bisa mengembalikan investasi selama umur proyek 10 tahun karena perusahaan tiap tahunnya mengalami kerugian yang artinya perusahaan dilihat dari Payback Period tidak layak untuk dijalankan karena pengembalian modal tidak tercapai

17 sampai proyek berakhir. Berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan bahwa skenario 2 tidak layak untuk dijalankan. 6.5 Analisis Switching Value (Nilai Pengganti) Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maximum dari suatu komponen inflow atau perubahan komponen outflow yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0). Analisis ini menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter. Parameter yang digunakan yaitu peningkatan jumlah input yaitu minyak jelantah, peningkatan harga output yaitu biodiesel dan penurunan harga input yaitu minyak jelantah. Pertimbangan penggunaan parameter peningkatan jumlah input minyak jelantah karena merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi, penggunaan mesin produksi yang tidak mencapai kapasitas serta sampai berapakah jumlah produksi biodiesel sehingga usaha yang dijalankan menjadi layak sesuai dengan analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan. Pertimbangan pengunaan parameter peningkatan harga output karena biodiesel adalah komponen utama dalam penerimaan usaha ini sehingga dapat diketahui harga output sebesar berapa yang menjadikan usaha ini layak untuk dijalankan. Pertimbangan penggunaan parameter penurunan harga input minyak jelantah karena minyak jelantah merupakan biaya variabel yang jumlahnya paling besar diantara biaya yang lain yaitu sekitar 65 persen. Hasil perhitungan analisis switching value dapat dilihat pada Tabel 13, 14, dan 15. Tabel 12. Hasil Analisis Switching Value Dengan Penurunan Harga Input (Minyak Jelantah). Kondisi Perusahaan Produksi Biodiesel 2 Ton/Bulan Biodiesel dan Gliserin Biodiesel dan Eco Wash Penurunan Harga Input 74,3% 74,3% NPV -829,888, ,220,924 Berdasarkan analisis switching value penurunan harga input maka didapat hasil akhir yang menyatakan bahwa untuk skenario I dan skenario II tidak layak

18 dijalankan karena perubahan yang terjadi tidak sampai menghasilkan NPV sama dengan nol (NPV=0). Untuk skenario I NPV yang dihasilkan Rp dan pada skenario II NPV yang dihasilkan Rp Tabel 13. Hasil Analisis Switching Value Dengan Peningkatan Harga Output (Biodiesel). Kondisi Perusahaan Biodiesel dan Gliserin Biodiesel dan Eco Wash Peningkatan Harga output 143.1% 127.8% Berdasarkan analisis switching value peningkatan harga output (biodiesel) didapat hasil akhir bahwa skenario I maupun skenario II layak untuk dijalankan karena NPV sama dengan 0 (NPV=0). Pada skenario I layak dijalankan jika perusahaan menaikan harga output sebesar 143,1 persen sehingga harga jual biodiesel menjadi Rp per liter dan pada skenario II juga layak dijalankan jika perusahaan menaikan harga output (biodiesel) sebesar 127,8 persen sehingga harga jual biodiesel menjadi Rp per liter. Tabel 14. Hasil Analisis Switching Value Dengan Peningkatan Jumlah Input (Minyak Jelantah) Kondisi Perusahaan Biodiesel dan Gliserin Biodiesel dan Eco Wash Peningkatan jumlah input 381,1% 182,2% Berdasarkan analisis switching value peningkatan jumlah input (minyak jelantah) didapat hasil akhir bahwa baik skenario 1 maupun skenario 2 layak untuk dijalankan karena NPV sama dengan 0 (NPV=0). Pada skenario 1 layak dijalankan jika perusahaan menaikan jumlah input (minyak jelantah) dalam produksi sebesar 381,1 persen sehingga perusahaan berproduksi liter setiap bulan dan pada skenario 2 juga layak dijalankan jika perusahaan menaikan jumlah (input) sebesar 182,2 persen sehingga perusahaan berproduksi liter setiap bulannya. Berdasarkan analisis switching value cara yang memungkinkan untuk digunakan oleh PT. Bumi Energi Equatorial (BEE) adalah dengan meningkatkan variabel jumlah input (minyak jelantah) baik di skenario I maupun di skenario II.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Sejarah Perusahaan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Sejarah Perusahaan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) merupakan suatu usaha yang membuat dan mengembangkan pembaharuan energi, khusunya energi yang dibutuhkan untuk industri. PT.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

Biaya Investasi No Uraian Unit

Biaya Investasi No Uraian Unit LAMPIRAN Biaya Investasi No Uraian Unit Umur Ekonomis Harga Satuan Total Harga (Tahun) (Rp) (Rp) 1 Bangunan Kantor dan Gudang 1 5 5,000,000 5,000,000 2 Kolam Terpal a. Ukuran 10 m x 5 m 7 2 1,250,000 8,750,000

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan 34 Roda Mandala Asia Makmur Trass 2.5 35 Rumpin Satria Bangun Trass 1.3 36 Sirtu Pratama Usaha Andesit 1.8 37 Sumber Alfa Prolindo Pasir 4 38 Tarabatuh Manunggal Andesit 16 39 Wiguna Karya II Trass 2.5

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1. Kerangka Teoritis 3.1.2. Studi Kelayakan Proyek Gittinger (1986) mendefinisikan proyek pertanian sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Packing House Packing house ini berada di Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Packing house dibangun pada tahun 2000 oleh petani diatas lahan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah 6.1.1 Identifikasi Biaya Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat pengelolaan sampah, kantor, kendaraan

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan-kegiatan di sektor industri, jasa, perhubungan dan rumah tangga salah satunya memerlukan pemanfaatan energi. Berdasarkan Handbook Of Energy & Economics Statistics

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

Imah Gede. Alun-alun

Imah Gede. Alun-alun LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Kampung Budaya Sindangbarang Imah Gede Girang Serat Saung Talu Alun-alun Bale Pangriungan Mus holla Sawah Belajar Menanam Padi Kolam Ikan Belajar Menangkap Ikan Keterangan Warna

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id I. Pentinnya Studi Kelayakan Usaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci