Modul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

Modul ke: Filsafat Manusia. Badan dan Jiwa. 06Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Filsafat eksistensialisme

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

Modul ke: Filsafat Manusia. Titik Tolak Filsafat Manusia. 02Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah menganalisis struktur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel Atheis

Kegiatan dan Landasan Komunikasi Manusia

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER

BAB I PENDAHULUAN. Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

STRATEGI KOPING PADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGALAMI AMPUTASI. Skripsi

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya)

ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

FILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi

Pendahuluan media komunikasi

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B

NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LINTAS BUDAYA

FILSAFAT RASA HIDUP. Hal. 1/5. Filsafat Rasa Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEMA-TEMA EKSISTENSIALISME Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini. Oleh: Emanuel Prasetyono

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak teori psikologi yang berbicara mengenai Motivasi. Beberapa

Kehendak dan Kebebasan

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

ISSN : e-proceeding of Art & Design : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 947. Oleh: Muhammad Remiel, Seni Rupa, Fakultas lndustri Kreatif,

PRIBADI CARL ROGERS. Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi Rogers menjadi staf pada Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari

Perkembangan Sepanjang Hayat

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

EKSISTENSIALISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GERHANA KARYA AA NAVIS

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

Kecemasan Terhadap Kematian

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

Bab 5. Ringkasan. Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam diri manusia, dibuktikan dengan kata mutiara kesehatan bukanlah

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Ada banyak definisi mengenai lanjut usia (lansia), namun selama ini

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang

BAB II TELAAH EKSISTENSI SECARA UMUM. berasal dari bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latin existere yang berarti

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

Pengetahuan dan Kebenaran

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bila kita menyebutkan kata Jakarta maka bagi sebagian orang yang akan

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini merupakan masalah sensitif yang menyangkut masalah-masalah

Filsafat Kematian Heidegger

A. Latar Belakang Masalah

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

RESPONS - DESEMBER 2009

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

TERAPI RASIONAL EMOTIF Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. uraian yang sudah dibahas secara keseluruhan. Penulis akan menyimpulkan bab

Filsafat Ilmu dan Logika

TEKNIK BERTANYA DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. Oleh :Winarto

ANALISIS PENDIDIKAN DAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME JEAN PAUL SASTRE. Mardiana Lasandang Guru SMP Cokroaminoto Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. dicintai, dapat lebih memaknai kehidupannya dan memiliki perasaan. yang mengalami penderitaan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia yang begitu luas ini dihuni oleh berbagai macam makhluk Tuhan, baik

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

I. PENDAHULUAN. Perjalanan hidup manusia di dunia ini dikepung oleh masalah-masalah yang

BAB II KAJIAN TEORI. esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia. 1. Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya: 2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan

Transkripsi:

Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI Kematian Shely Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi

Pokok Bahasan Abstract Kematian merupakan salah satu soal paling penting dari eksistensialitas manusia, dimana manusia mampu menyadarinya dan berusaha memahami dan menangkapnya walaupun sama sekali belum dialami. Kompetensi Mahasiswa dapat memahami dasar, pengertian dan hakikat serta dapat memaknai dan merefleksikan kematian manusia

Kematian Manusia

Fakta kematian Menurut tangkapan sekilas fakta kematian bisa saja dipahami sebagai hancurnya badan, selesainya raga, namun menyisakan keabadian pada jiwa, dengan demikian hanya satu aspek saja atau satu bagian saja dari keseluruhan manusia yang mengalami kematian, sedang jiwa lolos dari kehancuran, kematian dan jiwa biasa dipahami terlepas dari badan atau dengan istilah halus, meninggal dunia, ya aku manusia meninggalkan dunia material (badani). Akan tetapi dalam pembahasan filsafat manusia sebelumnya terutama tentang kesatuan jiwa-badan telah kita dapatkan fakta induk bahwa aku manusia adalah jiwa-yang-membadan sekaligus badan-yang-menjiwa, dimana jiwa dan badan sejajar dan tidak dapat dipisahkan. Secara otomatis artinya jika jiwa manusia meninggal, seluruh manusia jiwa-badan juga meninggal, dan jika manusia itu tetap, maka seluruh manusia, jiwa-badan-nya juga tetap. Bagaimana pertentangan ini dapat diatasi?

Kesadaran akan kematian Kiranya tak perlu diperdebatkan bahwa manusia pada umumnya menghadapi kematiannya sendiri dengan keterlibatan yang penuh dengan menerima datangnya atau segera meraihnya, baik secara emosional maupun psikis, daripada sewaktu mereka menghadapi kematian orang lain. Bahkan beberapa orang benar-benar tidak dapat membayangkan atau memahami kematian orang lain. Tambahan lagi arti kematian itu sendiri tidak sama kalau dialami sendiri sebagai kemungkinan yang tak terhindarkan baginya, dan kematian yang disaksikannya menimpa orang lain.

Arti kematian Ada tiga kemungkinan pandangan filsafat mengenai kematian, terutama dalam jaman modern dan sesudahnya ketika humanisme dimulai dan pemikiran eksistensial mengemuka di alam filsafati, yang pantas kita perhatikan. Pertanyaanpertanyaan mengenai arti kematian biasanya mempunyai hubungan langsung dengan arti kehidupan. Baiklah kita tuliskan berikut ini ketiga tokoh pemikir eksistensial dalam pemikirannya tentang kematian yang memberikan makna dan arti tentang kematian.

Martin Heidegger Martin Heidegger bahwa manusia ada menuju kematian. Menurut Heidegger, manusia pada hakikatnya mempunyai ketentuan yang menunjukkan keterbatasannya dalam hal waktu, yaitu kenyataan bahwa aku manusia yang disebutnya sebagai Da-sein (ada-disana) dilemparkan, tanpa pilihannya sendiri, ke dalam kematian, dan kenyataan bahwa ia selalu dibayangi oleh kemungkinan akan ketidakadaan -nya. Katanya, segera setelah kelahirannya, manusia sudah cukup tua untuk mati.

Jean Paul Satre Jean Paul Sartre; kematian bersifat absurd Seperti gurunya Heidegger, Sartre memandang kematian sebagai bagian integral dari kehidupan manusia. Tetapi berbeda dari Heidegger, Sartre melihat kehidupan tidak bertolak dari kematian, tetapi justeru dia memandang kematian bertolak dari kehidupan. Dia dengan keras menolak pandangan Heidegger yang mengatakan bahwa hidup merupakan persiapan menuju kematian. Baginya kematian tidak dapat begitu saja dianggap sebagai penyempurnaan kehidupan manusia.

Karl Jaspers Karl Jaspers; kematian sebagai pemenuhan lompatan kepada iman Menurut Jaspers, manusia terus-menerus terlibat di dalam pelbagai krisis yang membawanya kepada situasi perbatasan di dalam pengalaman yang menakutkan dari kenyataan perjuangan, penderitaan yang tak dapat dihindari. Manusia selalu diancam oleh pengalaman akan nasib yang tak dapat diubah, terutama di dalam kematian dari orang tercinta atau di dalam kesadaran akan kematiannya sendiri. Dimana-mana manusia diancam oleh kemacetan, habisnya harapan, keputusan yang mencekam dll. Menurut Jaspers, satu-satunya jalan keluar yang terbuka untuk soal ini hanyalah bila manusia menerima keadaan ini dan mengakui dengan sepenuh hati bahkan menyetujui kematian yang terjadi padanya.

Terima Kasih Shely Cathrin, M.Phil