Pendahuluan media komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pendahuluan media komunikasi"

Transkripsi

1 RUANG KAJIAN FENOMENA PENGGUNAAN HAND PHONE (HP) DI ERA INFORMASI BAGI KEBERADAAN MANUSIA: SUATU REFLEKSI FILOSOFIS BERDASARKAN PEMIKIRAN HEIDEGGER TENTANG BEING AND TIME Fadhilah Abstrak Tulisan yang berjudul Fenomena Penggunaan Hand Phone Di Era Informasi Bagi Keberadaan Manusia adalah sebuah refleksi filosofis tentang hakekat dan makna teknologi (dalam hal ini teknologi komunikasi) berdasarkan pemikiran Heidegger tentang Being and Time. Latar belakang dari penulisan topik ini adalah selain sebagai analisa kritis yang bersifat teoritis, juga sebagai respon penulis terhadap perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi yang dalam 10 tahun terakhir telah banyak membawa dampak positif, maupun negatif bagi keberadaan manusia. Manusia sebagai subyek teknologi dalam fenomena penggunaan HP akhir-akhir ini telah berubah menjadi obyek eksploitasi dalam pemasaran produk HP. HP sebagai produk teknologi yang semula berfungsi sebagai media komunikasi, sekarang telah bertambah dan beralih fungsi, dari fungsi utama sebagai manivestasi pandangan hidup manusia (way of life) menjadi cermin gaya hidup masyarakat (life style). Dalam hal ini hakekat dan makna HP telah berubah, tergantung dari manusia sebagai subyek teknologi dan terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Kesadaran akan posisi manusia sebagai subyek teknologi, adalah penting dalam kaitannya dengan struktur ilmu pengetahuan dan teknologi yang menempatkan manusia sebagai subyek dan obyek sekaligus. Ketika manusia sebagai subyek teknologi, maka manusialah yang seharusnya mampu mengontrol gerak dan arah perkembangan teknologi agar tidak menimbulkan dampak yang bersifat destruktif. Begitu juga ketika manusia sebagai obyek teknologi, maka manusia harus mampu membentengi diri agar tidak menjadi obyek bagi eksploitasi dan pemasaran produk teknologi. Kata Kunci: Teknologi Komunikasi, Pemikiran Filosofis, Eksistensi Manusia

2 Pendahuluan Di era informasi, dimana perkembangan telekomunikasi semakin pesat, hampir semua orang mengenal sebuah benda yang diciptakan sebagi media komunikasi cepat, mudah dan praktis. Semula benda tersebut merupakan barang mewah. Namun, kini benda tersebut tidak lagi harus menjadi barang mewah yang hanya bisa dimiliki oleh golongan masyarakat menengah ke atas, karena beberapa tahun terakhir telah diproduksi dalam berbagai jenis dan model dengan kualitas dan harga yang sangat variatif, mulai dari harga di bawah Rp ,- hingga di atas Rp ,-. Begitu juga dalam sistem pemasarannya telah memungkinkan siapapun yang membutuhkan benda tersebut dapat memilikinya. Dengan sistem penjualan cash maupun kredit, atau dengan penawaran terhadap barang second, kini benda yang dimaksud adalah HP (hand phone/ ponsel), baik GSM, maupun CDMA dengan mudah dapat dimiliki hampir semua golongan masyarakat dan telah menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat modern dalam berkomunikasi. Kemudahan untuk memiliki HP yang semula termasuk barang mewah dan tidak semua orang bisa memiliki, sekarang telah merubah/ menambah fungsi HP dengan berbagai macam makna. Bagi masyarakat modern, sekarang penggunaan HP tidak lagi hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai media komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, pendidikan, keamanan, dan lain-lain, maka fungsi HP di era informasi dapat dikatakan sebagai fungsi utama HP. Namun dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, fungsi HP telah berubah menjadi bagian dari gaya hidup (life styile) masyarakat yang memiliki berbagai dimensi, antara lain dimensi budaya, etis, estetis, bahkan sebagai media hiburan anak-anak, maupun orang dewasa. Dengan demikian esensi HP sebagai produk teknologi di bidang telekomunikasi telah banyak membawa dampak, baik positif, maupun negatif bagi kehidupan masyarakat modern di era informasi. Permasalahan yang muncul dari fenomena penggunaan HP dalam hal ini adalah bagaimana antisipasi yang dapat dilakukan terhadap dampak negatif dari penggunaan HP selain dari fungsi utama HP sebagai media komunikasi yang efektif. Hal tersebut menjadi latar belakang pembahasan topik/ judul tulisan ini. Tujuan dari pembahasan topik ini ada dua, yaitu secara teoritis/filosofis dan secara praktis. Tujuan secara teoritis/filosofis adalah sebagai refleksi filosofis penulis terhadap fenomena penggunaan HP (hand phone/ponsel) dalam perspektif filsafat teknologi Martin Heidegger ( ), khususnya dalam pemikirannya tentang Being and Time. Tujuan praktis adalah sebagai respon langsung dalam sikap dan tindakan diri sendiri dan himbauan kepada masyarakat pengguna HP untuk lebih bersikap kritis, selektif dan preventif dalam menghadapi dampak negatif dari penggunaan HP. Dalam hal ini sikap kritis terhadap dampak 40

3 positif maupun negatif dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah penting dalam rangka mengembalikan posisi manusia sebagai subyek teknologi, meskipun dalam struktur ilmu pengetahuan, kedudukan manusia dapat sebagai subyek dan obyek ilmu sekaligus. (Van Melsen, 1992) Latar Belakang Pemikiran Heidegger ( ) Tentang Teknologi Sebagai Dasar Pertimbangan Penilaian Terhadap Perkembangan Teknologi Modern Pemikiran Heidegger antara lain dipengaruhi oleh S. Kiekegaard ( ) sebagai sumber utama pemikiran eksistesialismenya, dan Edmund Husserl ( ), filsuf fenomenologi, serta metafisika modern Henry Bergson. Pemikiran eksistensialisme bermacam-macam, namun memiliki beberapa ciri persamaan. Pengertian eksistensi dalam filsafat eksistensialisme memiliki makna khusus, bukan sekedar berada dalam ruang dan waktu sebagaimana pengertian eksistensi dalam kehidupan seharihari. Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia yang berbeda dengan beradanya benda-benda. Beradanya benda-benda menjadi bermakna karena manusia. Eksistensi berasal dari kata: eks (keluar) dan sistensi, yang diturunkan dari kata kerja sisto (berdiri, menempatkan). Oleh karena itu kata eksistensi diartikan: manusia berdiri sebagai diri sendiri keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Dirinya disebut aku. Segala sesuatu dihubungkan dengan dirinya. Mejaku, kursiku, temanku, HP- ku dll. Manusia menyibukkan dirinya dengan apa yang di luar dirinya dan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya. Dalam konteks ini, kesibukan manusia dengan dunia sekitarnya menggunakan alat komunikasi, seperti HP untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedikitnya terdapat 4 pemikiran yang jelas dapat disebut eksistensialisme, yaitu pemikiran Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers dan Gabriel Marcel. Beberapa ciri persamaan filsafat eksistensialisme antara lain sebagai berikut: 1. Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara manusia berada. Hanya manusia yang bereksistensi. Eksistensi adalah cara khas manusia berada. Pusat perhatian ini ada pada manusia. Oleh karena itu bersifat humanitis. 2. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, bereksistensi berarti berarti berbuat, menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaannya. 3. Di dalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat kepada dunia sekitarnya, terlebih-lebih kepada sesama manusia. 4. Filsafat eksistensialisme memberi tekanan kepada pengalaman yang konkrit, pengalaman yang eksistensial. Hanya arti pengalaman ini berbeda-beda. Heidegger mem- 41

4 beri tekanan kepada kematian, yang menyuramkan segala sesuatu, Marcel kepada pengalaman keagamaan dan Jaspers kepada pengalaman hidup yang bermacam-macam seperti kematian, penderitaan, perjuangan dan kesalahan. (Harun Hadiwijono, 1995) Menurut motif utama eksistensialisme Heidegger, eksistensi manusia berbeda dengan dunia itu sendiri. Eksistensi manusia mendahului esensinya. Dengan kata lain, hakekat dan makna kehidupan manusia dapat ditangkap melalui bagaimana cara manusia berada dalam dunia, yaitu bagaimana manusia berinteraksi dengan orang lain dan dengan dunia sekitarnya. Pemikiran eksistensialisme tersebut menjadi latar belakang pandangan Heidegger tentang teknologi untuk menilai perkembangan teknologi modern berdasarkan eksistensi dan hakekat manusia sebagai makhluk sosial. Eksistensi manusia sebagai makhluk sosial adalah bagaimana cara manusia berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Di era informasi, maka adanya HP adalah sebagai cara manusia berada, yaitu untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik komunikasi dalam hubungan keluarga, hubungan antar teman, maupun komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan yang lain, seperti komunikasi bisnis, politik, pendidikan, keamanan dan lain-lain. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, bereksistensi berarti berarti berbuat, menjadi, dan merencanakan. Berkaitan dengan fungsi HP sebagai cara manusia berada, maka dalam perkembangan teknologi HP juga telah menunjukkan sifat dinamis tersebut. Dalam kesibukannya, manusia menjadikan HP sebagai media komunikasi yang efektif untuk membantu kelancaran aktivitasnya sehari-hari yang berhubungan dengan orang lain. Informasi penting dan mendadak akan lebih mudah disampaikan dan diterima melalui HP, baik berbicara langsung atau melalui SMS. Begitupun dengan rencanarencana atau agenda kerja yang akan dilaksanakan dapat disampaikan melalui HP kepada team kerja, klien dan pihak lain yang berkepentingan selain melalui surat menyurat sebagai informasi resmi. Dalam kehidupan keluarga, komunikasi melalui HP menjadi salah satu kebutuhan pokok untuk membina hubungan dekat antara anggota keluarga, baik yang tinggal serumah, maupun yang tidak serumah, kapan saja dan dimanapun dibutuhkan, sejauh signal HP dapat ditangkap. Bagi orang tua yang sibuk di luar rumah, maka HP akan menjadi sangat penting fungsinya sebagai media komunikasi yang efektif bagi anggota keluarga. Berdasarkan eksistensialisme Heidegger yang memandang manusia sebagai realitas yang belum selesai dan menekankan pada pengalaman konkrit, maka di era informasi, HP menjadi wujud nyata eksistensi manusia dalam berbagai dimensi, baik dimensi budaya, etis, estetis, agama dan lain-lain. Pembahasan tentang hal ini akan lebih jelas dalam persepsi Heidegger tentang teknologi dalam karya monumentalnya yang berjudul Being and Time. 42

5 Garis Besar Pandangan Heidegger Tentang Teknologi Dalam Being and Time dan Relevansinya dengan Fenomena Penggunaan Hand Phone Di Era Informasi Bagi Keberadaan Manusia. Meskipun Heidegger tidak pernah menulis satu buku khusus tentang filsafat teknologi, tetapi dalam karya monumentalnya Being and Time (Sein und Zeit) dan juga ceramahnya pada tahun 1954 The Question Concerning Technology termuat pemikiran-pemikirannya tentang esensi teknologi. Dalam pokokpokok pemikiran tentang esensi teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai refleksi terhadap fenomena penggunaan HP di era informasi bagi keberadaan manusia. Dalam memahami filsafat teknologi Heidegger tidak dapat dipisahkan dengan pemahamannya tentang puisi (poetry), seni (art), karena baginya kata techne berhubungan dengan hal tersebut. Techne is the name not only for activities and skill of the craftsman, but also for the arts of the mind and the fine arts. Techne belongs to bringing forth, to poetise, it is something poetic. (Heidegger,1954) Bagi Heidegger, semua hal memiliki esensi, tetapi esensi itu tertutup bagi manusia. Tugas manusia adalah membuka apa yang tertutup itu agar dapat mengetahui esensi. Hanya melalui penciptaan apa yang tertutup bisa terbuka. Karena itu techne dan art merupakan hal yang sama karena ia menciptakan sesuatu, seperti seorang seniman yang menciptakan patung, lukisan dan sejenisnya, atau juga seorang pengrajin yang menciptakan alat-alat. Kaitannya dengan HP, maka HP dilihat bukan hanya dari wujud/ bendanya, tetapi dilihat dari berbagai segi dari apa yang ada di balik wujud HP itu, sehingga dapat ditangkap hakikat dan maknanya. Dalam hal ini, manusialah yang memberikan makna terhadap HP. Di era informasi ini, fenomena penggunaan HP berdasarkan esensinya ternyata telah mencerminkan berbagai makna bagi keberadaan manusia. HP sebagai produk teknologi juga mencerminkan nilai seni yang dapat dimanfaatkan bagi pemakainya. Berbagai model/ desain HP dari awal munculnya hingga perkembangan terakhir telah dirancang untuk memenuhi selera dan kebutuhan manusia terhadap nilai seni. Oleh karena itu, akhir-akhir ini HP juga telah berubah/bertambah fungsi, bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi menjadi bagian dari fashion bagi pengguna/ pemakainya. Dengan tersedianya bermacam-macam casing HP, maka pengguna HP dapat menggantinya kapan saja sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Casing HP ibarat baju HP, ketika tidak layak pakai, maka bisa diganti dengan yang baru dan dengan warna yang lebih menarik, bahkan dapat disesuaikan dengan warna baju pemakai HP bagi yang menganggap penting penampilan, mulai dari baju, celana, tas, sepatu dan asesoris lain. Selain dari segi casing, bentuk/model HP juga dibuat dengan berbagai macam tipe yang mempunyai spesifikasi yang berbeda antara tipe HP yang satu dengan tipe HP yang lain. Apalagi setiap perusahaan HP menawarkan berbagai macam tipe dan model HP, sehingga para pengguna HP dapat 43

6 memilih sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Berdasarkan model dan tipe HP yang diciptakan manusia untuk memenuhi selera dan kebutuhan akan nilai seni, maka fungsi HP tidak hanya sebagai media komunikasi semata, melainkan telah bertambah fungsi sebagai fashion. Berbicara tentang fashion, maka hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan kepribadian pengguna/pemakai HP. Bagi mereka yang memegang prinsip ekonomi, maka penampilan HP tidak terlalu penting, sepanjang masih layak digunakan. Tetapi bagi yang mereka yang selalu mengikuti mode, maka munculnya berbagai macam tipe dan model HP tentu akan menjadi perhatian dan pertimbangan untuk tidak ingin dikatakan sebagai orang yang ketinggalan jaman. Dalam hal ini HP telah menjadi bagian dari gaya hidup manusia (life style). Ketika HP telah menjadi cermin gaya hidup seseorang, maka makna dan fungsi HP juga akan berubah sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup pengguna/pemakainya. Fashion dalam dimensi budaya menjadi komoditas yang bernilai tinggi dari segi estetis, maupun ekonomis/bisnis. Begitu juga dengan berbagai desain HP yang dirancang untuk memenuhi selera pengguna HP. Dari segi warna, asesoris, tipe HP dan berbagai fasilitas/spesifikasi yang dimiliki, semuanya merupakan bagian dari unsur budaya yang tecermin dalam wujud HP sebagai produk teknologi canggih. Kecanggihan teknologi HP berarti menunjukkan nilai budaya manusia yang makin tinggi. Selain sebagai bagian dari fashion dan gaya hidup, fenomena penggunaan HP akhir-akhir ini bagi sebagian masyarakat di era informasi telah memanfaatkannya secara eksploitatif. Hal ini dapat disoroti dari perspektif Heidegger, bahwa esensi teknologi bukan sekedar instrumen dan aktifitas manusia, tetapi juga sebagai ge-stell (enframing/set) yang membingkai dan memaksa manusia untuk mengungkap dan melihat dunia sebagai bestand (standing reserve), sebagai sumber cadangan, atau sebagai stok yang bersifat standby, maka teknologi menunggu untuk dieksploitasi. Eksploitasi terhadap HP dapat dilihat dari berbagai fasilitas yang terdapat pada tipe tertentu HP. Berbagai macam tipe HP dapat berfungsi sebagai kamera, video, musik, game, kalkulator, bahkan sebagai media internet. Maka benar apa yang dikatakan oleh Heidegger bahwa: The essence of modern technology shows itself in what we call enflaming. It is the way in which the real reveals itself as standing reserve. Dalam Being and Time, Heidegger juga menerangkan dua jalan manusia berhubungan dengan dunia, yaitu presence at hand dan ready to hand. Presence at hand melihat dunia sebagai yang sudah begitu adanya. Dunia merupakan suatu entitas dengan segala atribut dan predikat yang dimilikinya. Dunia adalah theoretically determined, suatu entitas teoritis. Pada kelanjutannya, presence at hand menghadirkan pengetahuan teoritis tentang dunia. Ready to hand lebih bersifat praksis, yang melihat dunia dari kegunaan produktif. Dengan ready to hand, dunia seolah-olah menunggu manusia untuk memanfaatkannya. 44

7 Relevansi pandangan Heidegger tersebut dengan fenomena penggunaan HP, maka nampak jelas bahwa teknologi telah mengeksploitasi HP menjadi benda yang memiliki kegunaan produktif. Makna produktif dari HP bagi manusia sangat tergantung, bagaimana manusia (dalam hal ini pengguna HP) memanfaatkannya. HP dapat memiliki kegunaan produktif, antara lain jika digunakan sebagai komunikasi bisnis, atau sebagai asset dan modal usaha bagi pedagang HP. Fenomena ini dapat dilihat di hampir sepanjang jalan yang menjadi sumber keramaian kota-kota terdapat banyak stand dan counter HP, bukan hanya di dalam mall, tetapi di level pedagang kaki lima, HP dan asesorisnya telah menjadi komoditi yang cukup laris. Heidegger juga menjelaskan bahwa tidak ada entitas (tool/ equipment) yang muncul tanpa ada yang melatarbelakanginya. Entitas muncul dalam konteks yang terkandung di dalam dirinya. Pensil adalah untuk menulis, menggambar, ia berhubungan dengan meja atau kertas. Semua entitas memiliki struktur in order to, yaitu bahwa segala hal adalah dalam rangka untuk. Dalam konteks ini, munculnya HP merupakan kehadiran suatu obyek/benda yang mempunyai latar belakang. Latar belakang utama kehadiran HP adalah sebagai media komunikasi untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. Dalam perkembangan terakhir kehadiran HP dengan berbagai macam tipe dan model mempunyai latar belakang lain, selain sebagai media komunikasi. Latar belakang tersebut menunjukkan bahwa manusia dalam eksistensinya sekaligus membawa nilai-nilai kepribadian yang tecermin dalam selera dan kebutuhan akan nilai seni dan nilai-nilai praktis lain dari HP. Fungsi HP sebagai fungsi sekunder dapat sekaligus sebagai kalkulator, kamera, media hiburan (musik dan game), bahkan sebagai media internet. Fenomena penggunaan HP, baik dari segi fungsi utamanya sebagai media komunikasi, maupun fungsi sekundernya, menunjukkan bahwa hakikat teknologi HP merupakan hubungan ready to hand yang melihat dunia sebagai in order to. Melalui ready to hand, lingkungan tampak sebagai dunia, karena pengalaman praksis menjelajahi dunia melalui ready to hand. Heidegger berargumen bahwa model hubungan teoritis, presence at hand, tidak dapat menjelajahi dunia. Seseorang tidak dapat membuat hubungan praksis hanya dengan memberi predikat atau sifat kepada sebuah obyek. Entitas bukanlah merupakan suatu hal yang hanya untuk diberi nilai-nilai, baik nilai-nilai kegunaan atau kemanfaatan melalui konsep kognitif, melainkan untuk dimanfaatkan secara praksis. Dengan menyatakan ini, Heidegger tidaklah menganggap bahwa hubungan presence at hand tidak ada, namun hubungan ini sangat tergantung pada ready to hand. Dari berbagai fenomena penggunaan HP di era informasi sebagaimana diuraikan di atas, maka ada yang perlu menjadi perhatian bagi penulis, yaitu suatu hal yang membahayakan dari dampak negatif penggunaan HP. Oleh karena eksistensi manusia sebagai bagian dari dunia, dalam sudut pandang teknologi, manusia juga merupakan 45

8 stok yang selalu stand by in order to. Hal ini yang dikhawatirkan oleh Heidegger terhadap dampak teknologi modern. Manusia bukan lagi sebagai subyek yang berada, tetapi juga sekaligus menjadi bagian dari obyek teknologi. Hal ini tidak bisa dihindari, karena posisi manusia adalah sebagai subyek dan obyek bagi ilmu dan teknologi, sebagaimana pandangan Van Melsen dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. Dari sisi inilah teknologi HP dan fenomena penggunaannya dilihat dalam perspektif axiologis, dimana HP dalam perkembangan terakhir di era informasi telah membawa nilai-nilai, baik yang bersifat positif maupun negatif. Tugas dan tanggung jawab manusia, dalam hal ini khususnya masyarakat pengguna HP adalah harus lebih selektif dan kritis terhadap dampak negatif dari penggunaan HP. Kemudahan untuk memiliki HP akan sangat memungkinkan bagi masyarakat di era informasi terperangkap dalam budaya konsumtif. Dengan gaya hidup yang tidak ingin disebut sebagai manusia yang ketinggalan jaman, maka pengguna HP sering mengganti casing HP, tukar tambah HP lama dengan HP baru, meskipun HP lama masih berfungsi dengan baik atau membeli HP model baru untuk tujuan prestise/ gengsi dan lain-lain. Dampak yang lebih membahayakan lagi dari fenomena penggunaan HP di era informasi adalah sebagai media untuk mengakses situs-situs porno yang sering tidak terkontrol, baik oleh perusahaan jasa telekomunikasi maupun dari pihak pemerintah. Hal ini akan menjadi keprihatinan bagi orang tua atau masyarakat, ketika pengguna HP adalah anak-anak di bawah umur (belum dewasa) mendapatkan kiriman/download situs-situs porno dari internet lewat HP. Di kota-kota besar fenomena ini sangat meresahkan orang tua yang anakanaknya memiliki HP dengan fasilitas internet. Selain itu, bagi anak yang terlalu hoby dengan game yang ada dalam fasilitas HP cenderung tidak perduli dengan situasi dan kondisi yang sering berakibat berkurangnya waktu mereka untuk belajar, sehingga menurunkan prestasi belajar mereka. Kesimpulan. Manusia itu bereksistensi, ia ada dalam ruang dan waktu. Ada adalah sesuatu yang nampak. Makna eksistensi: berada dalam ruang dan waktu. Keberadaan teknologi sebagai wujud keberadaan manusia. Wujud teknologi adalah ciptaan manusia. Fenomena penggunaan HP di era informasi menunjukkan sesuatu yang ada di balik HP, yaitu komunitas masyarakat pengguna HP dalam berbagai prinsip hidup dengan pola dan gaya hidup masing-masing. Esensi dan makna HP tergantung pribadi manusia/komunitas pengguna HP dalam memanfaatkan HP tersebut. Teknologi sebagai instrumen/ alat bagi manusia (enflaming). Esensi teknologi adalah aktivitas/produk manusia. Teknologi HP bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebuah jalan yang membuka sesuatu, dari yang semula tidak nampak menjadi nampak/pembuka pikiran/ kerangka pemikiran; memberi pemaknaan baru terhadap HP. Hakikat dan makna HP telah bertambah selain sebagai prinsip hidup/pandangan 46

9 hidup (way of life) dan gaya hidup (life style). Sebagai prinsip hidup/ pandangan hidup, maka HP dilihat dari fungsinya sebagai komunikasi manusia karena kebutuhannya sebagai makhluk sosial yang harus berhubungan dengan orang lain. Sebagai gaya hidup (life style), maka HP dapat memenuhi kebutuhan manusia/pengguna HP akan nilai estetis/keindahan, seni, budaya, hiburan, permainan dll. Dengan HP, sekarang manusia dapat mengetahui posisinya ada dimana. HP dalam hal ini dapat menggantikan fungsi kompas sebagai penunjuk arah keberadaan manusia ada dimana, sehingga pikiran manusia menjadi terbuka dan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Dengan demikian, maka sekarang HP dipandang tidak hanya sebagai media komunikasi, tetapi berbagai makna dan fungsinya dapat diciptakan oleh manusia. Inovasi dan kreativitas manusia telah memberikan berbagai makna baru terhadap HP. Pemaknaan itulah sebagai salah satu fungsi teknologi dan merupakan cara beradanya manusia dalam pandangan Heidegger. Referensi Don Idhe, 1995, Filsafat Teknologi Suatu Pengantar, cetakan ke I, Penterjemah Yudian W. Asmin, Surabaya: Penerbit Al Ikhlas Gie, The Liang, 1996, Pengantar Filsafat Teknologi, Yogyakarta: Andi Press Harun Hadiwijono, 2005, Sari sejarah Filsafat Barat 2, cetakan ke 21, Yogyakarta: Kanisius Jacob, Teuku, 1996, Menuju Teknologi Berperikemanusiaan, Jakarta: Yayasan Obor Van Melsen, 1992, Ilmu Pengetahuan Dan Tanggung Jawab Kita, Jakarta: Gramedia 47

HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER

HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER RUANG KAJIAN HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER Fadhilah Abstrak Perkembangan teknologi dalam 10 tahun terakhir menunjukkan berbagai fenomena yang secara esensial

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1 199 RESENSI BUKU 2 Simon Untara 1 Judul Buku : Tema-tema Eksistensialisme, Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini Pengarang : Emanuel Prasetyono Penerbit : Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya,

Lebih terperinci

FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Defenisi Eksistensialisme Secara etimologis eksistensialisme

Lebih terperinci

Modul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 11Fakultas PSIKOLOGI Kematian Shely Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Kematian merupakan salah satu soal paling penting dari eksistensialitas manusia, dimana manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, perusahaan saling berkompetensi, terutama pada perusahaaan dalam bidang yang sama. Kepuasan dan loyalitas konsumen adalah salah satu

Lebih terperinci

Filsafat eksistensialisme

Filsafat eksistensialisme Filsafat eksistensialisme Sejarah munculnya eksistensialisme Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger (1889-1976) Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar

Lebih terperinci

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Nama Mata Kuliah Modul ke: FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar, MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id Posisi Filsafat dalam ilmu-ilmu 1) Filsafat dapat menyumbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman modern sangat sulit untuk menemukan sebuah kehadiran dan relasi yang bermakna. Karena, perjumpaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembagian seni bermacam-macam aliran yang terdapat, mulai dari seni tari, seni musik serta seni rupa, di dalam seni rupa tergolong dua bagian yaitu seni murni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi pada saat individu beranjak dari masa anak-anak menuju perkembangan ke masa dewasa, sehingga remaja merupakan masa peralihan

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Kematian Manusia Kematian merupakan batas historisitas manusia yang telah dimengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Jiwa dan Badan Manusia merupakan makhluk yang bisa disebut monodualis

Lebih terperinci

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor Pokok Persoalan Apakah filsafat manusia itu? Apa perbedaan filsafat manusia dengan ilmu lain (dalam hal ini psikologi klinis)? Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan, individu sudah memiliki naluri bawaan untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Gejala yang wajar apabila individu selalu mencari kawan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan 344 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan tiga rumusan masalah yang ada dalam penelitian tesis berjudul Konstruksi Eksistensialisme Manusia Independen dalam Teologi Antroposentris Hassan Hanafi, maka

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA

KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA KARAKTERISTIK SISWA SD KELAS RENDAH DAN PEMBELAJARANNYA Oleh: Sekar Purbarini Kawuryan PPSD FIP UNY Pendahuluan Pembentukan kemampuan siswa di sekolah dipengaruhi oleh proses belajar yang ditempuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya. Masyarakat dituntut untuk lebih mampu memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini semakin canggih dalam kehidupan masyarakat dan tidak dapat dihindarkan. Seperti bertambah banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar dalam bisnis bidang teknologi yang semakin ketat seperti sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam pengembangan produknya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan manusia dengan segala permasalahannya. Begitu juga filsafat, secara khusus membicarakan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain, maka dari itu manusia selalu berusaha berinteraksi dengan orang lain dan mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi canggih yang membuat masyarakat ketergantungan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini dimana mobilitas masyarakat Indonesia yang semakin tinggi dan kemajuan internet yang semakin hari semakin canggih telah mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, bidang usaha atau jenis bisnis mencakup bidang yang luas, baik barang maupun jasa. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil

Lebih terperinci

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNACULAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap film Air Terjun Pengantin yang diproduksi oleh Maxima Pictures dengan menggunakan pendekatan signifikansi dua tahap dari Roland

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. ditemukannya teknologi pencitraan tiga dimensi. Video game memiliki efek

BAB VI PENUTUP. ditemukannya teknologi pencitraan tiga dimensi. Video game memiliki efek BAB VI PENUTUP A. KESIMPULAN Paparan, analisis, dan argumentasi pada Bab-bab sebelumnya menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Video game merupakan permainan modern yang kehadirannya diawali sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar biasa dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, dengan kelebihannya tersebut manusia dapat melakukan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi, persaingan di sektor ekonomi semakin pesat, sebagaimana seperti yang terjadi sekarang ini. Apabila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat canggih yang beredar di masyarakat. Ihsan (2011) menyatakan bahwa sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat canggih yang beredar di masyarakat. Ihsan (2011) menyatakan bahwa sejalan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dimasa modern seperti saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa maraknya teknologi yang sangat canggih yang beredar di masyarakat. Ihsan (2011) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citizen journalism atau jurnalisme warga merupakan suatu terobosan terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat kebutuhan informasi

Lebih terperinci

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. JASA MACAN (Makeover Atribut Accessories Akan Menawan) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. JASA MACAN (Makeover Atribut Accessories Akan Menawan) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM JASA MACAN (Makeover Atribut Accessories Akan Menawan) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: 1. Yulia Sari (C0213071) 2. Villa Firdaus

Lebih terperinci

FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.

FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain. Modul ke: FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain. Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian ini dengan menggunakan kualitatif dan pendekatan metode fenomenologi milik Max Scheler. Hal ini didasarkan pada bagaimana pandangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahun 2003 terdapat satu milyar pengguna telepon seluler di dunia (Krisna, 2001). Menurut riset PT Telkom, pengguna telepon seluler di Indonesia tahun 2000 sudah 3.198.649

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus citacita bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memiliki tempat dan peranan yang sangat penting. Teknologi bahkan membantu memecahkan persoalan manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan menggunakan sebagian besar waktunya dalam mengumpulkan data secara langsung, dan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet menyebabkan perubahan dalam banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet menyebabkan perubahan dalam banyak hal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Internet mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam dua dasa warsa terakhir hingga saat ini, terlebih dengan semakin banyak sekolah dan instansi pendidikan lainya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U

2015 PENGARUH BRAND PERSONALITY TERHADAP PURCHASE DECISION U BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia fashion berkembang sangat cepat terkait dengan trend yang sedang berlaku, kreativitas, dan gaya hidup. Para masyarakat kini sudah menyadari

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id EKSISTENSIALISME Template Modul https://www.youtube.com/watch?v=3fvwtuojuso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin cepat ini, mempercepat pula perkembangan informasi di era global ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dapat begitu mudahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak produsen memilih menggunakan selebriti sebagai endorser untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak produsen memilih menggunakan selebriti sebagai endorser untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern mempengaruhi gaya hidup masyarakat, terlebih pada trend dan mode yang bermunculan dengan seiring waktu. Produsen dituntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi seperti sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut memunculkan persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film dokumenter bergenre association picture story tentang budaya konsumtif. Hal ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo UNKL347

Gambar 1.1 Logo UNKL347 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 UNKL347 UNKL347 adalah sebuah bisnis ritel pakaian yang berdiri sekitar tahun 1996. UNKL347 didirikan oleh empat orang pemuda yang memiliki latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia melibatkan serta membutuhkan orang lain dalam kegiatan apapun. Relasi dengan orang lain di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sejak terjadinya Revolusi Industri di Eropa khususnya di Inggris, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi semakin pesat. Teknologi yang diciptakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial

I. PENDAHULUAN. proses interaksi sosial. Soekanto (2009:55) menyatakan bahwa, Interaksi sosial 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa. 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswa Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini mempunyai nilai keindahan. Nilai keindahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun, data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga

Lebih terperinci

Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi. Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi. Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Paradigma dan Desain Riset Paradigma merupakan seperangkat keyakinan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas.

Kata Kunci: Teknologi Simulasi, Simulasi Desain, Realitas Virtual, Citra, Posrealitas. DESAIN DENGAN CITRA SIMULASI, SEBUAH INTEGRASI TEKNOLOGI SECARA ESTETIK Oleh I Gede Mugi Raharja Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Sejak

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengertian Intelektual (pengetahuan) Inteletual (Pengetahuan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang konsumen niat beli terhadap suatu produk muncul dari sebuah keinginan yang disebabkan oleh dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran, apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat adalah teknologi telekomunikasi, yang menghadirkan beragam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan akan teknologi, baik itu teknologi informasi maupun telekomunikasi sangat tinggi dari mulai golongan menengah kebawah dan golongan menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, dunia telah membawa perubahan di berbagai bidang kehidupan, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memegang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

Sektor Desain. Materi

Sektor Desain. Materi Sektor Desain Industri Kreatif Desain produk Desain industri Materi Konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran Produksi kemasan dan jasa pengepakan 1 Desain Produk Desain dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim  dan menjelajahi interenet, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang lahir dengan fungsi sosial dan fungsi estetik, novel sebagai hiburan dari kelelahan rutinitas kehidupan manusia

Lebih terperinci

RUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER. Oleh : Fadhillah.

RUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER. Oleh : Fadhillah. RUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER Oleh : Fadhillah Abstract Human s essence cannot be separated from the essence of existence in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi sekarang ini sangat banyak kegiatan bisnis yang sangat moderen. Perkembangan dalam dunia bisnis sangat pesat, hal itu menuntut para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat dinikmati dalam balutan busana muslimah, Anak muda sekarang kian menggemari tren busana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku konsumen merupakan sebuah fenomena yang unik untuk dipelajari dan diamati. Perilaku Konsumen disini lebih mengacu pada proses yang dilalui oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Dengan semakin ketat dan kompleksnya persaingan, maka banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis pada saat ini semakin berkembang pesat di sertai juga dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat. Gaya hidup masyarakat pun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, perkembangan posisi

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, perkembangan posisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, perusahaan diharapkan mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis baik itu dari dalam maupun luar negeri,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. terhadap api dan segala bentuk benda tajam. Seni dan budaya debus kini menjadi BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Debus, berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, merupakan suatu bentuk seni dan budaya yang menampilkan peragaan kekebalan tubuh seseorang terhadap api dan segala bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dunia perdagangan dewasa ini terjadi persaingan didalam memasarkan produk atau jasa. Kegiatan pemasaran memiliki peran yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007

Tabel 1.1 Penjualan Telepon Seluler di Indonesia Tahun Vendor Penjualan 2007 Judul Skripsi : Pengaruh Harga, Atribut Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Telepon Seluler Sony Ericsson ( Studi Kasus di Kabupaten Temanggung ) Nama Penyusun : Fitria Kusumastuti NIM

Lebih terperinci

BAB V. FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN FENOMENOLOGI (Bahan Pertemuan Ke-6)

BAB V. FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN FENOMENOLOGI (Bahan Pertemuan Ke-6) BAB V FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN FENOMENOLOGI (Bahan Pertemuan Ke-6) Eksistensialisme dan fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkan pemberontakan terhadap metoda-metoda dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern seperti saat ini, terjadi persaingan bisnis yang sangat ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern seperti sekarang, teknologi berkembang dengan pesat. Manusia sangat dimanjakan dengan berbagai alat yang semakin canggih dan mudah untuk dioperasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun perekonomian di Indonesia mengalami perkembangan, hal ini seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, pendapatan masyarakat serta pengaruh perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunikan suatu produk, merupakan salah satu cara yang sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan daya saing produknya, karena semakin unik suatu produk, maka konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)

Lebih terperinci

e-learning Hari, tanggal Dosen Prodi : Kamis, 26 Mei 2016 : Nevi Narendrati, M.Pd. : Pendidikan Matematika, Kelas 21

e-learning Hari, tanggal Dosen Prodi : Kamis, 26 Mei 2016 : Nevi Narendrati, M.Pd. : Pendidikan Matematika, Kelas 21 e-learning Hari, tanggal Dosen Prodi : Kamis, 26 Mei 2016 : Nevi Narendrati, M.Pd. : Pendidikan Matematika, Kelas 21 Materi : Lingkungan Administrasi Pendidikan a. b. Sekolah sebagai sistem sosial Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia seni, terlebih lagi seni jalanan atau yang biasa akrab dikatakan steet art, maka tak terelakkan bahwa street art ini sudah mulai memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Hidup Hedonis 1. Pengertian Gaya Hidup Hedonis Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan oleh seseorang di tengah masyarakat sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan

Lebih terperinci