PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP

dokumen-dokumen yang mirip
FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS X SMA DARMAWANGSA MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

Dedi Asmajaya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Sejarah Lempar Lembing

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENDANGAN SAMPING DALAM PENCAK SILAT DENGAN MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PEDOMANTA KELIAT

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR AHMAD AL MUNAWAR. ABSTRAK Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan diukir dalam setiap event SEA GAMES, ASEAN SCHOOL. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS BAWAH PADA PEMBELAJARAN BOLA VOLI MELALUI MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SDN PEBATAE

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

Firmansah Dumang, Meningkatkan Kemampuan Lembar Lembing Melalui Latihan Terus Menerus Siswa Kelas V SD Hunduhon

MENINGKATKAN LEMPAR LEMBING DENGAN METODE TUGAS DI SMPN 04 BOYAN TANJUNG KABUPATEN KAPUAS HULU

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam membina

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan prestasi akademik yang tinggi.selain itu pendidikan jasmani yang

Andi Ali Saladin Kunaryo Deni Hotma Parsaoran

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. laku dalam diri siswa, dan menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP AHMAD ALMUNAWAR Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar Lempar dengan menggunakan penerapan Pendekatan Bermain pada siswa kelas VIII SMP SWASTAGKPS 1 PEMATANG RAYA tahun ajaran 2015/2016. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015. Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik lempar lembing masih rendah. Dari 25 orang siswa terdapat 10 orang (40%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 15 orang (60%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 60,97. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 25 orang siswa terdapat 22 orang (88%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 3 orang (12%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,16. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui Penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar Lempar pada siswa kelas VIII SMP SWASTAGKPS 1 PEMATANG RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN AJARAN 2015/2016. KATA KUNCI : Hasil belajar Lempar, Pendekatan Bermain PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari beberapa hal-hal yang penting. Oleh karena itu, pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti : matematika, bahasa, IPA, IPS dan lainnya. Sekolahadalah sebagai lembaga formal dalam system pendidikan tidak telepas dari usaha-usaha peningkatan prestasi belajar dan prestasi dibidang yang lain buat anak didik terutapa pendidikan jasmani. Yang dalam kegiatannya ada proses pembelajaran yang merupakan kegiatan pokok dalam kesuluruhan kegiatan pendidikan disekolah. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan siswa tergantung pada bagaimana proses

pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun demikian tidak semua guru terutama guru pendidikan jasmani menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan bahwa pendidikan jasmani boleh dilaksanakan secara asal-asalan atau tidak terprogram. Hal ini tercermin dari berbagai hal negatif tentang pelajaran pendidikan jasmani, mulai dari kelemahan dari proses penetap, misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil pelajaran dan kebugaran jasmani yang sangat rendah. Pendidikan jasmani bagian terpenting dari sebuah proses pendidikan. Melalui pendidikan jasmani yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara social, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai pendidkan dasar sampai pendidikan menengah atau kejuruan. Melalui proses pendidikan jasmani, olahraga, kesehatan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan fisik, keterampilan motorik serta pengetahuan. Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh semua kalangan.namun, pelaksanaannya pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan.peran pendidikan jasmani sangat penting, yakni memberikan kesempatan kepada siswa terlibat langsung dalam aneka gerak pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.hal tersebut merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayaan nilai-nilai (sikap mental, emosional, spiritual dan sosial), serta membiasakan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Keunikan pendidikan jasmani adalah terletak pada proses pengajarannya yang menekankan aktifitas siswanya, dan memenafaatkan aktifitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Karena tujuannya bersifat menyeluruh dan lengkap yang mencakup perkembangan total, berupa : fisik, intelektual, emosional, sosial, moral dan spiritual. Pendidikan jasmani dapat dipandang sebagai bagian yang integral dari pendidikan menyeluruh yang memberikan kontribusi kepada perkembangan individu melalaui medium gerak manusia.adapun gerak manusiayang dimanfaatkan oleh pendidikan jasmani itu

bukanlah sembarang gerak.gerakangerakan itu yang sudah dikemas dalam paket-paket tertentu berupa berbagai cabang olahraga dan permainan. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani peserta didik akan memperoleh pengalaman yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan berbagai ungkapan kreatif, inovatif, keterampilan gerak, kesegaran jasmani, pola hidup sehat, pengetahuan dan pemehaman terhadap gerak manusia, juga akan membentuk kepribadian yang positif. Proses belajar mengajar (PMB) merupakan intekrasi berkelanjutan antara prilaku guru dan peserta didik. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani keempat faktor ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu : tujuan, materi, metoda, dan evaluasi. Salah satu prinsip penting dalampendidikan jasmani adakah pastisipasi peserta didik secara penuh dan merata.oleh karena itu, guru pendidikan jasmani harus memperhatikan kepentingan setiap peserta didik. Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan melalaui aktifitas jasmani.namun hal ini, masih banyak pihak yang salah kaprah tentang pendidikan jasmani, dikarenakan pendidikan ini menggunakan gerak atau aktivitas jasmani sebagai sarana pembelajaran, maka dianggap pendidikan ini hanyalah sebagai pelengkap karena diperuntukkan bagi kebutuhan jasmani saja. Melalaui aktivitas jasmani akan disusun secara sistematik dan terencana untuk menuju manusia Indonesia yang seutuhnya. Berdasarkan observasi Lempar siswa Swasta Gkps 1 Pematang Raya Kabupaten Simalungun, masih banyak di temukan siswa yang mengalami kesulitan pada teknik dasar lempar lembing, hal ini terbukti banyak siswa yang belum memahami cara memegang lembig yang benar, sikap awal dan akhir siswa pada saat melempar lembing juga kurang tepat. Hal ini disebabkan karena guru kurang memberikan metode pembelajaran yang optimal guru tidak menggunakan media atau alat yang membantu agar siswa dapat memahami dan melakukan pembelajaran secara baik dan benar. Informasi yang diperoleh dari guru penjas dari 25 siswa yang ada di kelas VIII2 hanya ada 5 siswa yang tuntas (20%) dan 20 siswa yang tidak tuntas (80%) siswa yang paham tentang teknik lempar lembing dengan KKM adalah 75. Berarti dari data tersebut sekurangnya hanya sekitar 32% dari jumlah siswa yang ada, yang berhasil memahami tentang cara memegang lembing, melempar lembing,

sikap badan saat melempar dan sikap badan setelah melempar lembing. Namun nilai itu belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu sekitar 85% dari keseluruhan siswa. Melihat kondisi belajar tersebut ada beberapa upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah pembelajaran dengan menerapkan pendekatan bermain. Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama berpotensi untuk mengembangkan peserta didik ke arah yang lebih optimal, karena dengan pendidikan jasmani peserta didik akan memperoleh tempat yang paling tepat untuk mengungkapkan kesan pribadi, ungkapan yang kreatif, serta memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia. Tujuan utama pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah menengah pertama adalah memantau peserta didik agar meningkatkan keterampilan gerak mereka, disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas. Khusus dalam mata pelajaran pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan, guru pendidikan jasmani di SMP tidak menampilkan pembelajaran yang menarik sehingga disini perlu dibuat model pembelajaran yang menarik dan terprogram dengan baik. Salah satu prinsip penting pelajaran pendidikan jasmani harus menekankan berpartisipasi aktif dan merata serta berpusat pada anak didik, artinya adalah bahwa seorang guru pendidikan jasmani harus menyajikan materi sesuai dengan tingkat kemampuan anak didik. Materinya meliputi gerak sehari-hari, mulai dari : merayap, merangkak, melempar, berjalan, berlari, melompat, meloncat, memanjat, berayun, berguling, berjingkat, menggendong, melempar, menangkap, memukul, mengangkat, menahan, mendorong, menekan, menarik dan seterusnya. Menurut Yusuf A. Sasmita (1992:96), Lempar lembing adalah merupakan salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik dan merupakan kelompok field (lapangan), lempar lembing juga termasuk dalam kelompok nomor-nomor lempar. Kemampuan lempar lembing yang maksimal didukung oleh kondisi fisik dan kemampuan fisik seperti kekuatan, kelincahan daya ledak, koordinasi, kemampuan fisik yang dimiliki individu sebagai hasil belajar dan latihan akan tampak kalau memiliki bakat dasar berupa karakteristik individu. Adapun lapangan lembing dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 2.I. Ukuran Lapangan Sumber :http//tunas63.wonderpress.com (melilit pada badan lembing) berada di titik pusat gravitasi dan tidak melebihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan. Teknik dalam olahraga lempar lembing meliputi: cara memegang, lemparan dari sikap berdiri, dan lemparan dengan tiga atau lima langkah. a. Menurut Roji. (2006:94) Ukuran Putra dan Putri yang berukuran sebagai berikut : Untuk Putra Berat 700-850 gram Panjang 260-270 cm Panjang Lilitan Untuk Pegangan 15 16 cm Untuk Putri Berat 600 gram Panjang 220-230 cm Panjang Lilitan Untuk Pegangan 14 15 cm Kontruksi: terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing, (2) badan lembing dan (3) tali pegangan. Badan lembing dibuat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing. Tali pegangan Gambar 2.II : Ukuran Sumber : Adi Winendra (2008 : 69) b. Cara Memegang Menurut Roji (2006:95) Untuk melempar lembing yang sesungguhnya diperlukan cara memegang dan membawa lembing dengan baik dan benar, yakni: Gambar 2.3 : Cara memegang Sumber : Roji. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Cara Memegang Dibagi 3 cara yaitu cara amerika,cara filandia dan cara pengangan tang, namun peneliti

menggunakan cara amerika yag sesuai dengan karakter peserta didik di SMP cara amerika adalah sebagai berikut: 1. Cara Amerika Adapun cara pegangan amerika adalah: di pegang pada bagian belakang lilitan tali Kelima jari dilatakkan pada lilitan tali Jari tengah dan ibu jari menggenggam lilitan tali pada lembing Jari telunjuk menempel pada lembing, hingga posisilembing tepat berada pada garis tengah telapak tangan. Peneliti memilih untuk cara memegang dengan cara Amerika, karena cara ini lebih mudah dimengerti siswa sehingga lembing mudah dikuasai dan mudah untuk untuk dimengerti pembelajaran meskipun seluruh pembelajaran lembing akan dikenakan kepada siswa tapi penelitian menyatakan agar siswa dapat menggunakan cara Amerika dalam proses pembelajaran. c. Cara Amerika Membawa Menurut Muhajir (2006:123) Cara Membawa perlu diperhatikan dengan benar agar pada saat merentangkan lembing tidak kaku. Gambar 2.4 : Cara membawa Sumber : Roji. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Cara Membawa dibagi 2 : 1. Mata Serong Ke Bawah a. Diawali sikap berdiri tegak b. dipegang, kemudian diangkat setinggi telinga dengan sikut ditekuk c. Mata lembing mengarah ke depan serong ke bawah 2. Mata Serong Ke Atas a. Diawali sikap berdiri tegak b. dipegang, kemudian diangkat setinggi telinga dengan sikut ditekuk c. Mata lembing mengarah ke depan serong ke atas d. Cara Melakukan Awalan Lempar Teknik melakukan awalan dalam melempar lembing pada dasarnya dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan awalan langkah jingkat dan awalan langkah silang besar. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan

awalan langkah jingkat. Awalan langkah jingkat sangat mudah dilakukan karena tidak membutuhkan posisi tubuh yang menyulitkan bagi pemula dan pelajar. Pada awalan langkah jingkat ini hanya tinggal melakukan lemparan dengan awalan lari menjingkat. Seperti yang dikemukakan oleh Roji. (2006:96) cara melakukan awalan Langkah jingkat ini adalah sebagai berikut : 1. Berdiri menghadap arah gerakan lemparan) 2. dipengang dan diangkat setinggi telinga dengan sikut ditekuk 3. Mata lembing serong ke atas 4. Lari dengan cepat kearah lemparan Gambar 2.4: Cara melakukan awalan lempar lembing Sumber : Roji. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan e. Cara Melempar Menurut Roji. (2006:96) cara melempar lembing adalah sebagai berikut : 1. Berdiri menghadap arah lemparan, lakukan awalan lari dengan cepat kearah lemparan. 2. Pada saat kaki kanan sampai pada tanda yang telah ditentukan, tangan kanan mulai diluruskan ke belakang, Pada saat kaki kiri melangkah ke depan dan mendarat, lakukan gerak berjingkat (hop) menggunakan kaki kanan. 3. Setelah kaki kanan berakhir melakukan gerak jingkat (hop)/mendarat, langkah kaki kiri selebar/sejauh mungkin ke kiri, Pada saat kaki mendarat, pindahkan berat badan pada kaki kanan hingga lututnya rendah dan lengan kanan lurus ke belakang serong bawah. 4. Dengan didahului sikut menekuk, lembing dibawa ke depan melalui atas bahu bersamaan kaki kanan lurus, diikuti dengan majunya kaki kiri dan tangan kanan mangayun lembing serong atas, lepaskan lembing dari pegangan tangan setelah lengan posisi lurus.

Gambar 2.5 : Cara melakukan lempar lembing Sumber : Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan f. Gerakan Badan Setelah Melempar Saat melakukan teknik lempar lembing, kekuatan lemparn tidak hanya bertumpu pada tangan, namun dorongan koordinasi kaki dan badan pun turut menentukan akhir dari sebuah lemparan. Menurut Roji. (2006:97) posisi badan setelah melempar lembing adalah sebagai berikut : 1. Langkahkan kaki kanan ke depan dan kaki kiri ditarik ke belakang badan 2. Sikap kaki kiri tergantung rileks di belakang badan 3. Posisi badan menyamping arah lemparan 4. Keluar melalui samping garis perpanjangan diameter garis pinggir. Gambar 2.6: serangkaian gerakan badan setelah melempar lembing PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Swasta Gkps 1 Pematang Raya Kabupaten Simalungun. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dan mendapatkan data awal yang bertujuan untuk melihat dan merumuskan masalah yang diperoleh dari hasil data awal yang dilakukan. Tabel 4.1 Deskripsi Data Awal Lempar No Hasil Tes Jumlah Persentase 1 < 70 (Tidak tuntas) 2 70 (Tuntas) Siswa 20 80% 5 20% Berdasarkan tabel deskripsi Data Awal Lempar dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran Lempar belum mencapai nilai KKM yang ditentukan.

Dari 25 siswa yang menjadi Sabjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 5 siswa (20%) yang memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya 20 orang siswa (80%) belum memiliki ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,8. yang lulus Peningkatan sebanyak 22 siswa atau 88% dari jumlah keseluruhan siswa menunjukkan terjadinya Kemajuan siswa dalam mengikuti pembelajaran Lempar dengan gaya Mengajar pendekatan bermain peneliti dan kolaborator telah menemukan jawaban yang menjadi bahan penelitian, yaitu penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar Lempar. Tabel. 3 Hasil penilaian Lempar No Kategori Nilai Siklus 1 Siklus 2 kelulusan F % F % 1. Lulus > 70 15 60 22 88 2. Tidak lulus < 70 10 40 3 22 3. 25 100 25 100 Dilihat dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada pada siklus 1 bahwa siswa yang lulus 15 (60%) siswa dan yang tidak lulus 10 (40%) siswa, pada siklus 2 terlihat peningkatan yang signifikan bahwa siswa yang lulus berjumlah 22 (88%) dan yang tidak lulus berjumlah 3 (22%), jadi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar Lempar di lihat dari siklus 1 dibandingkan dengan siklus 2. Lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram histogram berikut ini: Siswa tidak lulus Siswa lulus 22 15 10 3 Siklus I Siklus II Gambar 4. Histogram hasil belajar Lempar Menurut peneliti dan kolaborator, penelitian berhenti sampai disini dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena permasalahannya sudah terjawab yaitu melalui penelitian penerapan pembelajaran pendekatan bermain terhadap proses belajar mengajar. Penelitian ini dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal inilah yang menjadi indikator keberhasilan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui pendekatan bermain mengalami peningkatan dari sebelumnya. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti telah melakukan observasi awal terhadap kemampuan hasil belajar Lempar. Observasi awal dilakukan

sebagai acuan dalam merancang bentuk pembelajaran, yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Lempar. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, secara umum dapat disimpulkan bahwa: Adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan bermain pembelajaran pendidikan jasmani Lempar pada siswa kelas VII Swasta Gkps 1 Pematang Raya. Pada siklus I siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran Lempar Sesuai dengan refleksi, dengan nilai rata-rata kelas pembelajaran Lempar adalah 70 dengan persentase ketuntasan 60% siswa yang lulus dan hasil belajar siswa pada siklus kedua adalah 80 dengan persentase ketuntasan 88% dapat disimpulkan adanya peningkatan yang signifikan hasil belajar pada siklus II. Saran Peneliti dapat memberikan saran-saran sebagi berikut : 1. Guru pendidikan jasmani harus kreatif dalam menyikapi kekurangan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di sekolahnya. 2. Guru hendaknya memiliki dan mendesain berbagai macam modelmodel pembelajran, agar siswa tidak jenuh. 3. Penerapan teknologi dalam pendidikan jasmani juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran 4. Penyampaian pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan keadaan siswa di masing-masing sekolah, supaya siswa dapat mengerti serta menguasai apa yang disampaikan oleh guru. 5. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran pendidikan jasmani dengan pola Penerapan Pendekatan Bermain sebagai salah satu pendekatan dalam mengajar, agar siswa tidak bosan, dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Adi, Winendra.(2008).Seni Olahraga Atletik. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Agung, Sunarno. (2005). Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani.Diktat perkuliahan FIK Universitas Negeri Medan. Agus, Kristiyanto, (2010) Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani dan

Kepelatihan Olahraga : UNS Press. Arikunto. S, (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad,A. (1997). Media Pengajara, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Djamara, SB. Dan Aswan Zain, (2006). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Endang Mulyatiningsih (2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. : Alfabeta, Bandung Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Sutikno, Sobry (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung ; Prospect Suryabrata, S, (2005). Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suryosubroto (1997). Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Yudistira ; Jakarta ;. Purwanto, Ngalim.(2000). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Roji, (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta ; Erlangga Slameto, 2003. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta; Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2009). Penelitian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Remaja Rosdakarya.