BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT.Indo Citra Finance Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 23 Februari 1982 berdasarkan Akta Notaris Frederik Alexander Tumbuan,S.H., No.125 dengan nama PT.Indo Ayala Leasing Corporation. Akta pendirian ini telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.C2-3535-HT.01.01.TH 1983 tanggal 3 Mei 1983 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.40, Tambahan No.501 tanggal 18 Mei 1984. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Eko Putranto,S.H., No.2 tanggal 8 November 2007 sehubungan dengan perubahan susunan pengurus perusahaan. Perubahan tersebut telah dilaporkan dan dicatat pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C- UM.HT.01.10-4609 tanggal 29 November 2007. - 23 -
Perusahaan memperoleh izin sebagai perusahaan pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No.1409/KMK.013/1989 tertanggal 23 Desember 1989. Sesuai dengan Pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha perusahaan meliputi bidang usaha anjak piutang, pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan usaha kartu kredit. Pada tanggal 3 November 1989, perusahaan memperoleh Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk menjual 1.200.000 saham perusahaan melalui bursa efek di Indonesia kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp 500 per saham dengan harga penawaran Rp 8.000 per saham. Pada tanggal 27 Juli 1990, seluruh saham perusahaan telah dicatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta). Perusahaan berkedudukan di Gedung Setiabudi Atrium, 5 Th Floor, Jl.HR Rasuna Said, Kav 62, Kuningan, Jakarta. 3.1.2. Susunan Organisasi Perusahaan a. Sekretaris Korporat : Dedet Yandrinal b. Direktur : 1. Yayah Diasmono 2. Hoemar Putraanto 3. Dedet Yandrinal
c. Komisaris : 1. Rusman Mansyur 2. Tarcicius Lamury d. Komite Audit : 1. Tarcicius Lamury 2. Eka Pria Anas 3. Habib Anshori e. Pemegang Saham : 1. PT.Citra Sari Abadi (48,83%) 2. Citra Sari Abadi (8,13%) 3. PT.Graha Pustaka (30%) 4. Masyarakat (13,05%) f. Akuntan Publik : 1. Yansen Pasaribu (2007) 2. Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (2008-2009) 3.2. Desain Penelitian Metode ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas mengenai kinerja perusahaan dan potensi kebangkrutan perusahaan.
3.3. Variabel dan Pengukurannya Metode yang digunakan oleh Altman yaitu metode Z-Score. Variabel-variabel yang digunakan Altman adalah : X1 = Modal kerja terhadap total aktiva X2 = Laba yang ditahan terhadap total aktiva X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total aktiva X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang X5 = Penjualan terhadap total aktiva Perhitungan Z-Score dihitung secara time series yaitu penghitungan berdasarkan periode yang digunakan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Dimana rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar ( Munawir, 2005:64). 3.4. Definisi Operasional Variabel Persamaan yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan pada metode Z-score Altman yaitu : Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Menurut Th.Niken Setyorini dan A.Yanti Ardiati (2006), definisi operasional variabelnya adalah : X1 = Modal kerja / Total aktiva Modal kerja yaitu selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Sedangkan total aktiva yaitu total kekayaan perusahaan baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sehingga, modal kerja/total aktiva merupakan rasio likuiditas yang paling valuable. X2 = Laba ditahan / Total aktiva Laba ditahan adalah laba yang diinvestasikan kembali. Sehingga, laba ditahan/total aktiva merupakan rasio leverage baru yang menunjukkan seberapa besar total aktiva perusahaan dibentuk oleh komponen laba ditahan. X3 = Perbandingan antara laba sebelum biaya / Total aktiva Perbandingan antara laba sebelum biaya yaitu penghasilan sebelum dikurangi bunga dan pajak. Sehingga, perbandingan antara laba sebelum biaya/total aktiva merupakan rasio profitabilitas yang mengukur produktivitas asset perusahaan dalam menghasilkan laba. X4 = Harga pasar saham / Nilai buku total hutang Harga pasar saham adalah nilai pasar saham dimana merupakan gabungan nilai pasar saham baik saham preferen maupun saham biasa. Sedangkan nilai buku total hutang adalah total perusahaan baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Rasio nilai pasar saham/nilai buku total hutang termasuk rasio solvabilitas yang
menunjukkan seberapa besar asset perusahaan dapat menurunkan nilai utang sebelum kewajiban melebihi asset dan perusahaan menjadi insolven. X5 = Penjualan / Total aktiva Rasio penjualan/total aktiva yang biasa disebut total asset turnover merupakan rasio aktivitas yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Rasio-rasio keuangan yang digunakan yaitu : 1. Rasio Leverage a. Rasio hutang. Rasio ini dihitung berdasarkan atas hutang jangka panjang (termasuk kewajiban membayar sewa guna/leasing). Rasio hutang = Total Hutang b. Total Debt to Equity Ratio. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang_ Modal Sendiri 2. Rasio Likuiditas a. Current Ratio. Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar
b. Quick Ratio. Rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar. Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar 3. Rasio Profitabilitas atau Efisiensi a. Rentabilitas Ekonomi. Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak dan aktiva yang digunakan yaitu aktiva operasional. Jika perusahaan memiliki aktiva non operasional, maka aktiva ini perlu dikeluarkan dari perhitungan. Rentabilitas Ekonomi = Laba Operasi b. Rentabilitas Modal Sendiri atau Return on Equity. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri sehingga digunakan angka laba setelah pajak. ROE = Laba Setelah Pajak_ Total Modal Sendiri c. Return on Investment (ROI). Menunjukkan besarnya laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. ROI = Laba Setelah Pajak
d. Net Profit Margin. Mengukur besarnya keuntungan operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak Penjualan e. Gross Profit Margin. Merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan. Gross Profit Margin = Penjualan Bersih Hpp Penjualan Bersih 4. Rasio Nilai Pasar a. Price Earning Ratio (PER). Rasio ini membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan). PER = Harga Saham Laba per Lembar Saham b. Market to Book Value Ratio Market Book Ratio = Harga Saham Nilai Buku per Saham
3.5. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia di Jalan Jendral Sudirman Tower 2 Kav.52-53 Jakarta 12910. Data yang diperoleh berupa neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas perusahaan dari tahun 2007-2009. 3.6. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis pada penelitian ini yaitu metode analisis Z-Score Altman, dengan rumus sebagai berikut : Zi = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Keterangan : X1 = Modal kerja/total aktiva X2 = Laba ditahan/total aktiva X3 = Laba sebelum biaya/total aktiva X4 = Harga pasar saham/nilai buku total hutang X5 = Penjualan/Total aktiva Darsono dan Ashari (2005) berpendapat bahwa pada metode analisis ini, perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,81 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada daerah kelabu, dengan nilai cut off untuk indeks ini adalah 2,675.
Dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yaitu : 1. Rasio Leverage a. Rasio hutang. Rasio hutang = Total Hutang b. Total Debt to Equity Ratio. Total Debt to Equity Ratio = Total Hutang_ Modal Sendiri 2. Rasio Likuiditas a. Current Ratio. Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar b. Quick Ratio. Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar 3. Rasio Profitabilitas atau Efisiensi a. Rentabilitas Ekonomi. Rentabilitas Ekonomi = Laba Operasi b. Rentabilitas Modal Sendiri atau Return on Equity (ROE). ROE = Laba Setelah Pajak_ Total Modal Sendiri
c. Return on Investment (ROI). ROI = Laba Setelah Pajak d. Net Profit Margin. Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak Penjualan e. Gross Profit Margin. Gross Profit Margin = Penjualan Bersih Hpp Penjualan Bersih 4. Rasio Nilai Pasar a. Price Earning Ratio (PER). PER = Harga Saham Laba per Lembar Saham b. Market to Book Value Ratio Market Book Ratio = Harga Saham Nilai Buku per Saham