Scanned by CamScanner

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016


PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

Scanned by CamScanner

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

L A P O R A N K I N E R J A

HASIL PENGAWASAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKES INSPEKTUR JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL KEMENKES RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Sosialisasi Wewenang dan Tugas, serta Website Inspektorat Utama 24 Maret 2017

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

IKHTISAR EKSEKUTIF 1. Peningkatan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku atas pelaksanaan anggaran dan kinerja.

I N S P E K T O R A T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105 Tahun 2010, tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal adalah melakukan pengawasan,

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

DUKUNGAN PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang. telah memberikan kemudahan sehingga dapat disusun Rencana Kerja

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

Transkripsi:

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG P eraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Instruksi Pemerintah Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) - pada pokoknya mengatur mengenai kewajiban setiap Kementerian/Lembaga (K/L) untuk mempertanggung-jawabkan akuntabilitas pelaksanaan APBN/APBD dan kinerja dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Sehubungan dengan ketentuan tersebut di atas, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan laporan kinerja tentang pencapaian sasaran dan kinerja berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Perjanjian Kinerja (PK), yang didasarkan kepada Arsitektur Dasar Informasi Kinerja (ADIK) tahun 2015. Laporan kinerja tersebut kemudian dituangkan dalam dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj). Penyusunan LKj di lingkungan Kementerian Luar Negeri didasarkan pada Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 01 Tahun 2012 tanggal 1 Februari 2012 tentang Pedoman Umum Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI. Sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Laporan Kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2015 disusun berdasarkan fakta-fakta pencapaian kinerja atau performance result selama tahun anggaran berjalan. LKj Inspektorat Jenderal juga menggambarkan efisiensi penggunaan anggaran, Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 1

beserta kendala yang dihadapi dalam upaya mengimplementasikan visi dan misi Inspektorat Jenderal selama tahun berjalan. B. TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Permenlu Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Inspektorat Jenderal Kemlu mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kemlu. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Permenlu tersebut, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri; 2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pamantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; 3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Luar Negeri; 4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Luar Negeri; dan 5. Pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal. C. STRUKTUR ORGANISASI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Inspektorat Jenderal didukung oleh 5 (lima) unit kerja eselon II, yaitu Sekretariat Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Wilayah I-IV. Setiap Inspektorat Wilayah membawahi Kelompok Jabatan Fungsional Auditor (JFA), yang terdiri dari Auditor Ahli dan Auditor Terampil. Masing-masing Auditor mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 2

berikut: Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal dapat digambarkan sebagai INSPEKTUR JENDERAL SEKRETARIS ITJEN INSPEKTUR WILAYAH I INSPEKTUR WILAYAH II INSPEKTUR WILAYAH III INSPEKTUR WILAYAH IV BAGIAN DPP BAGIAN UMUM BAGIAN KEUANGAN BAGIAN LAPAN I BAGIAN LAPAN II 1. Sekretariat Inspektorat Jenderal Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang perencanaan dan program kerja, peraturan perundang-undangan dan kertas kerja, kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan, tata persuratan dan dokumentasi, keuangan serta laporan dan analisis hasil pengawasan beserta tindak lanjutnya. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana dan program kerja pengawasan; Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 3

b. Pelaksanaan koordinasi evaluasi atas pelaksanaan rencana dan program kerja pengawasan; c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan naskah rancangan dan penghimpunan peraturan perundang-undangan di bidang pengawasan; d. Pelaksanaan koordinasi penyusunan norma kebijakan pengawasan; e. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian laporan hasil audit dan pemantauan penyelesaian tindak lanjut hasil audit serta pengawasan masyarakat; f. Penyampaian laporan hasil pengawasan dan penyelesaian tindak lanjutnya kepada instansi terkait; g. Penyajian analisis laporan hasil pengawasan; dan h. Pelaksanaan administrasi kepegawaian, rumah tangga dan perlengkapan, tata persuratan dan dokumentasi, serta pengelolaan keuangan. Struktur Organisasi Sekretariat Inspektorat Jenderal a. Bagian Data, Program, dan Perundang-undangan, terdiri dari Subbagian Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program, Subbagian Peraturan Perundang-undangan dan Subbagian Data dan Kertas Kerja; b. Bagian Umum, terdiri dari Subbagian Kepegawaian, Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan, dan Subbagian Tata Persuratan dan Dokumentasi; c. Bagian Keuangan, terdiri dari Subbagian Anggaran dan Subbagian Perbendaharaan; d. Bagian Laporan dan Analisis I, terdiri dari Subbagian A, Subbagian B, Subaggian C dan Subbagian D; e. Bagian Laporan dan Analisis II, terdiri dari Subbagian A, Subbagian B, Subaggian C dan Subbagian D. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 4

Komposisi Pegawai Sekretariat Inspektorat Jenderal 5% 0% 1%8% 20% 21% 17% 28% Eselon I: 0 Eselon II: 1 Eselon III: 5 Eselon IV: 14 Staf: 18 PDK: 11 BPKRT: 13 Arsiparis: 3 2. Inspektorat Wilayah I Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah I, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Asia Timur, Asia Selatan dan Tengah serta satuan kerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan. fungsi: Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah I menyelenggarakan a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah I; b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah I terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Luar Negeri; d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah I; dan e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah I. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 5

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah I 1, 8% 1, 8% 3, 25% Struktural: 1 Auditor: 7 Fungsional Diplomat: 3 BPKRT: 1 7, 59% 3. Inspektorat Wilayah II Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah II, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Eropa Barat, eropa Tengah dan Timur serta satuan kerja Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Direktorat Jenderal Multilateral, dan Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional. fungsi: Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah II menyelenggarakan a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah II; b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah II terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Luar Negeri; d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah II; dan e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah II. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 6

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah II 8% 8% 17% 67% Struktural: 1 Auditor: 8 Fungsional Diplomat: 2 BPKRT: 1 4. Inspektorat Wilayah III Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah III, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Afrika, Timur Tengah, dan satuan kerja Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal. Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah III menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah III; b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah III terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Luar Negeri; d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah III; dan e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah III. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 7

Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah III 18% 18% 9% 55% Struktural: 1 Auditor: 6 Fungsional Diplomat: 2 BPKRT: 2 5. Inspektorat Wilayah IV Melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Jenderal di bidang pengawasan intern pada Wilayah IV, yang meliputi Perwakilan RI di wilayah Pasifik, Amerika Utara dan Tengah, Amerika Selatan dan Karibia, serta satuan kerja Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Komunikasi. fungsi: Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Wilayah IV menyelenggarakan a. Penyiapan perumusan norma kebijakan pengawasan di Wilayah IV; b. Pelaksanaan pengawasan intern di Wilayah IV terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Luar Negeri; d. Penyusunan laporan hasil pengawasan intern pada Wilayah IV; dan Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 8

e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Wilayah IV. Komposisi Pegawai Inspektorat Wilayah IV 0% 8% 33% Struktural: 1 Auditor: 7 Fungsional Diplomat: 4 BPKRT: 0 59% D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Pada dasarnya Aspek Strategis Organisasi Inspektorat Jenderal tidak terlepas dari aspek eksternal maupun aspek internal organisasi, yang turut mempengaruhi pelaksanaan tugas pengawasan intern yang dilakukan terhadap seluruh satuan kerja (satker) Kemlu di Pusat dan Perwakilan RI. Sebagai bagian dari fungsi manajemen organisasi, pengawasan intern merupakan fungsi manajemen yang memainkan peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Peran penting pengawasan tersebut tercermin dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sesuai pasal 931-932 Permenlu Nomor 07 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri. Dalam rangka memperkuat pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di Kemlu dan Perwakilan Republik Indonesia, Permenlu Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang merupakan implementasi dari Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 9

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, lahir sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan pengelolaan keuangan negara yang ekonomis, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Pelaksanaan kegiatan pengawasan intern meliputi audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi, dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Sejalan dengan perubahan paradigma pengawasan, Inspektorat Jenderal melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan peran aparat pengawas intern, yaitu sebagai Pendeteksi Dini, Konsultan dan memberikan kualitas keyakinan yang memadai (quality assurance) atas penyelenggaraan kegiatan satker. Dengan demikian, diharapkan hasil pengawasan Inspektorat Jenderal dapat memberi kontribusi dalam pengambilan kebijakan Pimpinan Kemlu untuk lebih meningkatkan kinerja Kemlu secara keseluruhan. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 10

MEKANISME PENGENDALIAN ITJEN PARTNERSHIP EARLY WARNING RISK CONTROL QUALITY ASSURANCE KETAATAN PADA ATURAN DAN PELAKSANAAN SPIP ITJEN AUDIT ANGGARAN AUDIT KINERJA DENGAN AUDIT TUJUAN 12 SATKER KEMLU DAN 132 SATKER PERWAKILAN AKUNTABIL ITAS LAPKEU LAKIP TERTENTU PELAKSANAAN TUPOKSI DAN CAPAIAN KINERJA BERORIENTASI HASIL YANG EFEKTIF DAN EFISIEN Terkait dengan peran sebagai quality assurance, Inspektorat Jenderal memegang peranan yang turut berkontribusi terhadap diperolehnya keyakinan bahwa kegiatan suatu instansi atau satker telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip atau tujuan reformasi birokrasi. Sejalan dengan prinsip organisasi tersebut pada tahun anggaran 2014 Inspektorat Jenderal telah melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan dan alokasi anggaran yang tersedia, antara lain yaitu: 1. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dalam negeri dan luar negeri. 2. Reviu Laporan Keuangan (LK) Kementerian Luar Negeri 3. Penanganan Pengaduan Masyarakat 4. Pendampingan dan Konsultasi Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 11

5. Evaluasi Laporan Kinerja 6. Pemantauan Pemetaan Potensi Permasalahan 7. Penerbitan Pedoman Early Waning System 8. Distribusi bahan-bahan informasi Guna menunjang peran Inspektorat Jenderal sebagai Konsultan Kemlu dan dalam rangka melakukan pencegahan timbulnya permasalahan manajemen yang dihadapi oleh satker, maka Inspektorat Jenderal telah menerbitkan berbagai pedoman early warning. Pendekatan ini telah berjalan dengan baik dan mendapatkan tanggapan positif dari satker di dalam negeri maupun di luar negeri dan telah banyak membantu pencegahan potensi masalah. Namun demikian, efektivitas pengendalian juga tergantung kepada tanggungjawab satker. Potensi masalah dapat dihindari apabila setiap satker menerapkan disiplin dan tertib dalam mengelola sumber daya publik yaitu anggaran belanja negara, barang milik negara, dan sumber daya manusia. Melalui pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal, dapat diketahui apakah suatu satker di Pusat dan Perwakilan RI telah melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya mengacu pada rencana, kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menerapkan prinsip Ekonomis, Efektif dan Efisien (3E). Selain itu, peran Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawasan Intern diperlukan untuk mendorong terwujudnya akuntabilitas, guna mendukung Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik, ekonomis, efektif, efisien, transparan, dan bersih dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tahun 2015 merupakan tahun penuh tantangan bagi Kementerian Luar Negeri, terutama Inspektorat Jenderal. Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal menetapkan Laporan Keuangan Kemlu Tahun 2015 harus mendapatkan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Perjanjian Kinerja tersebut, telah dicapai dan terpenuhi sesuai target. Untuk mempertahankan capaian tersebut, diperlukan tertib Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 12

administrasi pengelolaan keuangan dan barang milik negara yang dilakukan oleh seluruh satker Kemlu yang berjumlah 144 baik di dalam negeri (12 satuan kerja) maupun di luar negeri (132 satuan kerja). Dalam rangka mencapai hal tersebut, tugas Inspektorat Jenderal menjadi penuh dinamika, karena seluruh aparat Inspektorat Jenderal harus menguasai Sistem Akuntansi Pemerintah baik untuk anggaran belanja dan barang milik negara. Hal ini membutuhkan Inspektorat Jenderal yang solid dan kokoh baik dari aspek organisasi dan kelembagaan; aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan; pelaksanaan fungsi APIP dengan benar sebagai konsultan Kemlu; maupun aspek Sumber Daya Manusia yang akan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Itjen. Pada umumnya arti strategis organisasi Inspektorat Jenderal ditentukan dalam 4 (empat) aspek, yaitu: - Aspek Organisasi dan Kelembagaan Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap aspek organisasi dan kelembagaan, Inspektorat Jenderal selama tahun 2015 secara keseluruhan telah tertata dengan baik. Hal ini tercermin dari pelaksanaan tugas dan fungsi dari Sekretariat Itjen dan Inspektorat Wilayah telah sesuai dengan komitmen kerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK) masing-masing eselon II Itjen. Berkaitan dengan aspek kelembagaan dalam rangka mendukung organisasi Itjen, telah sesuai dengan kebutuhan. Dalam kaitan ini, Itjen telah memiliki instrumen organisasi yang cukup memadai guna menunjang pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian. Namun demikian, di masa depan masih perlu dilakukan kajian agar instrumen kelembagaan dapat mendukung peran Itjen sebagai Aparat Pengawas Internal Kemlu yang menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan organisasi. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 13

- Aspek Tata Laksana, Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan Kegiatan Menyadari pentingnya masalah kelembagaan, capacity building merupakan salah satu kegiatan yang menjadi prioritas Inspektorat Jenderal sesuai dengan evaluasi yang dilaksanakan atas aspek perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan/pertanggungjawaban kegiatan, telah berjalan baik dan sejalan dengan siklus akuntabilitas publik. Hal ini tampak dari capaian output yang telah sesuai dengan target, namun belum sepenuhnya berorientasi hasil atau manfaat. Dalam menjalankan pengawasan dan pengendalian telah dilakukan berbagai perubahan yang cukup mendasar dan sesuai dengan kebutuhan, terutama dalam pelaksanaan audit keuangan dan audit kinerja. Hasil pelaksanaan audit yang dilakukan hingga saat ini jauh lebih baik dan bermanfaat bagi perbaikan satuan kerja. Walaupun disadari belum sempurna namun audit yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal mulai mengarah kepada penilaian manajemen resiko dan secara bertahap telah berorientasi outcome. Untuk mempertajam hasil pelaksanaan audit dan meningkatkan kualitas audit, maka perlu segera dilakukan kajian mengenai penilaian kinerja dan penetapan kriteria ekonomis, efektif dan efisien, transparan dan akuntabel. Disamping itu, penyajian laporan masih perlu ditingkatkan kualitasnya, termasuk rekomendasi hasil audit harus dapat memberikan jawaban (solusi) terhadap permasalahan-permasalahan manajemen dan tidak menimbulkan persoalan baru. - Aspek Sumber Daya Manusia Inspektorat Jenderal Melalui berbagai kegiatan Program Pengembangan Mandiri (PPM) yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan auditor Inspektorat Jenderal, telah berdampak positif terhadap hasil pengawasan dan pengendalian. Namun perlu kiranya dicatat bahwa tantangan yang dihadapi oleh Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 14

Inspektorat Jenderal sebagai APIP sesuai dengan PP 60 tahun 2008, yaitu sebagai konsultan; dapat memberikan early warning; memberikan quality assurance; dan menyediakan informasi bagi pimpinan dan satuan kerja dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja. Dalam kondisi seperti ini, Itjen perlu memberikan perhatian khusus dalam membina dan memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang ada, khususnya dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas auditor. Komposisi Auditor Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional Auditor Komposisi Auditor Inspektorat Jenderal 7% 4% 4% 14% Auditor Madya: 4 Auditor Muda: 15 18% Auditor Pertama: 5 Auditor Penyelia: 2 53% Auditor Pelaksana Lanjutan: 1 Auditor Pelaksana: 1 - Aspek Kepuasan Klien Audit yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal sepanjang tahun 2015 sudah terfokus pada compliance audit dan performance audit. Berdasarkan evaluasi Obyek Audit atas kinerja tim audit Inspektorat Jenderal, satker menyatakan kepuasan atas audit yang dilaksanakan, dimana Inspektorat Jenderal mulai berperan sebagai konsultan dalam melakukan penilaian resiko yang dihadapi satker. Demikian pula upaya early warning dan pendampingan Inspektorat Jenderal telah berjalan dengan baik dan Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 15

mendapatkan sambutan baik dari satker. Hal ini tercermin dari banyaknya permintaan pendampingan oleh satker terkait. Peningkatan Pengawasan Dan Pengendalian Tahun 2015 Dalam rangka mengukur akuntabilitas Satuan Kerja dalam mengelola anggaran belanja, barang milik negara, sumber daya manusia guna mencapai kinerja yang diharapkan, maka Inspektorat Jenderal mengembangkan 4 (empat) dasar aspek Pengawasan dan Pengendalian, yaitu: 1. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban sumber daya publik (anggaran belanja, barang milik negara, dan sumber daya manusia) agar memenuhi prinsip-prinsip transparansi dan akuntabel (accountability aspect). 2. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan yang berpotensi menjadi masalah, terutama menyangkut pelaksanaan tata kelola anggaran belanja dan barang milik negara Satuan Kerja (compliance aspect). 3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas aspek capaian kinerja substansi Satuan Kerja, melalui pendekatan pelaksanaan tugas dan fungsi yang tepat sasaran sesuai dengan indikator capaian target misi Satuan Kerja (performance aspect). 4. Peningkatan pengawasan dan pengendalian atas aspek tata kelola organisasi, antara lain pembenahan penegakan aturan melalui pembuatan standar kebijakan internal (structure); kebijakan dan metode pencapaian kinerja (strategy); perbaikan sistem kerja melalui penyusunan mekanisme kerja dan pembuatan SOP (system); peningkatan kompetensi staff (staff competence); Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 16

gaya kepemimpinan (style leadership); dan penegakan disiplin, integritas dan kapasitas staf (capacity aspect). Melalui pendekatan tersebut di atas, Itjen Kemlu akan melakukan penajaman pelaksanaan kegiatan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Setiap audit yang dilakukan harus dapat menghasilkan hasil audit yang berkualitas, sehingga dapat mendorong pemanfaatan anggaran Satuan Kerja untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Dalam kaitan ini, seluruh auditor Itjen harus dapat melakukan pengawasan keterkaitan antara Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, dengan penggunaan anggaran, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) dan merealisasikan amanat PermenPAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 2. Peningkatan kegiatan pemetaan potensi masalah Satker, sehingga pimpinan dapat dengan cepat mendeteksi tingkat resiko permasalahan yang dihadapi Satker. Untuk itu, akan segera dikeluarkan Peraturan Inspektur Jenderal tentang Panduan Pemetaan Satuan Kerja yang akan menjadi acuan dalam melakukan pemetaan pada satuan kerja. 3. Peningkatan kualitas laporan analisa permasalahan yang dihadapi oleh Satker, sehingga dapat digambarkan kecenderungan-kecenderungan permasalahan dan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan oleh Satker. E. TANTANGAN DAN ISU-ISU STRATEGIS TAHUN 2015 Dalam mewujudkan Tata Pemerintahan Yang Bersih dan Baik di Kemlu, Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dan Kesekjenan mendapat tantangan untuk melaksanakan tugas-tugas baru sebagai amanah Peraturan Nasional yang belum tercantum dalam Permenlu Nomor 07 Tahun 2011. Tugas-tugas baru Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 17

tersebut bertujuan untuk mempercepat upaya pencapaian tujuan Reformasi Birokrasi di setiap Kementerian/Lembaga. Terkait dengan hal tersebut, pada tahun 2015 Inspektorat Jenderal, dalam hal ini Sekretariat Inspektorat Jenderal juga telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait di Kemlu dan non Kemlu untuk membangun berbagai infrastruktur untuk mendorong percepatan Reformasi Birokrasi di Kemlu dan Perwakilan RI, antara lain melalui Pembangunan Zona Integritas, Penanganan Whistleblowing System dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, Pelaporan Laporan Harta Kekayaan Aparat Sipil Negara (LHKASN), Pengawasan Implementasi SPIP, Penanganan Gratifikasi, Penanganan Benturan Kepentingan, melakukan Penilaian Mandiri terhadap Pelaksanaan Reformasi Birokkrasi (PMPRB), serta menjadi koordinator dalam melakukan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Reviu Laporan Kinerja (LKj) Kemlu. Disamping itu sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2015, Sekretariat Inspektorat Jenderal juga melakukan Penataan Penguatan Organisasi di Inspektorat Jenderal dengan menyusun Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang baru dan menyusun suatu rangkaian Bisnis Proses, keterkaitan hubungan kerja antara Inspektorat Jenderal dengan berbagai Satuan Kerja lain terkait di Kemlu. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 18

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Renstra (Keterkaitan Antara Visi Misi Kementerian Luar Negeri dengan Visi Misi Visi Kemlu: Visi Itjen: Inspektorat Jenderal) Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat Misi Kemlu: 1.Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai Negara maritim dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional; 2.Memantapkan Peran Kemenlu sebagai penjuru pelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku kepentingan nasional; 3.Mewujudkan kapasitas Kemenlu dan Perwakilan RI yang mumpuni. Terwujudnya Pengawasan dan Pengendalian Intern yang dilakukan secara independen, objektif, profesional, berintegritas, dan akuntabel guna mendukung keberhasilan diplomasi untuk kepentingan rakyat Sasaran Strategis Itjen: 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien; 2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan; 3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker; 4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Misi Itjen: 1. Meningkatkan fungsi konsultasi, deteksi dini pada pengawasan dan pengendalian intern; 2. Memperkuat implementasi penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Kemlu; 3. Meningkatkan kualitas Audit Kinerja dalam pengawasan dan pengendalian intern; 4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya publik; 5. Memperkuat infrastruktur manajemen pengawasan dan pengendalian intern. IKU Itjen: 1. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.; 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 3. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. 4. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Luar Negeri Rp. 24.891.900.000,- Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 19

B. Perjanjian Kinerja Itjen 2015 Program : Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Luar Negeri Kegiatan : Pengawasan Perwakilan RI Total Anggaran : Rp. 24.891.900.000,- Perjanjian Kinerja Itjen TA 2015 Sasaran Strategis Indikator Sasaran Target (1) (2) (3) Meningkatnya Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat 80% akuntabilitas kinerja dan Perwakilan yang memenuhi Satker yang terencana, kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. terukur, ekonomis, efektif & efisien Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu 90% indeks 5 85% Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Gambaran Umum R encana pelaksanaan Program dan Kegiatan Inspektorat Jenderal tahun 2015 dituangkan melalui dokumen Arsitektur Dasar Informasi Kinerja (ADIK) 2015. Setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) disahkan, usulan kegiatan maupun anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan Program dan Kegiatan sebagaimana yang diusulkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015. Sesuai DIPA tahun 2015, Inspektorat Jenderal memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 24.891.900.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan 1 program dan 4 kegiatan berdasarkan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal, serta 1 kegiatan dukungan manajemen dan operasional perkantoran Inspektorat Jenderal. Keberhasilan pencapaian visi dan misi serta pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal, tidak terlepas dari faktor-faktor baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Faktor-faktor yang muncul sepanjang pelaksanaan Program dan Kegiatan Inspektorat Jenderal, diantaranya adalah: 1. Diterbitkannya Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI sebagai implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Kementerian/Lembaga. 2. Perubahan metode penganggaran pemerintah dari sistem item line budget menjadi penganggaran dengan pendekatan berbasis kinerja, yang berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Penganggaran dengan pendekatan kinerja yang Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 21

dikenal dengan istilah Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) disusun dengan orientasi output dan outcome. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien sehingga akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. ABK juga mempengaruhi perkembangan pola audit Aparat Pengawas Inspektorat Jenderal, yang semula berfokus pada Compliance Audit diperluas dengan Performance Audit. 3. Munculnya beberapa permasalahan yang memerlukan penanganan khusus. Pelaksanaan tugas terkait dengan Audit Dengan Tujuan Tertentu tidak dapat direncanakan sebelumnya, sehingga perlu diantisipasi ketersediaan anggaran agar kegiatan tersebut dapat berjalan seiring dengan kegiatan lain yang telah direncanakan. 4. Pertimbangan resiko audit melalui pemetaan obyek audit dan sinkronisasi jadwal audit yang dilakukan oleh Aparat Pengawas Ekstern. Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian pada tahun 2015, Inspektorat Jenderal masih menghadapi beberapa kendala diantaranya: 1. Jumlah SDM di Inspektorat Jenderal yang fluktuatif, dimana saat ini dapat dilihat bahwa di awal tahun 2015 terdapat penambahan beberapa PDLN baru di lingkungan Itjen yang berasal dari staf yang telah menyelesaikan penempatan. Namun di pertengahan tahun terdapat pengurangan jumlah staf PDLN di lingkungan Itjen, terutama karena adanya mutasi staf yang ditempatkan ke luar negeri dan menjalankan tugas belajar. Fluktuatif (pengurangan) SDM mengakibatkan jumlah pegawai yang menguasai permasalahan menjadi terbatas, dan mutasi SDM mengharuskan pegawai mempelajari tugas pokok dan fungsi yang baru, sehingga memerlukan waktu untuk penyesuaian guna menjamin program kerja yang telah disusun ditahun berjalan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana di awal tahun, yang tercermin dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun anggaran 2015. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 22

Gambaran perbandingan komposisi SDM di Inspektorat Jenderal antara Januari 2015 dengan Desember 2015 adalah sebagai berikut: N o Unit Jumlah Seluruh SDM Struktural Auditor Fungsional Diplomat BPKRT Staf Magang (PDK dan BPKRT) Staf PDDN (selain Auditor) Mutasi (ke luar negeri) Tugas Belajar Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des Jan Des 1 Set. Itjen 57 50 19 20 0 0 9 4 8 9 0 0 19 18 0 9 2 3 2 Itwil I 10 12 1 1 6 7 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Itwil II 13 12 1 1 8 8 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4 Itwil III 10 11 1 1 6 6 2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Itwil IV 12 12 1 1 8 7 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Total 102 97 23 24 28 28 16 11 11 13 0 0 19 18 0 10 3 3 Keterangan : 1) Jumlah Pegawai Honorer Itjen pada bulan November / Desember 2014 adalah 6 (enam) orang diluar jumlah pegawai diatas. 2) Terdapat pegawai yang menjalankan cuti di luar tanggungan Negara yaitu : Sdr. Helmi Hamzah (per 1 februari 2013), Sdr. Simon H. Hutasoit (per 1 Juli 2013) dan Sdri. Dayana Pratiwi (per 1 Juli 2014) 2. Tanggapan dan tindak lanjut dari satker terkait yang seringkali kurang cepat. 3. Dengan adanya tugas tambahan yang mendesak di Sekretariat Inspektorat Jenderal mengakibatkan seringnya pelaksana kegiatan terlambat dalam menyusun TOR dan RAB. 4. Kurangnya keakurasian data dan frekuensi pertemuan dengan BPKP yang mengakibatkan lambatnya progress tindak lanjut temuan BPKP. 5. Dari segi perencanaan, masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai waktu yang direncanakan karena overlapping dengan jadwal pelaksanaan kegiatan lainnya. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 23

Sebagai upaya mengatasi kendala, Inspektorat Jenderal telah melakukan langkahlangkah penanganan kendala, sebagai berikut: 1. Jumlah SDM yang berkurang diatasi dengan memberdayakan seluruh SDM yang ada semaksimal mungkin dan meningkatkan SDM yang berkualitas dengan berbagai kegiatan Program Pengembangan Mandiri (PPM) antara lain : Bimbingan Teknis, FGD, pelatihan auditor, sosialisasi, dan lainnya. 2. Perlunya penetapan formasi jabatan fungsional auditor yang dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah dan susunan jabatan fungsional auditor Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan beban kerja yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara profesional serta memungkinkan pencapaian jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat. 3. Evaluasi dan Uraian Pelaksanaan Tugas telah dimiliki oleh pegawai Inspektorat Jenderal, namun masih diperlukan penjabaran secara lebih lengkap dan terperinci atas uraian tugas tersebut. 4. Perlunya kesadaran masing-masing pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya masing-masing serta supervisi yang memadai dari para atasan langsung dalam penyelesaian tugas-tugas pegawai. 5. Peningkatan koordinasi dengan satker terkait sehingga tanggapan maupun tindak lanjut dari satker terkait dapat lebih cepat diterima maupun dilaksanakan. 6. Terkait dengan penghematan anggaran, dilaksanakan penyesuaian atas pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan tetap dapat terlaksana. Beberapa penyesuaian yang dilaksanakan antara lain dengan mengurangi kegiatan pertemuan di hotel dan dalam pelaksanaan PKPT luar negeri dilakukan pengurangan jumlah perwakilan dan hari kerja pelaksanaan. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 24

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka peningkatan kinerja Itjen: 1. Tertib pendokumentasian/pengarsipan atas dokumen-dokumen pelaksanaan kegiatan sebagai bukti capaian kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal perlu ditingkatkan. 2. Mengingat keterbatasan jumlah SDM dan proyeksi mutasi pegawai pada Sekretariat Inspektorat Jenderal, perlu dilakukan sharing knowledge secara berkesinambungan dan penempatan staf yang disesuaikan dengan pemetaan jabatan yang ditetapkan oleh Kemen PAN & RB. 3. Tertib kerja perlu dievaluasi dengan baik setiap saat sehingga setiap staf dapat lebih kompeten dan produktif. 4. Masih dibutuhkan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan SDM Itjen, sebagaimana telah dilaksanakan pada TA 2015. Hal ini diperlukan mengingat makin meningkatnya tantangan yang dihadapi Itjen. 5. Penajaman pelaksanaan Kegiatan masih perlu ditingkatkan dalam hal pembuatan laporan analisa permasalahan Satuan kerja sehingga dapat digambarkan kecenderungan-kecenderungan permasalahan dan perbaikan-perbaikan yang telah tercapai di Satuan kerja. 6. Perlu dibentuk forum diskusi mengenai temuan audit sehingga dapat tercipta persamaan presepsi dalam menafsirkan suatu aturan. 7. Produk-produk Early Warning yang dikeluarkan Inspektorat Jenderal perlu disosialisasikan kepada Satuan Kerja dan Pemeriksa Eksternal. Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 25

B. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 NO SASARAN ESELON I IKU ESELON I INFORMASI KINERJA JUMLAH % DATA DUKUNG 1 Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja dengan Kategori Baik 20 80% Kertas kerja indeks penilaian akuntabilitas tata kelola sumber daya publik Laporan Hasil Audit Laporan APIP Itjen Jumlah Satker yang diaudit 25 2 Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Jumlah LK yang memenuhi SAP Jumlah LK yang direviu 40 100% 40 Laporan Rekonsiliasi SAKPA-SIMAK BMN Laporan Hasil Reviu 3 Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan. Indeks 7 140% Kertas Kerja Penilaian SPIP Laporan Hasil Audit Indeks 5 Laporan Hasil Audit SPIP BPKP Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 26

NO SASARAN ESELON I 4 Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. IKU ESELON I Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu INFORMASI KINERJA Prosentase (Indeks) kualitas dukungan manajemen JUMLAH % 92,93% (indeks 8) DATA DUKUNG 109,32 Laporan Pelaksanaan SPIP Laporan Realisasi Anggaran Dokumen SAKIP Itjen Renstra Itjen Laporan Monev, PKK dan Renaksi Itjen Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit 85% (indeks 7) Laporan Kunjungan Pengawasan dan Pengendalian Irjen Laporan Kunjungan Pengawasan dan Pengendalian Sesitjen Laporan BMN Laporan Pelaksanaan Evaluasi AKIP C. Analisis Pencapaian Sasaran Tahun 2015 memiliki arti strategis bagi Inspektorat Jenderal dalam upaya mendorong penguatan organisasi Kementerian Luar Negeri yang profesional dan bersih dalam rangka mendukung tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. Pada periode tersebut, selain tugas-tugas rutin di bidang pengawasan dan pengendalian, Inspektorat Jenderal mendapat tugas-tugas strategis antara lain memulai penerapan evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia, koordinator penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan penguatan intensitas pengawasan/ pengendalian terhadap upaya Kementerian untuk mempertahankan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian. Arti strategis periode tersebut juga mendapat kualifikasi tambahan berupa kewajiban untuk menjalankan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 27

2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Keberhasilan melaksanakan tugas-tugas strategis tersebut dengan baik sangat ditentukan oleh kinerja Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Peraturan Menteri Luar Negeri No. 02 tahun 2013 tentang Pedoman Pengawasan Intern Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia telah dikeluarkan sebagai salah satu landasan untuk memperkuat upaya pengawasan dan pengendalian intern terutama dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kementerian Luar Negeri. Keberhasilan tugas-tugas strategis tersebut merupakan implementasi dari tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai pengawas internal dengan paradigma baru yang berorientasi kepada perbaikan satuan kerja (sistem manajemen kinerja dan anggaran) dengan prinsip-prinsip kemitraan dan konsultasi untuk mencegah masalah. Sejalan dengan upaya pencapaian nilai, prinsip, tugas, dan sasaran di atas, Inspektorat Jenderal juga melihat keperluan untuk terus meningkatkan kualitas pengawasan internal, antara lain melalui evaluasi rutin terhadap kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal guna tercapainya penguatan organisasi dan kelembagaan, tata laksana kerja (proses bisnis), dan kompetensi SDM. Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi di bidang pengawasan, Inspektorat Jenderal telah menetapkan sasaran yang akan dicapai, yaitu: 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien. 2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan. 3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker. 4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. Pencapaian sasaran tersebut diimplementasikan melalui pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian yang terdiri dari audit kinerja dalam negeri, audit kinerja luar negeri, koordinasi pengawasan dengan satuan kerja di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait, serta rekomendasi pengawasan dan kegiatan penunjang lainnya. Capaian sasaran di atas diukur sebagai berikut: Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 28

c.1. Sasaran Strategis I Capaian sasaran strategis Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien ditandai dengan IKU yaitu: Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran: (Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja dengan Kategori Baik / Jumlah Satker yang diaudit) x 100% Capaian sasaran strategis I berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini: No Indikator Kinerja Utama (IKU) Target (%) Tahun 2015 Realisasi (%) Capaian (%) 1. Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. 80 80 100% Capaian Rata-rata IKU 100% Analisa IKU I Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU-1 yaitu Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja, Inspektorat Jenderal mencatat bahwa dari target 25 jumlah Satker yang diadit, sebanyak 20 Satker telah memenuhi kriteria standar penilaian audit kinerja dengan kategori Baik. Dengan demikian, capaian untuk IKU tersebut adalah sebesar 80% sebagaimana tabel di bawah ini: IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH % IKU 1 Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. Jumlah Satker yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja dengan Kategori Baik. Jumlah Satker yang diaudit 20 25 80% Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 29

c.2. Sasaran Strategis II Capaian sasaran strategis Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan ditandai dengan IKU yaitu: Persentase Laporan Keuangan (LK) yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran: (Jumlah LK yang memenuhi SAP / Jumlah LK yang direviu) x 100% Capaian sasaran strategis II berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini: No Indikator Kinerja Utama (IKU) Target (%) Tahun 2015 Realisasi (%) Capaian (%) 1. Persentase Laporan Keuangan (LK) yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 90 100 111,11 Capaian Rata-rata IKU 111,11% Analisa IKU II Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU-2 Persentase Laporan Keuangan (LK) yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Inspektorat Jenderal mencatat bahwa dari target 40 Jumlah LK yang direviu, sebanyak 40 LK telah memenuhi SAP, sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini: IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH % IKU 2 Persentase Laporan Keuangan (LK) yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan Jumlah LK yang memenuhi SAP 40 Jumlah LK yang direviu 40 100% Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 30

(SAP). c.3. Sasaran Strategis III Capaian sasaran strategis Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker, ditandai dengan IKU yaitu: Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran: Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan. Nilai Indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja diukur dengan pembagian 3 (tiga) komponen kegiatan yakni: a. Evaluasi AKIP b. Review RKA-KL c. Penilaian SPIP Capaian sasaran 3 berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini: Tahun 2015 No Indikator Kinerja Utama (IKU) Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) 1. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan Indeks 5 Indeks 8 140 penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. Capaian Rata-rata IKU 140% Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 31

Analisa IKU III Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU 3 yaitu Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern, Inspektorat Jenderal mencatat bahwa dari Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan dengan target nilai indeks 5, tercatat capaian kinerja mencapai indeks 7. Dengan demikian, capaian untuk IKU tersebut adalah sebesar 140 % sebagaimana tabel di bawah ini: IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH % IKU 3 Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. Realisasi Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan. Target Indeksasi dari setiap pelaksanaan komponen kegiatan. 7 5 140% c.4. Sasaran Strategis IV Capaian sasaran strategis Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri, ditandai dengan IKU yaitu: Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 32

IKU tersebut diperoleh dengan formulasi pengukuran: Prosentase (Indeks) kualitas dukungan manajemen Capaian sasaran 4 berdasarkan hasil perhitungan dari indikator kinerja utama sebagaimana tabel dibawah ini: Tahun 2015 No Indikator Kinerja Utama (IKU) Target (%) Realisasi (%) Capaian (%) 1. Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung 85% (Indeks 7) 92,93% (Indeks 8) 109,32 keberhasilan pengawasan intern Kemlu Capaian Rata-rata IKU 109,32% Analisa IKU IV Sepanjang tahun 2015, dalam hal capaian IKU 4 yaitu Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu, Inspektorat Jenderal mencatat bahwa dari target 85%, tercatat capaian kinerja mencapai 92,93%. Dengan demikian, capaian untuk IKU tersebut adalah sebesar 109,32 % sebagaimana tabel di bawah ini: IKU ESELON II INFORMASI KINERJA JUMLAH % IKU 4 Persentase peningkatan dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern Kemlu. Realisasi Prosentase (Indeks) kualitas dukungan manajemen 92,93% Target Prosentase (Indeks) kualitas dukungan manajemen 85% 109,32% Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 33

Dari analisa pencapaian Sasaran I, II, III dan IV, maka secara rata-rata capaian Sasaran Inspektorat Jenderal adalah sebesar 115,11% dapat diuraikan sebagai berikut: No Sasaran Tahun 2015 Capaian (%) 1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur, ekonomis, efektif & efisien. 100% 2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan. 3. Meningkatnya efektifitas kegiatan pengendalian untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi akuntabilitas kinerja Satker. 4. Meningkatnya dukungan manajemen yang baik dalam mendukung keberhasilan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Luar Negeri. 111,11% 140% 109,32% Capaian Rata-rata 115,11% D. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2015 Sesuai DIPA TA 2015, alokasi pagu anggaran Inspektorat Jenderal sebesar Rp. 24.891.900.000,-. Realisasi anggaran Inspektorat Jenderal per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut : No Uraian IKU Pagu (Rupiah) Realisasi (Rupiah) % Realisasi 1. Pengawasan Perwakilan RI wilayah Asia dan Kemlu I 1. Persentase satuan kerja di Inspektorat Wilayah I yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. 2. Persentase Laporan 1.144.871.000 1.141.640.774 99,72 % Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 34

2. Pengawasan Perwakilan RI wilayah Eropa dan Kemlu II Keuangan (LK) Satuan Kerja yang memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) di wilayah kerja Inspektorat Wilayah I. 3. Persentase kepuasan Satuan Kerja atas pelaksanaan konsultasi, pendampingan dan koordinasi oleh Inspektorat Wilayah I. 4. Nilai indeks akuntabilitas kinerja dan penganggaran Satuan Kerja di Wilayah I yang memenuhi unsur Sistem Pengendalian Intern. 1. Persentase Satuan Kerja di wilayah kerja Inspektorat Wilayah II yang memenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja. 2. Persentase Laporan Keuangan (LK) Satuan Kerja di 1.413.567.000 1.404.159.437 99,33 % Laporan Kinerja 2015 Inspektorat Jenderal 35