BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

/ Nur'aini. Nur'aini*

BAB II KAJIAN TEORITIS

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP. pemustaka dari luar Universitas Gadjah Mada yang berkunjung ke perpustakaan

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. politeknik, dan akademi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai bagian atau unit

BAB I. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

PENELUSURAN EJOURNAL Institut Teknologi Bandung. Yoka Adam N. / Bagian Layanan Referensi dan Pemanduan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEDOMAN AKSES E-BOOK (ELECTRONIC BOOK)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN E-BOOK

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

Manjemen Perpustakaan Khusus

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. sebuah perpustakaan di lingkungan pendidikan tinggi (akademi, universitas,

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

Pengelolaan Jurnal Elektronik

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

BAB II KAJIAN TEORITIS

LAPORAN TAHUNAN SUB SEKSI JARINGAN DAN INFORMASI TEKNOLOGI PERPUSTAKAAN

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN AKSES E-JOURNAL. Oleh: Evi Yulfimar, S.Sos Pustakawan Muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

Pemanfaatan Google Drive Dalam Pengembangan Electronic Document Delivery : Pendekatan Aplikatif Untuk Peningkatan Kinerja Pustakawan

Universitas Brawijaya Preparing and Publishing Online Journal by Rizki Trisnadi

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin

POLA RUJUKAN SUMBER ACUAN PADA JURNAL PENELITIAN PERTANIAN TERAKREDITASI Referral Pattern of References on Accredited Agricultural Research Journal

Toko buku..., Putu Arya Djuanta, FIB UI, 2009

Seminar Pendidikan Matematika

BIMBINGAN PEMAKAI SUMBER-SUMBER RUJUKAN PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK, KARYA REKAM, DAN KARYA ELEKTRONIK

PEMBUATAN INDEKS BERANOTASI JURNAL SUBJEK EKONOMI DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

ANALISIS PEMANFAATAN JURNAL ELEKTRONIK PROQUEST MEDICAL LIBRARY

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Revolusi informasi dewasa ini dipacu oleh teknologi informasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi merupakan tempat untuk menghimpun, mengolah serta menyebarkan informasi yang relevan yang mampu menunjang pelaksanaan penelitian seseorang. Salah satu bahan pustaka berupa sumber informasi di perpustakaan adalah karya ilmiah. Karya ilmiah yang tersedia salah satu berbentuk jurnal. Jurnal berisi hal-hal yang bersifat ilmiah dan informasinya merupakan hasil dari penelitian para peneliti dan terbit secara berkala. Jurnal menyediakan informasi mutakhir yang terkadang tidak didapat dari sumber bacaan seperti buku. Sifatnya lebih aktual karena sering mempertautkan masalah di lapangan dengan tinjauan teoritis. Jurnal juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan karya ilmiah baru. Dalam perkembanganya jurnal memiliki dua format yang dapat diakses oleh pemustaka yaitu: format tercetak dan format elektronik/digital. Format tercetak maksudnya jurnal yang fisiknya dibentuk seperti dokumen dan terjilid. Jurnal tercetak informasinya dapat langsung dinikmati ketika jurnal tersebut sudah diterbitkan dalam format buku oleh penerbitnya. E-Journal dipahami sebagai publikasi ilmiah dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number) yang format dokumennya biasanya HTML dan PDF. Salah satu upaya perpustakaan USU dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa adalah dengan mengakses jurnal ilmiah yang dibutuhkan sesuai kebutuhan informasi yang diperlukan. Perpustakaan USU cabang Fakultas Kedokteran berdiri pada Agustus tahun 2008. Jumlah kunjungan mahasiswa ke Perpustakaan USU cabang Kedokteran pada tahun 2012 sebanyak 10.083 orang dari mahasiswa SI Program Studi Kedokteran Umum. Perpustakaan USU cabang Fakultas Kedokteran memiliki jurnal tercetak pada tahun 2012 berjumlah 115 judul dengan 386 eksemplar bidang kedokteran dan kesehatan, termasuk medical medicine, annual of laboratory medicine, medical science, psychopharmacology and neuroscience, cios, cancer researh, diabetes and metabolism journal, urology, health environment, ilmu kesehatan kulit dan kelamin, indonesian journal of urology, obstetrics, ophtamologi, pyshiatry, radiologi, internal medicine, dan lain-lain. Selain jurnal tercetak,

Perpustakaan USU melanggan sekitar 7 database jurnal elektronik dengan jumlah sekitar 27.359 judul artikel. Sesuai data terbaru yang penulis dapatkan dari Divisi Layanan Digital Perpustakaan USU, berikut ini merupakan nama-nama database jurnal yang dilanggan oleh Perpustakaan USU, antara lain : No Database Jumlah Judul Artikel 1 ProQuest 17.989 2 EBSCO 5.374 3 Westlaw 962 4 TEEAL 200 5 Institute of Physics (IOP) Science 110 6 Emerald 200 7 SpringerLink 2.524 Jumlah 27.359 Berdasarkan pengamatan awal, pengguna pada Perpustakaan USU cabang Fakultas Kedokteran umumnya menggunakan database jurnal elektronik seperti PubMed, e- Medicine, New England Journal of medicine (NEJM) dan MedlinePlus. Hal ini dikarenakan penggunaan jurnal elektronik lebih mudah dan cepat dibanding jurnal tercetak. Jurnal tercetak sering terjadi keterlambatan perolehan informasi, penggunaan dan pelayanan yang terbatas, pemesanan membutuhkan waktu yang lama, tahun terbit yang belum jelas untuk diterbitkan, harga lebih mahal dan jika dilanggan banyak jurnal yang tidak diterbitkan. Selain itu, Perpustakaan USU cabang Fakultas Kedokteran mempunyai jurnal tercetak yang diterbitkan sendiri oleh Fakultas Kedokteran yaitu Majalah Kedokteran Nusantara. Jurnal tercetak tersebut tidak diterbitkan kembali, karena Perpustakaan USU cabang Fakultas Kedokteran telah banyak melanggan jurnal-jurnal tercetak dari penerbit lain. Berdasarkan data di atas, penulis berkeinginan meneliti lebih mendalam mengenai tingkat pemanfaatan jurnal tercetak dengan jurnal elektronik untuk kebutuhan informasi mahasiswa. Oleh karena itu, penulis menetapkan judul penelitian mengenai Perbandingan Pemanfaatan Jurnal Tercetak Dengan Jurnal Elektronik Untuk Kebutuhan Informasi Mahasiswa Di Perpustakaan USU cabang Kedokteran.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah perbandingan pemanfaatan jurnal tercetak dengan jurnal elektronik untuk kebutuhan informasi mahasiswa? 2. Bagaimanakah kendala dalam pemanfaatan jurnal tercetak dengan jurnal elektronik di Perpustakaan USU cabang Kedokteran? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pemanfaatan jurnal tercetak dengan jurnal elektronik untuk kebutuhan informasi mahasiswa di Perpustakaan USU cabang Kedokteran. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Perpustakaan USU cabangkedokteran, sebagai bahan masukan dalam pengembangan perpustakaan khususnya dalam mengetahui tingkat pemanfaatan jurnal tercetak dengan jurnal elektronik untuk kebutuhan informasi mahasiswa di Perpustakaan USU cabang Kedokteran. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang berhubungan. 3. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu perpustakaan dan informasi, serta pemahaman tentang perbandingan dan kendala dalam pemanfaatan jurnal tercetak dengan jurnal elektronik untuk kebutuhan informasi mahasiswa. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penulis memberi batasan ruang lingkup penelitian yang terfokus pada perbandingan jurnal tercetak dan jurnal elektronik di Perpustakaan USU cabang Kedokteran, meliputi tujuan pemanfaatan, kendala dan kebutuhan informasi mahasiswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa terbitan berseri biasanya direncanakan untuk terbit terus menerus dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dikelola oleh sekelompok orang yang pada umumnya disebut redaksi (p. 13). Menurut Siregar (1998) terbitan berseri terbagi kedalam 12 jenis terbitan, antara lain : 1. Umum, adalah majalah yang memuat tulisan-tulisan berbagai bidang tertentu, seperti warna sari, Inti Sari, dan lain-lain. 2. Khusus adalah majalah yang memuat tulisan-yulisan tentang bidang tertentu, seperti kesehatan, kedokteran, manajemen, pendidikan, komputer, dan lainlain. Jenis terbitan berkala : 1. Majalah (magazine) 2. Serial (serials) termasuk periodical, annual laporan tahunan, year book (buku tahunan), proceeding. 3. Bulletin, diterbitkan oleh badan pemerintah, perkumpulan, badan lain, biasanya diberi nomor urutan. 4. Pamplet (pamphlet), terdiri dari beberapa halaman tanpa jilid. 5. Abstrak (abstract) 6. Annual. 7. Brosur (brochure) 8. Kumulatif (commulative), merupakan bibliografi untuk satu tahun atau periode tertentu. 9. Harian (daily), surat kabar. 10. Jurnal (journal), penerbitan khusus oleh satu badan perkumpulan, memuat hal yang baru dan laporan untuk hal-hal khusus. 11. Berita (news/bulletin) 12. laporan (reports), diterbitkan oleh badan tertentu, instansi (p. 15). Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik. 2.2. Jurnal Jurnal merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang dibutuhkan oleh pengguna untuk menemukan informasi tentang penemuan ilmiah terkini (current). Dalam hal pengelompokkan koleksi perpustakaan, pada dasarnya jurnal termasuk ke dalam kategori koleksi serial. Adapun pengertian jurnal menurut HighBeamTMResearch, Inc (2012) adalah:

Journal is the collection and periodic publication or transmission of news and the result of research through media (p. 1) Artinya bahwa jurnal merupakan suatu koleksi dan terbitan berkala atau transmisi mengenai berita dan hasil-hasil penelitian mengenai media. Sedangkan Lasa (1994) mengemukan bahwa jurnal ialah terbitan dalam bidang tertentu oleh instansi, badan, organisasi profesi maupun lembaga keilmuan. Terbit secara berkala dan teratur berisi informasi ilmiah, hasil penelitian, prosiding seminar, maupun pertemuan ilmiah yang lain (p. 16). Dari pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa jurnal merupakan suatu terbitan berkala yang berbentuk majalah yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan. 2.2.1 Jenis-jenis Jurnal Pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal tercetak dan jurnal elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, jenis jurnal makin beraneka ragam, sebagaimana Chen (2001) mengkategorikan jenis jurnal sebagai berikut : (1) Print Only (P), These were titles that are only available in print format, (2) Electronic Priced Separately (E), These were journals with electronic version that were available with surcharge or were priced separately, (3) Combination Price (C), these were the electronic version of print journals that were offered free online with print subscription, (4), Aggregated Pricing (A), titles that were available for purchase as a collection through publisher (p. 365). Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa jurnal terbagi atas 4 (empat) jenis, antara lain: 1. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk tercetak. 2. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk elektronik. 3. Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak. 4. Jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online. 2.2.2 Jurnal Tercetak Sebagai sumber informasi mutakhir jurnal tercetak dan jurnal elektronik merupakan salah satu unsur dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan terkini kepada pengguna perpustakaan.

Dalam Buku Pegangan Gaya Penulisan, Rifai (1995) mengemukakan bahwa Jurnal tercetak adalah terbitan berkala yang berbentuk pamplet berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal berarti terbitan berkala yang berbentuk pamplet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan (p. 57-95). Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan yang banyak diminati pengguna yang membutuhkan informasi. 2.2.3 Jurnal Elektronik Pada umumnya telah diketahui bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang berbentuk digital/tidak tercetak atau dikenal dengan jurnal online, sebagaimana para pakar berikut mendefinisikan tentang jurnal elektronik, antara lain : Tresnawan (2005), mengemukakan bahwa Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf) (p. 1). Adapun menurut LIPI (2005), Jurnal elektonik (e-journal) adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah (p. 1). Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau web yang telah diformat secara khusus untuk dapat diakses oleh pengguna yang membutuhkan informasi ilmiah. 2.2.3.1 Jurnal Elektronik Berbasis Web Jurnal elektronik yang hanya tersedia pada basis web memberikan pelayanannya pada internet atau word wide web, sehingga dalam pemanfaatannya membutruhkan seperangkat teknologi komputer yang terkoneksi ke internet. Menurut Bradley dikutip oleh Muntashir (2005), pada dasarnya jurnal online adalah suatu jurnal yang dikonversi kedalam bentuk digital dan ditempatkan pada database yang hanya dapat diakses melalui internet (p. 9).

Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa jurnal berbasis web atau yang dikenal dengan jurnal online merupakan jurnal dalam waktu mengaksesnya membutuhkan seperangkat teknologi komputer yang terkoneksi ke internet. 2.3 Pemanfaatan Jurnal Elektronik Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan. Definisi di atas merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003) yang menyatakan bahwa Pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri (p. 711). 2.4 Perbandingan Jurnal Elektronik dengan Jurnal Tercetak Jurnal elektronik merupakan bagian dari koleksi terbitan berseri dimana memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Hal ini menyebabkan pengguna lebih memilih menggunakan jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak, selain hemat waktu juga menghemat biaya dan tenaga, sesuai dengan pendapat Tresnawan (2005) yang menyatakan bahwa: Dibandingkan dengan jurnal tercetak jurnal elektronik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya dari segi kemuktahiran. Jurnal elektronik sering kali sudah terbit sebelum jurnal cetak diterbitkan sehingga dalam kecepatan penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan (p. 2). Selanjutnya mengenai perbandingan jurnal elektronik dengan jurnal tercetak menurut Tresnawan (2005) dapat dipaparkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak No Kriteria Elektronik Tercetak 1 Kemuktahiran Mutakhir Mutakhir 2 Kecepatan Cepat Lambat 3 Penyimpanan Sangat mengirit tempat Makan Tempat 4 Pemanfaatan 24 Jam Terbatas Jam buka 5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri 6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat 7 Waktu penelusuran Cepat Lama 8 Keamanan Lebih aman Kurang aman 9 Manipulasi Dokumen Sangat mudah Tidak bisa 10 Langganan dengan Judul biasa lebih Judul lebih sedikit harga yang sama Banyak 11 Harga total Langganan Jauh lebih murah Lebih mahal Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jurnal elektronik lebih banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak baik dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Dengan adanya kelebihan yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan pengguna dalam mencari informasi khususnya dalam hal penelusuran jurnal online/elektronik, namun disamping itu jurnal elektronik memiliki kelemahan dimana untuk mengakses jurnal harus melalui komputer yang tentunya membutuhkan energi listrik, jadi apabila terjadi pemadaman listrik jurnal online tidak dapat diakses. Perpustakaan dalam hal ini tentunya perlu meyediakan koleksi selain koleksi tercetak yang sudah ada demi memenuhi tuntutan perkembangan IPTEK yang sedang terjadi yaitu salah satunya dengan menyediakan koleksi elektronik. Tresnawan (2004) menyatakan bahwa Salah satu sumber informasi di internet untuk pengembangan layanan perpustakaan adalah jurnal elektronik (e-journal) (p. 1). Dengan adanya koleksi elektronik diharapkan perpustakaan dapat menyediakan informasi sesuai dengan kriteria informasi yang di butuhkan oleh sivitas akademika yaitu cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga, dan terkini.

2.5 Strategi Pemanfaatan/Penelusuran Jurnal Elektronik Ketika pengguna informasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat, pengguna informasi harus melakukan strategi penelusuran informasi, yang salah satunya yaitu menelusur dengan memasukkan keyword ke dalam search engine yang telah tersedia. Dikaitkan dengan kegiatan perpustakaan perlunya strategi penelusuran informasi Pendit (2008) yang menyatakan bahwa: Dibidang perpustakaan dan informasi, keberakasaraan informasi ini segera dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkana secara benar sejumlah informasi yang tersedia di internet. Hal yang perlu di perhatikan dalam memanfaatkan teknologi internet ini pengguna (user) diharapkan memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran agar dalam penelusuran bisa lebih efektif dan efisien (p. 119). Mengingat hal tersebut di atas maka pengetahuan tentang strategi penelusuran jurnal elektronik perlu dimiliki oleh siapa saja yang memanfaatkan internet sebagai sumber dalam mencari informasi (jurnal elektronik) agar pemakaian fasilitas on-line yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Secara singkat mengapa strategi penelusuran jurnal elektronik di internet ini diperlukan karena: 1. Informasi yang tersedia sangat banyak dan luas dan beraneka ragam. 2. Untuk memperoleh informasi yang relevan. 3. Untuk menghamat waktu pencarian. 4. Untuk mempermudah pencarian. 2.6 Konsep Kebutuhan Informasi Pada dasarnya setiap manusia butuh akan informasi, dimana dengan adanya informasi menjadikan manusia itu sendiri kaya akan pengetahuan baik itu yang bersifat ilmiah maupun sosial. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (1983), pengertian kebutuhan informasi sebagai berikut, when the current state of possessed knowledge is less than needed, yang berarti bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong untuk mencari informasi (p. 5).

Pada umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang cepat dan beragam, artinya pengguna perpustakaan tidak hanya membutuhkan informasi sesuai bidang yang sedang didalami tetapi juga sering kali membutuhkan informasi lain untuk memperkaya ilmunya, untuk itu dibutuhkan adanya pelayanan perpustakaan yang senantasa dapat memuaskan pengguna perpustakaan. Mendukung pernyataan di atas, Chaudry (1993) mengemukakan: Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (p. 8). Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi pemakai dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai. Sehubunga dengan kebutuhan informasi pengguna. Chowdhury (1999), menyatakan bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu. Selanjutnya Chowdhury (1999) menyatakan bahwa sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain: a) mempunyai konsep yang relatif, b) berubah pada periode tertentu, c) berbeda antara satu orang dengan orang lain, d) dipengaruhi oleh lingkungan, e) sulit diukur secara kuantitas, f) sulit diekspresikan, g) seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain (p. 92). Sedangkan menurut Hartono (2000) Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (p. 692).

Sesuai dengan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa definisi kebutuhan informasi adalah sesuatu yang datang dari diri sesorang atas tuntutan untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mengatasi segala kekurangan pengetahuannya. 2.6.1 Jenis Kebutuhan Informasi Jenis kebutuhan informasi bagi pengguna informasi sangat beraneka ragam. Berikut ini beberapa pengertian tentang jenis kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli. Taylor (1996 ), Taylor membagi empat lapisan atau tingkatan yang dipikirkan manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti : 1. Kebutuhan yang mendalam (visceral need) yaitu ketika informasi itu benar-benar belum dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikatkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya atau hal ini sering juga disebut sebagai kebutuhan. 2. Kebutuhan yang disengaja (concius need) ketika seseorang mulai mencari apa sesungguhnya informasi yang ia butuhkan sehingga ia mnecari informasi tersebut. 3. Kebutuhan yang dibentuk (formalized need) yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannnya kepada orang lain. 4. Kebutuhan yang dirumuskan (compromised need) yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi dengan kondisi tertentu (p.178). Sedangkan Yusuf (1995) mengemukakan bahwa Informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: 1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya. 2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesame anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik (p. 10). bahwa: Pendapat lain dikemukakan oleh Diao yang dikutip Mustangimah (1998), Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi

subjektif yaitu kebutuhan informasi yang disadari oleh seorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan (p. 5). Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jenis kebutuhan informasi yang mutakhir, spesifik, objektif dan pengembang bagi pengetahuan manusia sehingga dapat menyelesaikan masalah. 2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Manusia membutuhkan informasi karena adanya faktor-faktor tertentu yang mendorongnya untuk mencari informasi, sesuai dengan pendapat Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006), Ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: a) Jenis pekerjaan, b) Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan, c) Waktu, d) Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi), dan e) Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi (p. 93). oleh: Sedangkan Menurut Sulistyo-Basuki (2004) kebutuhan informasi ditentukan 1. Kisaran informasi yang tersedia; 2. Penggunaan informasi yang akan digunakan; 3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masingmasing pemakai; 4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi (p. 396). Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya.